Teori Akuntansi
DOSEN PENGAMPU:
Dr. AFRIZAL, S.E., M.Si., Ak., CA.
KHAIRUNNISA C1C019031
Teori Paragdigma deskriptif
● Penafsiran ini dapat digambarkan sebagai berikut: system semantik adalah transaksi
dan pertukaran tercatat dalam voucher, jurnal dan buku besar bisnis.Hasil ini kemudian
disimpulkan berdasarkan lokasi dan asumsi akuntansi biaya historis. Sebagai contoh,
kami mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan dicatat dan nilai pasar nilai aktiva dan
kewajiban diabaikan. Kami lalu menggunakan akuntansi double-entry dan prinsip-
prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba rugi dan posisi keuangan.
Proposisi individu diverifikasi setiap kali laporan diaudit dengan memeriksa perhitungan
dan manipulasi. Dengan cara ini teori biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali.
Teori Normatif
● Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli
apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori normative berusaha untuk
membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode
pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori
normative sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat
deduktif). Alasannya teori normative bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi
dihasilkan dari kegiatan “semi-research”.
Pendekatan ilmiah diterapkan untuk akuntansi Kesalahpahaman tujuan
● . Audit adalah proses verifikasi yang diterapkan pada input dan proses akuntansi.
Auditor tidak memverifikasi output untuk menyesuaikan dengan satu ukuran ekonomi
yang unik dari profit, tetapi memberikan pendapat tentang apakah laporan keuangan
sesuai dengan kerangka kerja pelaporan yang berlaku. Di samping itu, tergantung pada
yurisdiksi, auditor memberikan pendapat tentang apakah laporan menyajikan secara
wajar, dalam semua hal material, atau memberikan pandangan yang benar dan adil.