MATA KULIAH
ILMU SOSIAL DAN
BUDAYA DASAR
DISUSUN OLEH :
NIM : 044236384
1. Jelaskan bagaimana etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber
permasalahan bagi bangsa Indonesia. Berikan masing-masing contoh kasus untuk
memperjelas jawaban Anda
Jawaban :
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk memandang budaya diri sendiri lebih baik
dibanding yang, lain, serta penggunaan standar dan nilai sendiri untuk menilai orang-orang yang
bukan anggota kelompok budayanya. Seseorang yang etnosentris melihat budayanya sebagai
yang paling benar dan lebih pantas, dibanding kelompok yang lain.
Contohnya di Provinsi Jambi ada satu suku minoritas yaitu Suku Anak Dalam (SAD) atau
disebut juga suku kubu (orang kubu). Mereka memang hidup dan menggantungkan penghidupan
di dalam hutan. Mereka tidak mengenal agama dan pendidikan.
Laki-laki dari Suku Anak Dalam biasanya bekerja dengan mengumpulkan hasil hutan
(madu atau kayu) untuk dijual kepada penduduk desa terdekat. Namun ketika mereka keluar dari
hutan dengan memakai pakaian seadanya (hanya penutup bagian alat kelamin) dengan bahasa
suku mereka, membuat pandangan masyarakat terhadap mereka menjadi aneh.
Suku Anak Dalam kerap pula dikatakan bodoh, sehingga seringkali ditipu ketika
melakukan transaksi barter atau jual beli dari hasil hutan yang mereka dapatkan. Sebagai orang
Jambi pula, sewaktu sekolah saya beberapa kali mendengar ada teman yang mengejak anak lain
yang terlihat cupu atau ketidak tahuannya terhadap sesuatu dengan sebutan “orang kubu”.
Padahal apa yang dilakukan SAD adalah cara hidup yang sudah diwariskan leluhur dan
nenek moyang mereka secara turun temurun. Bisa jadi mereka lebih dulu menempati provinsi
Jambi dibanding masyarakat modern lainnya.
Harapannya dengan pendidikan SAD tidak mudah ditipu oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab dan tidak dipandang rendah oleh masyarakat lainnya. Bahkan kini sudah ada
anggota dari SAD yang mengecap pendidikan formal dan menjadi abdi negara.
Prejudis (Prasangka) adalah sebuah sikap (yang biasanya berupa negative) terhadap suatu
kelompok tertentu, dengan berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut.
Prasangka juga dapat disebut sebagai sikap yang dapat mempengaruhi bagaimana cara kita
menginterpretasi informasi yang telah didapat dan keyakinan (stereotypes) pada anggota
kelompok, dan juga mengenai emosi kita terhadap kelompok tersebut.
Contoh yang pernah ada di lingkungan saya adalah stereotip kepada laki-laki yang
berbicara dan bersikap lembut adalah banci atau disangka homo. Kerap kali prasangka tersebut
berlanjut menjadi bully. Padahal maskulinitas tidak hanya dinilai dari bagaimana seseorang
tersebut berpakaian, berjalan, dan berbicara. Lebih dari itu kejantanan harus dinilai dari
bagaimana ia bertanggung jawab, mandiri, gentle dan dapat dipercaya.
Berbagai jenis diskriminasi yang sering terjadi di masyarakat antara lain tapi tidak terbatas
pada:
b. Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender (peran sosial karena jenis kelamin).
Contoh diskriminasi yang baru-baru ini terjadi adalah jasad perawat yang ditolak
dimakamkan di suatu wilayah. Penolakan tersebut dilakukan warga karena takut tertular. Padahal
baik dari pemerintah dan tim medis sudah melakukan perlakuan pada jenazah sesuai dengan SOP
pasien positif Covid-19. Ada juga perawat yang diusir dari kontrakannya, dan pasien ODP yang
dikucilkan masyarakat.
SUMBER/REFRENSI :
https://duduksamarata.blogspot.com/2020/08/etnosentrisme-prejudis-diskriminasi.html