PENDAHULUAN
Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan
adalah suatu pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab
memasukkan nilai wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang
masih rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu
investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi jangan
meninggalkan reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.
Measurement perspective dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin
relevannya informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka
reaksi investor terhadap informasi tersebut akan semakin besar. Namun demikian,
measurement perspective juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value yang dapat
dimasukkan dalam laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak mengakibatkan
menurunnya reliabilitas laporan keuangan tersebut. Measurement perspective berusaha
untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi.
reference point). Utility function. PT. Dalam domain laba, orang risk averse;
dalam domain rugi, orang risk seeking. Fungsi utilitas adalah cekung pada domain laba
dan cembung pada domain rugi. EUT. Orang diasumsikan selalu bersikap risk
averse. Fungsi utilitas adalah cembung baik pada domain laba maupun pada domain
rugi Loss aversion PT. Loss aversion adalah tendensi orang lebih mengutamakan
menghindari rugi daripada memperoleh laba. Rugi memiliki kekuatan (power)
psikologis sebanyak dua kali lipat daripada laba. Overweight terhadap rugi dan
underweight terhadap laba. Berubah 1% dari 2% ke 3% lebih bernilai besar daripada
berubah 1% dari 30% ke 31% (diminishing sensitivity). EUT. Laba atau rugi tidak
dapat didefinisikan karena teori ini tidak memiliki reference point untuk mengukur laba
atau rugi tersebut. 2. Apakah Beta Mati? Beta adalah pengukur volatilitas return suatu
sekuritas terhadap return pasar. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga suatu
saham tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar. Beta pasar diestimasi
dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, misalnya 200 hari untuk return
harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM. Beta merupakan konsep yang
penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan pengukur risiko sistematis
suatu sekuritas terhadap risiko pasar. Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat
didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini menggambarkan faktor ekonomi secara
keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas yang ada. Apabila fluktuasi return
suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut bernilai 1.
Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama dengan risiko pasar.
Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode 19631990, menemukan
pengujian untuk menjawab pertanyaan bagaimana harga historis (hystorical price data)
bergerak (berubah) sebagai konsekuensi dari adanya kejadian atau pengamatan. Untuk
kuatnya suatu pernyataan atau bukti akan adanya anomali pasar, perlu adanya dukungan
yang tidak sedikit. Artinya, beberapa penelitian harus memiliki kesimpulan yang tidak
jauh berbeda satu sama lain. Dalam teori keuangan, dikenal sedikitnya empat macam
anomali pasar. Keempat anomali tersebut adalah anomali perusahaan ( firm anomalies),
anomali musiman (seasonal anomalies), anomali peristiwa atau kejadian (event
anomalies), dan anomali akuntansi (accounting anomalies). B. Alasan Lain yang
Mendukung Pendekatan Pengukuran Mengapa measurement perspective mengusulkan
untuk memasukkan informasi yang bernilai lebih relevan (more value-relevant
information) dalam laporan keuangan pokok, padahal teori pasar modal efisien
berimplikasi bahwa catatan kaki dan pengungkapan lain sudah cukup? Berdasarkan
information perspective, historical cost digunakan sebagai basis akuntansi dan
mengandalkan pengungkapan penuh untuk meningkatkan manfaat informasi akuntansi
bagi investor. Bentuk pengungkapan tidak penting, yang penting adalah bahwa
diasumsikan banyak rational investor dan informed investor yang bereaksi cepat
terhadap informasi akuntansi. Riset empiris tentang efisiensi pasar modal telah
mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba bermanfaat bagi pasar. Akan tetapi,
ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan information pespective, seperti (1) laba hanya
direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%, (2) pasar modal mungkin tidak seefisien yang
diduga, dan (3) tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan
meningkat. Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa measurement
pada measurement perspective. Dalam hal ini, perusahaan (bukan investor) menyiapkan
penilaian tentang risiko karena perusahaan lebih mengerti risiko yang mereka hadapi
daripada investor. Pengungkapan risiko ini memiliki potensi yang besar dalam decision
usefulness. Akuntan dapat memproteksi diri dengan penggunaan measurement
perspective dengan mengadopsi fair value seperti mark-to-market. Akuntan dapat secara
eksplisit menjawab tuntutan hukum masyarakat dengan mengatakan bahwa laporan
keuangan telah mengantisipasi perubahan nilai instrumen keuangan apakah akan
mengarah ke kelangsungan hidup atau ke kebangkrutan. Dalam hal ini estimasi dan
judgment banyak digunakan. Karena itu, akuntan dapat mengadopsi fair value hanya
apabila dengan pengukuran tersebut reliabilitas informasi keuangan tidak berkurang.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi pendekatan pengukuran
Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan
adalah suatu pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab
memasukkan nilai wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang
masih rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu
investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi jangan meninggalkan reliabilitasnya
dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.
Measurement perspective dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin
relevannya informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka
reaksi investor terhadap informasi tersebut akan semakin besar. Namun demikian,
measurement perspective juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value yang dapat
dimasukkan dalam laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak mengakibatkan
menurunnya reliabilitas laporan keuangan tersebut. Measurement perspective berusaha
untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi. Akuntan mengambil tanggungjawab
untuk membantu investor dengan cara menggunakan pengukuran fair value terhadap
laporan keuangan pokok. Akan tetapi, sesuai dengan SFAC 2 menyatakan bahwa ada
dua kualitas informasi pokok, yaitu relevansi dan reliabilitas, yang harus dijaga
keseimbangannya.
Apabila hanya memperhatikan relevansi, maka reliabilitas akan berkurang dan
menyebabkan laporan keuangan tidak bisa diaudit. Akuntan publik yang merupakan
ujung tombak profesi akuntansi tidak lagi bisa berjalan karena laporan keuangan tidak
bisa diaudit. Karena itu, batasan measurement perspective adalah berusaha untuk
menggunakan pengukuran yang berorientasi pada fair value terhadap laporan keuangan
pokok asalkan kualitas reliabilitas laporan keuangan pokok tersebut tidak berkurang.
A. Apakah Pasar Saham Efisien Sepenuhnya?
1. Teory Prospek
Kahneman dan Tversky (1979) menyajikan bukti empiris terjadinya
pelanggaran aksioma EUT (Expected Utility Theory). Berdasarkan aksioma
EUT, dalam kondisi ketidakpastian, orang akan memilih pilihan yang
menghasilkan expected utility terbesar.
Mereka menamainya teori prospek (prospect theory). Teori prospek
adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan
dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan
keputusan individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa
terjadi di ilmu ekonomi. Aksioma-aksioma dalam teori prospek (PT) meliputi:
Reference point
PT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan reference point,
bukan nilai absolut laba atau rugi tersebut. Utilitas adalah fungsi dari
reference point).
Utility function.
PT. Dalam domain laba, orang risk averse; dalam domain rugi, orang
risk seeking. Fungsi utilitas adalah cekung pada domain laba dan
adalah cembung baik pada domain laba maupun pada domain rugi
Loss aversion
PT. Loss aversion adalah tendensi orang lebih mengutamakan
menghindari rugi daripada memperoleh laba. Rugi memiliki kekuatan
(power) psikologis sebanyak dua kali lipat daripada laba. Overweight
(diminishing sensitivity).
EUT. Laba atau rugi tidak dapat didefinisikan karena teori ini tidak
memiliki reference point untuk mengukur laba atau rugi tersebut.
B.
terhadap informasi akuntansi. Riset empiris tentang efisiensi pasar modal telah
mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba bermanfaat bagi pasar.
Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan information
pespective, seperti (1) laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%, (2) pasar
modal mungkin tidak seefisien yang diduga, dan (3) tuntutan tanggungjawab
hukum oleh masyarakat terhadap akuntan meningkat. Ketiga alasan tersebut
mendasari
adanya
kemungkinan
bahwa
measurement
perspective
dapat
BAB III
PENUTUP
A. K