Anda di halaman 1dari 11

KONFLIK SARA DI

INDONESIA

Oleh:
Herdik Gunawan
IX-E
Sejarah
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan
antar etnis di Indonesia, berawal pada
Februari 2001 dan berlangsung sepanjang
tahun itu. Konflik ini dimulai di
kota Sampit, Kalimantan Tengah dan
meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu
kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi
antara suku Dayak asli dan warga
migran Madura dari pulau Madura. Konflik
tersebut pecah pada 18
Februari 2001 ketika dua warga Madura
diserang oleh sejumlah warga Dayak.
Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari
500 kematian, dengan lebih dari 100.000
warga Madura kehilangan tempat tinggal.
Banyak warga Madura yang juga
ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku
Dayak.
Bentuk Konflik Sampit

Konflik dengan kelompok antar


kelompok

Konflik ini terjadi diakibatkan oleh


kelompok suku Dayak dan
kelompok suku Madura dan kedua
kelompok saling berusaha
menyingkirkan pihak lawan dengan
jalan menghancurkan dan membuat
tidak berdaya.
Aparat keamanan.
Suku dayak asli
Warga migran Madura
Pihak yang terlibat dalam konflik Pemerintah
Analisis Pemetaan Konflik

ISU
Suku
dayak

Pemer
intah
Warga
migran
Madura

Aparat
keama
nan
Pihak luar
Urutan Kejadian

di Palangka Raya, seorang gadis Dayak digodai dan


1972 diperkosa, terhadap kejadian itu diadakan penyelesaian
dengan mengadakan perdamaian menurut hukum adat.
terjadi pembunuhan oleh orang Madura atas seorang suku
1982 Dayak, pelakunya tidak tertangkap, pengusutan /
penyelesaian secara hukum tidak ada.

Kecamatan Bukit Batu, Kasongan, seorang warga


1983 Kasongan etnis Dayak di bunuh (perkelahian 1 orang
Dayak dikeroyok oleh 30 orang madura).

di Palangka Raya, seorang gadis Dayak diperkosa di


1996 gedung bioskop Panala dan di bunuh dengan kejam oleh
orang Madura, ternyata hukumannya sangat ringan

Desa Karang Langit, Barito Selatan orang Dayak dikeroyok


1997 oleh orang Madura dengan perbandingan kekuatan 2:40
orang, dengan skor orang Madura mati semua, tindakan
hukum terhadap orang Dayak: dihukum berat
Lanjutan
Palangka Raya, orang Dayak dikeroyok oleh 4 orang
1998 Madura, pelakunya belum dapat ditangkap karena
melarikan diri dan korbannya meninggal, tidak ada
penyelesaian secara hukum.

Palangka Raya, seorang petugas Tibum (ketertiban umum)


dibacok oleh orang Madura, pelakunya di tahan di Polresta
1999 Palangka Raya, namun besok harinya datang sekelompok
suku Madura menuntut
temannya tersebut dibebaskan tanpa tuntutan; ternyata
pihak Polresta Palangka Raya membebaskannya tanpa
tuntutan hukum;
Pangkut, Kotawaringin Barat, 1 (satu) keluarga Dayak
2000 mati dibantai oleh orang Madura, pelaku pembantaian lari,
tanpa penyelesaian hukum. Tahun 2000, di Palangka Raya,
1 (satu) orang suku Dayak di bunuh / mati oleh
pengeroyok suku Madura di depan gedung Gereja
Imanuel, Jalan Bangka. Para pelaku lari, tanpa proses
hukum.
Sampit (17 s/d 20 Februari 2001) warga Dayak banyak
2001 terbunuh / dibantai. Suku Madura terlebih dahulu
menyerang warga Dayak.
Dampak Dari Konflik Sampit

Hilangnya harta benda


Konflik ini mengakibatkan lebih dari
100.000 warga Madura kehilangan
tempat tinggal.

Banyak korban jiwa berjatuhan


Konflik Sampit ini mengakibatkan lebih
dari 500 kematian dan banyak korban
jiwa yang luka-luka.

Retaknya hubungan antar suku.


Konflik ini mengakibatkan putusnya
hubungan tali silaturahmi.

Menghambat kerjasama.
Strategi Segitiga Multi Tingkat

Diperlukan upaya pengelolaan


yang komprehensif masalah
etnis di Kalimantan Tengah yang Pemerintah
mencakup inventarisasi,
rekonsiliasi, penyusunan
strategi pembinaan dan
pemeliharaan kondisi yang Aparat
kondusif dalam masyarakat Keamanan
Kalimantan Tengah. Untuk itu
diperlukan program khusus dan
action plan yang terperinci yang
disepakati bersama secara Warga
daerah serta Nasional. migran Suku Dayak
Madura
Cara penyelesaian

Menerjunkan satuan pengamanan


dari POLRI dan TNI ke lokasi
kerusuhan.
Misalnya:
A. Dengan memberikan seruan
kepada semua pihak pertikaian.
B. Mengadakan evakuasi para korban
dan warga Madura ke wilayah
tetangga.
C. Melaksanakan patroli dan
menempatkan pasukan pada
tempat yang
Melakukan rawan pertikaian.
tindakan persuasif dan
preventif terhadap kelompok yang bertikai
untuk mengantisipasi berkembangnya
kerusuhan yang meluas.
Seperti mengeluarkan himbauan yang
disampaikan media massa dan elektronik
serta mobil keliling secara kontinyu.
Lanjutan
Konflik sampit ini selesai karena
adanya kerendahan hati dari tokoh-
tokoh Madura dan Dayak untuk
memulai perdamaian dan terjadilah
perjanjian perdamaian antara kedua
suku apabila disalah satu pihak ada
yang melanggar akan dikenakan sanksi
hukum. Untuk mengenang peristiwa
tersebut sebagai bentuk perdamaian
dibuatlah Tugu Perdamaian sebagai
tanda perdamaian antara kedua
suku. Tugu tersebut ditempatkan di
bundaran Jl. Jend Sudirman Sampit-
Pangkalan bun km 3.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai