Oleh :
IRWANSYAH
NIM: 5012020025
Daftar Isi
JUDUL TESIS
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................... 6
D. Kerangka Teoritis.................................................................................... 7
E. Kajian Terdahulu..................................................................................... 8
BAB II METODE PENELITIAN............................................................... 9
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................................. 13
B. Metode Pendekatan................................................................................. 14
C. Sumber dan Teknik Pengumpulan data.................................................. 15
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 16
E. Analisis Data........................................................................................... 18
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 19
A. Mekanisme Penyelesaian Tanah Wakaf Melalui Restorastif Justice...... 19
B. Dampak Dari Penyelesaian Wakaf Melalui Restorastif Justice Bagi
Masyarakat.............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 26
1
A. Latar Belakang
Tugas yang diemban oleh aparat kepolisian tentunnya tidak ringan, tugas
kesusilaan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Provinsi Aceh
merupakan salah satu bagian dari negara Indonesia dengan diberikan otonomi
merupakan konsep dari restorastif yaitu suatu penyelesaian perkara dengan proses
1
Satjipto Rahardjo, 2009, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta
Publishing, Yogyakarta, hlm. xiii
2
Suteki, Kebijakan Tidak Menegakkan Hukum (Non Enforcement of Law) Demi
Pemuliaan Keadilan Substansial, Pidato Pengukuhan, Disampaikan pada Penerimaan jabatan Guru
Besar dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, di Semarang pada
tanggal 4 Agustus 2010, hlm. 5-7
3
M. Yahya Harahap, 2000, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP,
Penyidikan dan Penuntutan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 134
2
dalam menyelesaikan suatu perkara, baik itu perkara tentang lingkungan, perdata
melibatkan banyak pihak terkait perkara tersebut.5 Prinsip mediasi juga telah
dikenal di Provinsi Aceh dengan mengikat pada peraturan daerah melalui Qanun
Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kehidupan Adat dan Adat Istiadat
g. pencurian ringan;
j. persengketaan di laut;
k. persengketaan di pasar;
l. penganiayaan ringan;
terjadi sengketa masalah wakaf, adapun kronologis kejadian Pada saat almarhum
Abdullah Bin Dadeh mewakafkan tanah pada tahun 1990 Pada saat itu tidak
membuat surat atau memecahkan surat dasar terhadap tanah yang di wakaf dan
harta tanah yang ditinggalkan oleh almarhum, karena tanah yang di wakafkan
sebagian dari hartanya diwakafkan untuk mesjid, maka surat dasar masih di
Pada tahun 1994 Abdullah Bin Dadeh meninggal dunia, sedangkan tanah
yang di wakafkan untuk mesjid Al Qubra masih dengan surat keterangan yang di
tuliskan di dalam buku kas mesjid pada saat. Almarhum Abdullah Bin Dadeh
memiliki 3 orang anak yaitu 2 orang anak laki laki dan 1 orang anak perempuan,
adapun anaknya tersebut yaitu Zulkifli Bin Abdullah, Maimun Bin Abdullah,
Pada tahun 2018 SDR Zulkifli Bin Abdullah melaporkan secara gugatan di
pengadilan Negeri Aceh Timur secara perdata yang bahwa tanah milik almarhum
Ayahnya yaitu Abdullah Bin Dadeh telah di kuasai oleh Mesjid Al Qubra yang
berada di Kuta Binje Kec Julok Kab Aceh Timur, karena Ahli Waris masih
memegang surat dasar terhadap tanah tersebut, namun oleh pengadilan negeri
Aceh timur menolak atas gugatan SDR Zulkifli karena untuk menyelesaikan
secara adat di desa Blang Pauh Sa Kecamatan Julok Kab Aceh Timur. Terhadap
4
ahli waris atau anak dari Almarhum Abdullah Bin Dadeh yaitu SDR Maimun dan
Sdri Nazariah telah menyetujuinya yang bahwa tanah tersebut di wakafkan untuk
menyetujuinya dengan alasan tidak ada lagi akses jalan untuk masuk ke rumahnya
apabila tanah tersebut di ambil alih untuk Mesjid, dan SDR Zulkfli masih
memegang surat dasar atas tanah dan harta yang di tinggalkan oleh Almarhum
ayahnya yaitu Abdullah Bin Dadeh. Maka dalam permasalahan ini pihak
kepolisian bersama masyarakat dan seluruh perangkat gampong Desa Blang Pauh
Sa Kecamatan Julok telah duduk pakat atas penyelesaian tanah wakaf Masjid Al
Qubra.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam hal ini penulis ingin meneliti lebih
lanjut mengenai penyelesaian tanah wakaf yang berada di Kabupaten Aceh Timur
Kecamatan Julok. Oleh karena karena itu sehingga dalam kasus ini penulis tertarik
untuk meneliti lebih lanjut dengan karya ilmiah dalam bentuk Tesis dengan Judul
B. Perumusan Masalah
masyarakat ?
5
1) Tujuan Penelitian
Restorastif Justice.
2) Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis.
Julok).”
2. Secara Praktis
D. Kerangka Teoritis
Untuk mengulas dan memecah permasalahan diatas penulis dalam hal ini
mengambil beberapa teori dan pendapat ahli hukum dan disiplin ilmu yang terkait
justice.
1. Keadilan Restoratif
dikenal di Indonesia dari tahun 1960-an namun dalam hal ini istilah tersebut
kembangkan oleh para akademisi hokum dan praktisi hokum, maka dari itu di
criminals behavior by balancing the needs of the community, the victims and
“Restorative justice has become the term generally used for an approach to
criminal justice (and other justice systems such as a school diclipinary system)
that emphasizes restoring the victim and community rather than punishing the
sudah umum digunakan dalam penyelesaian kasus pidana yang dalam hal ini
dengan perbuatannya).
menitik beratkan keterlibatan masyarakat dan korban agar dalam hal ini proses
perkara dapat diselesaikan secara baik-baik pula dan menjadikan kesan bagi
banyak orang.9
adalah suatu tatanan yang system pemidanaannya itu adil baik itu untuk para
pelaku maupun korban dan dapat dijadikan pedoman bagi khalayak ramai.10
Maka dalam definisi ini juga ada beberapa poin penting untuk menyelesaikan
8
Miriam Liebman, 2007, Restorative justice: How It Works, Jessica Kingsley Publishers,
London, hlm. 27
9
Eva Achjani Zulfa, 2009, Keadilan Restoratif, Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, hlm. 65
10
Albert Aries, 2006, Penyelesaian Perkara Pencurian Ringan dan Keadilan Restoratif,
Majalah Varia Peradilan, Tahun XX. No. 247, (Penerbit Ikatan Hakim Indonesia, Juni 2006).hlm.
3.
8
kooperatif).11
penyelesaian yang melibatkan banyak pihak baik itu aparat penegak hokum,
masyarakat dan para pelaku sendiri dengan tujuan mencapai keadilan yang
perbuatan si pelaku.
pelaku yang mengungkapkan rasa penyesalannya kepada korban baik itu dari
11
Johnstone dan Van Ness, 2005, The Meaning of Restorative Justice, Makalah untuk
Konfrensi Lima Tahunan PBB ke-11, Workshop 2, Bangkok-Thailand, hal. 2-3
12
Amelinda Nurrahmah, 2012, Restorative Justice,
http://m.kompasiana.com/amelindanurrahmah/restorative-justice_55101738813311ae33bc6294.
diakses tanggal 10 Januari 2021
13
Ibid, hlm. 42.
9
segi materil maupun immaterial, maka dalam hal ini melalui restorastif justice
penyelesaian ini terjadi pergesaran dari lex talionis atau retributive justice
dengan menekankan bagi para pelaku dengan cara pemulihan sebagai bentuk
Dalam bantuan hokum yang diberikan secara umum tidak serta merta
selalu tersedia dan biaya yang dikelaurkan akan cukup mahal bagi yang
jumlah orang yang ada dalam proses peradilan pidana, maka dari itu khususnya
hukum.15
sudah dirugikan.
konstruktif.
menyelesaikan konflik.
baik.
14
H. Siswanto Sunarso, 2014, Viktimologi dalam sistem peradilan pidana, Sinar Grafika,
Jakarta, hlm. 157
15
Ibid, hlm. 158.
10
E. Kajian Terdahulu
pernah diteliti kalaupun ada maka permasalahan dalam Karya Ilmiah ini berbeda,
Dengan demikian penelitian ini adalah sah dan asli serta dapat
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Soedjono Soekanto dan Sri
Data sekunder yaitu dari bahan hokum primer yang terdiri dari
hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain kamus, ensiklopedia
dan sebagainya.18
16
Soemitro dan Ronny Hanitijo, 1988, Metodologi penelitian Hukum dan Juri metri,
Jakarta, Ghalia Indonesia, halaman. 10
17
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, 1986, Penelitian Hukum Normatif, suatu
tinjauan singkat, Jakarta, Raja Wali, halaman. 15
18
Sudarsono, 2006, Cara Penyelesaian Karya Ilmiah diBidang Hukum, Edisi Revisi,
Yogyakarta, PT. Mitra Kebijakan Tanah, halaman. 37
12
2. Metode Pendekatan
data sekunder dan ditunjang dengan pendekatan yuridis historis dan yuridis
komparatif.
a) Lokasi
b) Populasi
Sugiyono populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek
Maka dari penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam
dan Masyarakat.
c) Sampel Penelitian
penelitian yang mempunyi arti dari segala subjek yang diambil dari beberapa
Kepolisian, 2 (dua) orang perangkat gampong, 3 (tiga) orang ahli waris dan 2
(dua) orang masyarakat. Setiap sampel yang diambil dari populasi dipilih
Data yang di ambil dan di kumpulkan dalam penulisan Tesis ini melalui
Gampong.
penyusunan tesis ini adalah: Studi Pustaka ini diperoleh dengan cara
majalah, surat kabar, berita televisi, dan bahan-bahan lain yang dapat
data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
ini.
5. Analisis Data
syariah.
21
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, suatu tinjauan singkat, halaman. 251.
16
BAB III
Wakaf adalah salah satu lembaga yang ada di Indonesia yang diperuntukan
umat yang beragama Islam, selain itu wakaf sendiri mempunyai capaian aga
barang yang diamanahkan oleh masyarakat agar dikelola dengan baik oleh
Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya. Dalam Pasal 7
dimiliki, tidak semua orang dapat melakukannya atau dapat dianggap sah wakaf
yang telah diberikan itu, karena untuk menjadi seorang wakif harus memenuhi
1. Orang yang berwakaf merdeka dari pada segala aspek dan tidak ada
tekanan dari manapun. Sehingga wakaf tidak sah apabila ada seseorang
22
Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 25
17
2. Orang yang berwakaf itu harus berakal sempurna. Tidak sah wakaf
yang diberikan oleh orang gila dan tidak sah pula wakaf yang
diberikan oleh orang lemah akalnya disebabkan sakit atau terlalu lanjut
usia, juga tidak sah wakafnya orang dungu karena akalnya dipandang
3. Orang yang berwakaf itu harus cukup umur atau sudah balig. Karena
sempurnanya akal seseorang. Oleh sebab itu tidak sah wakaf yang
atau belum.
4. Orang yang berwakaf harus berpikir jernih dan tenang, tidak tertekan
lembaga agama agar dipergunakan pada jalan yang diridhai oleh Allah SWT,
maka dari itu wakaf ini merupakan harta dari seseorang untuk dipergunakan pada
jalan Allah SWT. Selain itu dalam hal ini wakaf mempunyai permasalahan pada
tiap-tipa orang yang mewakafkan seperti tidak diketahuinya oleh para ahli waris,
dimana dalam hal ini wakaf yang hartanya sudah diberikan kepada masyarakat
untuk dipergunakan di jalan Allah mempunyai permasalahan sendiri maka dari itu
23
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta, Universitas
Indonesia Press, 1998, hal. 27
18
biasanya penyelesaian itu diselesaikan diluar pengadilan atau yang disebut dengan
Restorastice justice.
Dalam hal penyelesaian tanah wakaf yang bersengketa maka dalam hal ini
restorastice justice, agar kasus ini tidak terjadi keributan dan dianggap legal
secara hukum.24
restorastice justice artinya dengan cara diluar pengadilan hal ini sebagaimana
yang telah diamanatkan oleh Qanun Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembinaan
hokum yang tetap, apabila di suatu hari nanti terjadi kericuhan maka dasar hokum
pemerintah agar dilaksanakan pendaftaran tanah, hal ini bertujuan agar menjamin
kepastian hokum yang bersifat Recht Kadaster, untuk menuju kearah pemberian
kepastian hak atas tanah telah diatur di dalam Pasal 19 UUPA yang menyebutkan:
24
Wawancara dengan Amiruddin Perangkat Gampong pada tanggal 23 Juli 2021
25
Wawancara dengan muzammil anggota Polsek Joluk Kabupaten Aceh Timur pada
tanggal 12 Juli 2021
19
Agraria.
biayabiaya tersebut.
Masyarakat
adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang
lamnya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan
20
ajaran agama Islam. Definisi yang termuat dalam Undang-Undang ini tampaknya
sama dengan definisi wakaf yang tercantum dalam kompilasi hukum Islam di
Indonesia pasal 215 jo. pasal 1 (1) PP No. 28 Tahun 1977. Dari beberapa definisi
manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang yang berhak dan
wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda
Maka di Indonesia wakaf menurut hukum positif sudah diatur dan masalah
Hukum Islam pasal 215 disebutkkan wakaf adalah perbuatan hukum seseorang
atau sekelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta
dalam kitab fiqih yang didasarkan oleh umat Islam yang dibidangi dengan
diselesaikan guna untuk kepentingan ibadah dan keperluan umum lainnya yang
sebagai berikut:
21
para pihak suatu kekuatan seperti suatu putusan hakim dalam tingkat
kekeluargaan biaya yang dikeluarkan juga sangat kecil, mudah dan efesien. Hal
ini memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dikarenakan adanya system
wakaf di Aceh sendiri sangat banyak terjadi, dikarenakan wakaf yang diberikan
tersebut, dan dalam hal ini biasanya wakaf diberikan dengan cuma-cuma atau
Daftar Pustaka
C. Buku
Eva Achjani Zulfa, 2009, Keadilan Restoratif, Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta
Johnstone dan Van Ness, 2005, The Meaning of Restorative Justice, Makalah
untuk Konfrensi Lima Tahunan PBB ke-11, Workshop 2, Bangkok-
Thailand
Soemitro dan Ronny Hanitijo, 1988, Metodologi penelitian Hukum dan Juri metri,
Jakarta, Ghalia Indonesia
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, 1986, Penelitian Hukum Normatif, suatu
tinjauan singkat, Jakarta, Raja Wali
D. Peraturan Perundang-Undangan
Qanun Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kehidupan Adat dan Adat
Istiadat
E. Sumber Lain