Anda di halaman 1dari 3

Nama : Achmad Nur Hidayat (402019321001)

Adityo Wiwit Kurniawan (402019321002)


Kelas : UNIDA Siman / Syari’ah / Hukum Ekonomi Syari’ah 2
Tema : SUMBER HUKUM DI INDONESIA

A. DEFINISI SUMBER HUKUM


- Menurut KBBI terdapat beberapa arti, diantaranya adalah : (1) tempat keluar (air
atau zat cair), (2) asal (di berbagai arti): ia berusaha mendekati dan menemukan,
(3) segala sesuatu, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang
digunakan untuk mencapai hasil, misalnya peralatan.1
- Menurut L.J. Van Apeldoorn menyatakan bahwa, perkataan sumber hukum
dipakai dalam arti sejarah, kemasyarakatan, filsafat dan arti formal.2
- Menurut Victor Situmorang bahwa sumber hukun itu adalah segala sesuatu yang
dapat melakukan, menimbulkan aturan hukum serta tempat ditemukannya aturan
hukum.3
- Dalam buku Pengantar Hukum Indonesia (PHI), dapat dirumuskan bahwa sumber
hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan
memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi
yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.4
- Menurut Sudikno Mertokusumo bahwa, sumber hukum itu sendiri sering
digunakan dalam beberapa arti, yaitu:
a. Sebagai asas hukum (sesuatu yang merupakan permulaan hukum)
b. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan kepada hukum
yang sekarang berlaku: hukum Prancis, hukum Romawi.
c. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal
kepada peraturan hukum (penguasa, masyarakat).
d. Sebagai sumber dari kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, undang-
undang, batu tulis, lonat, dsb.
e. Sebagai sumber terjadinya hukum: sumber yang menimbulkan hukum.5

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ketiga,
hlm. 1102.
2
L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1985), hlm. 87.
3
Victor Situmorang, Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 68.
4
Dr. H. Ishaq, S.H., M. Hum, Pengantar Hukum Indonesia (PHI), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014),
hlm. 32.
5
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty, 1999), hlm. 76.
- Menurut TAP MPR RI No. III/MPR/2000 Tahun 2000 tentang Sumber Hukum
Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Pasal 1, bahwa Sumber hukum
adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-
undangan yang terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak tertulis. Sumber
hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan
batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.

B. SUMBER HUKUM FORMAL


- Menurut Dr. H. Ishaq, S.H., M. Hum. bahwa sumber hukum formal adalah Sumber
hukum yang dirumuskan peraturannya dalam suatu bentuk. Karena bentuknya itu
menyebabkan hukum berlaku umum, mengikat dan ditaati.
- Menurut Saut P. Panjaitan, sumber hukum dalam arti formal, yaitu mengkaji
kepada prosedur atau tata cara pembentukan suatu hukum atau melihat kepada
bentuk lahiriah dari hukum yang bersangkutan, yang dapat dibedakan:
a. Secara tertulis, contoh: Hukum perundang-undangan, hukum yurisprudensi,
hukum traktat/perjanjian, hukum doktrin
b. Secara tidak tertulis, contohnya adalah hukum kebiasaan.6
- Menurut C.S.T. Kansil, Sumber hukum formal antara lain ialah: Undang-undang
(Statue), Kebiasaan (Costum), Keputusan-keputusan hakim (Yurisprudensi),
Traktat (Treaty), Pendapat sarjana hukum (Doktrin). 7

C. SUMBER HUKUM MATERIIL


- Menurut Dr. H. Ishaq, S.H., M. Hum. bahwa sumber hukum materiil adalah
Sumber hukum yang menentukan isi hukum itu. Kemudian yang menjadi sumber
hukum materiil di Indonesia adalah Pancasila yang merupakan norma tertib hukum
tertinggi serta merupakan staatsfundamentalnorm (pokok kaidah negara yang
fundamental). Oleh karena itu, setiap peraturan perundang-undangan yang

6
Saut P. Panjaitan, Dasar-Dasar Ilmu Hukum (Asas, Pengertian, dan Sistematika), (Palembang: Universitas
Sriwijaya, 1998), hlm. 145-146.
7
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm. 44.
dibentuk tidak boleh bertentangan dengan Pancasila, jika bertentangan maka
peraturan tersebut tidak boleh berlaku.
- Menurut Saut P. Panjaitan, sumber hukum dalam arti materiil, yaitu faktor-
faktor/kenyataan-kenyataan yang turut menentukan isi dari hukum. Isi hukum
ditentukan oleh 2 faktor, yaitu:
a. Faktor idiil, yaitu faktor yang berdasarkan kepada cita-cita masyarakat akan
keadilan.
b. Faktor sosial masyarakat, antara lain: struktur ekonomi, kebiasaan-kebiasaan,
tata hukum negara lain, agama dan kesusilaan, kesadaran hukum.
- Menurut C.S.T. Kansil, Sumber hukum materiil dapat ditinjau lagi dari pelbagai
sudut, misalnya dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, dan filsafat.

D. HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


- Di dalam pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 disebutkan
hierarki peraturan perundang-undangan terdiri dari:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan Daerah
- Sedangkan didalam pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
terdapat penambahan. Adapun bunyi dari pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, yaitu:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai