Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONFLIK SAMPIT
Tragedi berdarah etnis Dayak dan etnis Madura

KELOMPOK 4

XI MIPA 7

Anggota kelompok:
Asyifa Ghina Meliana
Dewi Aidah
Kanaya Dania Raissa
Muhammad Dhanar Ibnu S.
Muhammad Iqbal
Sendi

SMA NEGRI 1 KARAWANG


Tahun Ajaran 2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas


karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini kami bisa
menyelesaikan makalah konflik sampit. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan
kita nantikan kelak.
Makalah Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya,
semoga makalah ini dapat memberi hasil yang memuaskan.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada
ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, kami
terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................... 2
BAB I ................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................... 4
1. Latar belakang............................................................... 4
2. Rumusan masalah ......................................................... 5
3. Maksud dan Tujuan ....................................................... 5
BAB II.................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................. 6
1. Kronologi ...................................................................... 6
2. Penyebab Konflik ......................................................... 7
3. Penyelesaian ................................................................. 8
4. Dampak perang sampit ................................................. 8
5. Pasal .............................................................................. 9
BAB III .............................................................................. 11
PENUTUPAN .................................................................... 11
1. Kesimpulan ................................................................. 11
2. Saran ........................................................................... 11
3. Dokumentasi ............................................................... 12
DAFTAR PUSAKA ........................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Konflik dapat terjadi sebagai akibat hubungan sosial dalam masyarakat


terganggu. Penyebab terganggunya hubungan sosial masyarakat tersebut
sangat bervariasi, misalnya adanya perbedaan kultur, etnis, agama, kelompok
atau golongan, status sosial ekonomi, kebijakan pemerintah dan lain-lain.

Konflik sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi,karena


telah terjadi bebrapa insiden sebelumnya antar warga dayak dan madura.
Konflik besar terakhir terjadi antara desember 1996 dan januari 1997 yang
mengakibatkan 600 korban tewas. Penduduk madura pertama tiba
dikalimantan tahun 1930 dibawah program transmigrasi yang dicanangkan
oleh pemerintah kolonial belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah indonesia.
Tahun 2000,transmigrasi membentuk 21% populasi kalimantan tengah. Suku
dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga
madura yang semakin agresif .hukum-hukum baru telah ¬memungkinkan
warga madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial
diprovinsi ini seperti perkayuan,penambangan dan perkebunan.ada sejumlah
cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001.

Satu versi mengklaim bahwa ini disebabkan oleh serangan pembakaran


sebuah rumah Dayak. Rumor mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan
oleh warga Madura dan kemudian sekelompok anggota suku Dayak mulai
membakar rumah-rumah dipemukiman madura. Profesor Usop dari Asosiasi
Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak
dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka
diserang.Selain itu, juga dikatakan bahwa seorang warga Dayak disiksa dan

4
dibunuh oleh sekelompok warga Madura setelah sengketa judi di desa
Kerengpangi pada 17 Desember 2000

2. Rumusan masalah
a. Apa latar belakang konflik antar Etnis Dayak dan etnis Madura di
Samalantan, Kalimantan Barat tahun 1996-1997?
b. Bagaimana tindakan pemerintah terhadap konflik antar etnis Dayak
dan etnis Madura di Samalantan, Kalimantan Barat tahun 1996-1997?
c. Bagaimana dampak dari konflik antar etnis Dayak dan Etnis
Madura di Samalantan, Kalimantan Barat tahun 1996-1997?

3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud
Maksud penulisan makalh ini adalah untuk menggambarkan
bagaimana konflik yang terjadi antara Suku Dayak dengan Suku Madura.
b. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk menjelaskan bagaimana
terjadinya Konflik Sampit.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kronologi

Pada awalnya hubungan kedua suku ini sangat baik, sampai saat
dimana terjadi konflik sampit ini hubungan mereka menjadi tidak baik
lagi. Setiap ada orang Madura yang masuk ke dalam pemukiman Suku
Dayak untuk berdagang, maka akan dicurigai oleh si Suku Dayak.

Konflik ini pernah terjadi diantara bulan Desember 1996 dan


Januari 1997. Pada tahun tersebut telah menyebabkan 600 orang
meninggal dunia karena konflik sampit.

Pada tahun 2001, tepatnya pada tanggal 18 Februari 2001 terjadi


lagi konflik yang melibatkan Suku Dayak dan juga Suku Madura.
Sekelompok masyarakat Daya menyerang runah seorang warga Suku
Madura, yang bernama Matayo.Masyarakat Suku Madura yang berada
di Kalimantan Tengah tidak terima, rumah dibalas dengan rumah. Dan
kali ini warga Madura melakukan penyerangan ke rumah masyarakat
Suku Dayak yang terlibat dalam penyerangan rumah warga Madura
kemarin.

Rumah warga Dayak yang diserbu tersebut tidak berhasil


diselamatkan, meskipun orangnya sudah berhasil kabur.Rumah tersebut
dibakar oleh masyarakat Madura yang tidan terima karena rumah salah
satu warga Madura lain diserang oleh Suku Dayak.

Karena kasus penyerangan rumah tersebut warga Madura berhasil


memukul mundur warga Dayak dari pemukimannya. Dan celakanya hal
ini justru memancing amarah masyarakat Dayak yang lainnya sehingga
berombongan mendatangi Sampit.

Perang antar etnis pun terjadi diantara Suku Madura dan Suku
Dayak. Berbagai macam senjatapun digunakan oleh mereka, dari senjata
tradisional seperti clurit, tombak hingga senjata api dan juga bom
rakitan.Kemudian konflik pun menjadi meluas hingga ke kota-kota lain
di sekitaran Kalimantan Tengah.Peristiwa ini terjadi diantara Suku
Dayak dan Suku Madura pendatang dan menjadi peristiwa paling tragis.

6
Korbannya sendiri tidak sedikit, melainkan sekitar 500 orang meninggal
dan 100.000 Suku Madura kehilangan tempat tinggal mereka.

2. Penyebab Konflik

a. Perbedaan antara dayak-madura

Perbedaan budaya jelas menjadi alasan mendasar ketika perang


antar suku terjadi. Masalahnya sangat sederhana, tetapi ketika sudah
berkaitan dengan kebudayaan, maka hal tersebut juga berkaitan dengan
kebiasaan. Misalanya permasalahan senjata tajam. Bagi suku dayak,
senjata tajam sangat dilarang keras dibawa ketempat umum.
Orang yang membawa senjata tajam kerumah orang lain, walaupun
bermaksud bertamu, dianggap sebagai ancaman atau ajakan berduel. Lain
halnya dengan budaya suku madura yang biasa menyelipkan senjata tajam
kemana-mana dan dianggap biasa ditanah kelahirannya. Bagi suku dayak,
senjata tajam bukan untuk menciderai orang. Bila hal ini terjadi, pelakunya
harus dikenai hukuman adat pati nyawa (bila korban cidera) dan hukum
adat pemampul darah (bila korban tewas). Namun, bila dilakukan berulang
kali, masalahnya berubah menjadi masalah adat karena dianggap sebagai
pelecehan terhadap adat sehingga simbol adat “mangkok merah” (Dayak
Kenayan) atau “Bungai jarau” (Dayak Iban) akan segera berlaku. Dan
itulah yang terjadi dicerita perang antar suku Dayak-Madura.

b. Perilaku yang tidak menyenangkan

Bagi suku Dayak, mencuri barang orang lain dalam jumlah besar
adalah tabu karena menurut mereka barang dan pemiliknya telah menyatu;
ibarat jiwa dan badan. Bila dilanggar, pemilik barang akan sakit. Bahkan,
bisa meninggal. Sementara orang madura sering kali terlibat pencurian
dengan korbannya dari suku dayak. Pencurian yang dilakukan inilah yang
menjadi pemicu pecahnya perang antara suku dayak dan madura.

c. Pinjam meminjam tanah

Adat suku dayak membolehkan pinjam meminjam tanah tanpa


pamrih. Hanya dengan kepercayaan lisan, orang madura diperbolehkan
menggarap tanah orang dayak. Namun, persoalan timbul saat tanah
tersebut diminta kembali. Seringkali orang madura menolak
mengembalikan tanah pinjaman tersebut dengan alasan merekalah yang
telah menggarap selama ini.

7
Dalam hukum adat Dayak, hal ini disebut balang semaya (ingkar janji)
yang harus dibalas dengan kekerasan. Perang antar suku Dayak dan
Madura pun tidak dapat dihindarkan lagi.

d. Ikrar perdamaian yang dilanggar

Dalam tradisi masyarakat Dayak, ikrar perdamaian harus bersifat


abadi. Pelanggaran akan dianggap sebagai pelecehan adat sekaligus
pernyataan permusuhan. sementara orang Madura telah beberapa kali
melanggar ikrar perdamaian. Dan lagi-lagi hal tersebutlah yang memicu
perang antar suku tersebut.

3. Penyelesaian

Penyelesaian Pada 18 Februari 2001 suku Dayak berhasil menguasai


Sampit. Polisi menahan seorang pejabat lokal yang diduga sebagai salah
satu dalang di balik serangan ini. Orang yang ditahan tersebut diduga
membayar enam orang untuk memprovokasi kerusuhan di Sampit.
Kemudian, ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi di Palangkaraya
sembari meminta pembebasan para tahanan. Permintaan mereka
dikabulkan oleh polisi pada 28 Februari 2001, militer berhasil
membubarkan massa Dayak dari jalanan.
Dari Konflik Sampit ini sedikitnya 100 warga Madura dipenggal
kepalanya oleh suku Dayak. Konflik Sampit sendiri mulai mereda setelah
pemerintah meningkatkan keamanan, mengevakuasi warga, dan
menangkap provokator. Untuk memperingati akhir konflik ini, dibuatlah
perjanjian damai antara suku Dayak dan Madura. Guna memperingati
perjanjian damai tersebut, maka dibentuk sebuah tugu perdamaian di
Sampit.

4. Dampak perang sampit


Dampak yang ditimbulkan pada perang sampit bermacam-macam
seperti berikut ini:

a. Banyak memakan korban jiwa


Akibat konflik sampit tersebut ada sekitar 100 warga Madura
yang kepalanya dipenggal oleh Suku Dayak. Suku Dayak ini
memiliki sejarah ritual perburuan kepala yang dinamakan
Ngayau.

8
b. Lumpuhnya kegiatan ekonomi
Akibat konflik sampit banyak sekali pasar dan kios yang
terpaksa tutup. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari
penjarahan dan tindakan menyeramkan lainnya.
c. Krisis pangan di Sampit
Karena konflik tersebut terjadi krisi pangan pada masyarakat
yang ada di Sampit. Karena tidak ada pasar atau kios yang buka
dan masyarakat takut.
d. Penjarahan
Akibat konflik tersebut terjadi penjarahan terhadap barang-
barang dari Suku Madura yang telah ditinggalkan oleh si
pemilik. Kapal-kapal pengangkut barang pun juga tidak berani
merapat karena konflik tersebut.
e. Terjadinya pengungsian
Akibat konflik tersebut maka pemerintah turun tangan, dan
langsung mengungsikan Suku Madura keluar dari Kalimantan
Tengah. Sebagian besar diungsikan ke Jawa Timur karena untuk
menghindari konflik tersebut. Pengungsian ini sifatnya hanya
sementara sampai keadaan di Kalimanta Tengah kembali
kondusif.

5. Pasal

a. Upaya untuk melakukan rekonsiliasi yang dilakukan para pemuka


Masyarakat, kedua etnis tersebut, kemudian mendapat dasar yuridis
pada tahun 2012, dengan diundangkan Undang-undang Nomor 7 Tahun
2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.
b. Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan
Konflik Sosial, Pengertian Konflik Sosial, diartikan sebagai perseteruan
dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok
masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan
berdampak luas yang mengakibatkan ketidak amanan dan disintegrasi
sosial, sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat
pembangunan nasional.
c. Dalam perspektif antropologi, kelompok etnik di artikan sebagai suatu
populasi yang secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan;
mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa
kebersamaan dalam bentuk budaya; membentuk jaringan komunikasi
dan interaksi sendiri; menetukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima
9
oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.
Lihat Narroll 1964, dalam Fredrik Barth. ‖Kelompok Ethnik dan
Batasannya.‖ Alih bahasa Nining. L. Soesilo. (Penerbit UI – Press
Jakarta). 1988, halaman 11. Secara Yuridis pengertian etnis dimuat
dalam Undangundang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008
tentang Penghapusan Diskriminasi dan Ras. Pasal 1 Undang- undang
tersebut menyatakan etnis adalah penggolongan manusia berdasarkan
kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa, sejarah,
geografis, dan hubungan kekerabatan.
d. Dalam sidang gugatan yang dipimpin Hakim Ketua Sunan Harahap,
yang didampingi dua hakim anggota, Pramudana dan Siramde
Palayukan itu, tergugat dianggap telah melanggar hak asasi manusia
(HAM). Selain itu, telah terjadi perbuatan melawan hukum terhadap
Universal Declaration of Human Rights, Konveksi Hak-hak Sipil dan
Politik, Kode Etik untuk para pejabat penegak hukum, Undang-Undang
Nomor 39/Tahun 1999 tentang HAM, Undang-Undang Nomor 5/ Tahun
1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan
Perlakuan Penghukuman Lain yang Kejam.
e. Pihak tergugat juga dianggap telah merendahkan martabat manusia serta
melanggar Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/2000 tentang peran TNI
dan Polri, Undang-Undang Nomor 28/Tahun 1999 tentang kepolisian
Negara RI dan Undang-Undang Nomor 8/Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana. Atas pelanggaran itu, penggugat menilai para tergugat
telah melanggar pasal 1365 –1366 KUH Perdata. Karena itu, penggugat
meminta tergugat untuk memberikan biaya pemulihan kesehatan sebesar
Rp 2 juta per orang, santunan korban yang meninggal dunia Rp 5 juta
per orang, serta biaya pemulangan pengungsi sebesar Rp 2 juta per
orang, kepada para korban.

10
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan

Menurut pendapat kami di dalam konflik ini tidak ada yang dapat
disalahkan, walaupun cenderung madura lah yang salah. Pada intinya didalam
konflik ini hanya tidak ada jiwa pancasilanya. Karena konflik ini tidak akan
bisa besar kalau seandainya ada jiwa pancasila sesuai dengan sila-sila dinegara
ini. Dilihat dari kerasnya watak-watak suku dayak dan madura dan tidak ada
jiwa kemanusiaannya.
Perbedaan adat istiadat di suatu daerah sangat berbeda-beda harusnya
sebagai perantau dapat beradaptasi sesuai dengan adat disekitarnya, dan bisa
bisa bersosialisasi dengan suku didaerah tersebut.

2. Saran

Sistem kekerabatan, rasa saling menghormati, menyayangi dan sikap


toleransi harus lebih di tingkatkan lagi sesama warga di Indonesia, walaupun
berbeda ras, suku dan agama demi mewujudkan Negara Indonesia yang aman,
damai dan sesuai dengan semboyan Bangsa Indonesia yang dikenal dengan
“Bhineka Tunggal Ika.”

11
3. Dokumentasi

12
DAFTAR PUSAKA

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/30/090000179/konfliksampit-
latar-belakang-konflik-dan-pnyelesaian

https://www.kompasiana.com/erizzarahma/60d80fedbb4486597e499d12/a
nalisis-teori-konflik-lewis-coser-dalam-peristiwa-konflik-sampit
https://www.selasar.com/perang-sampit/

https://www.kompasiana.com/erizzarahma/60d80fedbb4486597e499d12/a
nalisis-teori-konflik-lewis-coser-dalam-peristiwa-konflik-sampit
http://www.nurulita-15211414.blogspot.co.id/2012/01/konflik-antara-
sukudayak-dan-madura.html

http://www.silvyaputriani.blogspot.co.id/2014/12/konflik-antar-suku-
dipapua-dan-peran.html

http://www.dokumen.tips/documents/dampak-dan-solusi-
konfliksampit.html

https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrPrWruOQBl7rsKnzTLQwx.;_yl
u=Y29sbwNzZzMEcG9zAzcEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1694
542446/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.liputan6.com%2fnews%2
fread%2f4485567%2f2-dasawarsa-kerusuhan-sampit-konflik-
antaretnis-yang-berujung-
tragedi/RK=2/RS=FzyBLkWXsb4Ym_iJpF2QcEV8Hr4-

13

Anda mungkin juga menyukai