Anda di halaman 1dari 6

Materi PJJ Pertemua ke-1

Petunjuk:
Bab II Pokok Bahasan: Menikmati Cerita Sejarah Indonesia

A. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Cerita Sejarah

Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:


(1) Mendata informasi penting dalam teks sejarah (novel)
(2) Menentukan Hal-hal Menarik dalam novel sejarah
(3) Mengidentifikasi struktur teks cerita sejarah (novel)
(4) Membedakan teks cerita sejarah (novel sejarah) dengan teks sejarah

Sebelum kita pelajari Novel sejarah Perhatikan pemahaman berikut!


Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon).
Supaya tidak terjadi kesalahpahaman tentang novel sejarah dengan frasa “novel ulang”
dapat kita pahami sebagai berikut;

1. Berdasarkan jenisnya “novel ulang” dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis;


1) Rekon pribadi adalah novel yang memuat kejadian di masa penulisnya terlibat
secara langsung
2) Rekon faktual (informasional) adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti
eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.
3) Rekon imajinatif adalah novel yang memuat kisah faktual yang dikhayalkan dan
diceritakan secara lebih rinci.

Berdasarkan penjelasan di atas, novel sejarah ke dalam “rekon” imajinatif. Artinya,


novel sejarah didasarkan atas fakta-fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali
dengan sudut pandang lain yang tidak muncul dalam fakta sejarah. Misalnya kegemaran,
emosi pribadi tokoh, tragedi yang menimpanya, kehidupan keluarga dan masyarakat
atau bisa juga pandangan politiknya.
misalnya Novel sejarah;
Roro Mendut versi Mangunwijaya dan Versi Ayip Rosidi
 Karya Pramoedya Ananta Toer; Bumi Manusia, Jejak Langkah, Anak Segala
Bangsa, Rumah Kaca
 Ramadhan KH, novel Kuantar ke Gerbang yang mengisahkan kehidupan
Soekarno ketika menjalin rumah tangga dengan Inggit Garnasih.
 Remy Silado, Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil.
 SH Mintardja, Novel Kemelut di Majapahit
 Kresna Hariadi, novel Gajah Mada Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara
 Dan Brown, Novel The da Vinci Code.

Jadi novel sejarah mengambil belakang sejarah atau peristiwa yang telah terjadi pada masa
lampau.
Kegiatan 1

(1) Mendata informasi penting dalam teks sejarah (novel)

Bacalah dengan cermat, teliti, uraian tentang Mendata Informasi dalam Teks Sejarah,
buku paket hl. 35!
Contoh: Petikan novel sejarah berjudul “Kuantar ke Gerbong” Karya Ramadhan K.H,
berisi fakta sejarah antara lain:
1. Penokohan: yaitu tentang fakta sejarah perjuangan awal Soekarno, dan kehidupan
rumah tangganya dengan Inggit Ganarsih.
2. Tentang Latar novel sejarah, misalnya Sukamiskin (sebuah nama kecamatan di Kota
Bandung dan juga menjadi Lapas)
Banceuy, sebuah nama kelurahan di Kota bandung dekat alun-alun Kota Bandung.
Kata Bandung juga menjadi latar tempat novel sejarah tersebut,
Kota Surabaya juga menjadi latar tempat novel sejarah ini.
3. Pusat penceritaan novel sejarah tentang Soekarno dan kisah kejadian di sekitar.
4. Imajinasi pengarang, tokoh Inggit Ganarsih kurang dimengerti masyarakat, atau
jarang dikupas, dibeberkan, padahal Inggit berperan besar dalam pembentukan
kepribadian Soekarno, dan mengantarkan Soekarno ke panggung politik nasional dan
menjadi Bapak Bangsa.

Latihan;
Lanjutkan Kegiatanmu membaca Kutipan Novel sejarah berjudul Kemelut di Majapahit
karya SH Mintardja buku paket berikut hlm. 35 s.d. 39!
1. Siapakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan?
2. Dimanakah Latar waktu dan latar tempat novel sejarah tersebut?
3. Peristiwa apa saja yang dikisahkan?
4. Pusat penceritaan:
5. Imajinasi pengarang:
6. Dibagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam
novel sejarah?

Kegiatan 3
(3) Mengidentifikasi struktur teks cerita sejarah (novel) buku paket hlm. 43
Novel sejarah, seperti juga novel-novel lainnya, termasuk dalam genre teks cerita ulang.
Novel sejarah juga mempunyai struktur yang sama dengan struktur novel pada
umumnya, yaitu:
1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientasi)
Bagian ini, pengarang memperkenalkan seting cerita baik waktu, tempat maupun
peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh,
menata adegan, dan hubungan antartokoh.
2. Pengungkapan peristiwa
Pada bagian ini, disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah,
pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
3. Menuju konflik (rising action)
Pada bagian ini, terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun
keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)
Bagian ini juga disebut bagian klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan
mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokoh.
Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalah atau gagal.
5. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap
ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu.
Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi atau pun nasib
akhir yang dialami tokoh utama.
6. Koda
Bagian ini berisi komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai
penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau
dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel memiliki
koda, bahkan novel-novel modernlebih banyak menyerahkan simpulan akhir ceritanya
itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian
ceritanya.

Untuk lebih memahami struktur teks novel sejarah, pelajarilah contoh analisis struktur
novel sejarah “Gajah Mada Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara” buku hlm. 44
s.d. 48.
Kutipan novel sejarah Struktur Keterangan
Duka membayang di kaki langit, duka sekali
lagi membungkus mata hati.

Ada banyak hal yang dicatat Pancaksara,
banyak sekali. Kesedihan kali ini terjadi bagai
pengulangan peristiwa Sembilan belas tahun
yang lalu, yang ditulisnya berdasarkan kisah
yang dituturkan ayahnya, Samenaka, karena
ketika peristiwa itu terjadi Pancaksara masih
belum bisa dibilang dewasa.
Kala itu tahun 1309. Segenap rakyat orientasi Berisi penjelasan
berkumpul di alun-alun, semua berdoa, apa tentang latar waktu
pun warna agamanya, apakah Siwa, Budha, dan situasi cerita yang
maupun Hindu. Semua arah perhatian akan diceritakan yaitu
ditujukan dalam satu pandang, ke Purawaktra pada masa kerajaan
yang tidak dijaga terlampau ketat. Segenap Majapahit.
prajurit bersikap sangat ramah kepada siapa
pun karena memang demikian sikap
keseharian mereka, Lebih dari itu, segenap
prajurit merasakan gejolak yang sama, oleh
duka mendalam atas gering yang diderita
Kertarajasa Jayawardhana (h.3-4)
Dan ketika bende Kiai Samudra dipukul
bertalu, tangis serentak membuncah. Ayunan Pada bagian ini
pada bende yang getar suaranya mempu penulis menyajikan
mengapal sudut-sudut kota merupakan peristiwa kematian
isyarat yang sangat dipahami. Gelegar bende sang Prabu
dengan nada satu demi satu. Kertaradjasa
Jayawardhana,
Namun berjarak sedikit lebih lama dari isyarat Pengungkapan Kematian Sang Raja
kebakaran merupakan pertanda Sang Prabu peristiwa inilah yang menjadi
mangkat. Semua orang yang mendengar penyebab munculnya
isyarat itu merasa denyut jantungnya permasalahan dalam
benhenti berdetak. cerita selanjutnya.

Di balik pribadinya, Sang Prabu Kertarajasa Di sini tokoh utama.


Jayawardhana yang ketika muda sangat Gajah Mada mulai
dikenal dengan sebutan Raden Wijaya menghadapi banyak
membeku. Empat dari lima istrinya persoalan.
meledakkan tangis (h.4)

Yang mencuru perhatian kali ini bukan hanya


soal desas-desus itu. Sepeninggal Kalagemet
Sri Jayanegara dengan segera muncul Peristiwa yang
pertanyaan, siapa yang akan naik takhta diunkapkan pada
menggantikannya. bagian ini merupakan
peristiwa yang akan
Dua pewaris yang masing-masing berwajah Menuju konflik menyebabkan
cantik itu memang bersih, tetapi apa yang terjadinya konflik-
terlihat tidak sesederhana yang tampak. konflik
Pancaksara bahkan melihat persaingan amat berkepanjangan dalam
tajam bakal terjadi, terutama riuhnya barisan novel.
orang-orang di belakang Kudamerta dan
barisan orang-orang

Di belakang Cakradara. bagaimana dengan Menuju konflik Peristiwa yang


yang bersangkutan, Kudamerta dan diunkapkan pada
Cakradara? Karena beristrikan ratu pewaris bagian ini merupakan
takhta tidak ubanya ikut numpang mewarisi peristiwa yang akan
takhta itu sendiri. menyebabkan
terjadinya konflik-
konflik
berkepanjangan dalam
novel.

“Siapa yang terbunuh di Bale Grinsing?”


Pada bagian ini
“Lurah Prajurit Ajar Langse,” jawab banyak peristiwa besar
Bhayangkara Macan Liwung. Gajah Mada yang terjadi yang
menarik napas lega setelah mengetahui Puncak konflik menyebabkan
bukan Gajah. permasalahan menjadi
sangat rumit yanitu
Enggon yang terbunuh di Bale Grinsing. Akan pembunuhan demi
tetapi, bahwa pembunuh itu terjadi di tempat pembunuhan yang
itu membuat Gajah Mada penasaran. Apalagi terus terjadi, tetapi
yang terbunuh adalah Ajar Langse yang pelakunya belum
belumlama berpapasan dengannya. terungkap.

Balai Prajurit ramai sekali. berita mengenai


ditangkapnya pemimpin orang-orang yang
berniat melakukan makar dengan cepat
menyebar. Penyelesaian
Ketika melintas di pasar Daksina, Prajurit Resolusi permasalahan atau
Bhayangkara yang membawa pulang konflik di kerajaan
pemberontak yang tertangkap di Karang Majapahit dilakukan
Watu, maka dengan segera berita menyebar oleh takoh utama
ke penjuru kota. Lebih-lebih ketika hari (Gajah Mada dengan
merambat siang tawanan dalam jumlah lebih menangkap semua
banyak diangkut dengan kereta kuda menuju pelaku kerusuhan.
kotaraja di bawah pengawalan gabungan
pasukan Jalapati dan Sapu Bayu. Menurut
kabar, yang tertangkap sebenarnya lebih
banyak lagi, namun masih menempuh
perjalanan dengan berjalan kaki.

Gajah Mada sedang berada di Antawulan


saat mendapat beberapa laporan dari Lembu
Pulung. Bhayangkara Gagak Bongol yang
memimpin kerja besar pencandian dan
pengarcaan Jayanegara di beberap tempat
sekaligus ikut menyimak pembicaraan antara
Gajah Mada dan Lembu Pulung, termasuk
Bhayangkara Gajah Geneng dan Macan
Liwung yang datang menyusul. Dengan
ringkas dan Lembu Pulung menuturkan apa
yang terjadi. Penyelesaian
permasalahan atau
“Begitulah , Kakang. Dalam penyergapan itu Resulusi konflik di kerajaan
kami berhasil menangkap Randen Panji Majapahit dilakukan
Rukmamurti yang menjadi pimpinan gerakan tokoh utama (Gajah
makar itu. Namun, tidak berhasil menangkap Mada) dengan
Ransang Kumuda,” kata Lembu Pulung. menangkap semua
pelaku kerusuhan.
“Taka pa. Rangsang Kumuda atau Pakering
Suramurda sudah mati. Semalam kami hamir
berhasil menyergapnya hidup-hidup, tetapi
ada orang tak dikenal yang mendahului
melepas anak panah. Siapa pembunuhnya,
gelap gulita. Terus, siapa Raden Panii
Rukmamurti itu? Bangsawan dari mana dia?

Dyah Menur berbalik dengan memejamkan Pada bagian akhir


mata. Dyah Menur Hardiningsih yang novel, penulis
menggendong anaknya dan Pradhabasu memberikan
yang juga menggendong anaknya, berjalan pernyataan tentang
makin jauh kea rah surya di langit barat. Dan koda semua peristiwa yang
sang waktu sebagaimana kodratnya akan terjadi dengan kalimat
mengantarkan ke mana pun meraka penutup. Sang waktu
melangkah. Sang waktu pula yang menggilas pula yang menggilas
semua peristiwa menjadi masa lalu. semua peristiwa
menjadi masa lalu.

Untuk lebih meningkatkan pemahamanmu terhadap struktur novel sejarah, analisalah


dengan memanfaatkan kutipan novel “Mangir’ karya Pramoedya Ananta Toer, halaman 48.

Berdasarkan kutipan novel “Mangir” lakukan kegiatan pengidentifikasian cerita ke dalam


tabel di bawah ini! (hlm. 51)

Kutipan Struktur Keterangan


orientasi

Pengungkapan
peristiwa

Menuju konflik

Puncak konflik

Resolusi

koda

Anda mungkin juga menyukai