Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Eni Nor Mila Putri

Nim

: 30701301283 / B

Tema Tugas

: Hubungan Antar Kelompok Perang SAMPIT Suku Dayak dan Suku Madura

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelompok adalah hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia.Tentunya dalam
bermasyarakat.Kelompok adalah hal pokok yang harus ada dalam kehidupan.Dalam
kehidupan sehari-hari pasti manusia memiliki Hubungan Antar Kelompok.Hubungan bisa
bersifat positif maupun negatif.
Dalam makalah ini akan membahas Konflik Perang Sampit antara Suku Dayak dan
Suku Madura yang memang sudah lama berlalu. Tetapi Konflik-konflik kekerasan yang
terjadi antara Suku Dayak dan Suku Madura disebabkan oleh faktor-faktor struktural yang
dilandasi oleh faktor kultural,apabila faktor-faktor struktural dan kultural ini tidak diatasi
dengan tuntas dan sepanjang resolusi konflik tidak mengedepankan resolusi yang berbasis
pada budaya dan kepercayaan masyarakat maka konflik kekerasan diperkirakan akan
terus berulang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab konflik etnik,suku,dan ras hubungan antar kelompok suku dayak dan
suku madura terjadi?
2. Mengapa terjadi konflik hubungan antar kelompok terutama kelompok etnik,
suku,dan ras suku Dayak dan suku Madura terjadi?
3. Bagaimana cara menyelesaikan konflik hubungan antar kelompok suku Dayak dan
suku Madura?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Makalah ini akan menjelaskan Teori mengenai perilaku antar kelompok yang terjadi
pada suku Daya dan suku Madura.
2. Dan akan mengulas mengapa konflik ini terjadi,dan akan membahas penyebabpenyebab terjadinya konflik antar kelompok suku Dayak dan suku Madura.
3. Juga akan memberikan pengetahuan akan bagaimana cara terbaik untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi antar kelompok suku Dayak dan suku Madura.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori-teori Perilaku Hubungan Antar Kelompok dan Konflik Suku Dayak dan Suku
Madura
Suku Dayak adalah masyarakat tradisional dan mempunyai sifat pemalu terhadap
pendatang.Orang Dayak yang lari bersembunyi dan hanya berani mengintip dari balik
papan dinding rumahnya bila melihat orang asing datang mendekat. masyarakat Dayak
mempunyai sistem kekerabatan dan persatuan yang kuat antar masyarakat Dayak di
seluruh pulau Kalimantan.Dalam Teori perilaku antar Kelompok Suku Dayak termasuk
mengikuti Teori Konflik Realistik dan Teori Identitas Sosial.
1. Teori Konflik Realistik menekankan penting nya peran hubungan fungsional antara
dua kelompok atau lebih dalam hubungan antar kelompok,dan menyatakan
bias,prasangka,ataupun konflik antar kelompok terjadi karena adanya kompetisi untuk
merebutkan sumber daya yang terbatas.
Contoh nya: Masyarakat Dayak di Sampit seperti selalu "terdesak" dan selalu
mengalah dan memang mereka lebih suka memilih mengalah.
Dari kasus pelarangan menambang intan di atas "tanah adat" mereka sendiri karena
dituduh tidak memiliki izin penambangan, sampai kampung mereka harus berkali-kali
berpindah karena harus mengalah dari para penebang kayu yang terus mendesak
mereka makin ke dalam hutan
.
2. Teori Identitas Sosial ada dua macam yaitu
proses kognitif : membuat individu melakukan katagorisasi pada stimulus
yang sedang dihadapi,dan termasuk kelompok lain yang sedang ditemui.
Proses motivasional: perilaku yang ditampilkan anggota suatu kelompok
merupakan usaha individu agar memperoleh harga diri dan identitas sosial
yang positif.
Contoh nya: menerima para pendatang, dan tetap menjaga keutuhan masyarakatnya
baik religi dan ritual mereka. Mereka tidak pernah mengganggu para penebang kayu
yang mendesak mereka untuk terus mengalah. Mereka tidak pernah
menentang anggota masyarakatnya yang ingin masuk agama yang dibawa oleh orangorang pendatang. Mereka dengan ringan-tangan membantu masyarakat sekitarnya.
Suku Madura adalah masyarakat yang akan merespon amarah atau kekerasan berupa
tindakan resistensi yang cenderung berupa kekerasan.Karena itu, kecenderungan
kekerasan ini pula yang mudah dipicu untuk menimbulkan konflik dengan suku
lain.Dalam teori perilaku antar kelompok Suku Madura termasuk mengikuti
Etnosentrisme-Ciri kepribadian Otoritarian dan Teori Deprivasi Relatif.
1. Teori Etnosentrisme-ciri kepribadian otoritarian menekankan cara seseorang
memandang kelompok lain dan menjadikan kelompok nya sebagai pusat dari segala
hal,sehingga berbagai hal lain diukur dengan mengacu pada kelompok nya sendiri,dan
mengekspresikan kebencian dan diskriminasi terhadap orang lain yang lebih lemah
dari dirinya.
Contoh nya: Etnis madura yang juga punya latar belakang budaya "kekerasan"
ternyata menurut masyarakat Dayak dianggap tidak mampu untuk beradaptasi

(mengingat mereka sebagai "pendatang"). Sering terjadi kasus pelanggaran "tanah


larangan" orang Dayak oleh penebang kayu yang kebetulan didominasi oleh orang
Madura, pada intinya suku Madura seperti sangat merasa berkuasa di sana,dan sempat
ingin mengganti nama menjadi Sampang 2 (salah satu kota besar di Madura).
2. Teori Deprivasi Relatif menekankan pembandingan antara pengalaman dengan
harapan yang dimiliki seseorang dan merupakan kondisi yang bersifat relatif.Kondisi
ini melainkan prakondisi yang sangat menentukan bagi terjadinya agresi antar
kelompok.
Contoh nya: Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari
warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga
Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti
perkayuan, penambangan dan perkebuna.
2.2 Mengapa Konflik Suku Dayak Dan Suku Madura Terjadi.
Terjadi Dua Kali Kerusuhan Berskala Besar Antara Suku Dayak Dan Madura,
Yaitu Peristiwa Sampit (2001), Dan Senggau Ledo (1996). Kedua Kerusuhan Ini
Merembet Ke Hampir Semua Wilayah Kalimantan Dan Berakhir Dengan Pengusiran
Dan Pengungsian Ribuan Warga Madura, Dengan Jumlah Korban Hingga Mencapai
500 Orang. Perang Antar Suku Ini Menjadi Masalah Sosial Yang Nasional.
Ada Empat Hal Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Perang Suku Antara Suku Dayak
Dan Suku Madura :
1. Perbedaan Antara Suku Dayak Dan Suku Madura
Perbedaan Budaya Jelas Menjadi Alasan Mendasar Ketika Perang Antar Suku
Terjadi. Masalahnya Sangat Sederhana, Tetapi Ketika Sudah Berkaitan Dengan
Kebudayaan, Maka Hal Tersebut Juga Berkaitan Dengan Kebiasaan.
Misalanya Permasalahan Senjata Tajam. Bagi Suku Dayak, Senjata Tajam
Sangat Dilarang Keras Dibawa Ketempat Umum. Orang Yang Membawa Senjata
Tajam Kerumah Orang Lain, Walaupun Bermaksud Bertamu, Dianggap Sebagai
Ancaman Atau Ajakan Berduel. Lain Halnya Dengan Budaya Suku Madura Yang
Biasa Menyelipkan Senjata Tajam Kemana-Mana Dan Dianggap Biasa Ditanah
Kelahirannya.
Bagi Suku Dayak, Senjata Tajam Bukan Untuk Menciderai Orang. Bila Hal Ini
Terjadi, Pelakunya Harus Dikenai Hukuman Adat Pati Nyawa (Bila Korban Cidera)
Dan Hukum Adat Pemampul Darah (Bila Korban Tewas). Namun, Bila Dilakukan
Berulang Kali, Masalahnya Berubah Menjadi Masalah Adat Karena Dianggap
Sebagai Pelecehan Terhadap Adat Sehingga Simbol Adat Mangkok Merah (Dayak
Kenayan) Atau Bungai Jarau (Dayak Iban) Akan Segera Berlaku. Dan Itulah Yang
Terjadi Dicerita Perang Antara Suku Dayak Dan Suku Madura.
2. Perilaku Yang Tidak Menyenangkan
Bagi Suku Dayak,Mencuri Barang Orang Lain Dalam Jumlah Besar Adalah
Tabu Karena Menurut Mereka Barang Dan Pemilik Nya Telah Menyatu.Ibarat Jiwa
Dan Badan.Bila Dilanggar, Pemilik Barang Akan Sakit. Bahkan,Bisa Meninggal.

Sementara Suku Madura Sering Kali Terlibat Pencurian Dengan Korbannya


Dari Suku Dayak.Pencurian Yang Dilakukan Inilah Yang Menjadi Pemicu Pecahnya
Perang Antara Suku Dayak Dan Suku Madura.
3. Pinjam Meminjam Tanah
Adat Suku Dayak Membolehkan Pinjam Meminjam Tanah Tanpa Pamrih.
Hanya Dengan Kepercayaan Lisan, Suku Madura Diperbolehkan Memakai Tanah
Suku Dayak. Namun,Persoalan Timbul Saat Tanah Tersebut Diminta Kembali.Sering
Kali Suku Madura Menolak Mengembalikan Tanah Pinjaman Tersebut Dengan
Alasan Merekalah Yang Telah Memakai Selama Ini.
Dalam Hukum Adat Dayak,Hal Ini Disebut Balang Semaya (Ingkar Janji)
Yang Harus Dibalas Dengan Kekerasan.Perang Antar Sukudayak Dan Suku Madura
Pun Tidak Dapat Dihindarkan Lagi.
4. Ikrar Perdamaian Yang Dilanggar
Dalam Tradisi
Suku
Dayak,Ikrar
Perdamaian
Harus
Bersifat
Abadi.Pelanggaran Akan Dianggap Sebagai Pelecehan Adat Sekaligus Pernyataan
Permusuhan.Sementara Suku Madura Telah Beberapa Kali Melanggar Ikrar
Perdamaian.Dan Lagi-Lagi Hal Tersebutlah Yang Memicu Perang Antar Suku
Tersebut.
2.3 Penyelesaian Konflik Hubungan Antar Kelompok suku Dayak dan suku Madura.
Penyelesaian konflik secara persuasif,Cara persuasi menggunakan cara
perundingan dan musyawarah untuk mencari titik temu antara pihak-pihak yang
berkonflik,baik antara pihak-pihak yang berkonflik saja,maupun melalui pihak ketiga
yang bertindak sebagai mediator atau juru damai.
Solusi Konflik Sampit:
1. Tidak membeda-bedakan suku.
2. Tidak bersifat Etnosentrime, yaitu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima, yang terbaik, mutlak
dan dipergunakan nya sebagai tolak ukur untuk membedakan dengan kebudayaan
yang lain.
3. Menyelesaikan berbagai masalah dengan musyawarah mufakat.
4. Tidak bersikap main hakim sendiri.
5. Siapapun yang menjadi provokator di balik kerusuhan sampit ini, harus diadili dan
ditindak tegas oleh pihak yang berwajib.
6. Menghapuskan kesan negatif antara etnis Dayak dan etnis Madura selama ini.
7. Setiap suku harus saling belajar menghargai perbedaan, selain itu tidak boleh
bersikap egois dan sewenang-wenang terhadap suku lain.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.

Suku Dayak adalah masyarakat tradisional dan mempunyai sifat pemalu


terhadap
pendatang. masyarakat Dayak mempunyai sistem kekerabatan dan persatuan yang
kuat antar masyarakat Dayak di seluruh pulau Kalimantan.Dalam Teori perilaku
antar Kelompok Suku Dayak termasuk mengikuti Teori Konflik Realistik dan
Teori Identitas Sosial.
2. Suku Madura adalah masyarakat yang akan merespon amarah atau kekerasan
berupa tindakan resistensi yang cenderung berupa kekerasan. Dalam teori perilaku
antar kelompok Suku Madura termasuk mengikuti Etnosentrisme-Ciri kepribadian
Otoritarian dan Teori Deprivasi Relatif.
3. Ada Empat Hal Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Perang Suku Antara Suku
Dayak Dan Suku Madura :

Perbedaan Antara Suku Dayak Dan Suku Madura


Perilaku Yang Tidak Menyenangkan
Pinjam Meminjam Tanah
Ikrar Perdamaian Yang Dilanggar

4. Penyelesaian konflik secara persuasif,Cara persuasi menggunakan cara


perundingan dan musyawarah untuk mencari titik temu antara pihak-pihak yang
berkonflik, baik antara pihak-pihak yang berkonflik saja, maupun melalui pihak
ketiga yang bertindak sebagai mediator atau juru damai.
3.2 Saran
Dalam konflik ini tidak ada yang dapat disalahkan,walaupun cenderug suku
Madura yang salah,Pada intinya didalam konflik ini hanya tidak ada jiwa pancasila
nya.Karena konflik ini tidak akan besar kalau seandai nya ada jiwa pancasila sesuai
dengan sila-sila dinegara ini.
Dilihat dari kerasnya watak antar suku Dayak dan suku Madura dan tidak ada
jiwa kemanusiaannya,perbedaan adat istiadat di suatu daerah sangat berbeda-beda
harusnya sebagai perantau dapat beradaptasi sesuai dengan adat di sekitar nya,dan
bisa bersosialisasi dengan suku didaerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://irafirmansyah.wordpress.com/2008/11/25/berbagai-penelitian-tentangkonflik-dayak-madura/
http://www.anneahira.com/perang-antar-suku.htm

REFERENSI

1. ^ Rinakit, Sukardi (2005). The Indonesian Military After the New Order. Nordic
Institute of Asian Studies. ISBN 8791114063.
2. ^ Singh, Daljit; Anthony L. Smith, Chia Siow Yue (2003). Southeast Asian Affairs
2002. Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 9812301623.
3. ^abc"Indonesia flashpoints: Kalimantan". BBC. June 28, 2004. Diakses 2008-08-13.
4. ^"Horrors of Borneo massacre emerge". BBC. February 27, 2001. Diakses 2008-0813.
5. ^ab"Indonesia: The Violence in Central Kalimantan (Borneo)". Human Rights Watch.
February 28, 2001. Diakses 2008-08-13.
6. ^ Tri Nuke Pudjiastuti (June 2002). "Immigration and Conflict in Indonesia". IUSSP
Regional Population Conference, Bangkok. Diakses 2008-08-13.
7. ^ab"Kalimantan's Agony: The failure of Transmigrasi". CNN. Diarsipkan dari aslinya
tanggal 2008-05-31. Diakses 2008-08-13.
8. ^ Elegant, Simon (March 5, 2001). "The Darkest Season". Time. Diakses 2008-08-13.
9. ^"Interim Report of KONTRAS Fact Finding into the Causes of the Sampit Tragedy".
Kontras. Diakses 2008-08-14.[pranala nonaktif]
10. ^"Beheading: A Dayak ritual". BBC. February 23, 2001. Diakses 2008-08-13.
11. ^"Chronology of violence in Central Kalimantan". Indahnesia. Diakses 2008-08-13.

Anda mungkin juga menyukai