Anda di halaman 1dari 2

https://amatarpigo.blogspot.com/2013/11/ringkasan-mengenai-penatagunaan-tanah.

html

Sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 2004 tentang penatagunaan tanah, yang
dimaksud dengan penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah
yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi
pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah
sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil. Pelakasanaan
penatagunaan tanah mengikuti disiplin ilmu yang berkaitan dengan perencanaan
pembangunan wilayah dan kota, oleh karena itu penata gunaan tanah akan selalu
berhubungan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sumber daya tanah seperti ilmu tanah,
geografi, geologi, dan lain-lain, serta ilmu-ilmu yang berkaitan dengan manusia seperti
demografi, ekonomi, dan ilmu sosial lainnya. Terdapat tujuan Pelaksanaan Penantagunaan
tanah Sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 2004 tentang penatagunaan tanah
pasal (3) yaitu penatagunaan tanah bertujuan:

1. mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai


kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah
2. mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan
arahan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
3. mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan
tanah
4. menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan
tanah bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan.

Pada intinya penatagunaan tanah adalah suatu perencanaan pembangunan atau suatu kegiatan
yang berhubungan dengan tanah , yang di ikuti dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya
yang dimana pada pelaksanaan nya harus sesuai dengan tertib pertanahan dan tidak
melenceng dari ketentuan yang berlaku demi terciptanya kesejahteraan masyarakat dan agar
terhindar dari konflik pertanahan akibat dari kegiatan ini. Penatagunaan tanah pada ruang
yang direncanakan untuk pembangunan prasarana dan sarana bagi kepentingan umum
memberikan hak prioritas pertama bagi Pemerintah dan pemerintah daerah untuk menerima
pengalihan hak atas tanah dari pemegang hak atas tanah. Dalam pemanfaatan ruang setiap
orang wajib memiliki izin pemanfataan ruang dan wajib melaksanakan setiap ketentuan
perizinan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang. Izin pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 162 ayat (1) PP No. 15 tahun 2010 dapat berupa : izin prinsip, izin
lokasi, izin penggunaan pemanfaatan tanah, izin mendirikan bangunan dan izin lain
berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. Izin prinsip dan izin lokasi diberikan
berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Izin penggunaan pemanfaatan tanah
diberikan berdasarkan izin lokasi. Izin mendirikan bangunan diberikan berdasarkan rencana
detail tata ruang dan peraturan zonasi. Terkait dengan penyederhanaan perizinan, untuk
penyelenggaraan pembangunan perumahan pada tanggal 14 April 2016 telah dikeluarkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Penyederhanaan Perizinan
Pembangunan Perumahan.

Penatagunaan tanah juga semakin jelas seperti yang termaktub dalam Pasal 33 UU
No.26/2007 Tentang Penataan Ruang, dimana pemanfaatan ruang mengacu pada rencana tata
ruang yang dilaksanakan dengan penatagunaan tanah, penatagunaan air, dan penatagunaan
udara. Pada hakekatnya, tanah sebagai unsur yang paling dominan dalam penataan ruang,
telah dilandasi dengan PP, memiliki peran yang paling strategis dalam mewujudkan penataan
ruang. Penatagunaan tanah memiliki dua peran utama dalam mewujudkan rencana tata ruang
guna kepentingan masyarakat secara adil. Pertama, peran secara makro, penatagunaan tanah
bersama-sama dengan instansi lain baik pusat maupun daerah, bekerja sama untuk
merumuskan kebijakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
Hal ini terwujud dalam pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN)
maupun didaerah (BKPRD). Perlu diketahui bahwa sampai dengan hari ini, penatagunaan
tanah yang diemban oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional
(Direktorat Penatagunaan Tanah), masih merupakan instansivertikal. Kondisi ini lebih
memudahkan kontrol maupun koordinasi antara penatagunaan tanah nasional maupun daerah.

Peran penatagunaan tanah di level mikro adalah implementasi penatagunaan tanah dalam
pada administrasi pertanahan. Di sini peran penatagunaan tanah semakin jelas, dimana secara
langsung dalam administrasi pertanahan, penatagunaan tanah dapat terlibat langsung dalam
proses administrasi pertanahan. Proses-proses administrasi pertanahan mulai dari penerbitan
hak, pemindahan hak, pelepasan hak, dan lainlain, kesemuanya harus mengacu pada rencana
tata ruang wilayah. Dalam penyelenggaraan penatagunaan tanah, dapat ditempuh melalui
penataan kembali, upaya kemitraan, dan penyerahan dan pelepasan hak atas tanah kepada
negara. Dalam hal pembinaan dan pengendalian penatagunaan tanah dapat ditempuh melalui
pemberian insentif dan disinsentif.

Anda mungkin juga menyukai