Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Agraria

Disusun Oleh Kelompok 8:


Lismaniara : 21421111395
Nike Tenironiate : 21421111512
Yolla Mahbengi : 21421111459

Dosen Pengampu:
Maria Sanola, SH. M. Kn

PRODI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAKWAH DAN USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Puji syukur penulis ucapkan Kepada Allah SWT, karena berkat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang penulis miliki. Kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang membantu
sehingga terselesainya makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata


kuliah Hukum Agraria yang telah membimbing penulis belajar banyak hal
berkaitan tentang mata kuliah Hukum Agraria. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa penulis berharap dan berdoa agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri selaku sebagai penyusun dan bagi para pembaca makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Takengon, 20 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun ............................ 3
B. Peraturan Perundang-undangan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.4
C. Ruang Lingkup Hak Milik Satuan Rumah Susun ............................. 5
D. Proses Perolehan Hak Milik Satuan Rumah Susun........................... 7
E. Pengelolaan Hak Milik Satuan Rumah Susun .................................. 9
F. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Satuan Rumah Susun.... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan pola urbanisasi dan peningkatan populasi perkotaan
mendorong perlunya solusi perumahan yang efisien dan terpadu. Dalam
konteks ini, Rusun menjadi alternatif yang signifikan sebagai bentuk
perumahan vertikal yang dapat memaksimalkan pemanfaatan lahan
perkotaan.
Pemahaman mengenai hak milik atas unit Rusun menjadi krusial
dalam konteks hukum properti. Pembahasan mengenai jenis-jenis hak,
termasuk hak milik, hak pakai, dan hak guna bangunan atas unit-unit Rusun
menjadi penting untuk menjaga kejelasan dan kepastian hukum bagi para
pemilik atau penghuni Rusun.
Selain itu, aspek kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan
pemberian hak milik atas Rusun juga perlu diungkap. Langkah-langkah
legislatif dan regulatif yang mendukung pemberian hak milik dapat
memberikan pandangan mendalam mengenai bagaimana pemerintah
berupaya memfasilitasi kepemilikan properti secara adil dan berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun?
2. Bagamana Peraturan Perundang-undangan Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Hak Milik Satuan Rumah Susun?
4. Bagaimana Proses Perolehan Hak Milik Satuan Rumah Susun?
5. Bagaimana Pengelolaan Hak Milik Satuan Rumah Susun?
6. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Satuan Rumah
Susun?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.
2. Untuk mengetahui Peraturan Perundang-undangan Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun.
3. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Hak Milik Satuan Rumah Susun.
4. Untuk mengetahui Proses Perolehan Hak Milik Satuan Rumah Susun.
5. Untuk mengetahui Pengelolaan Hak Milik Satuan Rumah Susun.
6. Untuk mengetahui Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Satuan
Rumah Susun.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (Rusun) adalah suatu bentuk
kepemilikan properti yang mengacu pada unit-unit hunian dalam gedung
bertingkat, biasanya di lingkungan perkotaan. Hak Milik tersebut
memberikan pemiliknya hak penuh atas unit tersebut, termasuk tanah di
bawah gedung dan struktur bangunan. Dalam konteks Rusun, konsep ini
mencerminkan transformasi dalam pola perumahan perkotaan, di mana
lahan yang terbatas dimanfaatkan secara vertikal untuk menyediakan tempat
tinggal bagi populasi yang terus berkembang.
Hak Milik atas Rusun memberikan pemiliknya hak eksklusif untuk
menggunakan, menguasai, dan memanfaatkan unit hunian tersebut sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Keberadaan sertifikat hak milik menjadi
bukti legal yang mengonfirmasi kepemilikan tersebut. Dalam praktiknya,
hak milik atas Rusun sering kali diikat dengan tanggung jawab
pemeliharaan dan pembayaran iuran, yang merupakan bagian dari
pengelolaan bersama fasilitas dan layanan yang ada di dalam kompleks
tersebut.
Pentingnya hak milik atas Rusun terletak pada kepastian hukum
yang diberikannya kepada pemilik. Hak ini melibatkan kewajiban dan
tanggung jawab tertentu, seperti pemeliharaan bersama fasilitas umum dan
partisipasi dalam keputusan-keputusan bersama dalam komunitas Rusun.
Hal ini memberikan kerangka kerja yang terstruktur untuk pengelolaan dan
keberlanjutan lingkungan hunian tersebut.1
Penerapan hak milik atas Rusun juga mencerminkan upaya
pemerintah untuk menyediakan perumahan yang terjangkau dan terstruktur
di perkotaan. Dengan adanya hak milik, pemilik Rusun memiliki kepastian
jangka panjang terhadap investasinya, yang dapat mendorong partisipasi
lebih lanjut dalam pembangunan perumahan vertikal.

1
Soekiman, M. (2003). Hukum Pertanahan di Indonesia. Bandung: Bumi Aksara. Hal 32.

3
Namun, ada pula tantangan dalam implementasi hak milik atas
Rusun, seperti perluasan kebijakan untuk mengakomodasi beragam kondisi
masyarakat, perlunya peningkatan infrastruktur dan layanan publik, serta
manajemen konflik antarwarga. Oleh karena itu, penting untuk terus
mengembangkan regulasi dan kebijakan yang mendukung serta mengatasi
kendala-kendala tersebut.
Secara keseluruhan, hak milik atas Satuan Rumah Susun
mencerminkan evolusi dalam paradigma perumahan perkotaan,
menggambarkan pergeseran menuju solusi perumahan yang lebih terpadu,
efisien, dan berkelanjutan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang
konsep ini, masyarakat, pengembang, dan pemerintah dapat bekerja sama
untuk menciptakan lingkungan perumahan yang optimal dan berdaya guna
bagi semua pihak.2
B. Peraturan Perundang-undangan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
Peraturan perundang-undangan terkait Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun (Rusun) dapat berbeda-beda di setiap negara. Namun,
umumnya, peraturan tersebut mencakup beberapa aspek yang penting untuk
memberikan dasar hukum dan regulasi yang jelas terkait kepemilikan
Rusun. Berikut beberapa aspek peraturan perundang-undangan yang
biasanya terkait dengan Hak Milik atas Rusun:
1. Undang-Undang Agraria
Di beberapa negara, ketentuan terkait hak milik atas tanah dan
bangunan umumnya diatur dalam undang-undang agraria atau undang-
undang pertanahan.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (UU
Rusun)
Beberapa negara memiliki undang-undang yang secara khusus
mengatur aspek-aspek Rusun, termasuk hak milik atas unit-unit hunian
di dalamnya. UU Rusun biasanya mencakup ketentuan tentang hak-hak
dan kewajiban pemilik Rusun.

2
Suroso, D. (2012). Hukum Properti: Teori dan Praktek. Malang: Yustisis. Hal 20.

4
3. Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan UU Rusun
Rincian lebih lanjut terkait pelaksanaan UU Rusun biasanya
diatur dalam peraturan pemerintah yang mencakup prosedur perolehan
hak milik, pengelolaan fasilitas bersama, dan hal-hal terkait lainnya.
4. Peraturan Daerah
Beberapa aspek terkait Rusun, termasuk hak milik, dapat diatur
lebih lanjut oleh pemerintah daerah sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan setempat.
5. Perjanjian Pengelolaan Bersama
Selain perundang-undangan, hak milik atas Rusun juga dapat
diatur dalam perjanjian pengelolaan bersama yang ditandatangani oleh
para pemilik Rusun. Perjanjian ini dapat mengatur hak dan kewajiban
bersama, biaya pemeliharaan, dan lainnya.
6. Sertifikat Hak Milik
Prosedur penerbitan sertifikat hak milik, yang merupakan bukti
legal kepemilikan atas unit Rusun, umumnya diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang relevan.
Memahami dan mematuhi peraturan perundang-undangan terkait
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun menjadi krusial bagi semua pihak yang
terlibat, termasuk pemilik, pengembang, dan pihak terkait lainnya.
Kepatuhan ini tidak hanya menciptakan kepastian hukum, tetapi juga
mendukung pengelolaan dan perkembangan Rusun secara berkelanjutan.3
C. Ruang Lingkup Hak Milik Satuan Rumah Susun
Ruang lingkup Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (Rusun)
mencakup sejumlah aspek yang menetapkan hak dan kewajiban pemilik
terhadap unit hunian mereka. Berikut adalah ruang lingkup umum Hak
Milik atas Rusun:

3
Widodo, J. (2010). Pembaharuan Hukum Pertanahan. Jakarta: Genta. Hal 105.

5
1. Kepemilikan Penuh
Hak Milik memberikan pemilik Rusun kepemilikan penuh atas
unit hunian, termasuk tanah di bawah gedung dan struktur bangunan. Ini
mencakup hak untuk menggunakan, menguasai, dan memanfaatkan unit
tersebut.
2. Sertifikat Hak Milik
Pemilik Rusun diberikan sertifikat hak milik sebagai bukti legal
kepemilikan mereka. Sertifikat ini mencakup informasi mengenai
pemilik, batas-batas properti, dan hak-hak yang dimiliki.
3. Kewajiban Pemeliharaan
Pemilik Rusun umumnya memiliki kewajiban untuk menjaga
dan merawat unit hunian mereka. Selain itu, terdapat tanggung jawab
bersama untuk pemeliharaan fasilitas umum dan infrastruktur di dalam
kompleks Rusun.
4. Partisipasi dalam Pengelolaan Bersama
Hak Milik atas Rusun melibatkan pemilik dalam pengelolaan
bersama fasilitas dan layanan di dalam kompleks Rusun. Keputusan
terkait pengelolaan bersama dapat melibatkan partisipasi dan
persetujuan dari pemilik.
5. Pembayaran Iuran dan Biaya
Pemilik Rusun biasanya diwajibkan membayar iuran bulanan
atau tahunan untuk mendukung pemeliharaan fasilitas bersama,
keamanan, dan layanan lainnya. Biaya ini dapat digunakan untuk
kepentingan komunitas dan pemeliharaan properti.
6. Pemisahan Hak dan Tanggung Jawab
Hak Milik memisahkan hak dan tanggung jawab antara pemilik
unit Rusun. Meskipun memiliki hak penuh atas unit mereka, pemilik
juga harus mematuhi aturan dan kewajiban bersama yang berlaku di
lingkungan Rusun.

6
7. Ketentuan Peralihan Hak Milik
Peraturan perundang-undangan biasanya mengatur prosedur
peralihan Hak Milik, baik melalui penjualan, warisan, atau bentuk
peralihan lainnya. Hal ini dapat melibatkan penerbitan sertifikat baru
untuk pemilik baru.
8. Pemisahan Aset Bersama dan Pribadi
Ruang lingkup Hak Milik mencakup pemisahan antara aset
bersama, seperti ruang terbuka dan fasilitas umum, dengan aset pribadi,
yaitu unit hunian masing-masing pemilik.
9. Ketentuan Keamanan dan Ketertiban
Hak Milik juga dapat mencakup aturan terkait keamanan dan
ketertiban di dalam kompleks Rusun, untuk memastikan lingkungan
yang aman dan nyaman bagi semua penghuninya.
10. Ketentuan Pajak dan Bea Balik Nama
Pemilik Rusun biasanya harus mematuhi ketentuan pajak
properti dan bea balik nama yang berlaku di wilayah tersebut.
Pemahaman yang mendalam terhadap ruang lingkup Hak Milik atas
Rusun penting untuk memastikan kejelasan hukum, keamanan, dan
kesejahteraan bagi seluruh komunitas penghuni.4
D. Proses Perolehan Hak Milik Satuan Rumah Susun
Proses perolehan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (Rusun)
melibatkan serangkaian langkah dan prosedur yang harus diikuti oleh calon
pemilik. Berikut adalah gambaran umum tentang proses tersebut:
1. Pembelian Unit Rusun
Proses dimulai dengan pembelian unit Rusun oleh calon pemilik.
Pembelian ini bisa dilakukan melalui pengembang properti atau pemilik
sebelumnya, tergantung pada kondisi pasar dan peraturan yang berlaku.

4
Rukminto, B. (2005). Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Hal 53.

7
2. Pemeriksaan Legalitas
Calon pemilik melakukan pemeriksaan legalitas terkait unit
Rusun yang akan dibeli. Ini melibatkan verifikasi status hukum properti,
termasuk sertifikat Hak Milik dan dokumen-dokumen pendukung
lainnya.
3. Penandatanganan Perjanjian Jual Beli
Setelah pemeriksaan legalitas, calon pemilik dan penjual
(pengembang atau pemilik sebelumnya) menandatangani perjanjian jual
beli. Dokumen ini menguraikan syarat-syarat transaksi, harga, dan
kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.
4. Pembayaran
Calon pemilik membayar harga pembelian sesuai dengan
kesepakatan dalam perjanjian jual beli. Pembayaran ini bisa dilakukan
secara tunai atau melalui skema pembayaran yang telah disepakati.
5. Pengajuan Permohonan Hak Milik
Setelah pembayaran dilakukan, calon pemilik mengajukan
permohonan penerbitan sertifikat Hak Milik ke instansi yang
berwenang, seperti Kantor Pertanahan atau Badan Pertanahan Nasional
setempat.
6. Verifikasi Dokumen
Instansi yang berwenang melakukan verifikasi dokumen
permohonan, termasuk perjanjian jual beli, bukti pembayaran, dan
dokumen pendukung lainnya.
7. Pemeriksaan Lapangan
Pihak berwenang dapat melakukan pemeriksaan lapangan untuk
memastikan keberadaan fisik unit Rusun dan kesesuaian dengan
dokumen-dokumen yang diajukan.
8. Penerbitan Sertifikat Hak Milik
Jika semua persyaratan terpenuhi, instansi yang berwenang
menerbitkan sertifikat Hak Milik atas nama pemilik Rusun. Sertifikat
ini menjadi bukti sah kepemilikan.

8
9. Pendaftaran Pajak dan Bea Balik Nama
Pemilik baru harus mendaftarkan propertinya untuk membayar
pajak properti dan bea balik nama sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
10. Pengambilan Sertifikat
Pemilik dapat mengambil sertifikat Hak Milik yang telah
diterbitkan dari kantor pertanahan setempat.
Proses ini dapat bervariasi berdasarkan hukum dan regulasi
setempat. Penting untuk memahami persyaratan dan prosedur yang berlaku
di wilayah tempat unit Rusun berada.5
E. Pengelolaan Hak Milik Satuan Rumah Susun
Pengelolaan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (Rusun)
melibatkan sejumlah aspek untuk memastikan keberlanjutan dan
kesejahteraan bagi pemilik serta komunitas Rusun. Berikut adalah beberapa
aspek penting dalam pengelolaan Hak Milik Rusun:
1. Asosiasi Pemilik Rusun (APR)
Biasanya, terdapat Asosiasi Pemilik Rusun yang dibentuk oleh
para pemilik unit. APR berperan sebagai wadah untuk berkomunikasi,
mengoordinasikan kegiatan bersama, dan mengelola fasilitas umum.
2. Pengelolaan Fasilitas Bersama
APR atau pengelola properti bertanggung jawab untuk
pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas bersama seperti lift, lobi, area
parkir, dan fasilitas lainnya. Ini mencakup perencanaan pemeliharaan
rutin dan penanganan masalah teknis.
3. Pengelolaan Keuangan Bersama
Terdapat sistem keuangan bersama untuk menangani iuran
bulanan atau tahunan dari pemilik Rusun. Dana ini digunakan untuk
pemeliharaan fasilitas umum, keamanan, dan layanan lainnya.

5
Kadir, A. (2003). Hukum Tanah Nasional. Bandung: Raja Grafindo Persada. Hal 38.

9
4. Kepatuhan Terhadap Aturan dan Peraturan
Pengelolaan Hak Milik Rusun juga melibatkan pemastian bahwa
semua pemilik mematuhi aturan dan peraturan yang berlaku di
kompleks Rusun. Ini mencakup ketertiban lingkungan dan keamanan.
5. Rapat dan Keputusan Bersama
Di dalam APR, biasanya diadakan rapat-rapat berkala untuk
membahas isu-isu penting, membuat keputusan bersama, dan mengatasi
masalah yang muncul.
6. Pengelolaan Konflik
Pengelola Hak Milik harus memiliki mekanisme untuk
menangani konflik antara pemilik Rusun atau antara pemilik dan
pengelola properti. Proses mediasi atau forum penyelesaian sengketa
dapat diterapkan.
7. Penyelenggaraan Acara Komunitas
Untuk membangun rasa kebersamaan, pengelola Hak Milik
dapat menyelenggarakan acara-acara komunitas seperti pertemuan
sosial, kegiatan kebersihan, atau kegiatan lain yang melibatkan
partisipasi seluruh komunitas.
8. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan secara rutin terhadap kinerja pengelolaan Rusun,
baik dari segi keuangan maupun operasional, penting untuk
mengevaluasi efektivitas pengelolaan dan mengidentifikasi area
perbaikan.
9. Ketertiban Lingkungan
Pengelolaan Hak Milik mencakup pemeliharaan ketertiban
lingkungan, termasuk pengelolaan sampah, kebersihan, dan keamanan
lingkungan sekitar Rusun.
10. Kepastian Hukum
Pengelolaan Hak Milik juga mencakup menjaga kepastian
hukum terkait kepemilikan dan hak-hak pemilik Rusun, termasuk
pemenuhan kewajiban peraturan perundang-undangan.

10
Melalui pengelolaan yang baik, Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
dapat memberikan lingkungan hunian yang nyaman, aman, dan
berkelanjutan bagi seluruh komunitas penghuni.6
F. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Milik Satuan Rumah Susun
Perlindungan hukum terhadap Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
(Rusun) mencakup sejumlah aspek yang bertujuan untuk memberikan
kepastian dan keamanan bagi pemilik. Berikut adalah beberapa bentuk
perlindungan hukum terhadap Hak Milik Rusun:
1. Sertifikat Hak Milik
Sertifikat Hak Milik adalah dokumen hukum yang memberikan
bukti sah atas kepemilikan unit Rusun. Penerbitan sertifikat ini
dilindungi oleh hukum dan memberikan kepastian hukum kepada
pemilik.
2. Undang-Undang Pertanahan
Undang-Undang yang mengatur pertanahan, properti, dan
perumahan memberikan kerangka hukum untuk Hak Milik Rusun.
Ketentuan-ketentuan dalam undang-undang ini menyelenggarakan hak
dan kewajiban pemilik, serta prosedur peralihan hak milik.
3. Peraturan Perundang-undangan Terkait Rusun
Adanya peraturan perundang-undangan khusus tentang Rusun
memberikan landasan hukum lebih spesifik terkait pengelolaan,
kepemilikan, dan keamanan Rusun.
4. Perjanjian Jual Beli
Perjanjian jual beli antara pemilik Rusun dan pengembang atau
pemilik sebelumnya juga memiliki perlindungan hukum. Persyaratan
dan hak-hak pemilik diatur dalam dokumen ini.
5. Asosiasi Pemilik Rusun (APR)
Asosiasi Pemilik Rusun berperan dalam melindungi hak kolektif
pemilik dan mengoordinasikan berbagai kegiatan pengelolaan bersama
dan kepentingan komunitas.

6
Rahardjo, S. (2008). Hukum Agraria Indonesia: Menyongsong Abad XXI. Yogyakarta:
Citra Aditya Bakti. Hal 87.

11
6. Pengadilan
Pemilik Rusun dapat mencari perlindungan hukum melalui jalur
pengadilan jika terjadi sengketa atau pelanggaran hak milik. Sistem
peradilan menyediakan mekanisme penyelesaian sengketa yang adil.
7. Hak Waris
Hukum properti juga menyediakan ketentuan terkait hak waris
atas Hak Milik Rusun. Ini mengatur bagaimana hak milik dapat
diturunkan kepada ahli waris dalam kasus pemilik meninggal dunia.
8. Ketentuan Perlindungan Konsumen
Di beberapa yurisdiksi, terdapat ketentuan perlindungan
konsumen yang melibatkan transaksi properti, termasuk pembelian unit
Rusun. Ini mencakup hak untuk mendapatkan informasi yang jelas dan
perlindungan terhadap praktik-praktik penjualan yang merugikan.
9. Penegakan Peraturan Pemerintah
Pemerintah memainkan peran penting dalam menegakkan
peraturan-peraturan yang melindungi Hak Milik Rusun. Ini mencakup
pengawasan dan penegakan terhadap praktik-praktik ilegal atau
merugikan.
10. Hak Perlindungan Konsumen di Pengadilan Arbitrase
Beberapa yurisdiksi menyediakan pengadilan arbitrase sebagai
alternatif penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan efisien bagi
pemilik Rusun.
Perlindungan hukum yang komprehensif ini bertujuan untuk
memberikan keamanan dan kepastian hukum bagi pemilik Rusun,
mendukung pengelolaan yang baik, dan mengatasi potensi sengketa atau
pelanggaran hak milik.7

7
Asnawi, A. (2017). Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pengelolaan
Rumah Susun. Jurnal Pembaruan Hukum. Vol 7 No 3. Hal 13-21.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (Rusun) merupakan bentuk
kepemilikan properti yang memberikan hak penuh kepada pemilik atas unit
hunian di dalam gedung bertingkat. Perlindungan hukum, seperti sertifikat
Hak Milik dan peraturan perundang-undangan yang mengatur Rusun,
memberikan kepastian dan keamanan bagi pemilik, membentuk landasan
hukum yang kuat untuk kepemilikan dan pengelolaan properti tersebut.
Melalui proses perolehan yang terstruktur, pengelolaan yang efektif, dan
perlindungan hukum yang komprehensif, Hak Milik Rusun menciptakan
lingkungan perumahan yang berkelanjutan dan nyaman bagi komunitas
penghuninya. Dengan demikian, konsep Hak Milik atas Rusun memiliki
dampak positif dalam memenuhi kebutuhan perumahan di lingkungan
perkotaan sambil menjaga keberlanjutan dan keamanan hak milik properti.
B. Saran
Untuk meningkatkan efektivitas Hak Milik atas Satuan Rumah
Susun (Rusun), disarankan untuk memperkuat mekanisme pengelolaan
bersama antara pemilik dan pihak pengembang. Penekanan pada
transparansi dalam proses perolehan dan pengelolaan diperlukan, dengan
memberikan informasi yang jelas dan mudah diakses mengenai hak,
kewajiban, dan pemeliharaan bersama. Sistem manajemen yang inovatif,
termasuk penggunaan teknologi untuk pemantauan dan pelaporan, dapat
mempermudah koordinasi antara pemilik dan pengelola properti.

13
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, A. (2017). Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam
Pengelolaan Rumah Susun. Jurnal Pembaruan Hukum. Vol 7 No 3. Hal 13-
21.
Kadir, A. (2003). Hukum Tanah Nasional. Bandung: Raja Grafindo Persada. Hal
38.
Rahardjo, S. (2008). Hukum Agraria Indonesia: Menyongsong Abad XXI.
Yogyakarta: Citra Aditya Bakti. Hal 87.
Rukminto, B. (2005). Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Hal 53.
Soekiman, M. (2003). Hukum Pertanahan di Indonesia. Bandung: Bumi Aksara.
Hal 32.
Suroso, D. (2012). Hukum Properti: Teori dan Praktek. Malang: Yustisis. Hal 20.
Widodo, J. (2010). Pembaharuan Hukum Pertanahan. Jakarta: Genta. Hal 105.

14

Anda mungkin juga menyukai