Hukum, yang dalam hal ini tentu adalah persoalan legal, berkembang
melampaui moralitas itu sendiri. Di sisi lain, banyak aspek moralitas yang
terlewatkan oleh hukum. Dengan kalimat yang sederhana, hukum sering kali
bergerak tanpa basis moralitas.
Para positivis, agaknya mengajukan pendekatan yang lebih masuk akal. Bahwa,
moralitas dan hukum adalah dua benda yang berbeda. Dan keduanya tidak saling
berhubungan. Yang artinya, hukum tidak harus merepresentasikan moralitas.
Hukum tidak harus sesuai dengan kode moral apapun.
Namun, pendekatan seperti ini jelas sangat mengganggu. Terutama para hakim.
Jika dia mengerti soal moralitas. Karena di satu sisi, dia harus bekerja berdasarkan
regulasi yang ada. Di sisi lain, tindakan itu ada kalanya tidak berbasis pada kode
moral.
Tapi, apakah teori para positivis itu cukup berdalil? Untuk mendapat pemahaman
yang lebih baik tentang pemisahan yang dilakukan kaum positivis, kita perlu
memahami secara tuntas tentang konsep keadilan dan hukum kodrati.
Maka, yang terjadi adalah kejahatan yang legal. Alih-alih dapat dituntut. Justru
HAKEKAT HUKUM menghalangi kejahatan itu yang dapat dituntut. Karena itu, dengan sangat terpaksa,
kita harus menyatakan bahwa rentetan kejahatan itu, adalah perbuatan yang legal.
Hakekat Hukum Pada dasarnya adanya hukum itu tergantung pada ada atau tidak Ini satu contoh problem, dari pendekatan dikotomik. Pendekatan yang
adanya masyarakat. Dengan demikian hukum ada pada setiap masyarakat di
manapun manusia berada di muka buMI ini, bagaimanapun primitifnya atau memisahkan antara hukum dan moralitas. yang lebih menekankan pada aspek
bagaimanapun modernnya. Suatu masyarakat pasti punya hukum. Oleh karena itu legal.
keberadaan hukum sifatnya universal. Hukum tidak dapat dipisahkan oleh Atau sebaliknya. Bagaimana dengan sebuah kejahatan yang belum diatur deliknya.
masyarakat, tetapi mempunyai hubungan timbal balik. Dalam kehidupan
bernegara salah satu yang harus ditegakkan adalah suatu kehidupan hukum dalam Yang artinya, kejahatan itu tidak bisa dituntut dengan pasal yang sudah ada.
masyarakat, pandangan ini diyakini tidak saja disebabkan negeri ini menganut Atau mungkin, menerapkan secara serampangan delik yang tidak ada kaitannya
negara hukum, melainkan lebih melihat secara kritis kecenderungan yang akan dengan kejahatan itu. Demi memberikan legalitas suatu hukuman. Pada pelaku
terjadi dalam kehidupan berbangsa. (Khudzaifah, 2004: 1). Karena hukum
bertalian dengan keadaan masyarakat pada waktunya, maka keberadaan hukum kejahatan yang belum diatur deliknya.
dapat dilihat melalui kurun waktunya. Dengan demikian hakekat dan karakter Tentu, ini juga jadi problem. Karena dengan sangat terpaksa, kita harus meloloskan
hukum dapat dilihat dari kapan dan di mana masyarakat itu berada. Oleh demikian banyak kejahatan. Terutama, jika sang hakim malam berpikir.
teori hukum muncul dari abad dan dari generasi ke generasi, tidak hanya
memperlihatkan warna kosmologi dan semangat zaman. Adapun hakikat hukum Dari situ. Dapat dipahami. Bahwa hukum dan moralitas, sejatinya adalah satu
adalah Hukum sebagai tatanan Sosial Ciri pertama yang lazim dijumpai pada paket. Yang tidak dapat dipisahkan. Dan akan menjadi problem, ketika keduanya
semua tatanan sosial yang diistilahkan sebagai “hukum” ialah bahwa semua bergerak sendiri-sendiri.
tatanan itu merupakan tata perilaku manusia. Hukum Sebagai tatanan pemaksa
Ialah bahwa semua tatanan itu merupakan tatanan pemaksa. Ini berarti bahwa Tapi. Apakah memang demikian? Perspektif yang lebih dalam, tampaknya
semua tatanan itu bereaksi terhadap kejadian-kejadian tertentu, yang dianggap memberikan penjelasan yang berbeda. Bahwa sebagian besar regulasi legal,
sebagai suatu yang tidak dikehendaki karena merugikan masyarakat. Reaksi kiranya lebih menuntut.
tersebut terutama ditujukan terhadap perilaku manusia yang merugikan ini dengan
menggunakan tindakan paksa. Dengan kata lain, reaksi itu berupa pelaksanaan Kita bisa ambil contoh persoalan yang sangat sepele. Soal surat izin mengemudi
tindak kejahatan terhadap individu (pelaku pelanggaran, misalnya dengan misalnya. Meski seorang pengemudi handal, dia tetap dituntut untuk memiliki
mencabut nyawa dan sebagainya (Kelsen, 2008: 37) Plato memberikan pengertian selembar kartu, yang bahkan tak ada harganya itu.
mengenai apa itu hukum? Hukum adalah suatu sistem aturan-aturan positif yang
terorganisir atau terformulasi, mengikat pada keseluruhan individu dalam negara. Bahkan, persoalan pelanggaran seperti ini bisa jadi masalah. Dengan dalil
Dalam nash lain Plato, bahwa hukum merupakan hasil dari pengolahan pikiran membahayakan orang lain. Meski dugaan itu hanya berdasarkan asumsi.
manusia dalam cara-cara masuk akal, dengan kata lain hukum adalah logosmos Di sisi lain. Banyak persoalan moral yang mungkin terabaikan oleh hukum.
atau reasoned thought (pikiran yang masuk akal) (Bakir, 2007: 175-6). Bahwa
hakikat hukum adalah sebuah hasil pemikiran manusia atau kerja akal pikiran Seperti, hak untuk memiliki kekayaan. Tanpa khawatir untuk dituntut. Meski, di
manusia untuk membuat aturan-aturan yang mengikat terhadap perilaku manusia sekitar mereka kemiskinan menjamur.
dan sekaligus memberikan sanksi terhadap orang yang melanggarnya Kita akan senang sekali. Jika ada pasal yang bisa menuntut seseorang yang
memiliki kekayaan dengan jumlah tertentu, dengan sebuah delik. Jika dia tidak
mendermakan sebagian kekayaannya itu, untuk orang-orang miskin itu.
Hukum dan Moralitas Tujuan Hukum: Unsur, Jenis, dan Ciri-Ciri Menurut Para Ahli
Dalam dunia modern yang begitu kompleks ini, sering dipahami bahwa hukum dan Tujuan Hukum – Ketika kamu melakukan suatu kesalahan atau pelanggaran,
moralitas memiliki wilayah kerja yang berbeda. Hukum bergerak pada level legal. hukum dapat bertindak sesuai dengan wewenangnya karena itu adalah tujuan
Sementara moralitas bergerak pada level etika yang bersifat filosofis. hukum. Tujuan utamanya adalah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam
Pekerjaan legal tertuang dalam lembar-lembar dokumen hukum. Yaitu berbagai menjaga ketertiban, keadilan, serta mengantisipasi kekacauan di lingkungan.
regulasi yang telah disahkan. Regulasi tentang suatu isu. Dengan demikian, Setiap negara memiliki aturan hukumnya sendiri, begitupun dengan Indonesia.
mempelajari hukum cukup dengan membaca dokumen-dokumen itu. Maka dari itu, kamu akan mengenal tujuannya satu-persatu melalui ulasan berikut
Sementara itu, moralitas adalah soal etika. Dia bergerak pada wilayah filsafat. ini.
Berbicara tentang konsep-konsep abstrak. Dan yang terpenting, sering kali tidak
tercantum dalam dokumen-dokumen legal itu. Daftar Isi
Etika bicara soal relasi antara dua entitas. Bicara soal bagaimana seharusnya, ketika • Apa Itu Hukum?
dua entitas bertemu. Dengan standar-standar tertentu. Yang tentunya juga abstrak. Pengertian Hukum Secara Etimologi
Dan cenderung sulit dipahami. 1. Black's Law Dictionary
Sehingga. Mereka, para pelajar hukum yang sangat fokus dengan aspek legalnya. 2. Webster's Compact English Dictionary
Sering kali merasa tidak perlu tahu-menahu soal moralitas ini. Ini pendekatan 3. World Book Encyclopedia
dikotomik. Jadi problem tersendiri. Definisi Hukum Menurut Para Ahli
Karena bagi mereka, yang terpenting adalah bagaimana bunyi pasal dan ayat dalam 1. Aristoteles
dokumen legal. Bagi mereka, betapa tidak petingnya untuk mengetahui. Mengapa 2. Samidjo
bunyi pasal dan ayatnya demikian. Atau mengapa regulasi itu harus begitu. 3. Satjipto Rahardjo
Mengapa jadi problem? Karena pendekatan dikotomik ini berbahaya. Bagaimana 4. Montesquieu
jika sekumpulan orang jahat berkumpul untuk membuat regulasi legal? Yang isinya 5. JCT Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto
tentu adalah sekumpulan modus kejahatan. Namun, sah secara legal? 6. Abdul Manan
Atau bagaimana jika sekumpulan orang jahat. Membuat seperangkat modus 7. Achmad Ali
kejahatan. Dituliskan dalam sebuah dokumen. Dan kemudian mereka memberikan Ciri-Ciri Hukum
pada regulator untuk disahkan? Ada problem di situ. Unsur-Unsur Hukum
Jenis-Jenis Hukum
1. Hukum Publik
2. Hukum Privat
Dasar Pembagian Jenis Hukum
1. Jenis Hukum Menurut Sumber 3. Teguh Prasetyo
2. Jenis Hukum Menurut Bentuknya Teguh menyajikan fungsi atau tujuan hukum dalam tiga penjabaran, yakni to
3. Jenis Hukum dan Tempat Berlakunya provide subsistence (fungsi memberi penghidupan), to provide security
4. Jenis Hukum Menurut Waktu Berlakunya
5. Jenis Hukum Menurut Sifatnya (memberikan perlindungan), to attain equity (guna mencapai kebersamaan),
6. Jenis Hukum dari Wujudnya serta to provide abundance (memberikan kelimpahan).
Tujuan dan Fungsi Hukum
1. Gustav Radbruch 4. Mochtar Kusumaatmadja
2. Sunaryati Hartono Tujuan hukum menurut Mochtar adalah untuk memelihara keteraturan
3. Teguh Prasetyo (kepastian), serta ketertiban. Menurutnya, manusia tidak akan hidup dengan
· Mochtar Kusumaatmadja baik atau teratur jika tidak dibimbing secara langsung oleh hukum. Dalam
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait kehidupan yang tidak teratur, manusia tidak dapat mencapai keinginan atau
1. Buku Terkait mengembangkan bakatnya.
2. Materi Terkait Fisika
Melihat dari pendapat-pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan
Apa Itu Hukum? hukum adalah sebagai berikut.
Istilah tersebut tentunya tidak lagi terasa asing di telinga masyarakat yang sehari- · Menciptakan kesejahteraan maupun kenyamanan dalam kehidupan.
hari menonton televisi untuk mendapatkan berita atau membaca artikel di sosial · Menjaga supaya tidak terjadi aksi-aksi tidak terpuji di tengah masyarakat.
media. Seperti yang diketahui, Indonesia adalah negara hukum sesuai dengan pasal · Menjadi pedoman yang baik untuk perilaku masyarakat.
1 ayat 3 UUD 1945 yang dapat mengarahkan setiap warga negara untuk mematuhi · Melindungi HAM (Hak Asasi Manusia) dari setiap individu untuk mewujudkan
Unsur-Unsur Hukum
Lantas, apa saja yang harus termuat dalam hukum, sehingga tujuan tadi dapat
terwujud? Terdapat empat unsur hukum yang dapat kamu pahami dalam
perumusannya.
· Hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku masyarakat dalam kehidupan
yang dilaksanakan pada lingkungannya.
· Hukum tidak boleh dibuat oleh rakyat biasa, tanpa tujuan atau persetujuan
tertentu.
· Peraturan yang sudah dibuat bukan untuk dilanggar, melainkan dipatuhi oleh
masyarakat luas. Itulah mengapa penegakannya bersifat memaksa dan benar-
benar harus dihormati.
Jenis-Jenis Hukum
Nah, setelah mengenal ciri-ciri dan unsur-unsur hukum yang memiliki cara serupa
untuk penegakannya dalam masyarakat, kamu harus mengenal jenis-jenisnya.
Memangnya, seberapa banyak, sih hukum yang berlaku di Indonesia?
Ada beragam jenis hukum yang bisa kamu kenali, tetapi pembagiannya dilakukan
berdasarkan beberapa dasar pembagi. Meski masih terbilang umum, kita bisa
memulai pembagian hukum dengan hukum privat dan hukum publik.