Anda di halaman 1dari 2

TUGAS SATU (T.3) MASA REGISTRASI 2022.

2
MATA KULIAH : Hukum Agraria
KODE MATA KULIAH : (HKUM4211 – 3 SKS).
Tutor : Eka Heri Yunita,SH,MH

SOAL :

1. Jelaskan Pengertian pengadaan tanah serta pengadaan tanah untuk


kepentingan umum ?
Jawaban :
Pengadaan Tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti
kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak. 3. Pihak yang Berhak
adalah pihak yang menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah.
Definisi kepentingan umum secara luas disebutkan dalam Pasal 18 UUPA
menyatakan bahwa “Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan
Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah masih dicabut,
dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan
undang-undang”.

2. Coba Saudara cari kasus hukum Peralihan HAK satu saja dan analisiskan
kasus yang saudara tulis tersebut dengan menarik sebuah kesimpulan
menurut pendapat saudara dan bagaimana cara penyelesaiannya dari kasus
hukum peralihan tanah yang saudara ambil tersebut ?
Jawaban :
Hak Pengelolaan merupakan Hak Menguasai dari Negara yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya, kewenangan tersebut
meliputi kewenangan untuk menggunakan tanah untuk keperluan usahanya dan
menyerahkan bagian-bagian tanah itu kepada pihak ketiga yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan. Terdapat permasalahan dalam peralihan hak atas tanah di atas tanah
Hak Pengelolaan serta upaya penyelesaian hukum untuk menyelesaiakan
permasalahan peralihan tanah. Berkenaan dengan proses peralihan hak atas tanah.
Pendekatan Perundang-undangan dilakukan dengan kajian terhadap undang-
undang yang dikaitkan dengan permasalahan yang ada di lapangan. Dasar yang
digunakan oleh kedua pihak adalah Perjanjian penyerahan penggunaan bagian
tanah hak pengelolaan pelabuhan berdasarkan Surat Perjanjian Nomor :
HK.0512/34/BNA-2010. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah peralihan lahan yakni kurangnya pengawasan rutin dilapangan yang
dilakukan oleh Tim Divisi Properti dari PT. Pelindo III Cabang Benoa dan kurang
terjalin komunikasi yang baik antara kedua pihak. Upaya hukum yang dilakukan
untuk menyelesaikan permasalahan peralihan tanah hak pengelolaan adalah dengan
cara musyawarah.
3. Coba anda jelaskan kebijakan penggunaan tanah berdasarkan UU Nomor 5
tahun 1960 ?
Jawaban :
Undang-undang ini secara resmi diberi nama UU No 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, yang mengatur mengenai tentang hak-hak
atas tanah, air, dan udara. Hal tersebut juga meliputi aturan dasar dan ketentuan
penguasaan, pemilikan, penggunaan atau pemanfaatan sumber daya agraria
nasional di Indonesia, pendaftaran tanah, ketentuan-ketentuan pidana dan
ketentuan peralihan.
Lebih lanjut, UU No 5 Tahun 1960 adalah penegasan bahwa penguasaan dan
pemanfaatan atas tanah, air, dan udara harus dilakukan berdasarkan asas keadilan
dan kemakmuran bagi pembangunan masyarakat yang adil dan makmur.
Hal tersebut sejalan dengan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Dalam proses pembaharuan UU No 5 tahun 1960, terdapat beberapa pertimbangan
yang menjadi acuan atau dasar peresmian undang-undang agraria. Salah satunya
adalah dengan memperhatikan kondisi dan karakteristik pemanfaatan lahan oleh
masyarakat Indonesia. Berikut ini merupakan dasar dan ketentuan pokok yang
melahirkan UU No 5 tahun 1960.
 Kondisi masyarakat Indonesia dimana kontribusi perekonomian Indonesia
yang berciri khas agraria meliputi pemanfaatan bumi, air, dan udara sebagai
anugerah Tuhan YME, perlu dijaga kelestariannya untuk kepentingan
bersama dan membentuk masyarakat yang adil dan makmur.
 Hukum agraria yang sebelumnya berlaku, disusun dan dipengaruhi dari
peninggalan hukum-hukum penjajah yang tidak sesuai dengan pandangan
bangsa dan bertentangan dengan kepentingan rakyat secara luas.
 Terdapatnya unsur dualisme pada undang-undang sebelum UU No 5, yang
meliputi hukum adat dan hukum agraria.
 Tidak adanya kepastian hukum bagi masyarakat luas

Melalui peresmian UU No 5 tahun 1960, terdapat dasar hukum kuat yang mengatur
tentang hal-hal pemanfaatan tanah. Hak-hak atas tanah yang diatur pada UU No 5
meliputi hak milik tanah, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak
sewa, hak pembukaan tanah, dan hak memungut hasil hutan.
Melalui aturan hak pemanfaatan tanah tersebut, seluruh tanah yang dimanfaatkan
wajib memiliki sertifikat sebagai bukti sah pemanfaatannya. Dalam proses
pendaftaran pemanfaatan atas tanah, secara umum harus melalui tiga proses.
Proses tersebut meliputi pengukuran dan pembukuan tanah, pendaftaran hak-hak,
dan pemberian bukti hak yang biasanya berbentuk sertifikat sebagai bukti sah.
Seluruh proses pengurusan pemanfaatan tanah sebagian besar dilakukan terpusat di
Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Anda mungkin juga menyukai