Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I DENGAN POST OP SC DI


RSUD MADANI RUANG SEMANGKA

Disusun Oleh:
Fahrurezi_N21021075

CI Ruangan CI Institusi

(………………………) (………………………..)

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023

LAPORAN PENDAHULUAN

1
A. Pengertian
Sectio Caesarea adalah prosedur pembedahan yang digunakan untuk
melahirkan bayi melalui sayatan yang dibuat pada perut dan rahim ibu. Sectio
Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding depat perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin diatas 500 gram (Sofyan dan Silvana. 2019)

Sectio Caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan


sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran
melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi kendati cara ini semakin
umum sebagai pengganti kelahiran normal. Sectio Caesarea merupakan suatu
persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram.
(Sofyan dan Silvana. 2019)

Dari beberapa pengertian tentang Sectio Caesarea diatas dapat diambil


kesimpulan bahwa Sectio Caesarea adalah suatu tindakan pembedahan yang tujuannya
untuk mengeluarkan janin didalam rahim melalui insisi pada dinding dan rahim perut
ibu dengan syarat rahim harus dalam keadaan utuh dan bobot janin diatas 500 gram.
(Sofyan dan Silvana. 2019)

B. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala yang muncul sehingga memungkinkan untuk dilakukan tindakan sectio
caesarea adalah: (hartati, eli. 2021)
a. Fetal distress
b. His lemah / melemah
c. Janin dalam posisi sungsang atau melintang

d. Bayi besar (BBL ≥ 4,2 kg)


e. Plasenta previa
f. Kalainan letak
g. Disproporsi cevalo-pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul)
h. Rupture uteri mengancam
i. Hydrocephalus
j. Primi muda atau tua

2
k. Partus dengan komplikasi
l. Panggul sempit
m. Problema plasenta

C. Etiologi
Menurut Ayuningtyas, (2018) operasi Sectio Caesarea dilakukan atas indikasi sebagai
berikut:
a Indikasi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, Cefalo Pelvik Disproportion
(disproporsi janin/ panggul), ada sejarahkehamilan dan persalinan yang buruk,
ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan
yang parah, komplikasi kehamilan yaitu pre eklampsia dan eklampsia berat, atas
permitaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan
perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin
seperti bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang
dan lintang, kelainan tali pusat dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali
pusat, terlilit tali pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio
plasenta, plasenta accreta, dan vasa previa. kegagalan persalinan vakum atau
forseps ekstraksi, dan bayi kembar (multiple pregnancy).

D. Patofisiologi

Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi


tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran
kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, preeklamsia dan
eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian
kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi
kembar, kehamilan pada ibu yang berusia lanjut, persalinan yang berkepanjangan,
plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi
lemah dan sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu Sectio Caesarea. Kemudian terjadi adaptasi postpartum, dan terjadi
psikologi, kemudian terjadi taking in taking hold, letting go, kemudian mengajar
mengenai perawatan diri dan bayi kemudian butuh informasi dan terjadinya Defisit
3
pengetahuan. Dan dari fisiologi kemudian terbagi menjadi dua yaitu laktasi kemudian
prolaktin menurun, produksi asi, hisapan menurun dan terjadinya menyusui tidak
efektif. Dan dari infolusi kemudian terjadi pelepasan desidua, kontraksi uterus dan
lochea. Kemudian Anastesi menjadi bedrest. Dari pembatas cairan neoral kemudian
terjadi resiko ketidakseimbangan cairan. Dari bedrest tersebut terjadi penurunan saraf
simpasis kemudian kondisi diri menurun sehingga terjadi restri cedera dan
ketidakmampuan miksi sehingga terjadi gangguan eliminasi urine. Dari bedrest
terjadinya gangguan mobilitas fisik dan penurunan paristaltik kemudian obstipasi
sehingga timbulnya konstipasi. Dan dari insisi terjadi luka kemudian terbagi menjadi
nyeri akut kemudian gangguan pola tidur dan resiko infeksi. (Shavira, dan Fitri Aulia.
2022)

E. Pathway (Sofyan, Khairita Silvana. 2019)

Kelainan / hambatan selama hamil dan proses


persalinan
4
Misalnya: plasenta previa sentralis / lateralis,
panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, ruptur
Sectio Caesarea Kurang Informasi Ansietas
(SC)

Insisi dinding
Luka post Tindakan
op. SC abdomen anastesi

Risiko Imobilisasi
Terputusnya
Infeksi
inkonuitas
jaringan, Gangguan
Perubahan pola Tidur
psikososial pembuluh
darah, dan
Perubahan peran saraf - saraf di Kurangnya
kemampuan
Merangsang pasien untuk
Tidak melakukan
pengeluaran
mampuberad ADL
aptasi histamin dan
dengan prostaglandin
Defisit
Ibu tidak Nyeri Akut
mampu Perawatan
merawat diri Diri
dan bayi Mampu
beradaptasi
Ketidakefek dengan peran Ibu
tifan Proses mengekpresi
Kehamilan Ibu kan
Melahirkan mengekspresi keinginan
kan keinginan untuk
untuk merawat meningkatka
Kesiapan Meningkatkan
Kesiapan
Proses Kehamilan- Meningkakan
Melahirkan Pemberian ASI

5
F. Penatalaksanaan
1) Pemeriksaan penunjang Farmakologi dan Non farmakologi antara lain pemeriksaan
urine, Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam postpartum (jika Hb <10 g%
dibutuhkan suplemen Fe), Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit. (Lestari, Puji, Siti
Haniah. 2021)
2) Terapi
Salah satu penanganan non farmakologis yang dapat diberikan adalah perawatan
luka. Perawatan luka merupakan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa
nyeri dengan cara merawat luka serta memperbaiki asupan makanan tinggi protein
dan vitamin Dan untuk penanganan farmakologis nya yang dapat diberikan biasanya
yaitu ketorolac, tramadol, suprafenid, ceftriaxone, metronidazole. (Lestari, Puji, Siti
Haniah. 2021)

G. Konsep Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama pasien dalam menentukan kebutuhan pasien dengan melakukan pengkajian,
penentuan diagnosa, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, serta pengevaluasian
hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien dan berorientasi pada
tujuan (Zakiyyah, Wardah 2022)

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik secara
bio,pisiko, sosial dan spiritual (Zakiyyah, dan Wardah 2022)
1) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor dan
nomor registrasi.
2) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM,
TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.

6
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat pada saat sebelum inpartu didapatkan cairan ketuban yang keluar
pervaginam secara spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, Hipertensi,
TBC, penyakit kelamin, abortus, yang mungkin dapat diturunkan kepada
pasien.
3) Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Sekarang
Pengetahuan tentang keperawatan kehamilan sekarang.
b. Pola Nutrisi Dan Metabolisme
Pada pasien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyususi bayinya.
c. Pola Aktivitas
Pada pasien nifas pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas
pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, dan
didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
d. Pola Eliminasi
Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau, dan pasien dengan Post Op
Sectio Caesarea untuk BAK melalui dawer kateter yang sebelumnya terpasang.
e. Gangguan Pola Tidur
Pada pasien nifas terjadi perubahan pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri setelah persalinan.
f. Pola Hubungan Dan peran
Peran pasien dalam keluarga meliputi hubungan pasien dengan keluarga dan
orang lain.
g. Penanggulangan Stres
Biasanya pasien sering melamun dan cemas.
h. Pola Sensori Dan Kognitif
Pola sensori pasien merasakan nyeri pada perineum akibat luka jahitan dan
nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif pasien nifas primipara
kurangnya pengetahuan merawat bayinya.
i. Pola Persepsi Dan Konsep Diri

7
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilannya, lebihl-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis pasien terjadi perubahan konsep diri
antara lain body image dan ideal diri.

j. Pola Reproduksi Dan Social


Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
k. Pola Keyakinan dan Spiritual
Pasien yang menganut agama islam selama keluar darah nifas atau masa nifas
tidak diperbolehkan melaksanakan ibadah.
4) Keadaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi:
a. Keadaan umum, keadaan umum pasien biasanya lemah
b. Tanda-tanda vital, Tekanan darah normal atau menurun <120/90mmHg Nadi
meningkat >80 kali permenit, suhu meningkat > 37,5 C dan respirasi
meningkat.
5) Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
Pemeriksaan Fisik Meliputi:
a. Kepala, Meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut dan
keadaan kulit kepala.
b. Muka, Terlihat pucat dan tampak menahan sakit
c. Mata, Anemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah segar atau merah
pucat, sclera putih atau kuning.
d. Hidung, Ada terdapat polip atau tidak, bersih atau kotor
e. Gigi, Bersih atau kotor, ada karies atau tidak
f. Lidah, Bersih atau kotor
g. Bibir, Lembab atau kering
h. Telinga, Bersih atau kotor, ada benjolan kelenjar tiroid atau tidak.
i. Abdomen, ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan luka oprasi
adakah perdarahan, berapa tinggi fundus uterinya, bagaimana dengan bising
usus dan adakah nyeri tekan atau tidak.
j. Thoraks, Perlu dikaji kesimetrisan dada, ada tidaknya retraksi intercostal,
pernapasan tertinggal, suara wheezing, ronchi, bagaimana irama dan frekuensi
pernapasan.
8
k. Payudara, Perlu dikaji bentuk payudara, puting susu menonjol atau tidak dan
pengeluaran ASI
l. Genetalia, Ada oedema atau tidak, adakah pengeluaran lochea dan bagaimana
warnanya
m. Ektermitas, Simetris atau tidak, ada terdapat oedema atau tidak.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Terkait Post SC
Merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat, sebagai
akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial
(SDKI 2017).
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera fisik (D.0077)
2. Gangguan Pola Tidur b.d Post Op Sectio Caesarea (D.0055)
3. Resiko Infeksi Dibuktikan Dengan Efek Prosedur Invasif (D.0142)
4. Resiko Ketidakseimbangan Cairan Dibuktikan Dengan Prosedur Pembedahan
(D.0036)
5. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Nyeri Post SC (D.0054)
6. Konstipasi b.d Kelemahan Otot Abdomen (D.0149)
7. Menyusui Tidak Efektif b.d Anomalia Payudara Ibu (D.0029)
8. Defisit Pengetahuan b.d Kurang Terpapar Informasi (D.0111)

3. Intervensi Keperawatan (SIKI-SLKI 2018)

No Dx Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri Akut b.d Agen Setelah dilakukan Tindakan Observasi


Pencedera fisik (D.0077) keperawatan... diharapkan nyeri
1. Identifikasi karakteristik, durasi,
berkurang bahkan hilang dengan
frekuensi, kualitas, intensitas
Kriteria Hasil:
nyeri,
 Mampu mengontrol nyeri
2. Identifikasi Skala Nyeri
(tahu penyebab, mampu
3. Identifikasi respon nyeri non
menggunakan teknik
verbal
nonfarmakologi untuk
4. Identifikasi factor yang
mengurangi nyeri, mencari
memperberat dan memperingan
bantuan)
rasa nyeri
 Melaporkan bahwa nyeri

9
berkurang 5. Identifikasi pengetahuan dan
 Mampu mengenali nyeri keyakinan tentang nyeri
(skala, intensitas, frekuensi 6. Identifikasi pengaruh budaya
dan tanda nyeri) terhadap respon nyeri.
 Menyatakan rasa nyaman 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
setelah nyeri berkurang kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgetic
Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(misal TENS hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing kompres
hangat/dingin, terapi bermain
2) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3) Fasilitas istirahat dan tidur
4) Pertimbangan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri
10
secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2 Gangguan Pola Tidur b.d Setelah Dilakukan Tindakan Observasi


Post Op Sectio Caesarea Keperawatan…diharapkan
1) Identifikasi pola aktifitas tidur
(D.0055) Gangguan pola tidur Membaik
2) Identifikasi factor pengganggu
dengan kriteria hasil:
tidur
1. Keluhan sulit tidur
3) Indentifikasi makanan dan
meningkat
minuman yang mengganggu
2. Keluhan sering terjaga
tidur
meningkat
4) Identifikasi obat tidur yang
3. Keluhan tidak puas tidur
dikonsumsi
meningkat
4. Keluhan pola tidur berubah Terapeutik

meningkat 1) Modifikasi lingkuungan


5. Keluhan istrahat tidak cukup 2) Batasi waktu tidur siang, Jika
meningkat perlu
6. Kemampuan beraktivitas 3) Tetapkan jadwal tidur rutin
menurun 4) Lakukan prosedur untuk
meningkatkas kenyamanan
5) Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau Tindakan untuk
menunjang siklus tidur terjaga

Edukasi

1) Jelaskan pentingnya tidur selama


sakit
2) Anjurkan menepati kebiasaan

11
waktu tidur
3) Anjurkan menghindari makanan
atau minuman yang mengganggu
tidur
4) Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
5) Ajarkan factor factor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur
6) Ajarkan relaksasi otot auto genik
atau cara non farmakologi
lainnya

3 Resiko Infeksi Dibuktikan Setelah dilakukan Tindakan Observasi


Dengan Efek Prosedur keperawatan diharapkan resiko
1) Monitor tanda dan gejala infeksi
Invasif (D.0142) infeksi mmenurun dengan kriteria
lokal dan sistemik
hasil:
1. Demam menurun Terapeutik

2. Kemerahan menurun 1) Batasi jumlah pengunjung


3. Nyeri menurun 2) Berikan perawatan kulit pada
4. Bengkak menurun area edema
5. Kultur area luka membaik 3) Cuci tangan sebelum dan
6. Kadar sel darah putih sesudah kontak dengan pasien
membaik dan lingkungan pasien
4) Pertahankan teknik aseptik pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi

1) Jelaskan tanda dan gejala


infeksi
2) Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
3) Ajarkan etika batuhk
4) Ajarkan cara memeriksa kondisi

12
luka atau luka operasi
5) Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
6) Anjurkan meningkatkan supan
cairan
Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

4 Resiko Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Tindakan Observasi


Cairan Dibuktikan Dengan keperawatan Di harapkan resiko
1) Monitor status hidrasi
Prosedur Pembedahan ketidakseimbangan cairan
2) Monitor berat badan harian
(D.0036) Meningkat dengan kriteria hasil:
3) Monitor berat badan sesudah
1) Asupan cairan meningkat
dan sebelum dialysis
2) Haluaran urin meningkat
4) Monitor hasil pemeeriksaan
3) Kelembaban membrane
laboratorium
mukosa meningkat
5) Monitor status hemodinamik
4) Edema menurun
5) Dehidrasi menurun Terapeutik

6) Tekanan darah membaik 1) Catat intake-output dan hitung


7) Denyut nadi radial membaik balans cairan 24 jam
8) Tekanan arteri rata rata 2) Berikan asupan cairan, sesuai
membaik kebutuhan
9) Membran Mukosa membaik 3) Berikan cairan intravena, jika
10) Mata cekung membaik perlu
11) Turgor kulit membaik
Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian diuretic,


Jika Perlu

5 Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakaan Observasi


b.d Nyeri Post SC (D.0054) keperawatan Diharapkan masalah
1) Identifikasi adanya nyeri atau
mobilitas fisik meningkat dengan
keluhan fisik lainnya
kriteria hasil:
2) Identifikasi toleransi fisik

13
1) Pergerakan ekstremitas melakukan ambulasi
meningkat 3) Monitor frekuensi jantung dan
2) Kekuatan otot Meningkat tekanan darah sebelum memulai
3) Rentang gerak (ROM) ambulasi
Meningkat 4) Monitir kondisi umum selama
4) Nyeri menurun melakukan ambulasi
5) Kecemasan menurun Terapeutik
1) Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu (misal:
tongkat, kruk)
2) Fasilitasi melakukan mobilisasi
Fisik, jika perlu
3) Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
2) Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan (misal:
berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)

6 Konstipasi b.d Kelemahan Setelah dilakukan tindakaan Observasi


Otot Abdomen (D.0149) keperawatan Diharapkan masalah
1) Identifikasi masalah usus dan
Konstipasi membaik dengan
penggunaan obat pencahar
kriteria hasil:
2) Identifikasi pengobatan yang
1) Kontrol pengeluaran fesef
berefek pada kondisi
meningkat
gastrointestinal
2) Keluhan defekasi lama dan

14
sulit menurun 3) Monitor buang air besar
3) Mengejan saat defekasi 4) Monitor tanda dan gejala diare,
menurun Konstipasi, atau impaks
4) Konsistensi feses membaik
Terapeutik
5) Frekuensi defekasi membaik
6) Peristaltik usus membaik 1) Berikan air hangat setelah makan
2) Jadwalkan waktu defekasi
bersama pasien
3) Sediakan makan tinggi serat

Edukasi

1) Jelaskan makanan yang


membantu meningkatkan
Keteraturan peristaltic usus
2) Anjurkan memcatat warna,
frekuensi, konsistensi, volume
feses
3) Anjurkan meningkatkan aktifitas
fisik, sesuai toleransi
4) Anjurkan pengurangan makanan
yang meningkatkan
pembentukan gas
5) Anjurkan mengonsumsi makanan
yang mengandung tinggi serat
6) Anjurkan meningkatkan asupan
cairan, Jika tidak ada
kontraindikasi

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian obat


supositoiria anall, Jika Perlu

7 Menyusui Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan tindakaan Observasi


Anomalia Payudara Ibu keperawatan Diharapkan masalah
1) Identifikasi kesiapan dan
Menyusui tidak efektif membaik

15
(D.0029) dengan kriteria hasil: kemampuan menerima informasi
1) Perlekatan bayi pada payudara 2) Idemtifikasi tujuan atau
ibu meningkat keinginan menyusui
2) Kemampuan ibu
Terapeutik
memposisikan bayi dengan
benar meningkat 1) Sediakan materi dan media

3) Miksi bayi lebih dari 8 kali/24 Pendidikan Kesehatan

jam meningkat 2) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan

4) Berat badan bayi meningkat sesuai kesepakatan

5) Lecet pada putting menurun 3) Berikan kesempatan untuk


bertanya
4) Dukung ibu dalam meningkatkan
kepercayaan diri untuk menyusui
5) Libatkan system pendukung :
Suami, Keluarga, Tenaga
Kesehatan, dan masyarakat.

Edukasi

1) Berikan konseling menyusui


2) Jelaskan manfaat menyusui bagi
ibu dan bayi
3) Ajarkan 4 posisi menyusui dan
perlekatan (lact on) dengan benar
4) Ajarkan perawatan payudara
antepartum dengan
mengkompres dengan kapas
yang telah diberikan minyak
kelapa
5) Ajarkan perawatan payudara post
partum

8 Defisit Pengetahuan b.d Setelah dilakukan tindakaan Observasi


Kurang Terpapar Informasi keperawatan Diharapkan masalah
1) Identifikasi kesiapan dan
(D.0111) Defisit pengetahuan meningkat
kemampuan menerima

16
dengan kriteria hasil: informasi
1) Perilaku sesuai anjuran 2) Identifikasi factor factor yang
meningkat dapat meningkatkan dan
2) Verbalisasi minat dalam menurunkan motivasi perilaku
belajar meningkat hidup bersih dan sehat
3) Kemampuan menjelaskan
Terapeutik
pengetahuan tentang suatu
topik meningkat 1) Sediakan materi dan media

4) Kemampuan menggambarkan Pendidikan Kesehatan

pengalaman sebelumnya yang 2) Jadwalkan Pendidikan

sesuai dengan topik Kesehatan sesuai kesepakatan

meningkat 3) Berikan kesempatan untuk

5) Perilaku sesuai dengan bertanya

pengetahuan meningkat Edukasi

1) Jelaskan factor resiko yang


dapat mempengaruhi Kesehatan
2) Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
3) Ajrkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan atau Implementasi merupakan tahap keempat
dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan: melaksanakan
intervensi/ aktivitas yang telah ditemukan, pada tahap ini perawat siap membantu
pasien atau orang terdekat menerima stress situasi atau prognosis, mencegah

17
komplikasi, membantu program rehabilitas individu, memberikan informasi tentang
penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan pengobatan (Zakiyyah, Wardah
2022).

5. Evaluasi keperawatan
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi
keperawatan. Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.Evaluasi
merupakan tahap akhir dari proses keperawatan (Zakiyyah, Wardah 2022).
Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu
Proses Formatif dan hasil sumatif. Proses Formatif berfokus pada aktivitas dari
proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan, evaluasi
proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan dilaksanakan dan terus
menerus dilaksanakan sampai tujuan tercapai (Zakiyyah, Wardah 2022).
Hasil sumatif berfokus pada perubahan prilaku/status kesehatan pasien pada
akhir tindakanperawatan pasien, tipe ini dilaksanakan pada akhir tindakan secara
paripurna. Disusun menggunakan SOAP dimana:
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara objektif oleh
pasien setelah diberikan implementasi keperawatan
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjek dan objektif apakah
telah tertasi, teratasi sebagian atau belum teratasi
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis Ada tiga
kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan keberhasilan tujuan tindakan yaitu
tujuan tercapai apabila pasien menunjukkan perubahan sesuai kriteria hasil yang
telah ditentukan,tujuan tercapai sebagian apabila jika klien menunjukkan perubahan
pada sebagian kriteria hasil yang telah ditetapkan, tujuan tidak tercapai jika klien
menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali.

18
Daftar Pustaka

Ayuningtyas, Dumilah, "Etika Kesehatan pada Persalinan Melalui Sectio Caesarea Tanpa
Indikasi Medis Bioethics in Childbirth through Sectio Caesaria without Medical
Indication." Jurnal Mkmi 14.1 (2018): 9-16.

Hartati, dan eli. “Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Ibu Inpartu Indikasi
Preeklampsia Berat Dengan Tindakan Sectio Caesarea Di Ruang Instalasi Bedah
Sentral Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2021. “Diss. Poltekkes
Tanjungkarang, 2021.

Lestari, Puji, Siti Haniah, and Tin Utami. "Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Masalah
Risiko Infeksi Post-Operasi Sectio Caesarea di Ruang Bougenvile RSUD Dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga." Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat. 2021.

Sofyan, dan Khairita Silvana. "Asuhan Keperawatan Pada Ibu Nifas Post Sectio Caesarea
Di Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda." (2019).

Shavira, dan Fitri Aulia. “Asuhan Keperawatan Maternitas Dengan Gangguan Rasa Aman
Nyaman Pada Kasus Post Sectio Caesarea Terhadap Ny. I Di Ruang Kebidanan Rsu
Handayani Kotabumi Lampung Utara Tanggal 3-5 Maret 2022.” Diss. Poltekkes
Tanjungkarang, 2022.

Tim Pokja DPP SDKI PPNI. “Standar Diagnosa keperawatan Indonesia” Edisi 1, Cetakan
III (2017)

Tim Pokja DPP SLKI PPNI. “Standar Luaran keperawatan Indonesia” Edisi 1, (2018)

Tim Pokja DP SIKI PPNI. “Standar Intervensi keperawatan Indonesia” Edisi 1, Cetaka III
(2017)

Zakiyyah, dan Wardah. Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Ny. p dan Ny. N yang
mengalami Nyeri Akut Post op di RSUD Pasar Rebo. Diss. Akademi Keperawatan
Berkala Widya Husada, 2022.

19

Anda mungkin juga menyukai