Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT PADA MASA

KEHAMILAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

OLEH KELOMPOK II:

RISKA ROFIQA (R011191142) AMIR (R011191105)

INTAN SUNARYA (R011191043)

RAHMANIA (R011191111) JULHAIDIN (R011191144)

PRODI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
ABSTRAK
Hiperemesis Gravidarum merupakan masalah yang sering timbul pada masa kehamilan
muda dan biasanya berulang pada kehamilan berikutnya. Hiperemesis Gravidarum terjadi
sedikitnya 1 dari 200 kehamilan. Tujuan pengambilan judul: merupakan tugas kelompok
yang telah ditentukan pada mata kuliah Keperawatan Maternitas II untuk mempelajari
dan memahami asuhan keperawatan pada salah satu penyakit pada masa kehamilan yaitu
Hiperemesis Gravidarum. Metode yang digunakan: membahas asuhan keperawatan pada
penyakit pada masa kehamilan Hiperemesis Gravidarum dengan metode pembelajaran
gallery walk dimana pembahasannya menggunakan poster sebagai media pembelajaran
yang menuangkan informasi tentang Hiperemesis Gravidarum yang bersumber dari
beberapa referensi yang valid. Hasil: pengetahuan peserta yang terdiri dari tiga puluh satu
orang tentang konsep teori masih 60 % dan sisanya belum terlalu menguasai pemahaman
terkait penyimpangan KDM dan faktor predisposisi. Namun partisipan gallery walk yang
merupakan peserta mata kuliah Keperawatan Maternitas II kelas kerjasama cukup
interaktif dalam mencari informasi sehingga mampu menambah wawasan terkait asuhan
keperawatan yang akan diberikan. Kesimpulan: metode pembelajaran ini cukup efektif
untuk mempelajari dan memahami asuhan keperawatan pada salah satu penyakit pada
masa kehamilan yaitu Hiperemesis Gravidarum.
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mual dan muntah pada kehamilan adalah hal yang fisiologis akibat dari
peningktan hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin), dikenal
dengan morning sickness. Sebagian wanita hamil dapat menyesuaikan diri dengan
terapi non farmakologi. Namun adapula yang mual muntahnya berlebih hingga
menimbulkan dehidrasi, kekurangan nutirsi dan ini merupakan sebagian gejala dari
terjadinya Hiperemesis Gravidarum. Hal ini terjadi sedikitnya 1 dari 200 kehamilan.
Kurangnya cairan masuk dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi. Muntah yang berlebih juga menyebabkan resiko kekurangan nutirisi.
Beberapa obat dapat mengurangi mual dan muntah namun beresiko bagi kesehatan
ibu dan memberikan efek pada janin. Dengan demikian perlu pemahaman yang baik
dalam memberikan perawatan dan pengobatan yang relatif aman sehingga tidak
merugikan ibu dan janin.

B. RUMUSAN MASALAH

Pemahaman tentang Hiperemesis Gravidarum yang mencakup defenisi, etiologi,


faktor predisposisi, manifestasi klinik, staging, penyimpangan KDM, deteksi dini,
diferensial diagnosa, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan (terapi farmakologi
dan non farmakologi), masalah keperawatan yang mungkin timbul serta rencana
intervensinya

C. TUJUAN

Mahasiswa diharapkan mampu mengerti dan memahami asuhan keperawatan


Hiperemesis Gravidarum sehingga dapat memberikan pelayanan prima dalam
pencegahan dan penatalaksanaanya pada ibu hamil.
BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali


selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
defesiensi nutrisi dan kehilangan berat badan (Bobak dkk, 2005). Hiperemesis
Gravidarum juga merupakan bentuk rasa mual di pagi hari yang berlebihan yang
mugkin terjadi pada lebih sedikit 1 dari 200 kehamilan (Arlene Eisenberg)

B. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya Hiperemesis Gravidarum belum diketahui pasti. Belum ada


penelitian yang membuktikan bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik
ataupun karena kelainan biokimia. Mual muntah terjadi karena peningkatan hormon
estrogen, progesteron dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang tidak
seimbang.

C. FAKTOR PREDISPOSISI

Beberapa faktor yang mempengaruhi hiperemesis gravidarum antara lain:

1. Faktor predisposisi dimana pada keadaan ini HCG diproduksi berlebih:

a. Primigravida

b. Overdistensi rahim:

- Kehamilan ganda / gemelli

- Hidramnion

- Estrogen dan HCG tinggi pada Mola hidatidosa

2. Faktor organik: masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan


perubahan metabolik, meningkatnya sensitivitas pada bau selama kehamilan,
alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, kekurangan
vitamin B

3. Faktor psikologis: gangguan psikologis muncul karena ketidakmatangan


dalam perkembangan emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan
kondisi tertentu.

Ada dua macam stressor:

a. Stressor internal: meliputi kecemasan, ketegangan, tidak percaya diri,


perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orang tua, sikap ibu
terhadap kehamilan, takut terhadap persalinan, kehilangan pekerjaan.
b. Stressor eksternal: support mental, kasih sayang, hamil yang tidak
diinginkann, keretakan rumah tangga

4. Faktor endokrin: hipertiroidisme (peningkatan hormon tiroid)

D. STAGING

Hiperemesis Gravidarum dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu:

1. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I

2. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II

3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat III

E. MANIFESTASI KLINIK

Adapun manifestasi klinik berdasarkan tingkatan Hiperemesis Gravidarum, antara


lain:

1. Hiperemesis GravidarumTtingkat Pertama:

a. Muntah berlangsung lama

b. Ibu merasa lemah

c. Nafsu makan berkurang

d. Berat badan menurun

e. Kulit dehidrasi, tonus lemah

f. Nyeri ulu hati

g. Tekanan darah tutun dan nadi meningkat

h. Lidah kering dan mata cekung

i. Turgor kulit berkurang

2. Hiperemesis Gravidarum Tingkat Kedua:

a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis

b. Turgor kulit lebih mengurang

c. Lidah mengering dan tampak kotor

d. Nadi kecil dan cepat

e. Suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus

f. Berat badan turun dan mata menjadi cekung


g. Tekanan darah turun

h. Oliguria

i. Konstipasi

j. Nafas berbau aseton dan dapat ditemukan saat buang urin

3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat Ketiga:

a. Keadaan umum menjadi parah, muntah berhenti

b. Kesadaran menurun hingga koma

c. Nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun

d. Suhu meningkat

e. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf pusat yang dikenal dengan
Ensefalopati Wernick dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan
mental (Hanifa Wiknjosastro, 2006).
F. PENYIMPANGAN KDM PADA HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Kehamilan

Faktor Predisposisi: Perubahan Faktor Organik Faktor Psikologis


-Kehamilan ganda Fisiologis
Stress
-Mola hidatidosa Vili korionik masuk
HCG & Estrogen sirkulasi maternal Mempengaruhi
meningkat system saraf simpatis
Perubahan metabolik
Estrogen merangsan SSP dan
pengosongan lambung Asam lambung Peningkatan pengeluaran
berkurang meningkat hormon epineprin,
norepineprin, kortisol
Kembung dan produksi Mual muntah (Emesis
gas Gravidarum)

Penyesuaian Komplikasi

Mual muntah berlebih


HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Intake nutrisi kurang Kehilangan cairan berlebih

Ketidakseimbangan Hemokonsentrasi Cairan elektrolit


Nutrisi: Kurang dari berkurang
Kebutuhan Tubuh Aliran darah ke
jaringan menurun Resiko
Informasi tentang
Ketidakseimbangan
penyakit kurang Metabolisme intrasel Elektrolit
menurun
Koping tidak efektif
Kelemahan otot

Ansietas
Intoleransi Aktivitas
G. DETEKSI DINI

Pemeriksaan kehamilan secara rutin dilakukan sejak awal kehamilan, tindakan ini
dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janin. Dengan pemeriksaan fisik,
muntah yang dialami oleh ibu dapat diketahui apakah masih normal (morning
sickness) atau berlebihan (hiperemesis gravidarum). Pemeriksaan penunjang
dilakukan untuk mengetahui lebih detail apakah gejala mual dan muntah yang dialami
ibu hamil disertai dengan penyakit.
H. DIFERENSIAL DIAGNOSA

Diferensial digonsa dengan Hiperemeses gravidarum antara lain:

1. Hepatitis dalam kehamilan

2. Hamil dengan gastritis akut

3. Mola hidatidosa

4. Kehamilan ganda

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah (penurunan Hemoglobin


tanda adanya malnutrisi, peningkatan Hematokrit tanda adanya dehidrasi)

2. Urinalis (urin sedikit dan peningkatan aseton tanda adanya dehidrasi)

3. Pemeriksaan elektrolit serum mendeteksi imbalance elektrolit (hiponatremia,


hipokalemia dan hipokloremia)

4. Tes fungsi hati (mendeteksi adanya penyakit hepar)

J. PENATALAKSANAAN (TERAPI FARMAKOLOGI DAN NON


FARMAKOLOGI)

1. TERAPI NON FARMAKOLOGI

a. Makan sedikit tapi sering

b. Konsumsi air jahe, permen yang mampu meredakan rasa mual

c. Makan makanan bertepung seperti roti atau biscuit saat bangun di pagi
hari atau ketika mual terjadi.

d. Pilih makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak

e. Konsumsi buah-buahann yang menyegarkan mulut seperti lemon dan


jeruk

f. Menghindari makanan yang beraroma tajam

g. Hindari melewatkan waktu makan

h. Isolasi dapat meringankan dari suasana lingkungan rumah tangga

2. TERAPI FARMAKOLOGI

a. Obat anti muntah (metoklopramide, ondansentron,antasida)

b. Vitamin B1-B6 atau B-Kompleks


c. Rehidrasi cairan yang hilang sampai urine produksi dalam batas normal

d. Terapi intavena dapat ditambah dengan vitamin intravena

e. Ketidakseimbangan elektrolit dengan koreksi natrium, kalium, klorida.

K. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubunngan


dengan frekuensi mual dan muntah yang berlebihan

2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubunhgan dengan kehilangan


volume cairan.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

4. Ansietas berhubunngan dengan psikologis kehamilan, koping individu tidak


efektif.

L. RENCANA INTERVENSI

1. Diagnosa 2 : Nutrisi

Kelas 1 : Makan

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (00002)

NOC :

Doamain 2 : Kesehatan fisiologis

Kelas K : Pencernaan dan nutrisi

Status nutrisi : asupan makanan dan cairan (1008

NIC : Terapi Nutrisi (1120)

a. Melengkapi pengkajian nutrisi sesuai kebutuhan

b. Mendorong pasien untuk memilih makanan yang setengah lunak,jika


pasien mengalami kesulitan karena meningkatnya atau menurunnya
jumlah saliva

c. Memberikan motivasi pada pasien untuk mengkomsumsi makanan yang


tinggi kalsium sesuai kebutuhan

d. Menyediakan bagi pasien makanan dan minuman bernutrisi yang tinngi


protein,tinggi kalori dan mudah dikonsumsi sesuai kebutuhan

e. Menganjurkan untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan


asam kambung
f. Menciptakan lingkungan yang membuat suasana yang menyenangkan dan
menenangkan

g. Memonitor hasil laboratorium yang sesuai

2. Domain 2 : Nutrisi

Kelas 5 : Hidrasi

Resiko Ketidakseimbangan elektrolit (00195)

NOC : Doamin 2 : Kesehatan fisiologis

Kelas G : Cairan dan elektrolit

Keseimbangan cairan (0601)

NIC : Manajemen elektrolit dan cairan (2080)

a. Memonitor tanda tanda vital

b. Memonitor perubahan status paru atau jantung yang menunjukkan


dehidrasi

c. Memantau adanya tanda dan gejala overhidrasi yang memburuk atau


dehidrasi (rochi basah dilapangan paru terdengar,poliuiria atau
oliguria,perubahan prilaku,kejang,asaliga berbusa atau kental,mata
cekung,napas dangkal dan pendek

d. Memberiakan cairan yang sesuai meningkatkan intake/asupan cairan


peroral

e. Memantau kadar serum elektrolit yang abnormal

f. Konsultasikan dengan dokter jika ada tanda dan gejala ketidak seimbangan
cairan dan elektrolit

g. Memonitor kehilangan cairan

h. Memonitor manifestasi dari ketidak seimbangan elektrolit

3. Domain 4 :Aktivitas istirahat

Kelas 4 : Respon kardiovaskular/pulmonal

Intoleransi aktivitas (00092)


NOC : Doamain 1 : Fungsi kesehatan

Kelas A : Pemeliharaan energy

Toleransi terhadap aktivitas 0005

NIC : Manejenen energi (0180)

a. Mengkaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan

b. Menggunakan instrumen yang valid untuk mengukur kelelahan

c. Menentukan persepsi pasien/orang terdekat dengan pasien mengenai


penyebab kelelahan

d. Memilihy interval untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis


maupun nonfarmakologis

e. Memonitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang


adekuat

f. Membantu pasien untuk mengidentifikasi tugas/kegiatan rumah yang bisa


dilakukan oleh keluarga dirumah untuk mencegah atau mengatasi
kelelahan

g. Meningkatkan dengan tirah baring/pembatasan kegiatan misalnya


meningkatkan jumlah waktu istirahat

4. Domain 9 : Koping/toleransi stress

Kelas 2 : respon koping

Ansietas ( 00146)

NOC : Domain 3 : Kesehatan psikososial

Kelas M : kesejahteraan psikologis

Tingkat kecemasan (1211)

NIC : Pengurangan kecemasan (5820)

a. Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

b. Memberikan informasi yang faktual yang terkait diagnosis,perawatan dan


diagnosis
c. Mendorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara tepat

d. Membantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

e. Mendukung penggunaan mekanisme koping yang tepat

f. Mengkaji tanda dan nonverbal kecemasan

g. Mengintruksikan klien untuk menggunakan tehnik relaksasi


BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mual dan muntah adalah hal yang fisiologis selama kehamilan (morning sickness)
namun menjadi patologis bila muntah terjadi secara terus menerus dan menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit bahkan penurunan berat badan, hal ini disebut
dengan Hiperemesis gravidarum. Penatalaksanaan terapi hiperemesi gravidarum
tingkat pertama adalah dengan terapi non farmakologi dan dapat pula dengan
pemberian obat oral anti mual dan anti emeti. Sedangkan hiperemesis gravidarum
tingkat kedua dan ketiga mulai terjadi perubahan kesadaran sehingga penatalaksanaan
terapi dipertimbangkan dengan perawatan rumah sakit untuk pemberian terapi
intravena.

Masalah keperawatan yang sering muncul pada Hiperemesis gravidarum antara


lain ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi aktivitas,
ansietas dan resiko ketidakseimbangan elektrolit.

B. SARAN

Kiranya pengeatahuan dan keterampilan tindakan perawat selalu ditingkatkan


sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan lebih efektif dan tepat guna dalam
rangka memberikan pelayan prima kepada masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani,R.Y. (2017). Buku ajar asuhan keperawatan maternitas aplikasi NANDA,


NIC dan NOC. Jakarta Timur: CV Trans Info Media

Bobak, Lowdermilk, &Jensen. (2012). Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4.


Jakarta: EGC

Bulechek,G.M., Butcher,H.K., Dochterman,J.M., &Wagner,C.M. (2013). Nursing


interventions classification (NIC). Singapore: Elsevier Inc

Herdman,T.H., &Kamitsaru,S. (2018). NANDA-I diagnosa keperawatan definisi dan


klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC

Indriyani,D. (2013). Keperawatan maternitas pada area perawatan antenatal.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Johnson,J.Y. (2014). Keperawatan maternitas. Yogyakarta: Rapha Publishing

Lowdermilk, Perry, Cashion, & Alden. (2012). Maternity and womens’s helath care 10th
edition. America: Elsevier

Moorhead,S., Johnson,M., Maas,M.L., & Swanson,E. (2013). Nursing outcomes


classification (NOC) pengukuran outcomes kesehatan edisi kelima. Singapura:
Elsevier Inc

Reeder,S.J., Martin,L.L., & Koniak-Griffin,D. (2012). Keperawatan maternitas:


kesehatan wanita, bayi dan keluarga volume 2 edisi 18. Jakarta: EGC

Ricci,S.S. (2013). Essentials of maternity, newborn and women’s health nursing 3rd
edition. China: Wolters Kluwer Health

Walyani,E.S. (2015). Perawatan kehamilan dan menyusui anak pertama agar bayi lahir
dan tumbuh sehat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai