Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DISUSUN OLEH :

NAMA: RIZKI ZALSABILA

NIM: N21021078

CI RUANGAN PEMBIMBING

…………………… ……………………

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022/2023
A. PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi
buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 2020).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Mochtar, 2020). Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana
penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam
atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Sarwono,
2019).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum
(HG) adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trisemester II) yang ditandai
dengan rasa mual dan muntah berlebihan dalam waktu relatif lama bila terjadi terus
menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan berat badan berkurang.

B. ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.Faktor-faktorpredisposisi yang dikemukakan
(Rustam Mochtar, 2020).
 Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG
 Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabollik akibat kehamilan sertaresitensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan
salah satu respon darijaringan ibu terhadap janin.
 Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadapkehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mualdan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
 Faktor endokrin lainnya: hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

C. TANDA DAN GEJALA


1). Tingkat I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
 Dehidrasi : turgor kulit turun
 Nafsu makan berkurang
 Berat badan turun
 Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke
esophagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas

2). Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
 Turgor kulit makin turun
 Lidah kering dan kotor
 Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
 Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
 Nadi kecil karena volume darah turun
 Suhu badan meningkat
 Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
 Oliguria
 Anuria
 Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam
hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan
pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.

3). Tingkat III


a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory Weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
 Nistagmus
 Diplopia
 Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
 Ikterus semakin berat
 Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin
tajam
h. Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria (Rustam Mochtar, 2020)

D. KLASIFIKASI/STADIUM
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh,
sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum
menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan:
1. Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun danmerasa nyeri
pada epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit dantekanan darah
sistolik turun, turgor kulit mengurang, lidah mongering dan matacekung.
2. Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang,lidah
mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadangnaik dan
mata sedikit ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung,tensi turun,
hemokonsentrasi oliguria dan konstipasi. Aseton dapat terciumdalam hawa
pernafasan, karena pempunyai aroma yang khas dan dapat puladitemukan dalam
kencing.
3. Tingkatan III :
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makinmenurun
hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat ensefalopatiwerniche yang
ditandai dengan : nistagmus, diplopia, gangguan mental,kardiovaskuler ditandai
dengan: nadi kecil, tekanan darah menurun, dantemperature meningkat,
gastrointestinal ditandai dengan: ikterus makin berat,terdapat timbunan aseton
yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam.Keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin Bkompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati (Prawirohardjo Sarwono, 2019).

E. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan
tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena okisidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik, dan aseton dalam darah.Kekurangan volume cairan yang diminum dan
kehilangan karena muntahmenyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.Selain itu, dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini menyebabkan
jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat
metabolik yang toksik.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih
banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan
operatif (Lowdwmik Jensen, 2018).
F. PATHWAYS (Mochtar Rustam, 2020)

Faktor predisposisi : Faktor psikologis : Faktor organic :


kehamilan ganda, stress, kurang antigen baru, janin dan
molahidatidosa support sosial plasenta, vili korialis

HCG dan estrogen Motilitas Berlawanan dengan


naik gastrointestinal antigen ibu, masuk
menurun ke dalam sirkulasi
peredaran darah ibu

Merangsang SSP Merangsang Perubahan metabolik


hipotalamus

Aktivitas dan stimulasi CT2

Asam lambung naik

Hyperemesis gravidarum

Defisiensi nutrisi

Cadangan
Energi
lemak & KH
habis

Glukosa Kelemahan
darah dan
otak
menurun
Intoleransi
aktivitas

Pusing,sakit
kepala

Nyeri akut
G. PENATALAKSANAAN (Manuaba Ida Bagus, 2019)
1. Pencegahan
 Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan
sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
 Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
 Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
 Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.

2. Obat – obatan
 Sedativa : Phenobarbital
 Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B –kompleks
 Anti histamine : dramamin, avomin
 Anti emetik (pada keadaanlebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah
sakit.

3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerahdanperedaran
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokterdan perawat yang
boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntahberhenti pada penderita
mau makan.Tidak diberikan makanan atau minumandan selama 24 jam. Kadang –
kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akanberkurang atau hilang tanpa
pengobatan.

4. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir.Yakinkan penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya
dapat menjadi latarbelakang penyakit ini.

5. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukosa 5%
dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat ditambah kaliumdan vitamin
(vitamin B komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapatdiberiakan asam
amino secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidakmuntah dan keadaan
umum membaik dapat diberikan minuman dan lambatlaun makanan yang tidak
cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnyagejala – gejala akan berkurang
dan keadaan akan bertambah baik.

6. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaanmedik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium,takikardi, ikterus, anuria dan
perdarahan dalam keadaan demikian perludipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan keadaan yang memerlukanpertimbangan gugur kandung diantaranya:
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen
sampaikoma, terjadi gangguan jiwa.
b. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina,
kemunduranpenglihatan.
c. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal
dalambentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat,tekanan darah menurun.

7. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini
kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan .Makanan ini rendah dalam
semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

H. Konsep Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama
pasien dalam menentukan kebutuhan pasien dengan melakukan pengkajian,
penentuan
diagnosa, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, serta pengevaluasian hasil
asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien dan berorientasi pada tujuan
(Zakiyyah,Wardah 2022)
1. Pengkajian Keperawat
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik
secara bio,pisiko, sosial dan spiritual (Zakiyyah, Wardah 2022)
1) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor
dan nomor registrasi.

2) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi,
DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat pada saat sebelum awal kejadian dan lamanya mual dan
muntah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM,
Hipertensi, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin dapat
diturunkan kepada pasien.

3) Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Sekarang
Pengetahuan tentang keperawatan kehamilan sekarang.
b. Pola Nutrisi Dan Metabolisme
Pada pasien HEG biasanya terjadi penurunan/peningkatan nafsu makan.
c. Pola Aktivitas
Pada pasien HEG pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat
lelah, dan didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan
dan nyeri.
d. Pola Eliminasi
Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau.
e. Gangguan Pola Tidur
Pada pasien HEG terjadi perubahan pola istirahat dan tidur karena adanya
rasa mual dan muntah.
f. Pola Hubungan Dan peran
Peran pasien dalam keluarga meliputi hubungan pasien dengan keluarga
dan orang lain.
g. Penanggulangan Stres
Biasanya pasien sering melamun dan cemas.
h. Pola Sensori Dan Kognitif
Pola sensori pasien merasakan pusing, mual dan muntah.
i. Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilannya, lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis pasien terjadi perubahan konsep
diri antara lain body image dan ideal diri.
j. Pola Reproduksi Dan Social
Selama masa kehamilan, ibu tidak mengalami menstruasi. Terjadi
disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena terjadinya kehamilan.
k. Pola Keyakinan dan Spiritual
Pasien yang menganut agama islam selama hamil diperbolehkan
melaksanakan ibadah.

4) Keadaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi:
a. Keadaan umum, keadaan umum pasien biasanya lemah
b. Tanda-tanda vital, Tekanan darah normal atau menurun <120/90mmHg
Nadi meningkat >80 kali permenit, suhu meningkat > 37,5 C dan respirasi
meningkat.

5) Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)


Pemeriksaan Fisik Meliputi:
a. Kepala, Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut
dan keadaan kulit kepala.
b. Muka, Terlihat pucat dan tampak menahan sakit
c. Mata, Anemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah segar atau
merah pucat, sclera putih atau kuning.
d. Hidung, Ada terdapat polip atau tidak, bersih atau kotor
e. Gigi, Bersih atau kotor, ada karies atau tidak
f. Lidah, Bersih atau kotor
g. Bibir, Lembab atau kering
h. Telinga, Bersih atau kotor, ada benjolan kelenjar tiroid atau tidak.
i. Abdomen, Suara Abdomen, adanya distensi, adanya hepatosplenomegali,
tanda Murpy, berapa tinggi fundus uterinya, bagaimana dengan bising
usus dan adakah nyeri tekan atau tidak.
j. Thoraks, Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi intercostal,
pernapasan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan
frekuensi pernapasan.
k. Payudara, Perlu dikaji bentuk payudara, puting susu menonjol atau tidak
dan pengeluaran ASI
l. Genetalia, Ada edema atau tidak, adakah kelainan pada genetalia pasien.
m. Ektermitas, Simetris atau tidak, ada terdapat oedema atau tidak.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Terkait


Merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat,
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensial (SDKI 2017).
1). Nyeri Akut b.d Agen Pencedera fisik (D.0077)
2). Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan (D.005)

3. Intervensi Keperawatan (SIKI-SLKI 2018)

No Dx. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


. Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan Tindakan Observasi
Agen Pencedera keperawatan ... diharapkan 1. Identifikasi karakteristik, durasi, frekuensi,
fisik (D.0077) nyeri berkurang bahkan kualitas, intensitas nyeri,
hilang dengan Kriteria Hasil : 2. Identifikasi Skala Nyeri
 Mampu mengontrol 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
nyeri (tahu penyebab, 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
mampu menggunakan memperingan rasa nyeri
teknik nonfarmakologi 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
untuk mengurangi tentang nyeri
nyeri, mencari bantuan) 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
 Melaporkan bahwa respon nyeri.
nyeri berkurang 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
 Mampu mengenali hidup
nyeri (skala, intensitas, 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer
frekuensi dan tanda yang sudah diberikan
nyeri) 9. Monitor efek samping penggunaan analgetic
 Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri Terapeutik
berkurang 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misal TENS
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing kompres hangat/dingin,
terapi bermain
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 10
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Intoleransi Setelah dilakukan Tindakan Observasi
Aktivitas b.d keperawatan ... diharapkan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Kelemahan (D.005) toleransi aktivitas meningkat mengakibatkan kelelahan
dengan Kriteria Hasil : 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Kemudahan melakukan 3. Monitor pola dan jam tidur
aktivitas sehari – 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
harimeningkat melakukan aktivitas
 Keluhan lelah menurun
 Sianosis menurun Terapeutik
 Perasaan lemah 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
menurun stimulus
 Frekuensi nadi 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau
membaik aktif
 Warna kulit membaik 3. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
 Tekanan daran
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
membaik
tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan

Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan atau Implementasi merupakan tahap keempat dari
proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan
intervensi/ aktivitas yang telah ditemukan, pada tahap ini perawat siap membantu
pasien atau orang terdekat menerima stress situasi atau prognosis, mencegah
komplikasi, membantu program rehabilitas individu, memberikan informasi
tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan pengobatan (Zakiyyah,
Wardah 2022).

5. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.Evaluasi merupakan
tahap akhir dari proses keperawatan (Zakiyyah, Wardah 2022).
Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu
Proses Formatif dan hasil sumatif. Proses Formatif berfokus pada aktivitas dari
proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan, evaluasi
proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan dilaksanakan dan terus
menerus dilaksanakan sampai tujuan tercapai (Zakiyyah, Wardah 2022).
Hasil sumatif berfokus pada perubahan prilaku/status kesehatan pasien pada
akhir tindakanperawatan pasien, tipe ini dilaksanakan pada akhir tindakan secara
paripurna. Disusun menggunakan SOAP dimana :
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara objektif oleh pasien
setelah diberikan implementasi keperawatan
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjek dan objektif apakah telah
tertasi, teratasi sebagian atau belum teratasi
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis Ada tiga
kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan keberhasilan tujuan tindakan
yaitu tujuan tercapai apabila pasien menunjukkan perubahan sesuai kriteria hasil
yang telah ditentukan,tujuan tercapai sebagian apabila jika klien menunjukkan
perubahan pada sebagian kriteria hasil yang telah ditetapkan, tujuan tidak tercapai
jika klien menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali

Anda mungkin juga menyukai