Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wisra Winanda

Nim : 045391515
UPBJJ : Padang
TUGAS 1 ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya, dan agama dan itu bagian dari kekayaan negara
kita. Dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap etnosentrisme,
prejudis, dan diskriminasi.

1. Jelaskan bagaimana etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber


permasalahan bagi bangsa Indonesia. Berikan masing-masing contoh kasus untuk
memperjelas jawaban Anda.
Penjelasan:
a. Etnosentrisme
Merupakan kecenderungan untuk memandang budaya diri sendiri lebih baik
dibandingkan budaya yang lain, serta penggunaan standar dan nilai sendiri untuk
menilai orang-orang yang bukan anggota kelompok budayanya. Etnosentrisme
dapat diartikan sebagai fanatisme suku bangsa. Seseorang yang etnosentrisme
melihat budayanya sebagai budaya yang paling benar dan lebih pantas dibandingkan
budaya dari kelompok lain. Etnosentrisme yang tidak berlebihan sebenarnya
diperlukan untuk memperkuat ikatan individu dengan budayanya. Sedangkan
etnosentrisme yang berlebihan dapat mendorong kesalahpahaman dan
menimbulkan konflik. Berikut adalah faktor penyebab munculnya etnosentrisme di
Indonesia:
 Budaya Politik dari masyarakat yang cenderung tradisional serta tidak rasional
Masyarakat yang terlibat dalam dunia politik yaitu mereka yang sangat
mementingkan suku, etnis, kepercayaan, dll.
 Pluralitas bangsa Indonesia
Pluralitas bangsa Indonesia tentunya melahirkan berbagai persoalan pada
tiap-tiap suku, agama, ras, serta golongan berusaha untuk dapat memperoleh
kekuasaan dan juga menguasai yang lain.
Contoh kasus: - Di Papua dan Papua Barat, masih banyak ditemukan anggota
kelompok budaya yang menggunakan pakaian adat papua
(koteka) sebagai busana sehari-hari.  Dengan etnosentrisme yang
berlebihan, seseorang bisa menilai mereka yang menggunakan
koteka sebagai terbelakang dan tidak modern, tanpa melihat
alasan dari penggunaan koteka tersebut. Cara pandang seperti ini
dapat dianggap melecehkan dan memicu konflik.
- Di Provinsi Jambi terdapat satu suku minoritas yaitu Suku Anak
Dalam (SAD) atau disebut juga suku kubu (orang kubu). Mereka
memang hidup dan menggantungkan penghidupan di dalam
hutan dan mereka tidak mengenal agama dan pendidikan.

di Provinsi Jambi ada satu suku minoritas yaitu Suku Anak Dalam (SAD) atau
disebut juga suku kubu (orang kubu). Mereka memang hidup dan menggantungkan
penghidupan
di dalam hutan. Mereka tidak mengenal agama dan pendidikan.
di Provinsi Jambi ada satu suku minoritas yaitu Suku Anak Dalam (SAD) atau
disebut juga suku kubu (orang kubu). Mereka memang hidup dan menggantungkan
penghidupan
di dalam hutan. Mereka tidak mengenal agama dan pendidikan.

b. Prejudis (Prasangka)
Merupakan sebuah sikap (yang biasanya berupa sikap negatif) terhadap suatu
kelompok sosial dan anggotanya yang menilai lebih rendah karena asumsi tentang
perilaku, nilai, dan kebiasaan kelompok tersebut. Sikap prejudis umumnya didukung
oleh seseorang yang berkepemilikan stereotipe, yakni ide tidak baik yang dimiliki
seseorang tentang sekelompok masyarakat sehingga menimbulkan kesalahpahaman
dan konflik. Biasanya ditandai dengan kurangnya melihat persepsi buruk karena
tingkah laku tanpa memikirkan latar belakang dan budaya yang ada di kelompok
lain.
Contoh kasus: - Suku Batak sering dianggap kasar karena memiliki cara bicara atau
logat yang keras dan lantang, namun bukan berarti orang batak
memiliki sifat yang kasar jika menilai hanya dari cara bicaranya.
Pada dasarnya kasar itu tergantung dari kepribadian masing-masing
individu.
- Orang Padang dianggap pelit, pelit biasanya berkaitan dengan
sistem ekonomi seseorang. Terkadang seseorang salah paham
antara irit dan pelit. Karena orang Padang memiliki sistem ekonomi
yang terperinci dan irit, sebagian orang yang tidak paham hal
tersebut akan menilai orang Padang itu pelit padahal tidak
demikian.
c. Diskriminasi
Merupakan tindakan, sikap, atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau
satu kelompok untuk menyudutkan kelompok lain. Biasanya diskriminasi dilakukan
oleh satu kelompok dengan populasi lebih besar dari kelompok lain yang
populasinya jauh lebih sedikit (minoritas). Pembedaan perlakuan tersebut tidak
hanya terlihat dari sikap sentimen yang tertutup saja, melainkan menunjukkan sikap
yang terbuka seperti kekerasan secara fisik yaitu jenis kelamin, warna kulit, suku,
budaya, agama, golongan, status sosial, dll. Diskrimani bisa saja menjadi bagian dari
hukum yang berlaku dalam suatu negara, atau sesuatu yang di praktikan oleh
masyarakat.
Contoh kasus: - Seorang siswa yang mengolok-olok temannya karena memiliki logat
bicara atau warna kulit yang berbeda.
- Ketika ada larangan warga Tionghoa di Indonesia pada masa orde
baru untuk mengekspresikan kebudayaannya di ranah publik.
Diskriminasi terhadap  Tionghoa di atur lewat Intruksi Presiden
Nomor 14 Tahun 1967. Berbeda dengan warga pribumi, warga
Tionghoa pada saat itu tidak bisa menikmati kebebasan untuk
melaksanakan ritual budaya dan agamanya secara bebas.
Dari penjelasan di atas etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi merupakan sikap
yang harus dihindari oleh setiap masyarakat Indonesia karena akan menyebabkan
terjadinya perpecahan dalam bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai ras, suku, dan
budaya.

Sumber:
BMP MKDU4109/3sks/MODUL 2
https://otakpadukaraja.blogspot.com/2020/04/otakpadukaraja.html
https://duduksamarata.blogspot.com/2020/08/etnosentrisme-prejudis-
diskriminasi.html

Anda mungkin juga menyukai