Anda di halaman 1dari 10

HAK PENGELOLAAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Hukum Agraria

Disusun oleh:
Kelompok 8

Kelas HKI 3 (2021)


Hari / Jam : Kamis / 10:30 - 12:10

1. Amalia Fitriani (2120101090)


2. Desi Mudrikah (2120101089)

Dosen Pengampu: Dr. Siti Rochmiyatun, S.H., M.Hum.

PROGRAM STUDI S1 HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu yang berjudul Hak
Pengelolaan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Agraria.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dan membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat membantu
untuk menyempurnakan makalah ini dan penulisan makalah berikutnya. Semoga makalah ini
dapat memberikan informasi dan juga bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta
menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Hormat kami,
Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................5

1.3. Tujuan ..................................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6

2. 1. Pengertian Dan Subjek Dari HPL ....................................................................................... 6

2.1.1. Pengertian HPL ........................................................................................................... 6

2.1.2. Subjek HPL ..................................................................................................................7

2. 2. Kedudukan beserta kewenangan HPL ................................................................................7

2.2.1. Kedudukan HPL ..........................................................................................................7

2.2.2. Kewenangan HPL ........................................................................................................7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 9

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seperti yang sudah kita ketahui bahwasanya Indonesia merupakan negara yang terkenal
akan beragam macam keberadaannya, mulai dari pulau, suku, bahasa, budaya sampai adat
dan kebiasaan. Dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 ditentukan bahwa “Bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki
Indonesia adalah Tanah.Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang tentunya dapat
digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dalam mencukupi kebutuhan hidup,
tanah dapat digunakan untuk tempat tinggal / perumahan dan melaksanakan usaha. Selain
itu, tanah juga memiliki sarana pokok dalam pembangunan rumah / gedung, jalan raya,
pemukiman penduduk, kawasan industri, dan sarana prasarana lainnya. Kepemilikan tanah
pun dapat terjadi dengan berbagai cara, misalnya terjadi karena pewarisan, jual beli, hibah,
dan lain sebagainya. Proses kepemilikan tanah ini terjadi karena adanya proses peralihan
hak atas tanah. Dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA ditentukan bahwa, “Atas dasar hak menguasai
dari negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak
atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh
orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama”. Lalu dalam Pasal 4 ayat (2) UUPA
dinyatakan, “Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini memberi wewenang
untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan, demikian pula tubuh bumi dan air serta
ruang yang ada di atasnya sekadar diperlukan untuk kepentingan yang langsung
berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas menurut undang-undang ini
dan peraturan-peraturan hukum lain yang lebih tinggi”.
Undang-Undang Pokok Agraria mengatur mengenai berbagai macam Hakhak atas tanah.
Pada Pasal 16 ayat (1) UUPA diatur, “Hak-hak atas tanah sebagai yang dimaksud dalam
pasal 4 ayat (1) adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak
sewa, Hak Membuka Tanah, Hak Memungut hasil hutan, dan Hak-hak lain yang tidak
termasuk dalam hak-hak tersebut di atas ada juga hak lain yang tidak dicantumkan dalam
UUPA. Hak yang dimaksud yang akan ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak

4
yang sifatnya sementara sebagai yang disebutkan dalam pasal 53. Selain hak atas tanah
yang telah disebut adalah Hak Pengelolaan (HPL). Undang-Undang Pokok Agraria yang
merupakan dasar dari hukum agraria di Indonesia tidak mengatur mengenai Hak
Pengelolaan,1 melainkan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965.
Hak pengelolaan lahir dari konversi hak penguasaan atas tanah negara. Hak pengelolaan
dapat dikuasai oleh departemen-departemen, direktorat-direktorat, dan daerah-daerah
swatantra. Meski pun hak pengelolaan diatur dengan Peraturan Menteri Agraria, namun hak
pengelolaan mempunyai kekuatan mengikat, baik bagi pemegang hak pengelolaan maupun
pihak lain yang menggunakan bagian-bagian tanah hak pengelolaan.2 Badan-badan hukum
yang dapat mempunyai Hak Pengelolaan (HPL) antara lain Pemerintah Kabupaten/Kota,
Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseroan (Persero), Pembangunan Perumahan
Nasional (Perumnas), dan lainnya. Tanah Hak Pengelolaan ada yang digunakan untuk
kepentingan sendiri oleh pemegang haknya dan ada juga dipergunakan oleh pihak lain atas
persetujuan dari pemegang Hak Pengelolaan. 3

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dan subjek dari HPL?
2. Bagaimana kedudukan beserta kewenangan HPL?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dan subjek dari HPL
2. Untuk mengetahui kedudukan beserta kewenangan HPL

1
Maudy Fitriani, Eksistensi Hak Guna Bangunan Di Atas Tanah Hak Pengelolaan Di Perumahan Kawasan Marina Di Kota
Semarang, (Yogyakarta: 2019), 1-6
2
Urip Santoso Penggunan Tanah Hak Pengelolaan Oleh Pihak Ketiga, 284
3
Urip Santoso Eksistensi Hak Pengelolaan Dalam Hukum Tanah Nasional, 277

5
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. Pengertian Dan Subjek Dari HPL


2.1.1. Pengertian HPL
Menurut A.P. Parlindungan, istilah hak pengelolaan berasal dari istilah
Belanda, beheersrecht yang diterjemahkan menjadi hak penguasaan. Istilah hak
penguasaan sebenarnya telah digunakan sebelum UUPA berlaku. Istilah hak
penguasaan terdapat di Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 tentang
Penguasaan Tanah-Tanah Negara. Hak penguasaan kemudian dikonversi menjadi hak
pengelolaan melalui pemberlakuan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965
tentang Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah Negara dan Ketentuan-
Ketentuan tentang Kebijaksanaan Selanjutnya (PerMen Agraria 9/1965).
Permenag 9/1965 mengatur mengenai konversi hak penguasaan atas tanah negara
sebagai berikut:
a) Hak penguasaan atas tanah negara yang diberikan kepada departemen-departemen,
direktorat-direktorat dan daerah-daerah swatantra yang hanya dipergunakan untuk
kepentingan instansi itu sendiri di konversi menjadi hak pakai.
b) Apabila tanah negara yang diberikan kepada departemen-departemen, direktorat-
direktorat dan daerah-daerah swatantra tersebut dipergunakan untuk kepentingan
instansi itu sendiri juga dimaksudkan untuk dapat diberikan kepada pihak ketiga,
maka hak penguasaan tersebut di konversi menjadi hak pengelolaan.

Berdasarkan Permenag No. 9/1999, pengertian dari HPL yaitu hak menguasai dari
Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang
nya. Selanjutnya, berdasarkan Penjelasan Pasal 2 ayat (3) huruf f UU BPHTB,
pengertian HPL dijelaskan lebih lengkap lagi yaitu hak menguasai dari Negara yang
kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya, antara
lain berupa perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah, penggunaan tanah untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada
pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

6
2.1.2. Subjek HPL
Berdasarkan Pasal 67 Permenag No. 9/1999, HPL dapat diberikan kepada pihak-
pihak sebagai berikut:
a) Instansi Pemerintahan termasuk Pemerintah Daerah
b) Badan Usaha Milik Negara;
c) Badan Usaha Milik Daerah;
d) PT. Persero;
e) Badan Otorita;
f) Badan-Badan Hukum Pemerintah Lainnya Yang Ditunjuk Pemerintah.

2. 2. Kedudukan beserta kewenangan HPL


2.2.1. Kedudukan HPL
Menurut Boedi Harsono, Hak Pengrlolaan dalam kedudukannya sebagai hak
penguasaan dari negara, maka hak penguasaan itu dapat diberikan kepada badan-badan
pemerintahan tertentu. Hak penguasaan itu berisikan wewenang untuk mengatur dan
menetapkan perencanaan peruntukkan tanah yang ada dalam daerah tersebut serta
mengadakan peraturan peraturan tentang pengertian-pengertian tertentu bersangkutan
dengan penggunaan tanah itu.
Dalam kedudukannya sebagai hak maka hak pengelolaan merupakan golongan hak
atas tanah. Hak atas tanah memberikan wewenang yang empunya untuk
merapergunakan tanah yang bersangkutan sungguh pun tanahnya tidak dipakai sendiri
oleh instansi yang mempunyai hak namun instansi itu toh mempunyai wewenang
untuk menggunakannya. Seperti hak-hak atas tanah lainnya, hak pengelolaan itu juga
meliputi sifat-sifat hak atas tanah lainnya yaitu adanya keharusan untuk didaftarkan
serta dalam jangka waktu tertentu.4

2.2.2. Kewenangan HPL


Hak Pengelolaan merupakan hak menguasai Negara atas tanah yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang nya. Pemegang hak

4
Paulus 44

7
pengelolaan diberikan kewenangan untuk melakukan kegiatan yang merupakan
sebagian dari kewenangan negara, seperti yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA.
Kewenangan yang diberikan kepada pemegang hak pengelolaan itu adalah terbatas
pada Pasal 2 ayat (2) Huruf a UUPA. Keterbatasan wewenang tersebut kemudian
nampak dalam penegasan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1997 dan
Penjelasan Pasal 2 ayat (3) Huruf f Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 yang
menyebutkan wewenang hak pengelolaan adalah untuk merencanakan peruntukkan
dan penggunaan tanah, menggunakan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya,
menyerahkan bagian-bagian tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama
dengan pihak ketiga. Hak pengelolaan tidak dapat dialihkan dan tidak dapat dijamin
kan. Dengan demikian, Hak Pengelolaan dan Hak Menguasai Negara atas tanah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kekuasaan negara atas tanah.
Menurut ketentuan Pasal 6 ayat 1 Permenag 9/1965, wewenang yang diberikan
kepada pemegang hak pengelolaan adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah tersebut;
2. Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan tugasnya;
3. Menerima uang pemasukan/ganti rugi dan/atau uang wajib tahunan.5

Wewenang untuk menyerahkan tanah negara kepada pihak ketiga dibatasi, yaitu
sebagai berikut:
a. Tanah yang luasnya maksimum 1000m2
b. Hanya kepada warga negara Indonesia dan badan-badan hukum dibentuk menurut
hukum Indonesia dan kedudukannya di Indonesia.
.

5
Paulus Subandi, Kedudukan Hak Pengelolaan Atas Tanah Menurut Pasal 33 Ayat (3) Undang-
Undang Dasar 1945, 43

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Hak Pengelolaan merupakan konversi dari Hak Penguasaan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah Negara. Lalu diatur
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria walaupun dalam peraturan ini hanya menyebutkan pengelolaan. Hak Pengelolaan
mendapat pengakuan di dalam Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 tentang
Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah Negara dan Ketentuan-Ketentuan
Tentang Kebijaksanaan Selanjutnya, berdasarkan ketentuan, di konversi menjadi Hak
Pengelolaan. Berdasarkan ketentuan konversi yang diatur dalam peraturan menteri tersebut
baru tercipta istilah Hak Pengelolaan. Hingga setelah Peraturan Menteri tersebut berlaku
muncul berbagai peraturan yang juga menyebutkan Hak Pengelolaan dalam Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri. Hak pengelolaan adalah hak
menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada
pemegang haknya, antara lain, berupa perencanaan diperuntukkan dan penggunaan tanah,
penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari
tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

9
DAFTAR PUSTAKA

Santoso Urip, (2012). Eksistensi Hak Pengelolaan Dalam Hukum Tanah Nasional, Jurnal
Mimbar Hukum, Vol. 24, No. 2, 187-375
Santoso Urip, (2013). Penggunaan Tanah Hak Pengelolaan Oleh Pihak Ketiga, Jurnal Dinamika
Hukum, Vol. 13, No. 283-292
Umar Sudirman, (2014). Regulasi Hak Pengelolaan Tanah. Yogyakarta: Universitas Atmajaya
Yogyakarta.
Subandi Paulus, (2018). Kedudukan Hak Pengelolaan Atas Tanah Menurut Pasal 33 Ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945, Vol. 2, No. 2. 38-56.
Santoso Urip, (2012). Hukum Agraria: Kajian Komprehensif, Jakarta: Kencana.

10

Anda mungkin juga menyukai