“Hukum Pertanahan”
Dosen Pengampu :
Nasrullah, SHI., MH
Disusun Oleh:
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Hukum Pertanahan yang berjudul
"Penatagunaan Tanah”
Penyusunan makalah ini tentu saja masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mohon kritik dan saran pembaca guna kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun, apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar- besarnya.
Semoga bermanfaat. Aamiin.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………….........………... 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………........... 4
C. Tujuan …………………………………………………………….........… 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tata Guna Tanah........................................................................ 5
B. Kebijaksanaan Penata Gunaan Tanah.......................................................... 8
C. Penyelengaraan Penata Gunaan Tanah........................................................ 9
D. Landasan Hukum Tata Guna Tanah............................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan karunia Tuhan yang Maha Esa yang jumlahnya terbatas dan
disediakan untuk manusia serta mahluk ciptaan Tuhan lainnya sebagai tempat
kehidupan dan sumber kehidupan. Selain itu tanah sebagai ruang merupakan
wahana yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Bagi
bangsa Indonesia pembangunan tidak dapat dilepaskan dari tanah. Tanah
merupakan bagian penting dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan social
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional yang memiliki nilai setrategis karena
arti kusus dari tanah sebagai factor produksi utama perekonomian bangsa dan
Negara.
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tata Guna Tanah "Tanah" dipakai dalam berbagai arti, maka dalam pengunaannya
perlu mengetahui batasan dari pada tanah, agar diketahui dalam arti apa istilah
tersebut digunakan. "Tanah", dalam arti yuridis, menurut undang-undang pokok
agraria (UUPA) pasal 4 disebutkan, bahwa atas dasar hak menguasai dari negara
ditentukan adanaya bermacam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut
tanah yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang .
Dengan demikian, maka yang dipunyai dengan hak atas tanah itu adalah tanahnya,
dalam arti sebagian tertentu dari permukaan bumi. Tapi wewenang menggunakan
yang bersumber pada hak tersebut diperluas hingga meliputi juga penggunaan
sebagian tubuh bumi yang ada di bawah tanah dan air serta ruang yang ada
diatasnya. Tubuh bumi dan air serta ruang yang dimaksud itu bukan kepunyaan
5
pemegang hak atas tanah yang bersangkutan. Ia hanya diperbolehkan
menggunakannya.
Penggunaan tanah ini ada batasnya menurut pasal 4 ayat (2) sekedar diperlukan
untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu,
dalam batas-batas menurut undang-undang (UUPA) dan peraturan-peraturan lain
yang lebih tinggi. Sedangkan berapa tubuh bumi itu boleh digunakan dan setinggi
berapa ruang yang ada di atasnya boleh digunakan, ditentukan oleh tujuan
penggunaannya, dalam batas-batas kewajaran, perhitungan teknis kemampuan
tubuh buminya sendiri, kemampuan pemegang haknya serta ketentuan peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan.
Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang
meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah melalui pengaturan
kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan system
untuk kepentingan masyarakat secara adil. Penatagunaan tanah ini meliputi
kebijakan penatagunaan tanah dan penyelenggaraan penatagunaan tanah.
Kebijakan penatagunaan tanah di kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagai
pedoman umum penggunaan tanah di daerah. Penatagunaan tanah merupakan
kebijakan dan kegiatan dibidang pertanahan yang bertujuan mengatur dan
mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah untuk berbagai
kegiatan pembangunan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RT-RW) dan
mewujudkan tertib pertanahan dengan tetap menjamin kepastian hukum atas tanah
bagi masyarakat.2
6
a) Keterpaduan adalah bahwa penatagunaan tanah dilakukan untuk
mengharmonisasikan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan.
7
B. KEBIJAKSANAAN PENATAGUNAAN TANAH
4. Hak Atas Tanah tidak dapat diberikan terhadap bidang-bidang tanah apabila:
5. Penyelesaian administrasi pertanahan diatas dan atau dibawah tanah yang tidak
terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan tanah diatas dan atau dibawahnya
harus mendapat persetujuan pemegang hak atas tanah.
8
C. PENYELENGGARAAN PENATAGUNAAN TANAH
Kegiatan tersebut diatas disajikan dalam peta dengan skala lebih besar daripada
skala Rencana Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan.
1. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, dimana dalam pasal tersebut terkandung prinsip-
prinsip sebagai berikut:Bahwa bumi, air dan kekayaan alam dikuasai oleh
negara.Bahwa negara sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa Indonesia harus
menggunakan BARA + K tersebut untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.Bahwa
hubungan antara negara dengan BARA + K merupakan hubungan menguasai.
2. Sebagai pelaksana dari pasal 33 ayat (3) UUD 45 adalah Pasal 14 dan 15
UUPAPasal 14 menentukan agar pemerintah membuat suatu rencana umum
mengenai persediaan, peruntukan dan penggunaan BARA + K untuk kepentingan-
kepentingan yang bersifat politis, ekonomis, sosial dan keagamaan.Dalam
penjelasan umum poin 8 dinyatakan bahwa:Akhirnya untuk mencapai apa yang
menjadi cita-cita bangsa dan Negara di atas dalam bidang agraria perlu adanya suatu
rencana (planning) mengenai peruntukkan, penggunaan dan persediaan bumi, air
dan ruang angkasa untuk keperluan berbagai kepentingan hidup rakyat dan Negara:
Rencana Umum (National Planning) yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, yang
kemudian diperinci menjadi rencana-rencana khusus (regional planning) dari tiap-
tiap daerah. Dengan adanya planning itu maka penggunaan tanah dapat dilakukan
9
secara terpimpin dan teratur hingga dapat membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi Negara dan rakyat. 4
4 Elita Rahmi. Land Reform Hingga Reforma Agraria. Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Jambi vol.96 Edisi Januari 2009
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tata Guna Tanah "Tanah" dipakai dalam berbagai arti, maka dalam pengunaannya
perlu mengetahui batasan dari pada tanah, agar diketahui dalam arti apa istilah
tersebut digunakan. "Tanah", dalam arti yuridis, menurut undang-undang pokok
agraria (UUPA) pasal 4 disebutkan, bahwa atas dasar hak menguasai dari negara
ditentukan adanaya bermacam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut
tanah yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang . Dengan
demikian jelaslah, bahwa "tanah" dalam pengertian yuridis adalah permukaan bumi
(ayat 1). Sedangkan hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan
bumi, yang terbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Tanah yang
diberikan kepada dan dipunyai oleh orang dengan hak-hak yang disediakan oleh
UUPA, adalah untuk digunakan atau dimanfaatkan
B. Saran
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Elita Rahmi. Land Reform Hingga Reforma Agraria. Jurnal Fakultas Hukum
Universitas Jambi vol.96 Edisi Januari 2009
12