LITERATUR PENGANTAR HUKUM

INDONESIA ( PHI )
1. PENGANTAR TATA HUKUM INDONESIA,
ABDUL WAHID SALAYAN, SH, PENERBIT
CV. MIMBAR, PADANG, 1965.
2. PEDOMAN PELAJARAN TATA HUKUM
INDONESIA,PROF. KUSUMADI
PUDJOSEWOJO, SH, PENERBIT AKSARA
BARU, JAKARTA,1976.
3. PENGANTAR TATA HUKUM INDONESIA,
DRS.SUDARSONO, SH.,PENERBIT
RENEKA CIPTA, JAKARTA 2003.

4. PENGANTAR ILMU HUKUM & TATA HUKUM

INDONESIA, DRS. KANSIL, SH., PENERBIT
BALAI PUSTAKA, 1986.
5. PENGANTAR DALAM HUKUM INDONESIA,
MOH. SALEH DJINDANG, SH.,PENERBIT PT
IKTIAR BARU, JAKARTA, 1989.
6. RANGKUMAN INTISARI ILMU HUKUM,
H.RIDUAN SYAHRANIN, PENERBIT PT CITRA
ADITYA BAKTI, BANDUNG, 1999.

7. PENGANTAR HUKUM INDONESIA, YULIES

TIENA MASRIANI, SH.,M.Hum, SINAR
GRAFIKA, JAKARTA,2006.
8. PENGANTAR TATA HUKUM INDONESIA, A.
SITI SOETAMI,SH.,PT.REFIKA ADITAMA,
BANDUNG,2005.
9. PENGANTAR HUKUM INDONESIA,EDISI
REVISI,R.ABDOEL
DJAMALI,SH.,PT.RAJAGRAFINDO
PERSADA,JAKARTA,2006.

PENGANTAR HUKUM
INDONESIA
BY

TAMAULINA SEMBIRING ,SH. M.HUM., Ph.D

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

MENGANTARKAN MAHASISWA MENGETAHUI

ASAS-ASAS ( POKOK2 ) HUKUM YANG
BERLAKU DI INDONESIA

HUKUM
KUMPULAN PERATURAN (KAEDAH)
YG BERISI APA YG BOLEH
DILAKUKAN DAN APA YANG TIDAK
BOLEH DILAKUKAN YANG MEMILIKI
SANKSI JIKA DILANGGAR

HUKUM BERDASARKAN
BENTUKNYA

1. HUKUM TERTULIS

2. HUKUM TIDAK TERTULIS

HUKUM BERDASARKAN
WILAYAH BERLAKUNYA

1. HUKUM LOKAL
2. HUKUM NASIONAL
3. HUKUM INTERNASIONAL

HUKUM BERDASARKAN
FUNGSINYA

1. HUKUM MATERIL
2. HUKUM FORMAL

HUKUM BERDASARKAN
WAKTUNYA

1. IUS CONSTITUTUM
2. IUS CONSTITUENDUM
3. LEX NATURALIS (HUKUM ALAM)

HUKUM BERDASARKAN ISINYA

1. HUKUM PUBLIK
2. HUKUM PRIVAT

HUKUM BERDASARKAN
WUJUDNYA

1. HUKUM OBJEKTIF
2. HUKUM SUBJEKTIF

HUKUM BERDASARKAN
SIFATNYA

1. HUKUM MEMAKSA
2. HUKUM MENGATUR

PERBEDAAN PIH DGN PHI

PIH MEMPELAJARI:
- HUKUM SECARA UMUM
- ASAS-ASAS HUKUM
- BERSIFAT UNIVERSAL
PHI MEMPELAJARI:
- HUKUM POSITIF
-TERKAIT TEMPAT DAN WAKTU TERTENTU
- BERSIFAT KHUSUS

FUNGSI HUKUM
PENGAWASAN ATAU PENGENDALIAN
SOSIAL (SOCIAL CONTROL)
PENYELESAIAN SENGKETA
REKAYASA SOSIAL
MEMBERI ARAHAN & PEDOMAN KPD
MASYARAKAT

TATA HUKUM
ATURAN-ATURAN HUKUM
YANG TERATUR SEDEMIKIAN
RUPA SUSUNAN HUKUM YANG
TERDIRI DARI YANG SALING
BERHUBUNGAN SATU SAMA
LAIN.

JENIS-JENIS KAEDAH (NORMA) YG

ADA DLM MASYARAKAT
KAEDAH AGAMA
KAEDAH KESUSILAAN
KAEDAH SOPAN SANTUN
KAEDAH ADAT
KAEDAH HUKUM

CONTOH KAEDAH KESUSILAAN

HORMATILAH SESAMAMU
JANGAN MENCURI
JANGAN BERZINA
JANGAN IRI HATI
BEBUATLAH JUJUR

CONTOH KAEDAH KESOPANAN

YG MUDA MENGHORMATI YANG LEBIH
TUA
JANGANLAH MELUDAH DISEMBARANG
TEMPAT
MURID HRS MEMBERI SALAM LEBIH
DAHULU KPD GURUNYA
MASUK RUMAH TDK BOLEH LEWAT
JENDELA

KAEDAH HUKUM DILIHAT DARI

ISINYA DPT DIBAGI 3 IAITU :

BERSIFAT SURUHAN
BERSIFAT LARANGAN
BERSIFAT KEBOLEHAN

PENGANTAR HUKUM INDONESIA (PHI)

-BERSIFAT PRAKTIS
- KONGKRIT
-BERUPA HUKUM POSITIF( BERLAKU
DI INDONESIA / IUS CONSTITUTUM )

PHI ( PTHI )TERDIRI DARI :

I
PERARURANPERATURAN
HUKUM

II
BERLAKU/DIPERTAHANKAN
DLM NEGARA INDONESIA
PD WAKTU
SEKARANG

PERATURAN-PERATURAN HUKUM
TERDIRI DARI :

HUKUM TERTULIS

HUKUM TIDAK
TERTULIS

HUKUM
TERTULIS
SEPERTI :

- UNDANG-UNDANG DASAR
- UNDANG-UNDANG
- PERATURAN-PERATURAN PEMERINTAH
- DLL

PHI
PRAKTIS
KONGKRIT
POSITIF

H.PUBLIK

HUKUM

PIH

H.PRIVAT

Asas-Asas Pokok dlm Civil Law

System

Semangat legisme Hukum harus tertulis

(kodifikasi / UU)
Tujuan hukum yg diutamakan adl kepastian
hukum
Tugas hakim hanya menafsirkan ketentuan
UU
Tdk ada asas preseden / stare decisis
Metode logika yang diterapkan adalah metode
deduksi
Adanya penggolongan bidang hukum: Hukum

MATERI PENGANTAR HUKUM

INDONESIA

HUKUM DLM ARTI TATA HUKUM

SUMBER-SUMBER HUKUM DI INDONESIA
SEJARAH TATA HUKUM INDONESIA & POLITK
HUKUM DI INDONESIA
SISTEM HUKUM
POKOK-POKOK HUKUM TATA NEGARA
POKOK-POKOK H.ADM NEGARA
POKOK-POKOK HUKUM AGRARIA/PERTANAHAN
POKOK-POKOK HUKUM PIDANA
POKOK-POKOK HUKUM DAGANG
POKOK-POKOK HUKUM ACARA
POKOK-POKOK HUKUM PAJAK

 POKOK-POKOK HUKUM
KETENAGAKERJAAN/PERBURUHAN
POKOK-POKOK HUKUM PERDATA
POKOK-POKOK HUKUM ANTAR
GOLONGAN
POKOK-POKOK HUKUM ADAT
POKOK-POKOK HUKUM INTERNASIONAL
PUKOK-POKOK HUKUM PERDATA
INTERNASIONAL
POKOK-POKOK HUKUM HAKI
POKOK-POKOK HUKUM ISLAM
POKOK-POKOK HUKUM LINGKUNGAN

Arti Eksistensi Hukum Indonesia

HUKUM INDONESIA = ?
(Hukum yg berlaku di Negara
Indonesia dan dibuat oleh
bangsa Indonesia)
Kapan Hukum Indonesia mulai eksis?
Kapan Negara Indonesia mulai eksis?

Sehingga...
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
melahirkan
TATA HUKUM INDONESIA
Alasan:
1.Indonesia lepas dari kekuasaan kolonial,
shg Negara Indonesia dibentuk sendiri oleh
bangsa Indonesia.
2.Bangsa Indonesia mengambil keputusan
untuk
menentukan
dan
melaksanakan
hukumnya sendiri

2 Aspek Proklamasi:
1. Aspek politis:
Lepas dari kekuasaan kolonial.
2. Aspek yuridis:
Memberikan kewenangan bagi bangsa
Indonesia untuk mengganti hukum
kolonial menjadi hukum nasional.

2 cara pembentukan hukum

nasional:

1. Secara evolusioner
2. Secara revolusioner

Isi tata hukum:

Bentuk hukum

Tdk tertulis tertulis

Corak hukum

Unifikasi

Kodifikasi non kodifikasi

Pluralistik

HUKUM
TIDAK
TERTULIS

HUKUM KEBIASAAN
( HUKUM ADAT )

KODIFIKASI:
1. Penulisan suatu bidang hukum atau lapangan hukum
tertentu
2. Penulisan tersebut dituangkan dalam pasalpasal
3. Antara pasal yang satu dengan pasal yg lain berkaitan
secara logis satu sama lain sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh dan logis
4. Penulisan tersebut bersifat lengkap dan tuntas
5. Hasil penulisan tersebut dibukukan dalam satu kitab
Contoh:
- KUHP (WvS)
- BW
- KUHD (WvK)
- HIR

JADI KODIFIKASI:

- MEMBUKUKAN HUKUM
YANG SEJENIS
- SECARA LENGKAP
- SISTIMATIS MENJADI SATU
- DLM SATU UNDANGUNDANG

UNIFIKASI
1. Berlakunya satu sistem hukum bagi setiap
orang dalam kesatuan kelompok sosial
atau negara (PENYATUAN HUKUM YANG
BERLAKU SEC. NASIONAL)
2.

Dipengaruhi
hukum.

oleh

paham

sentralisme

PLURALISTIK
Berlakunya bermacammacam sistem hukum
bagi kelompokkelompok sosial yang berbeda
dalam kesatuan kelompok sosial atau negara.

SUMBER HUKUM

Tempat untuk menggali /

menemukan hukum nya

Beberapa arti Sumber Hukum

Sebagai asas hukum
Sebagai hukum terdahulu yang memberikan
bahan-bahan pada hukum saat ini
Sebagai sumber berlakunya hukum (yang
memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
peraturan hukum)
Ex: Penguasa, masyarakat.

 Sebagai sumber dari mana kita dapat

mengenali hukum
Ex: dokumen, undang-undang, lontar, batu
tulis, dll.
Sebagai sumber terjadinya hukum /sumber
yang menimbulkan hukum

SUMBER HUKUM FORMIL

UNDANG-UNDANG
YURISPRUDENSI
TRAKTAT /PERJANJIAN
KEBIASAAN
DOKTRIN

SUMBER HUKUM MATERIAL

1. FILOSOFI
2. SOSIOLOGIS
3. HISTORIS

Undang-Undang
Pengertian UU:
1.a.Dalam arti materiil Keputusan atau ketetapan
penguasa, yang dilihat dari isinya disebut UU dan
mengikat setiap orang secara umum.
b.Dalam arti formil Keputusan penguasa yang
dilihat dari bentuk dan cara terjadinya disebut UU.
2.Menurut Algra
Suatu peraturan umum yang
berasal dari penguasa yang berwenang untuk itu.
3.Menurut UU 10/ 2004Undang-undang adalah
peraturan per-UU-an yang dibentuk oleh DPR
dengan persetujuan bersama Presiden (pasal 1
angka 3)

 Dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama

Presiden pasal 20 UUD 45 jo pasal 1 angka 3 UU
10/2004
UU terdiri dari beberapa bagian:
1.Konsiderans pertimbangan-pertimbangan mengapa
UU tersebut dibuat, terdiri:
- Menimbang landasan / pertimbangan non yuridis
(ex: filosofis, sosiologis, dll)
- (Membaca)
- Mengingat
landasan / pertimbangan yuridis
2. Diktum / amar
isi / pasal-pasal UU
3. Ketentuan peralihan
untuk mengisi kekosongan
dalam hukum dengan menghubungkan waktu yang
lampau dengan
sekarang.

Yurisprudensi
Memiliki syarat:
Putusan dan atau penetapan hakim yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde)
Putusan / penetapan tersebut atas suatu hal baru
Berfungsi sbg sumber hk yaitu putusan / penetapan hakim
terdahulu atas hal baru tersebut dijadikan rujukan bagi
putusan / penetapan hakim selanjutnya (tdk wajib
Civil law
system)
Putusan = penetapan
Putusan
adanya dua pihak atau lebih yg beperkara
Penetapan
tidak ada sengketa para pihak. Merupakan
penetapan ttg status hukum suatu hal tertentu

 Putusan hakim terdiri dari:

1. Ratio Decidendi
Dasar yuridis /
pertimbangan hukum dalam putusan tersebut.
2. Obiter Dicta
Alasan-alasan non yuridis
Putusan hakim hanya mengikat pihak-pihak yg
beperkara

Fungsi Yurisprudensi
terwujudnya standar hukum (law standard) dlm jenis
perkara tertentu
- Sebagai pedoman
- Agar putusan yg satu & yg lain tdk bertentangan
- Tdk merusak citra peradilan
- Kepastian hk
Menciptakan landasan dan persepsi hukum yg
sama (Unified Legal Frame Work Unified Legal
Opinion)
- dapat membina persamaan landasan hk yg seragam
- mencitakan keseragaman nilai dan bahasa hk yg sama
- dlm menyelesaikan kasus yg sama diterapkan nilai hk
yg sama & seragam

Perjanjian
Dalam ruang lingkup hukum privat
Asas pacta sun servanda (pasal 1338 BW)
Syarat sahnya perjanjian:
1. Kesepakatan (konsensualisme)
2. Kecakapan
4. Suatu sebab yang halal
1- 4 pasal 1320BW
5. Tidak bertentangan dg UU, ketertiban
umum, dan atau kesusilaan pasal 1337BW.

TRAKTAT/TREATY
Perjanjian antar negara yg dituangkan dlm
bentuk tertentu
Merupakan perjanjian internasional
Pacta sunt servanda

Macam-macam Traktat
Traktat Bilateral
- Apabila dibuat oleh 2 negara, contoh :
perjanjian tapal batas
Traktat Multilateral
- Apabila dibuat oleh lebih dari 2/banyak
negara, contoh : ASEAN
Traktat Kolektif / Traktat terbuka
- Traktat Multilateral yg dpt dimasuki oleh
negara lain, contoh : Piagam PBB

DOKTRIN
Pendapat sarjana hukum yg
terkemuka yg besar pengaruhnya thd hakim
dlm mengambil keputusan
Doktrin yg menjadi sumber hk formil
ialah doktrin yg menjelma menjadi
putusan hakim

Hukum Kebiasaan
Kebiasaan menjadi Hukum Kebiasaan
mempunyai 2 syarat :
1. Syarat Materiil : adanya kebiasaan atau
tingkah laku yg tetap atau
diulang , yaitu
suatu rangkaian perbuatan yg sama yg
berlangsung utk beberapa waktu lamanya.
(longa et inveterata consuetudo)

2. Syarat intelektual : kebiasaan itu

hrs menimbulkan opinio
necessitatis/ opinio iuris sive/seu
necessitatis (keyakinan umum
bahwa perbuatan itu merupakan
kewajiban hk)
3. Adanya akibat hukum apabila
hukum kebiasaan itu dilanggar
Hukum kebiasaan = Hukum Adat ?

Kesadaran Hukum
Merupakan pandangan yang hidup dalam
masyarakat ttg apa hukum itu (Filsafat hukum
suatu masyarakat)
Dipengaruhi oleh kesejarahan yang dialami
oleh masyarakat tsb (faktor budaya, agama,
sosiologis, geografis, ekonomi, dll)
Kesadaran hukum menjadi dasar adanya
suatu cita hukum (rechts idee) suatu
masyarakat
Pandangan utama mazhab historis (Von
Savigny)

ASAS-ASAS PERUNDANGAN
UU TIDAK BERLAKU SURUT
UU YG KHUSUS MENGALAHKAN UU YG
UMUM (LEX SPECISLIS DEROGAT LEX
GENERALIS)
UU YG DIBUAT OLEH PENGUASA YG
LEBIH TINGGI KEDUDUKANNYA
MEMPUNYAI KEDUDUKAN YG LEBIH
TINGGI PULA.

HUKUM POSITIF YG BERLAKU

DI INDONESIA TERDIRI DARI :

HUKUM PUBLIK

HUKUM PERDATA

UTK MENGETAHUI MSK HUKUM MANA

SESUATU MAKA KITA HRS MENGETAHUI :

-SUMBER-SUMBERNYA
- ASAS-ASASNYA
- CIRI-CIRINYA

HUKUM PUBLIK
HUKUM TATA NEGARA
HUKUM PIDANA
HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM TATA USAHA NEGARA
HUKUM PIDANA NARKOTIKA
HUKUM PIDANA SUPERSI
HUKUM PIDANA KOROPSI
HUKUM ACARA
DLL

HUKUM PERDATA

HUKUM DAGANG ( WvK )

HUKUM PERBURUHAN
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
HUKUM ISLAM
HUKUM PERKAWINAN
HUKUM AGRARIA
HUKUM ADAT
BW

JADI MEMPELAJARI TATA HUKUM INDONESIA

ADALAH GUNA MENGETAHUI :

HUKUM YG BERLAKU SEKARANG DI INDONESIA

PERBUATAN/TINDAKAN MANA SAJA YG SESUAI
HUKUM & MANA YG BERTENTANGAN DGN HUKUM
BAGAIMANA KEDUDUKAN SESEORG DLM MASYA.
APA KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
APA WEWENANG MENURUT HUKUM TSB

ASAS POKOK HTN

INDONESIA

ADALAH NEGARA KESATUAN

IDONESIA ADALAH NEGARA YG BERBENTUK

REPUBLIK YG BERKEDAULATAN RAKYAT.
INDONESIA ADALAH NEGARA KONSTITUSIONAL
INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM
KEKUASAAN PEMERINTAHAN DIPEGANG OLEH
PRESIDEN RI

SUMBER SUMBER
HUKUM TATA NEGARA
1. UUD 1945
2. UNDANG-UNDANG
3. PERJANJIAN ANTAR NEGARA
( TRAKTAT )
4. ATURAN-ATURAN HUKUM
ADAT

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA RI

1. INDONESIA ADALAH NEGARA YG

BERDASARKAN HUKUM
2. SISTEM KONSTITUSIONAL
3. KEKUASAAN NEGARA BERADA
DITANGGAN RAKYAT
4. PRESIDEN TIDAK BERTANGGUNG JAWAB
KPD DPR
5. MENTERI ADALAH PEMBANTU PRESIDEN

UNSUR-UNSUR NEGARA

ADANYA WILAYAH
ADANYA RAKYAT
ADANYA PENGUASA YG MEMERINTAH

UU DLM ARTI
LUAS

UUD
UU + PERPU
PP
PD
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN

UU DLM ARTI SEMPIT

ADALAH :

PERATURAN-PERATURAN YG DIKELUARKAN
HASIL KERJA SAMA PRESIDEN DGN DPR RI

HAK MELAKSANAKAN TUGAS DISEBUT DGN

WEWENANG
KEWAJIBAN MENJALANKAN KEKUASAAN
DISEBUT DGN
TUGAS
ORG YG MEMEGANG SUATU KEKUASAAN DLM
HUBUNGAN NEGARA DISEBUT
PEJABAT
KESELURUHAN PEJABAT-PEJABAT NEGARA
DISEBUT DGN
PENGUASA

TATA URUTAN PERU-UNGAN RI

MENURUT TAP MPRS NO.XX/1966
& TAP MPR NO.V/1973 ADALAH :
1.
1. UUD 1945
2. KETETAPAN MPR
3. UU & PERPU ( PERATURAN PEMERINTAH
PENGANTI UU )
4. PP ( PERATURAN PEMERINTAH )
5. KEPPRES ( KEPUTUSAN PRESIDEN )
6. PERATURAN PELAKSANAAN LAINNYA
( PERATURAN-PERATURAN ORGANIK )

2. Pasal 2 TAP MPR III/MPR/ 2000

1. UUD1945
2. TAP MPR
3. UU
4. Perpu
5. PP 10/7/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 12
6. Kepres
7. Perda

3. Pasal 7 UU No. 10 Th 2004

(ttg Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan) :
1.
2.
3.
4.
5.

UUD1945
UU / Perpu
PP 10/7/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 13
Perpres
Perda

ASAS-ASAS H.PERDATA
KODIFIKASI H.PERDATA DI BELANDA
TAHUN 1830 DIRESMIKAN 1 OKT 1838
KODIFIKASI H.PERDATA DI INDONESIA
TAHUN 1848
GUNANYA UTK
PENYESUAIAN DGN KEADAAN DI
INDONESIA

HUKUM PERDATA ADALAH :

HUKUM YANG MENGATUR (ATURAN

YG MENGATUR) HUBUNGAN HUKUM
ANTARA SESEORANG DEGAN ORANG
LAIN

CONTOH HUBUNGAN HUKUM

JUAL BELI
SEWA MENYEWA
TUKAR MENUKAR
WARISAN
DLL.

PEMBAGIAN HUKUM PERDATA ( BW )

BK I :TTG ORG

BK III: PERIKATAN

BK II : TTG KEBENDAAN

BK IV: PEMBUKTIAN & DALUARSA

BUKU I: TTG ORG

-

TTG MENIKMATI & KEHILANGAN HAK-HAK KEWARGAAN

TTG AKTA-AKTA CATATAN SIPIL
TTG TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI )
TTG PERKAWINAN
TTG HAK & KEWAJIBAN SUAMI & ISTERI
TTG PERSATUAN HARTA KEKAYAAN MENURUT UU &
PENGURUSANNNYA
TTG PERJANJIAN KAWIN
TTG PERSATUAN & PERJANJIAN KAWIN DLM
PERKAWINAN UTK KE 2 KALI ( SELANJUTNYA )
TTG PERPISAHAN HARTA KEKAYAAN
TTG PEMBUBARAN PERKAWINAN

BUKU I TTG ORANG JUGA TTG :

PERKAWINAN DAN HAK-HAK & KEWAJIBAN
SUAMI ISTERI
KEKAYAAN PERKAWINAN
KEKUASAAN ORANG TUA
PERWALIAN & PENGAMPUAN

HUKUM PERDATA MENURUT

ILMU PENGETAHUAN DIBAGI
MENJADI:

1.
2.
3.
4.

HUKUM PRIBADI
HUKUM KELUARGA
HUKUM KEKAYAAN
HUKUM WARIS

SUBJEK HUKUM
SEGALA SESUATU YANG
MEMPUNYAI HAK & KEWAJIBAN

SUBJEK HUKUM TERDIRI DARI :

- MANUSIA
- BADAN HUKUM

MANUSIA SEBAGAI SUBJEK HUKUM

PADA DASARNYA MULAI SAAT DIA
DILAHIRKAN, NAMUN ADA
PENGECEWALIAN YG DIATUR PSL 2(1)
KUHPdt. SBB:
ANAK YG ADA DLM KANDUNGAN IBUNYA
DIANGGAP SBG. TELAH DILAHIRKAN,
BILAMANA KEPENTINGAN SI ANAK
MENGHENDAKI

KAPAN MANUSIA JADI SUBJEK H.?

MANUSIA SBG SUBJEK HUKUM

MULAI SAAT IA DILAHIRKAN DAN
BERAKHIR PADA SAAT
SESEORANG MENINGGAL DUNIA.

BADAN HUKUM SBG SUBJEK

HUKUM SYARATNYA :
DIDIRIKAN DGN AKTE NOTARIS
DIDAFTAR DI KANTOR PANITERA PN
SETEMPAT
ANGGARAN DASARNYA DIMINTA
PENGESAHANNYA KPD MENTER
KEHAKIMAN
DIUMUMKAN DALAM TAMBAHAN
BERITA NEGARA

PENTINGNYA DOMISILI DLM HUKUM

SESEORANG/BADAN HUKUM. HRS
DIPANGGIL OLEH PENGADILAN
PENGADILAN MANA YG BERWENANG
TERHADAPNYA
DI MANA SESEORANG HARUS
MENIKAH

DEWASA MENURUT H.PERDATA

MENURUT BW, 21 TAHUN

MENURUT UU NO. 1/74, 16/19 TAHUN
MENURUT H.ADAT, MENCAR
H. ISLAM, AQIL BALIK

PENGAPUAN (PENGAWASAN)
ORANG SAKIT JIWA (INGATAN)
ORANG YANG PEMBOROS
ORANG YANG LEMAH DAYA
ORANG YANG TIDAK MAMPU
MENGURUS KEPENTINGANNYA
SENDIRI DENGAN BAIK

HUKUM PERDATA TERDIRI DARI :

1.HUKUM PERDATA TERTULIS
2.HUKUM PERDATA TDK TERTULIS
1.HUKUM PERDATA MATERIAL
2.HUKUM PERDATA FORMAL

SISTEMATIKA H.PERDATA
MENURUT ILMU PENGETAHUAN
- hukum ttg orang
- hukum kekeluargaan
- hukum harta kekayaan
- hukum warisan
MENURUT KUHPdt ( BW )
- BUKU I : ttg orang
- BUKU II : ttg hukum benda
- BUKU III : ttg perikatan
- BUKU IV : ttg pembuktian dan daluwarsa

DILIHAT PERKEMBANGAN HUKUM

PERDATA INDONESIA SEKARANG

BIDANG HUKUM KELUARGA

BIDANG HUKUM WARIS
BIDANG HUKUM BENDA
BIDANG HUKUM JAMINAN
BIDANG HUKUM PERIKATAN
BIDANG HUKUM BADAN HUKUM
BIDANG HUKUM PERJANJIAN KHUSUS

TTG PERPISAHAN MEJA & RANJANG

TTG KEBAPAKAN & KETURUNAN ANAK-ANAK

TTG KEKELUARGAAN SEDARAH & SEMENDA

TTG KEKUASAAN ORANG TUA

TTG MENENTUKAN, MENGUBAH & MENCABUT TUNJANGAN

NAFKAH

TTG KEBELUM DEWASAAN & PERWALIAN

TTG BEBERAPA PERLUNAKAN

TTG PENGANPUAN

TTG KEADAAN TDK HADIR

SUMBER HUKUM PERDATA

SUMBER HUKUM FORMAL:
- KUHPdt
- TRAKTAT
- YURISPRUDENSI DAN
- KEBIASAAN
SUMBER HUKUM MATERIIL:
- HUBUNGAN SOSIAL
- KEKUATAN POLITIK
- TRADISI,DLL.
By.Tamaulina Br.sembiring

SUMBER-SUMBER H.PERDATA
TERTULIS

ALGEMENE BEPALIGEN VAN WETGEVING

KUHPerdat ( BW )
KUHD
UUPA
UU NO.1 THN 1974 Tentang PERKAWINAN
UU NO.4 THN 1996 Tentang HAK
TANGGUNGAN
UU NO.42 THN 1999 Tentang JAMINAN
FIDUSIA
INPRES NO.1 THN 1991 Ttg KOMPILASI
H.ISLAM

DASAR HUKUM BERLAKUNYA

H.PERDATA BW DI INDONESIA
PASAL II ATURAN PERALIHAN UUD
1945
SEGALA BADAN NEGARA &
PERATURAN YG ADA MASIH
LANGSUNG BERLAKU SELAMA BELUM
DIADAKAN YANG BARU MENURUT UUD
INI.

HUKUM PERDATA TERDIRI DARI :

HUKUM PERDATA DLM ARTI LUAS :
- BW
- WVK
- HUKUM ADAT
- DLL.
HUKUM PERDATA DLM ARTI SEMPIT:
- HANYA YG TERDAPAT DLM BW SAJA

KEADAAN HUKUM PERDATA

INDONESIA MASIH PLURALISME
KEADAAN INI DISEBABKAN KARENA
ADANYA :
- PASAL 163 IS
- PASAL 131 IS

PASAL 163 IS
PENDUDUK DIBAGI MENJADI 3 GOLONGAN :
- GOLONGAN BUMI PUTERA
- GOLONGAN EROPA
- GOLONGAN TIMUR ASING

GOLONGAN BUMI PUTRA

SEMUA ORANG ASLI DARI

HINDIA BELANDA (INDONESIA)

GOLONGAN EROPA
SEMUA ORANG BELANDA
SEMUA ORANG DARI EROPA TETAPI TDK
TERMASUK ORANG BELANDA
SEMUA ORANG JEPANG
SEMUA ORANG YG BERASAL DARI TEMPAT
LAIN YG DI NEGERINYA H.KELUARGANYA
BERASASKAN H. YG SAMA DGN H.
KELUARGA BELANDA
ANAK-ANAK YG SAH MENURUT UU NO.2,3,4
YG LAHIR DI HINDIA BELANDA

GOLONGAN TIMUR ASING

SEMUA ORG YANG BUKAN GOLONGAN EROPA
DAN BUKAN GOLONGAN BUMI PUTERA :
- TIONGHOA
- INDIA
- ARAB
- AFRIKA

HUKUM PERDATA DPT JUGA

DIARTIKAN SEBAGAI :
HUKUM PERDATA MATERIIL :
- H.YG MENGATUR TTG HAK & KEWAJIPAN
DLM HIDUP BERMASYARAKAT
HUKUM PERDATA FORMIL :
- MENGATUR CARA-CARA BGM ORG
MEMPERTAHANKAN HUKUM PDT MATERIIL
JIKA TERJADI PELANGGARAN.
DISEBUT HUKUM ACARA PERDATA

HUKUM PERKAWINAN
ISI UU PERKAWINAN NO.1 THN 1974 :
- BAB I : DASAR PERKAWINAN
- BAB II : SYARAT-SYARAT PERKAWINAN
- BAB III : PENCEGAHAN PERKAWINAN
- BAB IV : BATALNYA PERKAWINAN
- BAB V : PERJANJIAN PERKAWINAN
- BAB VI : HAK & KEWAJIPAN SUAMI ISTERI
- BAB VII : HARTA BENDA DLM PERKAWINAN
- BAB VIII: PUTUSNYA PERKAWINAN SERTA
AKIBATNYA.

- BAB IX : KEDUDUKAN ANAK

- BAB X : HAK DAN KEWAJIPAN ORANG
TUA DAN ANAK
- BAB XI : PERKAWINAN
- BAB XII : KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
- BAB XIII : KETENTUAN PERALIHAN
- BAB XIV : KETENTUAN PENUTUP

ASAS-ASAS (PRINSIP-PRINSIP) YG
TERCANTUM DLM UU NO.1/1974
TUJUAN PERKAWINAN
SAHNYA PERKAWINAN
ASAS MONOGAMI
PRINSIP PERKAWINAN
MEMPERSULIT TERJADINYA PERCERAIAN
HAK DAN KEDUDUKAN ISTERI

PERKAWINAN
IKATAN LAHIR BATHIN ANTARA
SEORANG PRIA DENGAN SEORANG
WANITA SEBAGAI SUAMI ISTERI
DENGAN TUJUAN MEMBENTUK
KELUARGA (RUMAH TANGGA) YANG
BAHAGIA DAN KEKAL BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA

SYARAT SAHNYA PERKAWINAN

PERKAWINAN ADALAH SAH,
APABILA DILAKUKAN MENURUT
HUKUM MASING-MASING
AGAMANYA DAN
KEPERCAYAANNYA ITU.(PSL. 2(1)

SYARAT-SYARAT YG HRS DIPENUHI

UTK SAHNYA PERKAWINAN
PIHAK2 CALON MEMPELAI TDK
TERIKAT TALI PERKAWINAN
LAKI2 BERUSIA 19 THN,WANITA 16 THN
DILAKUKAN DI MUKA PEGAWAI
CATATAN SIPIL
DENGAN KEMAUAN BEBAS
TDK ADA PERTALIAN DARAH YG
TERLARANG

ASAS MONOGAMI DALAM

PERKAWINAN
PADA ASASNYA DALAM SUATU
PERKAWINAN SEORANG PRIA HANYA
BOLEH MEMPUNYAI SEORANG ISTERI.
SEORANG WANITA HANYA BOLEH
MEMPUNYAI SEORANG SUAMI (PSL.3
AYAT1)

PUTUSNYA PERKAWINAN
KEMATIAN
KEPERGIAN SUAMI ATAU ISTERI
SELAMA 10 THN
AKIBAT PERPISAHAN MEJA & TEMPAT
TIDUR
PERCERAIAN

HUKUM BENDA
BENDA ADALAH SEGALA SESUATU YG
DAPAT DIHAKI ATAU YG DAPAT MENJADI
OBJEK HAK MILIK (PSL. 499 BW)

MACAM-MACAM BENDA MENURUT

BW
BENDA BERGERAK & TDK BERGERAK
BENDA YG MUSNAH & YG TETAP ADA
BENDA YG DPT DIGANTI & TDK DPT
DIGANTI
BENDA YG DPT DIBAGI & TDK DPT
DIBAGI
BENDA YG DIPERDAGANGKAN &
BENDA YG TDK DIPERDAGANGKAN

BENDA TDK BERGERAK ADA 3

(PSL 506,507,508 BW)
BENDA YG KRN SIFATNYA TDK
BERGERAK (TANAH)
BENDA YG KRN TUJUAN
PEMAKAIANYA SPY BERSATU DGN
BENDA YG TDK BERGERAK (MESIN)
BENDA YG KRN PENETAPAN UU SBG
BENDA TDK BERGERAK (KAPAL)

BENDA BEGERAK
ADA 2 GOLONGAN (PSL.509, 510,
DAN 511)
KRN SIFATNYA BEGERAK ( SEPEDA,
MEJA, BUKU,DLL)
KRN PENETAPAN UU ( HAK PAKAI, HAK
MEMUNGGUT HASIL,DLL.)

HAK KEBENDAAN ADA 2 MACAM

MENURUT BK II BW
HAK KEBENDAAN YG BERSIFAT
MEMBERI KENIKMATAN
HAK KEBENDAAN YG BESIFAT
MEMBERI JAMINAN

HAK KEBENDAAN YG MEMBERI

KENIKMATAN

HAK MILIK
HGU
HGB
HAK PAKAI
HAK SEWA UTK BANGUNAN
HAK MEMBUKA TANAH & MEMUNGUT
HASIL HUTAN
DLL.

HAK KEBENDAAN YG BERSIFAT

MEMBERI JAMINAN

PAND (GADAI)
HIPOTIK
FIDUSIA
HAK TANGGUNGAN

HUKUM PERIKATAN
SUMBER-SUMBER PERIKATAN :
- PERJANJIAN (PSL. 1313 BW)
- UNDANG-UNDANG (1352 BW)

SYARAT-SYARAT SAHNYA
PERJANJIAN
1. SEPAKAT MRK YG MENGIKATKAN
DIRINYA
2. CAKAP UTK MEMBUAT SUATU
PERJANJIAN
3. SUATU HAL TERTENTU
4. SUATU SEBAB YANG HALAL

ASAS KEBEBASAN BERKONTAK

BAHWA SETIAP ORG PD DASARNYA
BOLEH MEMBUAT KONTRAK
(PERJANJIAN) YG BERISI APA SAJA
ASAL TIDAK BERTENTANGAN DGN :
- UU
- KESUSILAAN
- KETERTIBAN UMUM

HUKUM PIDANA

HUKUM YG MENGATUR TTG

KEJAHATAN &

PELANGGARAN THP KEPENTINGAN

UMUM & PERBUATAN TSB DIANCAM
DGN PIDANA YG MERUPAKAN SUATU
PENDERITAAN

HUKUM PIDANA DI INDONESIA

MULAI BERLAKU :

1 JANUARI 1918

SISTEMATIKA KUHP
KUHP TERDIRI DARI 3 BUKU YAITU :
BUKU I : TTG KETENTUAN UMUM
BUKU II : TTG KEJAHATAN
BUKU III : TTG PELANGGARAN

MACAM-MACAM H.PIDANA
1. HUKUM PIDANA UMUM
(SIPIL)
2. HUKUM PIDANA MILITER
3. HUKUM PIDANA FISKAL

HUKUMAN DIANCAM THP TINGKAH

LAKU
PEMBUNUHAN
PEMBUNUHAN YG DIRENCANAKAN
PEMBUNUHAN ANAK PEMBUNUHAN ANAK
YG DIRENCANAKAN
PERAMPASAN JIWA ATAS PERMINTAAN
SIKORBAN
PENGGUGURAN
MENIMBULKAN KEMATIAN KRN LALAI ATAU
KURANG BERHATI-HATI

TINGKAH LAKU THP BADAN

PENGANIAYAAN
PERKELAHIAN
PENYERANGAN
MEMBAHAYAKAN JIWA & KESEHATAN ORG LAIN
MENIMBULKAN CACAT BADAN KRN LALAI ATAU
KURANG HATI-HATI

TINGKAH LAKU THP KEHORMATAN

PENGHINAAN
FITNAH
PENGADUAN ORG YG DIFITNAH
PENGHINAAN ORG YG TLH MENINGGAL

TINGKAH LAKU THP KEKAYAAN

PENCURIAN & PENYAMUNAN
PENGELAPAN
PERUSAKAN KEKAYAAN
PENIPUAN
DLL

TINGKAH LAKU THP SUSUNAN

KETURUNAN & PERKAWINAN
PERZINAHAN
PERKOSAAN
DLL

TUJUAN HUKUM PIDANA

1. UTK MENAKUT-NAKUTI SETIAP ORG
AGAR TDK MELAKUKAN PERBUATAN
PIDANA (PREVENTIF)
2. UTK MENDIDIK ORG YG TELAH
MELAKUKAN PERBUATAN PIDANA
(REPRESIF)

HUKUM PIDANA DPT DIBAGI 2 YAITU

:

HUKUM PIDANA OBJEKTIF

HUKUM PIDANA SUBJEKTIF

HUKUM PIDANA OBJEKTIF TERDIRI

DARI :

HUKUM PIDANA MATERIAL

HUKUM PIDANA FORMAL

HUKUM PIDANA MATRIAL

SEMUA PERATURAN YG MEMUAT
RUMUSAN TTG :
- PERBUATAN2 APA YG DAPAT DIHUKUM
- SIAPA YG DAPAT DIHUKUM
- HUKUMAN APA YG DAPAT DITERAPKAN

MACAM-MACAM PERBUATAN
PIDANA (DELIK)

DELIK FORMAL
DELIK MATERIAL
DELIK DOLUS
DELIK CULPA
DELIK ADUAN
DELIK POLITIK

ASAS-ASAS YG TERDAPAT DLM

KUHP

ASAS LEGALITAS
ASAS TERITORIAL
ASAS NASIONAL AKTIF
ASAS NASIONAL PASIF
ASAS UNIVERSALITAS

JENIS-JENIS HUKUMAN
HUKUMAN POKOK :
- HUKUMAN MATI
- HUKUMAN PENJARA
- HUKUMAN KURUNGAN
- HUKUMAN DENDA
HUKUMAN TAMBAHAN :
- PENCABUTAN HAK-HAK TTT
- PERAMPASAN/PENYITAAN BARANG2 TTT
- PENGUMUMAN PUTUSAN HAKIM

HUKUM ADAT
PENGERTIAN
PERSEKUTUAN HUKUM ADAT
HUKUM PERKAWINAN ADAT
HUKUM ADAT WARIS
HUKUM TANAH ADAT

SUSUNAN KEKELUARGAAN H.ADAT

SISTEM PATRILINEAL
SISTEM MATRILINIAL
PARENTAL (BILATERAL)

POLA PERKAWINAN H.ADAT

MASYARAKAT PATRILINEAL DISEBUT :
KAHWIN JUJUR
MASYARAKAT MATRILINEAL DISEBUT :
KAHWIN SEMENDO
MASYARAKAT PARENTAL
BERDASARKAN ASAS SAMA DERAJAR
SUAMI DAN ISTERI

APAKAH HUKUM ADAT ITU ?

Hukum Adat
Aturan Kebiasaan manusia
dalam hidup bermasyarakat
Perilaku yg terus menerus dilakukan
perorangan menimbulkan Kebiasaan Pribadi
Kebiasaan yang dilakukan secara terus
menerus lama-lama menjadi adat dalam
masyarakat

TERBENTUKNYA HUKUM ADAT

SESUATU YG DILAKUKAN SESEORG,
KEMUDIAN DILAKUKAN LAGI SELANJUTNYA
& MENJADI KEBIASAAN SESEORG, MAKA
AKAN MENJADI TRADISI
( KEBIASAAN ).
JIKA KEBIASAAN TSB DIIKUTI LG OLEH ORG
LAIN & MENJADI KEBIASAAN SETEMPAT &
HARUS DIIKUTI MAKA KEBIAASAAN TSB
AKAN MENJADI HUKUM ADAT

HUKUM ADAT SBG.ASPEK

KEBUDAYAAN

HUKUM ADAT
MERUPAKAN
KONKRITISASI DARI NILAI-NILAI SOSIAL
DAN BUDAYA BANGSA INDONESIA

CIRI-CIRI POKOK SISTEM BUDAYA

INDONESIA:
MERASA DIRINYA BAGIAN DARI ALAM, SEHINGGA
HRS MEMPERHITUNGKAN KEKUATAN-KEKUATAN
GHAIB.
KEBAHAGIAAN HIDUP,MAKA HRS MENYESUAIKAN
DIRINYA DGN ALAM SEKITARNYA.
GUNA MENCAPAI KEBAHAGIAAN DIJAGA
KESEIMBANGAN
BERSIFAT KOSMIS YAITU BHW. MANUSIA ADALAH
BGN DARI ALAM

 HRS SELALU MENJAGA KESEIMBANGAN.

BERPIKIR & BERTINDAK ATAS DASAR
SUATU KEPERCAYAAN PD TENAGA GHAIB.
TIAP TENAGA GHAIB MERUPAKAN BAGIAN
DARI KOSMOS

ADAPUN CIRI-CIRI POKOK ADALAH

SIFAT KEBERSAMAAN YG KUAT

MEMPUNYAI CORAK MAGIS RELEGIUS
CARA BERPIKIR YG KONKRIT
SIFAT VISUAL

CORAK HUKUM ADAT INDONESIA

1. Tradisional
2. Magis Religius
3. Keagamaan
4. Kebersamaan
5. Konkrit dan visual
6. Kontan
7. Terbuka dan sederhana
8. Dapat berubah dan menyesuaikan diri
9. Tidak dikodifikasi
10.Musyawarah dan mufakat

DUA UNSUR HUKUM ADAT

1. UNSUR KENYATAAN.
Bahwa adat itu dalam keadaan yang
sama selalu diindahkan oleh rakyat.
2. UNSUR PHISIKOLOGIS
Bahwa terdapat adanya keyakinan pd
rakyat, bahwa adat dimaksud
mempunyai kekuatan hukum.

HUKUM PIDANA TERDIRI DARI 2

YAITU :
HUKUM PIDANA MATERIAL
HUKUM PIDANA FORMAL ( KUHAP )

by : Tamaulina Sembiring

MACAM-MACAM PERBUATAN
PIDANA

PERBUATAN PIDANA ( DELIK ) ( PSL 362 )

DELIK MATERIAL
DELIK DOLUS ( PSL 338 )
DELIK CULPA ( PSL 359 )
DELIK ADUAN
DELIK POLITIK

SYARAT-SYARAT SUATU DIKATAKAN

PERISTIWA PIDANA
HRS ADA SUATU PERBUATAN,YAITU SUATU
KEGIATAN YG DILAKUKAN OLEH
SESEORANG(SEKELOMPOK) ORG
PERBUATAN TSB HRS SESUAI DGN YG
DIRUMUSKAN DLM UU
HRS ADA KESALAHAN YG DPT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
HRS ADA ANCAMAN HUKUMANNYA
( KETENTUAN H. YG DILANGGAR ITU
MENCANTUMKAN SANKSINYA )

MACAM-MACAM HUKUM PIDANA

HUKUM PIDANA UMUM

HUKUM PIDANA MELITER
HUKUM PIDANA PERANG
HUKUM PIDANA EKONOMI
HUKUM PIDANA PERPAJAKAN
UU KHUSUS ( NARKOTIKA,
KOROPSI,SUVERSI,PERS,DLL )

ASAS-ASAS HUKUM DLM KUHP

ASAS LEGALITAS
ASAS TERITORIALITAS
ASAS NASIONAL AKTIF
ASAS NASIONAL PASIF
ASAS UNIVERSALITAS

JENIS-JENIS HUKUMAN

HUKUMAN POKOK :
- HUKUMAN MATI
- HUKUMAN PENJARA
- HUKUMAN KURUNGAN
- HUKUMAN DENDA
HUKUMAN TAMBAHAN :
- PENCABUTAN HAK-HAK TERTENTU
- PERAMPASAN/PENYITAAN BRG-BRG
TERTENTU
- PENGUMUMAN PUTUSAN HAKIM

HUKUM ACARA
HUKUM YG MEMUAT PERATURANPERATURAN YG MENGATUR BGM CARA
MELAKSANAKAN & MEMPERTAHANKAN H.
MATERIAL
SEPERTI :
- MENGAJUKAN GUGATAN
- PROSES BERLAG
- PEMERIKSAAN DI SIDANG
- DAN EKSEKUSI

DLM TATA HUKUM INDONESIA

DIKENAL 4 HUKUM ACARA YAITU :
1. HUKUM ACARA PIDANA
2. HUKUM ACARA PERDATA
3. HUKUM ACARA PTUN ( ADM NEGARA )
4. HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI

KEDUA HUKUM ACARA TSB

MEMILIKI PERBEDAAN YG CUKUP
MENDASAR YAITU DLM HAL:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

PROSES MENGADILI
INISIATIF BERACARA
PIHAK YG MENUNTUT
ALAT-ALAT BUKTI
PENARIKAN KEMBALI SUATU PERKARA
KEDUDUKAN PARA PIHAK
DASAR KEPUTUSAN HAKIM
MACAMNYA HUKUMAN
UPAYA BANDING

PERBEDAAN MENGADILI :
- H.ACARA PDT MENGATUR CARA-CARA
MENGADILI PERKARA-PERKARA DI MUKA
PENGADILAN PERDATA OLEH HAKIM
PERDATA
- H.ACARA PDN MENGATUR CARA-CARA
MENGADILI PERKARA PIDANA DI MUKA
PENGADILAN PIDANA OLEH HAKIM PIDANA

PERBEDAAN PELAKSANAAN :
- PADA ACARA PERDATA INISIATIF DATANG
DARI PIHAK YG KEPENTINGANNYA
DIRUGIKAN
- PADA ACARA PIDANA INISIATIFNYA DATANG
DARI PENUNTUT UMUM ( JAKSA )

PERBEDAAN DALAM PENUNTUTAN :

- DLM ACARA PERDATA, YG MENUNTUT SI
TERGUGAT ADALAH PIHAK YG DIRUGIKAN.
PENGGUNGAT BERHADAPAN DGN
TERGUGAT. JADI TDK TERDAPAT
PENUNTUT UMUM ( JAKSA )
- DLM ACARA PIDANA, JAKSA SBG
PENUNTUT UMUM THP SITERDAKWA
MEWAKILI NEGARA BERHADAPAN DGN
TERDAKWA. JADI DISINI TERDAPAT
SEORANG JAKSA.

PERBEDAAN ALAT-ALAT BUKTI :

- DLM ACARA PERDATA SUMPAH
MERUPAKAN ALAT PEMBUKTIAN. ADA 5
ALAT BUKTI YAITU :TULISAN, SAKSI,
PERSANGKAAN, PENGAKUAN & SUMPAH
- DLM ACARA PIDANA ADA 4 ALAT BUKTI :
TULISAN, SAKSI, PERSANGKAAN &
PENGAKUAN.

PERBEDAAN PENARIKAN KEMBALI

SUATU PERKARA :
- DLM ACARA PERDATA, SEBELUM ADA
PUTUSAN HAKIM, PIHAK-PIHAK YBS BOLEH
MENARIK KEMBALI PERKARANYA
- DLM ACARA PIDANA, TIDAK DPT DITARIK
KEMBALI.

PERBEDAAN KEDUDUKAN PARA PIHAK :

- DLM ACARA PERDATA, PIHAK-PIHAK

MEMPUNYAI KEDUDUKAN YG SAMA. HAKIM
HANYA BERTINDAK SBG WASIT DAN
BERSIFAT PASIF
- DLM ACARA PIDANA, JAKSA
KEDUDUKANNYA LEBIH TINGGI DARI
TERDAKWA. HAKIM JUGA TURUT AKTIF

PERBEDAAN DLM DASAR KEPUTUSAN

HAKIM :
- DLM ACARA PERDATA, PUTUSAN HAKIM
ITU CUKUP DGN MENDASARKAN DIRI KPD
KEBENARAN FORMAL SAJA ( AKTA
TERTULIS, DLL )
- DLM ACARA PIDANA, PUTUSAN HAKIM HRS
MENCARI KEBENARAN MATERIIL
(MENURUT KEYAKINAN, PERASAAN
KEADILAN HAKIM SENDIRI )

PERBEDAAN MACAMNYA HUKUMAN :

- DLM ACARA PERDATA, TERGUGAT YG
TERBUKTI KESALAHANNYA DIHUKUM
DENDA ATAU HUKUMAN KURUNGAN SBG
PENGANTI DENDA
- DLM ACARA PIDANA, TERDAKWA YG
TERBUKTI KESALAHANNYA DIPIDANA MATI,
PENJARA, KURUNGAN ATAU DENDA
MUNGKIN DITAMBAH DGN PIDANA
TAMBAHAN SEPERTI : DICABUT HAK-HAK
TERTENTU,DLL.

PERBEDAAN DLM UPAYA BANDING :

- BANDING PERKARA PERDATA DARI PN KE
PT DISEBUT APPEL
- BANDING PERKARA PIDANA DARI PN KE PT
DISEBUT REVISI

KUHAP UU NO. 8 THN 1981(184)

ALAT-ALAT BUKTI DLM PERKARA
PIDANA :
1. KETERANGAN SAKSI
2. KETERANGAN AHLI
3. SURAT-SURAT
4. PETUNJUK
5. KETERANGAN TERDAKWA

ASAS-ASAS HUKUM ACARA PDT:

HAKIM BERSIFAT PASIF
HAKIM MENDENGAR KEDUA BELAH PIHAK
PERSIDANGAN DI PENGADILAN BERSIFAT
TERBUKA UTK UMUM
PUTUSAN HAKIM HRS MEMUAT ALASANALASANNYA
BERACARA TDK DGN CUMA-CUMA

5 MACAM ALAT BUKTI DLM

H.ACARA PERDATA

BUKTI TULISAN
BUKTI SAKSI
DUGAAN
PENGAKUAN
SUMPAH

PROSES PELAKSANAAN HUKUM

ACARA PIDANA
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN DLM SIDANG PENGADILAN
MEMAJUKAN UPAYA HUKUM
PELAKSANAANPUTUSAN HAKIM PIDANA

PIHAK-PIHAK DLM H.ACARA PDN

TERSANGKA
TERDAKWA
PENUNTUT UMUM ( JAKSA )
PENYIDIK ( POLRI )
PENYELIDIK ( POLRI )
PENASEHAT HUKUM

ASAS-ASAS DLM HUKUM ACARA

PIDANA
ASAS PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA
RINGAN
ASAS PRADUGA TAK BERSALAH
ASAS LEGALITAS & OPORTUNITAS
ASAS PEMERIKSAAN PENGADILAN TERBUKA UTK
UMUM
ASAS KESAMAAN PERLAKUAAN

PUTUSAN HAKIM PDN DPT

BERUPA
PUTUSAN BEBAS ( VRIJSPRAAK )
PELEPASAN ( ONSLAG )
PENGHUKUMAN TERDAKWA

HUKUM ACARA PTUN (UU.5/1986)

HAKIM BERPERAN LEBIH AKTIF MENCARI
KEBENARAN MATERIAL
KEDUDUKAN PENGGUGAT &TERGUGAT
SAMA SAMPAI TK.KASASI
TIDAK DIMUNGKINKAN ADANYA GUGAT
BALIK
PENGAJUAN GUGATAN BATAS WAKTU 90
HARI

OBJEK SENGKETA TUN UNSURUNSURNYA ADALAH :

KEPUTUSAN TUN TERTULIS
KONKRIT
INDIVIDUAL
FINAL

PENYELESAIAN SENGKETA TUN

DPT DITEMPUH DGN 2 JALUR IAITU :
1. JALUR PERADILAN
2. JALUR ADMINISTRASI

ALAT BUKTI DLM.ACARA PTUN

SURAT ATAU TULISAN
KETERANGAN AHLI
KETERANGAN SAKSI
PENGAKUAN PARA PIHAK
PENGETAHUAN HAKIM

PUTUSAN HAKIM DAPAT BERUPA

GUGATAN DITOLAK
GUGATAN DIKABULKAN
GUGATAN TIDAK DITERIMA
GUGATAN GUGUR

DLM PK. ADA BEBERAPA PRINSIP

HANYA DAPAT DIAJUKAN SATU KALI
TDK MENANGGUHKAN (MENGHENTIKAN)
PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN
DAPAT DICABUT SELAMA BLM
DIPUTUS,TDK DAPAT DIAJUKAN KEMBALI
DIPUTUS OLEH MA PD TK. PERTAMA
&TERAKHIR

ADA 2 UPAYA PENYELESAIAN

MELALUI ADM IAITU :

BANDING ADMINISTRATIF
PROSEDUR KEBENARAN

ASAS-ASAS HUKUM ACARA

MAHKAMAH KONSTITUSI
1. PERSIDANGAN TERBUKA UNTUK UMUM.
2. INDEPENDEN & IMPARSIAL.
3. PERADILAN DILAKSANAKAN SECARA CEPAT,
SEDERHANA & MURAH.
4. HAK UTK DIDENGAR SECARA SEIMBANG (AUDI
ET ALTERAM PARTEM)
5. HAKIM AKTIF & JUGA PASIF DLM PROSES
PERSIDANGAN.
6. IUS CURIA NOVIT (PENGADILAN TDK BOLEH
MENOLAK UTK MEMERIKSA, MENGADILI &
MEMUTUS SUATU PERKARA).
7. PUTUSAN BERSIFAT ELGA OMNES. BERLAKU

ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA

( UUPA 5/1960)
ASAS KENASIONALAN
ASAS MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN
NASIONAL & NEGARA
ASAS SEMUA HAK ATAS TANAH
MEMPUNYAI FUNGSI SOSIAL
ASAS HANYA WARGA NEGARA YG DPT
MEMPUNYAI HAK MILIK ATAS TANAH
ASAS PERSAMAAN BAGI SETIAP WARGA
NEGARA INDONESIA

 ASAS TANAH PERTANIAN HRS

DIKERJAKAN ATAU DIUSAHAKAN SECARA
AKTIF OLEH PEMILIKNYA SENDIRI
ASAS TATA GUNA TANAH/PENGUNAAN
TANAH SECARA BERENCANA

UNDANG-UNDANG PERTANAHAN DI
INDONESIA
UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA
YAITU : UU NO.5 TAHUN 1960
DASARNYA PSL 33 AYAT ( 3 ) UUD 1945

HAK-HAK ATAS TANAH DLM UUPA

HAK MILIK
HAK GUNA USAHA
HAK GUNA BANGUNAN
HAK PAKAI
HAK SEWA
HAK MEMBUKA TANAH
HAK MEMUNGUT HASIL HUTAN
HAK-HAK LAIN YG BERSIFAT SEMENTARA

HUKUM INTERNASIONAL
SUMBER-SUMBER H.INTERNASIONAL
MENURUT PSL 38(1) PIAGAM MAHKAMAH
INTERNASIONAL :
1. PERJANJIAN-PERJANJIAN
INTERNASIONAL ( TRAKTAT )
2. KEBIASAAN-KEBIASAAN ITERNASIONAL
3. PRINSIP-PRINSIP HUKUM UMUM YG
DIAKUI OLEH BANGSA-BANGSA BERADAP
4. KEPUTUSAN PENGADILAN & AJARANAJARAN PARA SARJANA TERKEMUKA

SUBJEK H. INTERNASIONAL
NEGARA
TAHTAH SUCI ( VATIKAN )
PALANG MERAH INTERNASIONAL
ORGANISASI2 INTERNASIONAL
INDIVIDU

SUMBER FORMAL H.
INTERNASIONAL

PERJANJIAN INTERNASIONAL
KEBIASAAN INTERNASIONAL
YURISPRUDENSI INTERNASIONAL
PENDAPAT PARA AHLI2 HUKUM
INTERNASIONAL

JENIS LAPANGAN HUKUM

INTERNASIONAL
1.
2.
3.
4.
5.

H.TATA NEGARA INTERNASIONAL

HUKUM TATAUSAHA INTERNASIONAL
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
HUKUM PIDANA INTERNASIONAL
HUKUM ACARA (TATAUSAHA, PERDATA,
PIDANA) INTERNASIONAL

ISI HUKUM INTERNASIONAL

HUKUM DAMAI
HUKUM PERANG
HUKUM KENETRALAN

HUKUM DAMAI MELIPUTI :

PERATURAN2 MENGENAI BATAS2
DAERAH/WILAYAH HUKUM NEGARA YG SATU DGN
YG LAIN
PERATURAN2 MENGENAI LEMBAGA2 YG
BERTINDAK SBG WAKIL NEGARA DLM HUB YG
BERSIFAT INTERNASIONAL
PERATURAN2 TTG PEMBENTUKAN HI
PERATURAN2 MENGENAI TANGGUNG JAWAB
AKIBAT TINDAKAN YG BERTENTANGAN DGN HI
MENGENAI PERSELISIHAN2 INTERNASIONAL.
DLL.

HUKUM PERANG MELIPUTI :

MENGATUR AKIBAT PUTUSNYA HUB.
DIPLOMATIK
MEMBATASI CARA BERPERANG,
TAWANAN,ORG SAKIT, DLL.
KEDUDUKAN HUKUM DAERAH MUSUH
YG DIDUDUKI

HUKUM KENETRALAN MELIPUTI :

MENGATUR HAK2 & KEWAJIBAN

TIMBAL BALIK ANTARA NEGARA2 YG
BERPERANG DGN NEGAR-NEGARA YG
NETRAL

HUKUM ADM. NEGARA (HTP)

HAN
BAGIAN DARI HUKUM TATA
NEGARA
HTP/HAN TERDIRI DARI 3 UNSUR YAITU :
1. HTP YAITU HUKUM TATA PELAKSANAAN
UU ( KEKUASAAN UTK MELAKSANAKAN
UU )
2. HAN DLM ARTI SEMPIT YAITU HUKUM
TATA PENGURUSAN RT NEGARA
3. HTUN YAITU HUKUM MENGENAI SURAT
MENYURAT,RAHASIA DINAS &
JABATAN,KEARSIPAN &
DOKUMENTASI,DLL

ADA 3 ARTI DARI HAN

1. SEBAGAI APARATUR NEGARA, APARATUR
PEMERINTAHAN ATAU SBG INSTITUSI
POLITIK ( KENEGARAAN )
2. SEBAGAI FUNGSI ( AKTIVITAS )
3. SEBAGAI PROSES TEKNIS
PENYELENGGARAAN UU ( MELIPUTI
SEGALA TINDAKAN APARATUR NEGARA
DLM MENYELENGGARAKAN UU )

ADMINISTRASI DLM ARTI LUAS DPT

DITINJAU DARI 3 SUDUT YAITU :
1. ADM. SEBAGAI SUATU PROSES DLM
MASYARAKAT
2. ADM. SEBAGAI SUATU JENIS KEGIATAN
3. ADM. SEBAGAI KELOMPOK ORG YG
SECARA BERSAMA-SAMA SEDANG
MENGERAKAN KEGIATAN

HUKUM PAJAK
PAJAK ADALAH : IURAN KPD NEGARA YG
TERHUTANG OLEH ORG YG WAJIB
MEMBAYARNYA ( WAJIB PAJAK )
GUNA PAJAK ADALAH UTK MEMBIAYAI
PENGELUARAN2 UMUM SEHUBUNGAN
DGN TUGAS NEGARA DLM
MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN &
KESEJAHTERAAN RAKYAT

PRESTASI YG DIBERIKAN
PEMERINTAH DARI PAJAK KPD
MASYARAKAT ADALAH :
KEPENTINGAN UMUM BERUPA :
- MEMBUAT PELABUHAN
- MEMBUAT JALAN RAYA

JENIS-JENIS PAJAK
MENURUT SIFATNYA :
- PAJAK KEKAYAAN
- PAJAK LALULINTAS
- PAJAK KEBENDAAN
- PAJAK ATAS PEMAKAIAN

PAJAK MENURUT CIRINYA:

- PAJAK SUBJEKTIF & PAJAK OBJEKTIF
- PAJAK LANGSUNG & PAJAK TIDAK
LANGSUNG
- SUMBANGAN DAN PAJAK UMUM
- PAJAK UMUM (NEGARA ) DAN PAJAK
DAERAH

CONTOH PAJAK OBJEKTIF

PAJAK KEKAYAAN
PAJAK PENDAPATAN
PAJAK BARANG IMPOR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PAJAK SENJATA API

PAJAK LANGSUNG
PAJAK YG DIPUNGUT SECARA PRIODIK
CONTOH:
- PAJAK PENDAPATAN
- PAJAK KEKAYAAN
- PBB
- PAJAK PERSEROAN

PAJAK TIDAK LANGSUNG

PAJAK YG DIPUNGUT KALAU ADA SUATU
PERISTIWA ATAU PERBUATAN TTT.
CONTOH :
-BEA BALIK NAMA
-BEA MATERAI
-BEA MASUK BARANG

FUNGSI PAJAK
FUNGSI BUDGETER
MERUPAKAN SUMBER PEMASUKAN
KAS NEGARA UTK MEMBIAYAI
PENGELUARAN NEGARA
FUNGSI MENGATUR
DIGUNAKAN SBG ALAT UTK MENCAPAI
TUJUAN TTT. DI LUAR BID.KEUANGAN
YG DITUJUKAN THP.SEKTOR SWASTA

ASAS-ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

ASAS UMUM IAITU KEADILAN
ASAS MENURUT FILSAFAT HUKUM
ASAS YURIDIS
ASAS EKONOMIS
ASAS FINANSIAL

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

SEKUMPULAN PERATURAN YG MENGATUR

HUBUNGAN HUKUM YG DIADAKAN OLEH
DUA ORG ATAU LEBIH YG TUNDUK PADA
TATA HUKUM YG BERBEDA

SUMBER H. PERDATA
INTERNASIONAL INDONESIA

PASAL 16.17 DAN 18 AB (ALGEMENE

BEPALINGEN VAN WETGEVING)
YG SERING DISEBUT DGN TEORI ATAU
AJARAN STATUTA

PASAL 16 AB
KETENTUAN-KETENTUAN PERUNDANGAN
TTG KEDUDUKAN HUKUM & KEWENANGAN
INDIVIDU BERTINDAK TETAP MENGIKAT WNI
WALAUPUN BERADA DI LUAR NEGERI
(ASAS PERSONEL)
ATAU LEX REI SITAI ATAU STATUTA
PERSONALIA

PASAL 17 AB
MENGENAI BENTA TETAP (TDK BERGERAK)
BERLAKU HUKUM DARI NEGARA TEMPAT
BENDA ITU TERLETAK
ASAS LEX SITUS (HUKUM SETEMPAT)
ATAU STATUTA REALITA

PASAL 18 AB

ASAS LOCUS REGIT ACTUS ATAU

STATUTA MIXTA

H. PERDATA INTERNASIONAL
TERDIRI DARI 2 GOLONGAN YAITU:

PERATURAN-PERATURAN PETUNJUK
PERATURAN-PERATURAN ASLI

PERATURAN PETUNJUK

PERATURAN YG MENUNJUK
PERATURAN NASIONAL MANA YANG
AKAN MENGATUR HUBUNGAN YANG
BERSANGKUTAN

PERATURAN ASLI

PERATURAN YG MEMBERIKAN
PENYELESAIAN SENDIRI DLM ARTI
TDK MENUNJUK HUKUM NASIONAL
MANA YG AKAN MENGATUR, TETAPI
MENGATUR SENDIRI

KEDUDUKAN ISTERI DLM H. PDT

INTERNASIONAL

IAITU MENGIKUTI KEBANGSAAN

SUAMINYA

HUKUM PERBURUHAN
HUKUM PERBURUHAN
BAGIAN DARI
HUKUM PERDATA DLM ARTI LUAS
KESELURUHAN PERATURAN2 TERTULIS &
TDK TERTULIS YG MENGATUR TTG
MASALAH2 PERBURUHAN

UNSUR-UNSUR DLM HUKUM

PERBURUHAN
SERANGKAIAN PERATURAN YG
TERTULIS & TIDAK TERTULIS
PERATURAN ITU MENGENAI SUATU
KEJADIAN
ADANYA ORG YG BEKERJA PD ORG
LAIN
ADANYA BALAS JASA YG BERUPA
UPAH

HAKEKAT & SIFAT H. PERBURUHAN

SECARA YURIDIS BURUH ADALAH MMG
BEBAS SESUAI DGN PRINSIF NEGARA RI
BHW TDK SEORANGPUN BOLEH
DIPERBUDAK ATAU DIPERHAMBA.
SECARA SOSIOLOGIS BURUH TDK BEBAS,
KRN SBG ORGYG TDK MEMPUNYAI BEKAL
HIDUP SELAIN DARI PD TENAGANYA ITU IA
TERPAKSA BEKERJA PD ORG LAIN,MAKA
MAJIKANLAH YG MENTETUKAN SYARAT2

SUMBER HUKUM PERBURUHAN

1. PERATURAN PERUNDANGAN PD MASA
PENJAJAHAN :
- BW BUKU III TITEL 7A
- WvK BUKU II TITEL 4
- AB TGL 17 JAN 1938 tentang Peraturan
Perburuhan di Perusahaan Perkebunan
- ORDONANTIE TGL 21 AGS 1879

2. PERATURAN PERUNDANGAN RI :
- UU No.33 Thn.1947 Ttg Kecelakaan
- UU No.12 Thn.1948 Tentang undang2 kerja
- UU No.23 Thn.1948 Ttg Pengawasan
Perburuhan
- UU No. 21 Thn 1954 Ttg Perjanjian
Perburuhan
- UU No. 22 Thn. 1957 Ttg Penyelesaian
Perburuhan
- UU No.12 Thn. 1964 Ttg Pemutusan
Hubungan Kerja di Perusahaan Swasta
- PP No.41 Thn. 1953 Ttg Kewajiban
Melaporkan perusahaan

- PP No.49 Thn. 1954 Ttg cara membuat &

mengatur perjanjian perburuhan
- Peraturn Menteri Perburuhan No.9 Thn 1961
Ttg Penetapan besarnya upah pesangon, uang
jasadan ganti kerugian
- Keputusan Presiden No.24 Thn. 1953 Ttg Hari
Libur

SUBYEK HUKUM PERBURUHAN &

HUB. KERJA
1. ORANG2 ( BURUH & MAJIKAN )
2. ORGANISASI PERBURUHAN
3. BADAN2 RESMI
4. ORGANISASI PERBURUHAN SEDUNIA

PENGERTIAN-PENGERTIAN DLM H.
PERBURUHAN
PEKERJA
TIAP ORG YG MELAKUKAN
PEKERJAAN
KARYAWAN
SETIAP ORG YG
MELAKUKAN KARYA
PENGUSAHA
SETIAP ORG YG
MELAKUKAN SUATU USAHA

MAJIKAN
SEORANG PENGUSAHA
DLM HUBUNGAN DGN BURUH

BURUH
BARANG SIAPA BEKERJA
PD MAJIKAN DGN MENERIMA UPAH
UPAH
IMBANGAN YG DIPEROLEH
DARI MAJIKAN YG TLH MENERIMA HASIL
DARI PEKERJAAN BURUH

UNSUR-UNSUR MUTLAK DLM

HUBUNGAN KERJA
KEWAJIPAN BURUH UTK MELAKUKAN
PEKERJAAN
DLM MELAKUKAN PEKERJAAN HRS DI
BAWAH PERINTAH MAJIKAN
MAJIKAN WAJIB MEMBERIKAN UPAH SBG
KONTRAPRESTASI DARI PEKERJAAN YG
DILAKUKAN OLEH BURUH

SEBAB-SEBAB TERJADINYA
PEMUTUSAN HUB.KERJA DARI
BURUH :
BURUH MENDERITA SAKIT
BURUH MELAKUKAN PERBUATAN2 YG
MERUGIKAN PERUSAHAAN
BURUH MENINGGALKAN PEKERJAAN YG
MENJADI TUGASNYA
BURUH DIJATUHI HUKUMAN

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

BERASAL DARI MAJIKAN
KEADAN PERUSAHAAN YG SELALU
MERUGI, SEHINGGA DIPERLUKAN
PENGURANGAN BURUH
PERUSAHAAN BANGKRUT

MACAM-MACAM PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA
PEMUTUSAN HUB.KERJA KRN HUKUM
PEMUTUSAN HUB.KERJA KRN PUTUSAN
PENGADILAN
PEMUTUSAN HUB.KERJA KRN
PERSETUJUAN BURUH
PEMUTUSAN HUB.KERJA KRN KEHENDAK
MAJIKAN

PERSELISIHAN PERBURUHAN ADA 2

MACAM
PERSELISIHAN HAK
PERSELISIHAN KEPENTINGAN

PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PERBURUHAN DPT DIUPAYAKAN
MELALUI :
1. BADAN PEMISAH ( ARBITRASE )
2. PANITIA PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PERBURUHAN DAERAH ( P4D )
3. PANITIA PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PERBURUHAN PUSAT ( P4P )
4. MENTERI TENAGA KERJA ATAU PEJABAT
DILINGKUNGAN DEPNAKER YG DITUNJUK
5. PENGADILAN NEGERI

HUKUM DAGANG

SEJARAH HUKUM DAGANG

SISTEMATIKA KUHD
HUBUNGAN H.PERDATA DGN KUHD
PERANTARA DLM HUKUM DAGANG
PENGANGKUTAN
ASURANSI
SUMBER-SUMBER HUKUM DAGANG
PERSEKUTUAN DAGANG

SEJARAH HUKUM DAGANG

KUHD LAHIR BERSAMAAN DGN KUHPdt

DIMULAI BERLAKU 1 MEI 1848

SUMBER-SUMBER HUKUM DAGANG

KUHD ( WvK )
KUHPERDATA ( BW )
HUKUM TERTULIS YG TDK DIKODIFIKASI.
SEPERTI : UU KOPERASI, UU HAK CIPTA,
SURAT KEPUTUSAN MENTERI DIBIDANG
EKONOMI & KEUANGAN

SISTEMATIKA KUHD
TERDIRI DARI 2 BUKU YAITU :
1.PERIHAL PERDAGANGAN PADA
UMUMNYA
2.HAK-HAK DAN KEWAJIBAN YG TIMBUL
DARI PELAYARAN

PASAL 1 KUHD
KUHPdt DAPAT JUGA BERLAKU DLM
HAL-HAL YG DIATUR DLM KUHD,
SEPANJANG KUHPdt. ITU TDK
KHUSUS MENYIMPANG DARI KUHD

BUKU I TERDIRI DARI :

BAB I : DIHAPUS DGN STB 1938 NO,276
(PSL.2,3,4,5)
BAB II : TTG PEMBUKUAN
BAB III : TTG BEBERAPA JENIS
PERSEKUTUAN
BAB IV : TTG BURSA PERNIAGAAN
BAB V : TTG KOMISIONER, EKSPEDITOR,
PENGANGKUT DAN NAHKODA YG
BERLAYAR DISUNGAI-SUNGAI &
PERAIRAN PEDALAMAN

BAB VI : TTG SURAT-SURAT WESEL & SURATSURAT SANGGUP

BAB VII : TTG CEK & PROMES SERTA
KUITANSI ATAS TUNJUK
BAB VIII : TTG REKLAME ATAU PENUNTUTAN
KEMBALI DLM HAL KEPAILITAN
BAB IX : TTG ASURANSI ATAU
PERTANGGUNGAN PADA UMUMNYA
BAB X : TTG PERTANGGUNGAN THP BAHAYA
KEBAKARAN, THP BAHAYA YG
MENGANCAM HASIL PERTANIAN DI SAWAH
& TTG PERTANGGUNGAN JIWA

BUKU II TERDIRI DARI :

BAB I : TTG KAPAL DAN MUATANNYA
BAB II : TTG PENGUSAHA KAPAL &
PEMILIKAN BERSAMA KAPAL
BAB III : TTG NAHKODA, ANAK BUAH KAPAL &
PENUMPANG
BAB IV :TTG PERJANJIAN KERJA LAUT
BAB VA : PENYEDIAAN & PENGUNAAN
PENYEDIAAN KAPAL
BAB VB : TENTANG PENGANGKUTAN
BARANG

BAB VI : TTG TUBRUKAN KAPAL

BAB VII : TTG KARAM KAPAL, KEKANDASAN &
BARANG2 TEMUAN DI LAUT
BAB VIII : TTG PERSETUJUAN HUTANG WANG DGN
PREMI OLEH NAHKODA ATAU PENGUSAHA
PELAYARAN DGN TANGGUNGAN KAPAL
ATAU MUATANNYA
BAB IX : TTG PERTANGGUNGAN THP BAHAYA 2
LAUT & BAHAYA2 PERBUDAKAN
BAB X : PERTANGGUNGAN THP BAHAYA2
PENGANGKUTAN DI DARAT & DI SUNGAI
SERTA PERAIRAN PEDALAMAN

BAB XI : TTG AVARIJ

BAB XII : TTG HAPUSNYA PERIKATAN2
DALAM PERNIAGAAN LAUT
BABXIII : TTG KAPAL2 YG MELAYARI
SUNGAI2 DAN PERAIRAN
PEDALAMAN

HUKUM ADM.NEGARA ( HTP )

ARTI ADMINISTRASI NEGARA

OBJEK ADMINISTRASI
METODE ADMINISTRASI NEGARA
KEGIATAN-KEGIATAN ADMINISTRASI
NEGARA
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
ASAS-ASAS PELAKSANAAN
PEMERINTAHAN/ADM YANG BAIK
PERADILAN TATA USAHA NEGARA

OBJEK HUKUM ADM. NEGARA

NEGARA DLM KEADAAN BERGERAK

ATAU MENGATUR HUB.H. ANTARA
JABATAN-JABATAN DLM NEGARA DAN
PARA WARGA NEGARA

SUMBER HUKUM ADM.NEGARA

SUMBER HUKUM MATERIAL

SUMBER HUKUM FORMAL

ADA 3 ARTI DARI HAN

1. SEBAGAI APARATUR NEGARA, APARATUR
PEMERINTAHAN ATAU SBG INSTITUSI
POLITIK ( KENEGARAAN )
2. SEBAGAI FUNGSI ( AKTIVITAS )
3. SEBAGAI PROSES TEKNIS
PENYELENGGARAAN UU ( MELIPUTI
SEGALA TINDAKAN APARATUR NEGARA
DLM MENYELENGGARAKAN UU )

SUMBER H.FORMIL H.ADM.

NEGARA
UU
KEBIASAAN H.ADM.NEGARA
YURISPRUDENSI
PENDAPAT PARA AHLI HUKUM
ADM.NEGARA

BENTUK-BENTUK PERBUATAN
PEMERINTAH
PERBUATAN HUKUM/TINDAKAN HUKUM:
- PERBUATAN MENURUT HUKUM PRIVAT
- PERBUATAN MENURUT HUKUM PUBLIK
BUKAN PERBUATAN HUKUM :

PERBUATAN PEMERINTAH MENURUT

HUKUM PUBLIK DIBEDAKAN MENJADI 2
YAITU :
1. PERBUATAN MENURUT HUKUM
PUBLIK BERSEGI SATU
2. PERBUATAN MENURUT HUKUM
PUBLIK BERSEGI DUA

HUKUM ANTAR GOLONGAN

HUKUM YG MENYELESAIKAN PERSOALANPERSOALAN YG TIMBUL KRN ADANYA

HUBUNGAN HUKUM ANTAR WARGA YG
BERBEDA HUKUM YG BERLAKU PADANYA
DI DALAM SATU NEGARA

HUKUM ANTARGOLONGAN
PSL 131 & 163 IS :
- GOL. EROPA ATAU YG DIPERSAMAKAN
- GOL. TIMUR ASING
- GOL. BUMI PUTRA ( INDONESIA ASLI )

HUKUM ANTAR GOLONGAN

HUKUM ANTAR ADAT
HUKUM ANTAR AGAMA
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
(HUKUM ANTAR NEGARA)

HUKUM ANTAR AGAMA

BERLAKU S. 1933 NO.74

PASAL 26