Konflik antar
suku bangsa
Kelompok 5
01.
Anggota Kelompok 5
Roland Agustin . A
NOVRIADI
George Richard . A
Konflik Sampit adalah kerusuhan antaretnis yang terjadi di Sampit pada awal
Februari 2001.
Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah yang kemudian meluas
ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya.
Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura.
Kala itu, para transmigran asal Madura telah membentuk 21 persen populasi
Kalimantan Tengah.
Akibatnya, Kalimantan Tengah merasa tidak puas karena terus merasa disaingi
oleh Madura.
Karena adanya permasalahan ekonomi ini, terjadi kerusuhan antara orang
Madura dengan suku Dayak.
Penyerangan ini lantas membuat 1.335 orang Madura harus mengungsi.
Konflik Sampit sendiri diawali dengan perselisihan antara dua etnis ini sejak akhir 2000.
Pertengahan Desember 2000, bentrokan antara etnis Dayak dan Madura terjadi di Desa
Kereng Pangi, membuat hubungan keduanya menjadi bersitegang. Ketegangan semakin
memuncak setelah terjadi perkelahian di sebuah tempat hiburan di desa pertambangan emas
Ampalit.
Seorang etnis Dayak bernama Sandong, tewas akibat luka bacok yang ia dapat,
Kejadian ini kemudian membuat keluarga dan tetangga Sandong merasa sangat marah.
Dua hari setelah peristiwa tersebut, 300 warga Dayak mendatangi lokasi tewasnya Sandong
untuk mencari sang pelaku. Tak berhasil menemukan pelakunya, kelompok warga Dayak
melampiaskan kemarahannya dengan merusak sembilan rumah, dua mobil, lima motor, dan dua
tempat karaoke, milik warga Madura.
Dari Konflik Sampit ini sedikitnya 100 warga Madura dipenggal kepalanya oleh
suku Dayak. Konflik Sampit sendiri mulai mereda setelah pemerintah
meningkatkan keamanan, mengevakuasi warga, dan menangkap provokator.
Untuk memperingati akhir konflik ini, dibuatlah perjanjian damai antara suku
Dayak dan Madura. Guna memperingati perjanjian damai tersebut, maka
dibentuk sebuah tugu perdamaian di Sampit.
03. PEND I D I K A N AGAMA KRISTEN
Pandangan
alkitab
TerimaKasih