Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH

Konflik Sampit Antara Suku Dayak


Dan Suku Madura

DISUSUN OLEH :
1. Salsabillah Annum Harahap
2. Elsa Senita Putri
3. Nardo Arjap Saputra

GURU PEMBIMBING :
MARIO SUPRAYOGI, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5


KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

Halaman Cover ...................................................................................... 1


Daftar Isi ................................................................................................ 2
BAB I : Pendahuluan
            A.1 Latar Belakang Masalah...................................................... 3
            A.2 Rumusan Masalah............................................................... 3
BAB II : Tinjauan pustaka..................................................................... 4
BAB III : Pembahasan
            C.1 Definisi Konflik dan Suku................................................... 5
            C.2 Konflik Antar Suku Dayak dan Madura.............................. 6
            C.3 Penyebab Konflik ............................................................... 7
            C.4 Dampak Konflik terhadap Masyarakat Indonesia............... 9
            C.5 Solusi Penyelesaian Konflik................................................ 9
BAB IV : Penutup
            D.1 Kesimpulan.......................................................................... 10
            D.2 Saran.................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11
LAMPIRAN.......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah suatu Negara yang banyak mempunyai beraneka ragam

suku,etnis,ras dan agama. Semua keragaman yang ada di Indonesia tercipta dari

kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh masyarakat, sehingga muncul berbagai

variasi baru dalam bentuk budaya, baik hasil dari penciptaaan budaya baru

maupun dari kebiasaan masyarakat. Ada nilai positif dan negatif dari

keanekaragaman yang ada di Indonesia. Sisi positifnya adalah Indonesia akan

penuh dengan keragaman budaya, karena tidak semua Negara mempunyai

keanekarageman seperti yang ada di Indonesia.Sisi negatifnya adalah rawan

terjadi konflik di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman tentang

“Bhinneka Tunggal Ika” masih harus di tanamkan kepada setiap

warganegara Indonesia agar tidak terjadi perpecahan.

A.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi konflik dan suku ?

2. Apakah penyebab konflik itu terjadi ?

3. Bagaimana dampak konflik tersebut terhadap masyarakat di Indonesia ?


BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

Dalam kehidupan masyarakat konflik merupakan hal yang wajar dan

biasa, karena setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan ketika

kepentingan antara satu individu denan individu lain ataupun kepentingan

kelompok dengan kelompok saling berbenturan maka terjadilah konflik.

Pada dasarnya, muculnya konflik tidak bisa lepas dari kehidupan suatu

masyarakat, karena konflik merupakan suatu fenomena yang tidak dapat

dihilangkan dalam suatu interaksi sosial. Konflik hanya dapat dikendalikan dan

diminimalisasikan saja, sehingga konfik yang timbul tidak sampai stadium lanjut

yang mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Selanjutnya

akan di kupas dalam makalah ini.


BAB III
PEMBAHASAN

C.1 Definisi konflik dan suku


a. Definisi Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin Configere yang berarti saling

memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara

dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha

menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya

tidak berdaya.

Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan

warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat

daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan

di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan

kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini

terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau

tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak

yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak

mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif

(Robbins, 1993).
            Jadi, kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah konflik bias

diartikan sebagai; interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling

bergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan dimana setidaknya salah

satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan

tindakan terhadap tindakan tersebut.

b. Definisi Suku

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa :

Suku ialah bangsa kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain

berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa.

C.2 Konflik Antar Suku Dayak dan Madura

Konflik-konflik kekerasan yang terjadi antara Suku Dayak dan Suku

Madura disebabkan oleh faktor-faktor struktural yang dilandasi oleh faktor faktor

kultural; apabila faktor-faktor struktural dan kultural ini tidak diatasi dengan

tuntas dan sepanjang resoluasi konflik tidak mengedepankan resolusi yang

berbasis pada budaya dan kepercayaan masyarakat maka konflik kekerasan

diperkirakan akan terus berulang.

            Di sisi Suku Madura, perilaku dan tindakan orang Madura yang tinggal di

Kalimantan Barat, baik yang sudah lama maupun masih baru tidak banyak

berbeda dengan perilaku dan tindakan mereka di tempat asalnya di pulau Madura.

Orang Madura biasanya akan merespon amarah atau kekerasan berupa tindakan

resistensi yang cenderung berupa kekerasan pula (Yohanes Bahari, 2002:314).


Karena itu, kecenderungan kekerasan ini pulalah yang mudah dipicu untuk

menimbulkan konflik dengan suku lain.

C.3 Penyebab Konflik

1. Perbedaan Antara Dayak-Madura

Perbedaan budaya jelas menjadi alasan mendasar ketika perang antar suku

terjadi. Masalahnya sangat sederhana, tetapi ketika sudah berkaitan dengan

kebudayaan, maka hal tersebut juga berkaitan dengan kebiasaan.

Misalanya permasalahan senjata tajam. Bagi suku dayak, senjata tajam sangat

dilarang keras dibawa ketempat umum. Orang yang membawa senjata tajam

kerumah orang lain, walaupun bermaksud bertamu, dianggap sebagai ancaman

atau ajakan berduel. Lain halnya dengan budaya suku madura yang biasa

menyelipkan senjata tajam kemana-mana dan dianggap biasa ditanah

kelahirannya.

Bagi suku dayak, senjata tajam bukan untuk menciderai orang. Bila hal ini

terjadi, pelakunya harus dikenai hukuman adat pati nyawa (bila korban cidera)

dan hukum adat pemampul darah (bila korban tewas). Namun, bila dilakukan

berulang kali, masalahnya berubah menjadi masalah adat karena dianggap sebagai

pelecehan terhadap adat sehingga simbol adat “mangkok merah” (Dayak

Kenayan) atau “Bungai jarau” (Dayak Iban) akan segera berlaku. Dan itulah yang

terjadi dicerita perang antar suku Dayak-Madura.


2. Perilaku yang tidak menyenangkan

Bagi suku Dayak, mencuri barang orang lain dalam jumlah besar adalah

tabu karena menurut mereka barang dan pemiliknya telah menyatu; ibarat jiwa

dan badan. Bila dilanggar, pemilik barang akan sakit. Bahkan, bisa meninggal.

Sementara orang madura sering kali terlibat pencurian dengan korbannya dari

suku dayak. Pencurian yang dilakukan inilah yang menjadi pemicu pecahnya

perang antara suku dayak dan madura.

3. Pinjam meminjam tanah

Adat suku dayak membolehkan pinjam meminjam tanah tanpa pamrih.

Hanya dengan kepercayaan lisan, orang madura diperbolehkan menggarap tanah

orang dayak. Namun, persoalan timbul saat tanah tersebut diminta kembali.

Seringkali orang madura menolak mengembalikan tanah pinjaman tersebut

dengan alasan merekalah yang telah menggarap selama ini.

Dalam hukum adat Dayak, hal ini disebut balang semaya (ingkar janji)

yang harus dibalas dengan kekerasan. Perang antar suku Dayak dan Madura pun

tidak dapat dihindarkan lagi.

4. Ikrar perdamaian yang dilanggar

Dalam tradisi masyarakat Dayak, ikrar perdamaian harus bersifat abadi.

Pelanggaran akan dianggap sebagai pelecehan adat sekaligus pernyataan

permusuhan. sementara orang Madura telah beberapa kali melanggar ikrar


perdamaian. Dan lagi-lagi hal tersebutlah yang memicu perang antar suku

tersebut.

C.4 Dampak Konflik terhadap Masyarakat Indonesia

Dampak Positif :

1. Membangun kesatuan antar kelompok sehingga lebih solid lagi.

2. Mendorong untuk kembali mengkoreksi diri, dengan adanya konflik yang

terjadi, mungkin akan membuat kesempatan bagi salah satu ataupun kedua belah

pihak untuk saling merenungi kembali, berpikir ulang tentang kenapa bisa terjadi

perselisihan ataupun konflik diantara mereka.

3. Mengembangkan alternatif yang baik : Bisa saja dengan adanya konflik yang

terjadi diantara orang per orang atau kelompok per kelompok, membuat mereka

berpikir dia harus mulai mencari alternatif yang lebih baik dengan misalnya

bekerja sama dengan orang lain mungkin.

Dampak Negatif :

1. Hilangnya harta benda bahkan banyak korban jiwa.

2. Retaknya hubungan antar suku.

3. Menghambat kerjasama.

4. Kesenjangan sosial

C.5 Solusi Penyelesaian Konflik

1. Memberikan Toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan yang berbeda dengan 

kebudayaan kita
2. Menghargai suku,agama,dan ras yang berbeda

3. Jika permasalahnnya karena miss communication bisa dengan mengadakan

mediasi antar kepala suku atau kepala daerah yang ada di daerah sampit.

BAB IV
PENUTUP

D.1 Kesimpulan

Menurut pendapat saya di dalam konflik ini tidak ada yang dapat

disalahkan, walaupun cenderung madura lah yang salah. Pada intinya didalam

konflik ini hanya tidak ada jiwa pancasilanya. Karena konflik ini tidak akan bisa

besar kalau seandainya ada jiwa pancasila sesuai dengan sila-sila dinegara ini.

Dilihat dari kerasnya watak-watak suku dayak dan madura dan tidak ada jiwa

kemanusiaannya.

Perbedaan adat istiadat di suatu daerah sangat berbeda-beda harusnya sebagai

perantau dapat beradaptasi sesuai dengan adat disekitarnya, dan bisa bisa

bersosialisasi dengan suku didaerah tersebut.

D.2 Saran

Sistem kekerabatan, rasa saling menghormati, menyayangi dan sikap

toleransi harus lebih di tingkatkan lagi sesama warga di Indonesia, walaupun

berbeda ras, suku dan agama demi mewujudkan Negara Indonesia yang aman,

damai dan sesuai dengan semboyan Bangsa Indonesia yang dikenal dengan

“Bhineka Tunggal Ika.”


DAFTAR PUSTAKA

http://nurulita-15211414.blogspot.co.id/2012/01/konflik-antara-suku-dayak-
dan-madura.html
http://silvyaputriani.blogspot.co.id/2014/12/konflik-antar-suku-di-papua-
dan-peran.html
http://dokumen.tips/documents/dampak-dan-solusi-konflik-sampit.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai