TUGAS 1
Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari kekayaan
negara kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap
etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi.
JAWABAN :
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk memandang budaya diri sendiri lebih baik
dibanding yang lain, serta penggunaan standar dan nilai sendiri untuk menilai orang-orang
yang bukan anggota kelompok budayanya. Contoh : Beberapa orang memandang agama
sendiri sebagai satu-satunya agama yang benar dan melihat agama lain sebagai salah atau
tidak akurat. (Ref : https://mamikos.com/info/contoh-sikap-etnosentrisme-pljr/, Modul 2
– MKDU 4109).
Prejudis adalah sikap yang menilai lebih rendah sebuah kelompok karena asumsi tentang
perilaku, nilai, dan kebiasaan kelompok tersebut. Sikap ini biasanya berupa prasangka
buruk terhadap sesuatu padahal individu tersebut belum mengetahui kebenarannya.
Sekelompok masyarakat ini hanya mengikuti anggapannya sendiri tanpa berusaha untuk
mengenal lebih dalam kelompok masyarakat lain. Contoh : Kelompok pedagang kaki lima
yang terlibat konflik terhadap pegawai ketertiban kota. Kelompok pedagang beranggapan
bahwa pemerintah kota yang diwakili oleh para pegawai ketertiban selaku kelompok
manusia yang pemikirannya mau menang sendiri, tanpa memihak kepada rakyat kecil.
Anggapan itu ditujukan kepada semua pegawai ketertiban, meskipun di antara para
pegawai itu ada orang-orang yang sehari-harinya baik hati dan penuh perasaan terhadap
kesusahan pedagang kaki lima. Pejabat pemerintah yang diwakili para petugas ketertiban
juga muncul prejudis kepada kelompok pedagang kaki lima, prejudis tersebut dapat berupa
anggapan kepada kelompok pedagang kaki lima adalah orang-orang yang tidak
mengindahkan aturan yang dibuat pemerintah. (Ref :
https://www.coursehero.com/file/p7d2egj/Contoh-contoh- Prejudice-Berikut-ini-
terdapat-beberapa-contoh-prejudice-yang/ , Modul 2 – MKDU 4109).
Diskriminasi adalah kebijakan dan praktik yang mencederai sebuah kelompok budaya dan
anggotanya. Diskriminasi dapat didefinisikan juga sebagai wujud dari prasangka yang
menyebabkan pembedaan perlakuan terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu.
Perbedaan perlakuan tersebut bisa disebabkan karena warna kulit, golongan, suku/ ras,
perbedaan jenis kelamin, ekonomi, agama, dan lain sebagainya. Contohnya : Kerusuhan
Sampit pada awal Februari 2021 yaitu kerusuhan antar-etnis yang terjadi di Sampit.
Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah yang kemudian meluas ke seluruh
provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli
dan warga migran Madura. Kala itu, para transmigran asal Madura telah membentuk 21
persen populasi Kalimantan Tengah. Akibatnya, Kalimantan Tengah merasa tidak puas
karena terus merasa disaingi oleh Madura. Menurut rumor warga Madura lah yang menjadi
pelaku pembakaran rumah Dayak tersebut. Sesaat kemudian, warga Dayak pun mulai
membalas dengan membakar rumah-rumah orang Madura. Kerusuhan Sampit
mengakibatkan 1.335 orang Madura harus mengungsi dan sedikitnya 100 warga Madura
dipenggal kepalanya oleh suku Dayak. Kerusuhan Sampit mulai mereda setelah pemerintah
meningkatkan keamanan, mengevakuasi warga, dan menangkap provokator. Untuk
memperingati akhir konflik ini, dibuatlah perjanjian damai antara suku Dayak dan
Madura. Guna memperingati perjanjian damai tersebut, dibentuklah sebuah
tugu perdamaian di Sampit. (Ref :
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/03/02000031/contoh-diskriminasi-ras-dan-
etnis-di-indonesia,
https://www.kompasiana.com/khoirunnisak98/62cf94e0bb448627944ec7da/mengapa-
etnosentrisme-prejudis-dan-diskriminasi-dapat-menjadi-sumber-permasalahan-bagi-
bangsa-indonesia, Modul 2 – MKDU 4109).