DISUSUN OLEH :
1. Salsabillah Annum Harahap
2. Elsa Senita Putri
3. Nardo Arjap Saputra
GURU PEMBIMBING :
MARIO SUPRAYOGI, S.Pd
suku,etnis,ras dan agama. Semua keragaman yang ada di Indonesia tercipta dari
variasi baru dalam bentuk budaya, baik hasil dari penciptaaan budaya baru
maupun dari kebiasaan masyarakat. Ada nilai positif dan negatif dari
biasa, karena setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan ketika
Pada dasarnya, muculnya konflik tidak bisa lepas dari kehidupan suatu
dihilangkan dalam suatu interaksi sosial. Konflik hanya dapat dikendalikan dan
diminimalisasikan saja, sehingga konfik yang timbul tidak sampai stadium lanjut
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
tidak berdaya.
warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat
kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini
tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak
yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak
mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif
(Robbins, 1993).
Jadi, kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah konflik bias
diartikan sebagai; interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain saling
b. Definisi Suku
Suku ialah bangsa kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain
Madura disebabkan oleh faktor-faktor struktural yang dilandasi oleh faktor faktor
kultural; apabila faktor-faktor struktural dan kultural ini tidak diatasi dengan
Di sisi Suku Madura, perilaku dan tindakan orang Madura yang tinggal di
Kalimantan Barat, baik yang sudah lama maupun masih baru tidak banyak
berbeda dengan perilaku dan tindakan mereka di tempat asalnya di pulau Madura.
Orang Madura biasanya akan merespon amarah atau kekerasan berupa tindakan
Perbedaan budaya jelas menjadi alasan mendasar ketika perang antar suku
Misalanya permasalahan senjata tajam. Bagi suku dayak, senjata tajam sangat
dilarang keras dibawa ketempat umum. Orang yang membawa senjata tajam
atau ajakan berduel. Lain halnya dengan budaya suku madura yang biasa
kelahirannya.
Bagi suku dayak, senjata tajam bukan untuk menciderai orang. Bila hal ini
terjadi, pelakunya harus dikenai hukuman adat pati nyawa (bila korban cidera)
dan hukum adat pemampul darah (bila korban tewas). Namun, bila dilakukan
berulang kali, masalahnya berubah menjadi masalah adat karena dianggap sebagai
Kenayan) atau “Bungai jarau” (Dayak Iban) akan segera berlaku. Dan itulah yang
Bagi suku Dayak, mencuri barang orang lain dalam jumlah besar adalah
tabu karena menurut mereka barang dan pemiliknya telah menyatu; ibarat jiwa
dan badan. Bila dilanggar, pemilik barang akan sakit. Bahkan, bisa meninggal.
Sementara orang madura sering kali terlibat pencurian dengan korbannya dari
suku dayak. Pencurian yang dilakukan inilah yang menjadi pemicu pecahnya
orang dayak. Namun, persoalan timbul saat tanah tersebut diminta kembali.
Dalam hukum adat Dayak, hal ini disebut balang semaya (ingkar janji)
yang harus dibalas dengan kekerasan. Perang antar suku Dayak dan Madura pun
tersebut.
Dampak Positif :
terjadi, mungkin akan membuat kesempatan bagi salah satu ataupun kedua belah
pihak untuk saling merenungi kembali, berpikir ulang tentang kenapa bisa terjadi
3. Mengembangkan alternatif yang baik : Bisa saja dengan adanya konflik yang
terjadi diantara orang per orang atau kelompok per kelompok, membuat mereka
berpikir dia harus mulai mencari alternatif yang lebih baik dengan misalnya
Dampak Negatif :
3. Menghambat kerjasama.
4. Kesenjangan sosial
kebudayaan kita
2. Menghargai suku,agama,dan ras yang berbeda
mediasi antar kepala suku atau kepala daerah yang ada di daerah sampit.
BAB IV
PENUTUP
D.1 Kesimpulan
Menurut pendapat saya di dalam konflik ini tidak ada yang dapat
disalahkan, walaupun cenderung madura lah yang salah. Pada intinya didalam
konflik ini hanya tidak ada jiwa pancasilanya. Karena konflik ini tidak akan bisa
besar kalau seandainya ada jiwa pancasila sesuai dengan sila-sila dinegara ini.
Dilihat dari kerasnya watak-watak suku dayak dan madura dan tidak ada jiwa
kemanusiaannya.
perantau dapat beradaptasi sesuai dengan adat disekitarnya, dan bisa bisa
D.2 Saran
berbeda ras, suku dan agama demi mewujudkan Negara Indonesia yang aman,
damai dan sesuai dengan semboyan Bangsa Indonesia yang dikenal dengan
http://nurulita-15211414.blogspot.co.id/2012/01/konflik-antara-suku-dayak-
dan-madura.html
http://silvyaputriani.blogspot.co.id/2014/12/konflik-antar-suku-di-papua-
dan-peran.html
http://dokumen.tips/documents/dampak-dan-solusi-konflik-sampit.html
LAMPIRAN