Anda di halaman 1dari 14

Materi Cerita Sejarah

Nama : Muhammad Ihsan Halim Harahap


Kelas : XII MM 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang


Maha Esa, karena berkat rahmat kita semua diberikan
kesehatan maupun  kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang teks cerita sejarah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung pembuatan
makalah ini. Kami sangat menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi kajian,
pendekatan maupun cara penulisannya, untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan dari pembaca, agar
kedepannya kami dapat membuat makalah sebaik
mungkin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, teman-teman lainnya dan juga tentunya
bermanfaat bagi kami sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG


Sejarah merupakan hal yang sangat penting dan harus
diketahui oleh semua orang. Walau dunia semakin tua, bukan
berarti penghuninya boleh lupa begitu saja dengan sejarahnya.
Dalam konteks yang lebih kecil, misalkan negara Indonesia.
Bangsa Indonesia harus mengetahui sejarah berdirinya NKRI.
Peristiwa sejarah tidak semata-mata menjadi cerita yang
dikisahkan turun temurun, tetapi sebagai bangsa yang cerdas
kita harus mampu menggali kearifan dan makna yang
terkandung di dalamnya. Jika sampai melupakan sejarah,
maka suatu bangsa akan kehilangan identitasnya. Karena
itulah diperlukan sarana untuk menyampaikan sejarah. Di
dalam pelajaran Bahasa Indonesia, peristiwa sejarah dapat di
ceritakan melalui teks cerita sejarah. Teks ini sangat penting
dipelajari, sehubungan dengan tugas yang telah guru Bahasa
Indonesia berikan kepada kami.

1.2   Rumusan Masalah
a. Apa pengertian teks cerita sejarah ?
b. Apa tujuan pembuatan teks cerita sejarah ?
c. Bagaimana struktur, ciri-ciri dan kaidah kebahasaannya ?
d. Apa saja jenis-jenis teks cerita sejarah ?
e. Bagaimana perbedaan sejarah fiksi dan non fiksi ?
f.  Lalu bagaimana contoh teks cerita sejarah ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teks Cerita Sejarah


Definisi teks cerita sejarah adalah sebuah teks yang di
dalamnya memuat cerita dan menjelaskan mengenai suatu
fakta atau suatu kejadian yang terjadi pada masa lalu yang
akhirnya menjadi sebuah latar belakang (asal muasal) yang
mana kejadian tersebut mempunyai unsur nilai sejarah
didalamnya.

B. Tujuan pembuatan teks cerita sejarah


          Tujuannya untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik, pada pembaca, tentang kejadian yang pernah terjadi di
masa lalu.
C. Struktur Teks Cerita Sejarah
Struktur teks adalah sebuah gambaran (deskripsi) cara
bagaimana teks tersebut dibangun. Harus terdapat 3 struktur
berikut untuk bisa menyusun teks cerita sejarah yag baik:
Harus terdapat 3 struktur berikut ini untuk membuat teks
sejarah yang baik:
·        Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka
dari teks cerita sejarah.
·        Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah
yang terjadi, umumnya disampaikan dalam urutan kronologis.
·        Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang
peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan. Reorientasi
boleh ada, boleh tidak. Terserah kehendak penulis teks cerita
sejarah.
D. Ciri – Ciri Teks Sejarah
Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh teks sejarah, diantaranya:
·  Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan
kejadian.
·  Bentuk teks cerita ulang (recount)
·  Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
·  Sering menggunakan konjungsi temporal.
·  Isi berupa fakta.

E. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah


Didalam kebahasaan teks cerita sejarah terdapat ciri-ciri yang
sangat menonjol yang dapat diketahui dan ditandai sebagai
berikut :
1. Kata ganti (pronomina)
Kata ganti / pronomina adalah jenis kata yang digunakan
untuk menggantikan nomina / frasa nomina dan kemudian
memberikan nama seseorang secara tidak langsung. Contoh
saya, kapan, nya, ini.

2. Kata keterangan (frasa adverbial)


Frasa adverbial / kata keterangan adalah jenis kata yang
menunjukan suatu peristiwa, waktu, kejadian dan tempat.
Contoh tadi siang, tahun lalu, minggu kemarin.

3. Kata kerja material (verba material)


Kata kerja material / verba material adalah jenis kata yang
memiliki fungsi untuk menunjukan sebuah perbuatan nyata
(aktifitas) yang telah dilakukan oleh partisipan.
4. Kata sambung waktu (konjungsi temporal)
Kata sambung waktu (konjungsi temporal) adalah jenis kata
yang berfungsi untuk menata urutan-urutan kejadian atau
peristiwa yang di ceritakan. Dan didalam teks cerita sejarah
ini banyak menggunakan serta memanfaatkan kata
penghubung (konjungsi) temporal.
F.     Jenis – Jenis Teks Sejarah
Sejarah Fiksi:
·        Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif,
umumnya dalam bentuk cerita. Penulisnya disebut novelis
·        Cerpen adalah cerita pendek berbentuk prosa naratif fiktif.
Cenderung padat dan langsung pada tujuan nya dibandingkan
dengan karya fiksi lainnya yang umumnya lumayan panjang.
·        Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh
sebagian orang merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi.
·        Roman adalah jenis karya sastra berbentuk prosa yang
melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan jiwa
masing-masing. Roman bisa juga disebut kisah percintaan.

Sejarah Non-Fiksi:
·        Biografi adalah keterangan kehidupan seseorang yang
ditulis oleh orang lain.
·        Autobiografi adalah kisah atau keterangan hidup yang
ditulis oleh orang itu sendiri.
·        Cerita Perjalanan adalah teks yang menceritakan tentang
perjalanan.
·        Catatan Sejarah adalah teks yang menceritakan fakta atau
kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang sesuatu
mempunyai nilai sejarah.
G.   Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi
Sejarah Fiksi:
Jalan cerita disusun berdasarkan dunia nyata.
Gambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih dalam.
Pengembangan karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap.
Menyajikan kehidupan sesuai pandangan pengarang.

Sejarah Non-Fiksi:
Tersusun oleh fakta yang objektif.
Gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan
fakta.
Menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta.
Contoh Teks Cerita Sejarah
Kami sudah menyertakan contoh teks sejarah singkat tentang
berbagai tema yang bisa kamu lihat disini.
Kutipan Novel Sejarah Struktur Keterangan

Duka membayang di kaki


langit, duka sekali lagi
membungkus mata hati.Ada
banyak hal yang dicatat
Pancaksara, banyak sekali.
Kesedihan kali ini terjadi bagai
pengulangan peristiwa
sembilan belas tahun yang lalu,
yang ditulisnya berdasar kisah Berisi Penjelasan Tentang
yang dituturkan ayahnya, Orientasi
Latar Waktu Dan Situasi Cerita
Samenaka, karena ketika Yang Akan Di Ceritakan Yaitu
peristiwa itu terjadi Pancaksara Pada Masa Kerajan Majapahit
masih belum bisa dibilang
dewasa. Kala itu tahun 1309.
Segenap rakyat berkumpul di
alun-alun. Semua berdoa, apa
pun warna agamanya, apakah
Siwa, Buddha, maupun Hindu.
Semua arah perhatian ditujukan
dalam satu pandang, ke
Purawaktra yang tidak dijaga
terlampau ketat. Segenap
prajurit bersikap sangat ramah
kepada siapa pun karena
memang demikian sikap
keseharian mereka. Lebih dari
itu, segenap prajurit merasakan
gejolak yang sama, oleh duka
mendalam atas gering yang
diderita Kertarajasa
Jayawardhana.
Dan ketika bende Kiai
Samudra dipukul bertalu,
tangis serentak membuncah.
Ayunan pada bende yang getar Pada Bagian Ini Penulis
suaranya mampu menggapai Pengungkapan Perisitiwa Menyajikan Peristiw Kematian
sudut-sudut kota merupakan Sang Prabu Kertaradjasa
isyarat yang sangat dipahami. Jayawardhana.Kematian Sang
Gelegar bende dengan nada Raja Inilah Yang Menjadi
satu demi satu. Penyebab Munculnya
Permasalahn Dalam Cerita
Namun, berjarak sedikit lebih Selanjutnya.
lama dari isyarat kebakaran Disini Tokoh Utama<gajah
merupakan pertanda Sang Mada Mulai Menghadapi
Prabu mangkat. Semua orang Banyak Persoalan.
yang mendengar isyarat itu
merasa denyut jantungnya
berhenti berdetak.

Di bilik pribadinya, Sang Prabu


Kertarajasa Jayawardhana yang
ketika muda sangat dikenal
dengan sebutan Raden Wijaya
membeku. Empat dari lima
istrinya meledakkan tangis
Yang mencuri perhatian kali
ini bukan hanya soal desas-
desus itu.Sepeninggal
Kalagemet Sri Jayanegara
dengan segera muncul
pertanyaan, siapa yang akan
Menuju Konflik
naik takhta menggantikannya. Peristiwa yang diungkapkan
pada bagian ini merupakan
Dua pewaris yang masing-
peristiwa yang akan
masing berwajah cantik itu
menyebabkan terjadinya
memang bersih, tetapi apa yang
konflik - konflik
terlihat tidak sesederhana yang
berkepanjangan dalam novel .
tampak. Pancaksara bahkan
melihat persaingan amat tajam
bakal terjadi, terutama riuhnya
barisan orang-orang di
belakang Kudamerta dan
barisan orang-orang
di belakang Cakradara. Peristiwa yang diungkapkan
Bagaimana dengan yang pada bagian ini merupakan
bersangkutan, Kudamerta dan Menuju Konflik peristiwa yang akan
Cakradara? Karena beristrikan menyebabkan terjadinya
ratu pewaris takhta tidak konflik - konflik
ubahnya ikut numpang berkepanjangan dalam novel .
mewarisi takhta itu sendiri.
"Siapa yang terbunuh di Bale
Gringsing?"

"Lurah Prajurit Ajar Langse,"


jawab Bhayangkara Macan
Liwung. Gajah Mada menarik Pada bagian ini banyak
napas lega setelah mengetahui peristiwa besar yang terjadi
Puncak Konflik yang menyebabkan
bukan Gajah
permasalahan menjadi sangat
Enggon yang terbunuh di Bale rumit yaitu pembunuhan demi
Gringsing. Akan tetapi, bahwa pembunuhan yang terus
pembunuhan itu terjadi di terjadi , tetapi pelakunya belum
tempat itu membuat Gajah tertangkap .
Mada penasaran. Apalagi yang
terbunuh adalah Ajar Langse
yang belum lama berpapasan
dengannya.
Balai Prajurit ramai sekali.
Berita mengenai ditangkapnya
pemimpin orangorang yang
berniat melakukan makar
dengan cepat menyebar.

Ketika melintas Pasar Daksina Penyelesaian permasalahan


Resolusi atau konflik di Kerajaan
prajurit Bhayangkara yang
membawa pulang pimpinan Majapahit dilakukan tokoh
pemberontak yang tertangkap utama ( Gajah Mada ) dengan
di Karang Watu, maka dengan menangkap semua pelaku
segera berita itu menyebar ke kerusuhan .
penjuru kota. Lebih-lebih
ketika hari merambat siang
tawanan dalam Resolusi
Penyelesaian permasalahan
atau konflik di kerajaan
Majapahit dilakukan tokoh
utama (Gajah Mada) dengan
menangkap semua pelaku
kerusuhan. jumlah lebih
banyak diangkut dengan kereta
kuda menuju kotaraja di bawah
pengawalan gabungan pasukan
Jalapati dan Sapu Bayu.
Menurut kabar, yang
tertangkap sebenarnya lebih
banyak lagi, namun masih
menempuh perjalanan dengan
berjalan kaki.
Gajah Mada sedang berada di
Antawulan saat mendapat
beberapa laporan dari Lembu
Pulung. Bhayangkara Gagak
Bongol yang memimpin kerja
besar pencandian dan
pengarcaan Jayanegara di
beberapa tempat sekaligus ikut
menyimak pembicaraan antara
Gajah Mada dan lembu Pulung,
termasuk Bhayangkara Gajah
Geneng dan Macan Liwung
yang datang menyusul.
Dengan ringkas dan jelas
Lembu Pulung menuturkan apa
yang terjadi.

"Begitulah, Kakang. Dalam


penyergapan itu kami berhasil
menangkap Raden Panji
Rukmamurti yang menjadi
pimpinan gerakan makar itu.
Namun, tidak berhasil
menangkap Rangsang
Kumuda," kata Lembu Pulung.

"Tak apa. Rangsang Kumuda


atau Pakering Suramurda sudah
mati. Semalam kami hampir
berhasil menyergapnya hidup-
hidup, tetapi ada orang tak
dikenal yang mendahului
melepas anak panah. Siapa
pembunuhnya, gelap gulita.
Terus, siapa Raden Panji
Rukmamurti itu? Bangsawan
dari mana dia?"
Dyah Menur berbalik dengan
memejamkan mata. Dyah
Menur Hardiningsih yang Pada bagian akhir novel,
menggendong anaknya dan penulis memberikan
Koda pernyataan tentang semua
Pradhabasu yang juga
peristiwa yang terjadi dengan
menggendong anaknya, kalimat penutup: Sang waktu
berjalan makin jauh dan makin pula yang menggilas semua
jauh ke arah surya di langit peristiwa menjadi masa lalu.
barat. Dan sang waktu
sebagaimana kodratnya
akanmengantarkan ke mana
pun mereka melangkah. Sang
waktu pula yang menggilas
semua peristiwa menjadi masa
lalu. 2. Struktur Teks.

Anda mungkin juga menyukai