Anda di halaman 1dari 7

BAB III

ISI MAKALAH

3.1 Bentuk Konflik Antar Budaya di Indonesia


Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kebudayaan yang
sangat beragam. Keberagaman budaya inilah yang menjadikan Indonesia unik dan
kaya akan warna yang dinamis. Namun keberagaman budaya ini juga menjadi
salah satu faktor terjadinya konflik sosial diantara masyarakat.
Kasus konflik antar budaya yang terjadi di Indonesia cenderung
didominasi oleh konflik yang terjadi antar suku atau etnis, tidak sedikit dari kasus
konflik ini yang berujung menjadi perang antar suku. Beberapa bentuk konflik
antar suku di Indonesia yaitu, konflik Suku Moni dan Suku Dani di Papua yang
dipicu oleh perebutan lokasi lahan untuk Jalan Trans Nabire yang mengakibatkan
korban jiwa dan puluhan warga yang luka-luka, konflik Lampung Utara dan
Lampung Selatan yang dilatarbelakangi oleh adanya faktor perbedaan budaya,
perang Suku Dani dan Damal di Mamika Papua, serta Tragedi Sampit akibat
adanya warga Dayak yang dibantai oleh warga Madura yang menetap di Sampit,
ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa kedua suku saling membakar rumah
yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Gambar 6 : Konflik Antar Lampung Utara dan Lampung Selatan

13
Konflik antar budaya pun tidak hanya terjadi pada suku di daerah yang
berdekatan. Konflik Aceh dan Jawa sebagai contoh, pernah terdapat anggapan
bahwa suku Aceh kurang menyukai suku Jawa dikarenakan sejarah antara kedua
daerah yang tidak baik, pada masa penjajahan, Belanda pernah menyerang Aceh
dengan dibantu Suku Jawa yang menyebabkan hubungan antara Aceh dan Jawa
tidak harmonis. Konflik juga terjadi antar etnis, pada penghujung masa orde baru
terjadi konflik antara etnis pribumi dan etnis Tionghoa yang dipicu oleh krisis
moneter. Akibatnya, terjadi kerugian ekonomi karena terjadi banyak kebakaran
dan menimbulkan trauma bagi korban.

3.2 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik Antar Budaya


Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keberagaman suku, Agama,
Ras, Budaya dan masih banyak yang lainnya. Hal tersebut sebenarnya merupakan
sebuah keunggulan bangsa Indonesia. Tetapi realitanya kita tidak bisa
memungkiri bahwa adanya keberagaman tersebut sering kali menimbulkan
beberapa permasalahan, contohnya yaitu terjadinya konflik antar budaya. Arti dari
konflik itu sendiri adalah interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain
saling bergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan dimana setidaknya
salah satu dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan dan melakukan
tindakan.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya konflik tersebut, antara lain
yaitu etnosentrisme artinya selalu berpandangan bahwa suku yang lain lebih
rendah dari dirinya dan merasa dirinya lah yang paling "hebat" dari suku lainnya.
Selain etnosentrisme yang menyebabkan konflik antar budaya yaitu sejarah di
masa lalu. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa suatu kehidupan tentunya
tidak lepas dari sejarah. Terkadang karena masalah yang terjadi di masa lalu akan
terus diungkit sampai sekarang, hingga akhirnya suatu suku berusaha
membalaskan dendam masa lalunya. Faktor lainnya yaitu karena masih banyak
masyarakat yang tidak memiliki rasa toleransi yang berakibat munculnya arogansi
pada suatu budaya tertentu.

14
Faktor lain yang dapat menyebabkan konflik antar budaya adalah politik
antar budaya dimana ketika suatu hal kecil merusak hubungan politik tersebut
dapat menimbulkan konflik yang besar antar kedua belah pihak. faktor lain ialah
diskriminasi budaya dimana suatu budaya menjelekan budaya lain sehingga dapat
memicu amarah dari budaya lainnya sehingga muncul konflik antar budaya.
Faktor lain yang menyebabkan konflik antar budaya adalah kecemburuan
sosial antar budaya. Faktor lainnya adalah Perubahan nilai-nilai budaya akibat
pengaruh globalisasi ternyata telah memicu timbulnya konflik sosial budaya
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.banyak faktor lain misalnya perbedaan
agama atau bahkan perbedaan warna kulit dapat memicu konflik antar budaya.
Faktor lain yang juga menyebabkan konflik antar budaya adalah adanya
pihak ketiga yang memprovokasi agar terjadinya konflik. Biasanya dengan cara
menyampaikan berita yang tidak benar dan kekerasan.

3.3 Dampak Konflik Antar Budaya terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan
Keutuhan NKRI
Konflik antar budaya tentu memiliki banyak dampak merugikan terutama
bagi bangsa, selain menimbullkan perpecahan, konflik antar budaya tentunya juga
memberikan dampak buruk di bidang sosial serta ekonomi nasional.
Konflik antar budaya seringkali dilatarbelakangi oleh sifat etnosentris
yaitu anggapan bahwa kebudayaan yang mereka miliki lebih baik dari kebudayaan
lainnya. Hal ini menciptakan dinding yang membatasi antara ‘kami’ dan ‘mereka’.
Dinding inilah yang lambat laun akan menghalangi tumbuhnya rasa persaudaraan
setanah air serta menimbulkan kesenjangan sosial antar suku di Indonesia.

15
Gambar 7 : Konflik Antar Budaya yang Mengunakan Kekerasan
Kasus konflik antar budaya yang seringkali berujung pada terjadinya
perang antara suku menyebabkan kerusakan fasilitas desa atau suatu daerah.
Sehingga, daerah tempat konflik menjadi rawan terhadap krisis ekonomi karena
sumber penghasilan para penduduknya dihancurkan seperti unit-unit usaha dan
toko-toko. Selain itu setelah konflik terjadi akan timbul rasa takut di masyarakat
sehingga rutinitas hidup sehari hari tidak akan berjalan seperti biasa dan kegiatan
transaksi jual beli pun akan terhambat. Ada juga masyarakat yang mengalami
trauma dan takut untuk berhubungan dengan suku tertentu, hal tersebut dapat
menghambat kehidupan sosial karena tidak terciptanya komunikasi yang baik.

3.4 Cara Mencegah Timbulnya Konflik Antar Budaya


Konflik antar budaya di Indonesia terjadi karena latar belakang dan
penyebab yang berbeda-beda. Dan cara untuk mengatasi atau menanggulangi
konflik antar budaya tentunya akan berbeda-beda. Namun apabila diperhatikan
dengan seksama, konflik antar budaya di Indonesia memiliki beberapa persamaan
yang menyebabkan konflik itu terjadi.

16
Contohnya adalah konflik suku Moni dan suku Dani di papua, dan konflik
Lampung Utara dan Lampung Selatan sama-sama disebabkan oleh adanya
perbedaan latar belakang budaya. Contoh yang lainnya adalah konflik antara suku
Moni dan suku Dani di papua dan tragedi sampit yang disebabkan adanya
pertikaian antar warga.

Gambar 9 : Konflik Suku Moni dan Suku Dani


Salah satu contoh penyelesaian konflik yang terjadi pada suku dani dan
suku moni adalah dengan pemerintah papua mengumpulkan kedua belah suku lalu
membahas faktor yang menjadi pemicu konflik dan cara serta peran yang
dimainkan oleh pemerintah dalam mengatasi konflik tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya konflik
antara suku dani dan suku moni.
Masih banyak lagi konflik antar budaya di Indonesia yang memiliki latar
belakang dan penyebab yang sama. Namun mencegah terjadinya konflik antar
budaya lebih baik daripada menanggulangi konflik antar budaya yang beresiko
menyebabkan korban seperti korban jiwa, korban luka berat/ringan, dan juga
mengakibatkan kerugian masyarakat dan pemerintah dalam bidang perekonomian.
Hal- hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya konflik antar budaya di
Indonesia antara lain:

17
1. Negosiasi identitas antar budaya
Setiap suku dan budaya dapat melakukan interaksi antar budaya berupa
komunikasi dan negosiasi tentang sejarah dan latar belakang budaya masing-
masing untuk mencapai kesepakatan perdamaian antar suku dan budaya. Hal
ini dapat dilakukan untuk mencapai keseimbangan yang meliputi rasa saling

mengerti, rasa saling menghargai, dan mencapai perdamaian antara suku dan
budaya masing-masing.
Gambar 8 : Salah Satu BentukNegosiasi Antar Budaya Dengan
Pernikahan Dari Perwakilan Kedua Belah Pihak

2. Menjaga perdamaian antar warga


Konflik budaya dapat dipicu oleh adanya konflik antar warga baik dari
perbedaan pendapat, maupun dari perbedaan kepentingan. Menjaga
perdamaian antar warga dapat dilakukan dengan cara mentaati aturan dan
hukum yang telah ditetapkan di Indonesia. Apabila konflik sudah terjadi maka
sebaiknya diselesaikan melalui jalur proses pengadilan yang resmi tanpa
melibatkan adanya kerusuhan dan perkelahian.

3. Memiliki sifat toleransi


Menanamkan sifat toleransi antar budaya di Indonesia dengan tetap
memegang semboyan bhineka tunggal ika sebagai identitas nasional bangsa
Indonesia dapat menjauhkan konflik dan perpecahan. Dengan kesadaran

18
masing-masing individu kedamaian antar budaya dapat dicapai. Cara
menanamkan sifat toleransi yaitu mengerti dan mendalami kebudayaan yang
dimiliki, menghargai kebudayaan lain, mempelajari dan memahami
kebudayaan lain, dan tidak mencela adat istiadat yang dimiliki kebudayaan
lain.

19

Anda mungkin juga menyukai