Anda di halaman 1dari 2

DIKA GUSDIAN PRATAMA / 045083496

TUGAS 1

1. Administrasi pertanahan adalah suatu usaha dan manajemen yang berkaitan


dengan penyelenggaraan kebijaksanaan pemerintah di bidang pertanahan dengan
mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Menurut analisis saudara, apakah administrasi
pertanahan dapat mencegah dan menyelesaikan terjadinya konflik dalam agraria ?

Administrasi pertanahan merupakan bagian penting dari upaya pemerintah untuk mengatur
dan mengelola sumber daya pertanahan, termasuk untuk mencegah dan menyelesaikan
konflik agraria.

Namun, secara keseluruhan, tidak dapat dikatakan bahwa administrasi pertanahan dapat
sepenuhnya mencegah dan menyelesaikan konflik agraria, karena masih banyak faktor lain
yang dapat memicu konflik tersebut.

Beberapa faktor yang dapat memicu konflik agraria antara lain ketidakjelasan kepemilikan
dan hak atas tanah, sengketa antara pihak yang berkepentingan, adanya penyalahgunaan
kekuasaan oleh aparat atau pihak-pihak yang terkait, dan sebagainya.

Oleh karena itu, upaya pemerintah melalui administrasi pertanahan harus dilakukan secara
hati-hati dan sistematis, dengan memperhatikan berbagai faktor yang dapat memicu
konflik tersebut.

2. Kebijakan manajemen pertanahan merupakan peraturan peraturan yang


mengatur kepentingan dan pola interaksi sosial berkenaan dengan penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Untuk itu pemanfaatan tanah
harus sesuai dengan rencana tata ruang dan tata wilayah. Apa akibat hukum jika
mendirikan bangunan namun tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah ?

Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi
dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi administratif, sanksi
pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.

Pengenaan sanksi merupakan salah satu upaya pengendalian pemanfaatan ruang,


dimaksudkan sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi.
Setiap pejabat pemerintah yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 500
juta. Selain sanksi pidana, pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian
secara tidak dengan hormat dari jabatannya.
Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan
dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar, batal demi hukum.

3. Aturan pertanahan di Indonesia mencakup berbagai macam hak atas tanah. Hak-hak
tersebut tersebar luas di berbagai peraturan. Akan tetapi, tetap yang utama untuk
diketahui adalah hak-hak atas tanah yang langsung diatur di UUPA. Pasal 16 Ayat (1)
UUPA menyatakan bahwa terdapat hak-hak atas tanah antara lain sebagai berikut:
hak milik; hak guna usaha; hak guna bangunan; hak pakai; hak sewa; hak membuka
tanah; dan hak memungut hasil hutan. Selain itu, diakui pula hak-hak lain yang diatur
pada peraturan lain dan hak lain yang memiliki sifat sementara. Negara juga mengatur
mengenai hak ulayat. Menurut analisis saudara, bagaimanakah konsep pengaturan
mengenai hubungan hak ulayat masyarakat hukum adat dengan hak menguasai
negara?

Hak ulayat tidak selalu dapat diimplementasikan meskipun memiliki dasar pengakuan
hukum. Penelitian ini untuk mengetahui konsep pengaturan dan implementasi dari hubungan
antara hak ulayat dengan hak menguasai Negara di Taman Nasional Rawa Aopa Watunohai.
Penelitian ini penelitian hukum empiris. Hasil penelitian adalah pertama, konsep pengaturan
hak ulayat dan hak menguasai negara diatur Pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945. Kedua,
implementasi hak ulayat ditentukan pihak Taman Nasional terkait dengan pemerintah pusat
sebagai pelaksana wewenang/kekuasaan dari negara.

Anda mungkin juga menyukai