NIM. 2082411032
i
USULAN PENELITIAN TESIS
NIM. 2082411032
ii
USULAN PENELITIAN TESIS
Tesis ini diajukan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (MKn) pada
Universitas Udayana
NIM. 2082411032
Prof. Dr. I Wayan Parsa, SH.,M.Hum Dr. I Gusti Ayu Putri Kartika,SH,MH
NIP. 19591231 198602 1 007 NIP. 19660331 199303 2 003
Mengetahui
Koordinator,
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................. v
v
1.6.1.5 Konsep pengaturan surat keterangan hak waris 29
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Seseorang yang selama masa hidupnya terus menerus coba bekerja guna
meninggalkan harta benda maupun hutang piutang, sehingga untuk merawat itu
semua maka ada yang namanya ahli waris di dalam hukum waris di Indonesia.
Hukum Waris merupakan aturan yang menentukan tentang perpindahan hak atas
benda waris yang dimiliki dan kemudian ditinggalkan oleh seseorang yang telah
tutup usia (dalam hal ini disebut Pewaris) yang dipindahkan kepada seseorang yang
bahwa:
meneruskan serta mengoper barang-barang harta benda dan barang yang tak
Harta yang ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal (pewaris) menjadi milik
ahli waris menurut hukum, termasuk tidak hanya harta benda, tetapi juga hutang
1
Dewi, N. P. Y. K., & Purwanti, N. P. (2014). Tata Cara Penuntutan Hak Waris oleh Ahli
Waris y ang Sebelumnya Dinyatakan Hilang Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata). Kertha Semaya: Journal Ilmu Hukum, 4(2), 1-5. h. 2
2
Kusuma, A. N. B. I., Indrawati, A. S., & Sukihana, I. A. Kajian Yuridis Jual Beli Hak
Waris Atas Warisan Yang Belum Terbagi Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Kertha
Semaya: Journal Ilmu Hukum, 6(3), 1-5. h. 3
3
A. Kohar. (2000). Notaris Berkomunikasi. Bandung: Penerbit Alumni, h. 7
1
2
yang berhak atas warisan yang ditinggalkan oleh seorang pewaris, surat keterangan
ahli warislah digunakan dan diperlukan untuk sebagai suatu pembuktian yang
pewaris, termasuk orang-orang yang memiliki hak untuk menerima warisan atas
harta peninggalan yang diwariskan tersebut dan/atau berapa bagian hak atas harta
warisan yang harus didapat oleh para ahli waris berdasarkan Legitieme Portie
dan/atau wasiat.5
penduduk Indonesia, dan masih berlaku sampai sekarang. Dasar pembuatan akta
ahli waris di Indonesia dan pejabat yang berwenang untuk membuatnya, Pasal 111
ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Agraria Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
sebagai berikut:
4
Ardika, I. N. (2016). Pemberian Hak Waris bagi Anak Perempuan di Bali dalam Perspektif
Keadilan. Jurnal Magister Hukum Udayana, 5(4), 639-649. h. 640
5
Laili, F. (2015). Analisis Pembuatan Surat Keterangan Waris Yang Didasarkan Pada
Penggolongan Penduduk (Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis). Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum, 5(1), 1-
22. h. 2
3
maka kepala desa dan penanggung jawab jalan membuat surat-surat keterangan
waris tersebut pada saat meninggalnya pewaris akan membuat surat keterangan
waris, keturunan Tionghoa membuat surat wasiat di kantor notaris, dan keturunan
saat ini masih didasarkan pada pembagian golongan penduduk. Sebagai pelengkap
dan STB 1917:12). Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris dirasa memiliki
keterangan waris tidak memberikan kepastian hukum bagi ahli waris pembuatan
karena fondasi dan landasan dalam pembuatannya bukti tersebut begitu lemah dan
4
membuat sebuah akta otentik yang memiliki nilai pembuktian sempurna disebut
Pembuatan Surat Keterangan Waris oleh Notaris berlangsung hingga saat telah
sejumlah kewenangan Notaris, Dalam Pasal 15 ayat (1) UUJN diatur kewenangan
umum Notaris sebagai berikut: Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai
menyimpan akta, memberikan Grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu
sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada
Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
6
Ibid., h. 4
5
pemberian wewenang yang baru kepada suatu jabatan berdasarkan suatu peraturan
tentang Peraturan Jabatan Notaris (UUJN). Dasar hukum tersebut dapat dijadikan
dasar pembuatan surat keterangan waris. Sehingga atas dasar hukum tersebut
Bukti ahli waris yang merupakan bukti perdata tidak tepat jika
dikeluarkan oleh pejabat yang tunduk pada hukum administrasi. 7 Mengingat bagi
warga negara Indonesia penduduk asli dan bagi warga negara Indonesia keturunan
Timur Asing dibuat oleh pejabat administrasi, Sehingga tidak memiliki suatu
kepastian hukum yang adil bagi penduduk Indonesia dan melanggar hak
atas memiliki permasalahan pada sisi normatif pengaturanya sehingga layak untuk
7
Ibid., h. 19
6
Permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini dapat dirumuskan, sebagai
berikut:
1) Tesis yang dibuat oleh Kuncoro Sidi, pada tahun 2017, di Program
tangan?
2) Tesis yang dibuat oleh Wimby Madika Reza pada tahun 2019, pada
Waris Bagi Warga Negara Indonesia (WNI) Dalam Peralihan Hak Atas
mengenai:
lebih mudah untuk memahami, sehingga hal tersebut disajikan dalam bentuk tabel,
Keterangan Waris
8
pembuatan Surat
Keterangan Waris?
waris?
Jika diperhatikan secara seksama 2 (dua) Tesis terdahulu yang membahas tentang
mengarah pada kegiatan plagiat, maka dapat dibuktikan bahwa penelitian ini
Agar penelitian ini memiliki maksud yang jelas, maka harus memiliki tujuan
sehingga dapat memenuhi target yang dikehendaki. Tujuan penelitian ini terdiri atas
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk memahami dan menganalisa
hal-hal yang terkait kewenangan notaris dalam pembuatan surat keterangan waris
Keterangan Waris
sehingga penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat
penelitian ini untuk pemikiran terhadap ilmu pengetahuan terkait penelitian, yakni
dalam pembuatan surat keterangan waris terkait peralihan hak atas tanah
waris.
a. Bagi notaris penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam hal
waris.
tanah waris.
meyakinkan bahwa hal-hal yang dijelaskan itu adalah ilmiah, atau hal-hal yang
theory is painted on a larger canvas; or, to change the metaphor into a more
Pada tulisan penelitian tesis ini, digunakan landasan teoritis yang terdiri dari Teori
8
H. Juhaya S. Praja, 2016, Teori Hukum dan Aplikasinya, CV Pustaka Setia, Bandung,
h.53
9
Ian Mcleod, 2012, Legal Theory, Palgrave Macmillan Law Masters, Stirling Law School
University of Stirling, h. 2
13
jaminan bahwa hukum tersebut harus dijalankan dengan cara yang baik. Kepastian
yang dibuat oleh pihak yang berwenang dan berwibawa, sehingga aturan-aturan itu
memiliki aspek yuridis yang dapat menjamin adanya kepastian bahwa hukum
dapat dikemukakan bahwa “summon ius, summa injuria, summa lex, summa crux”
yang artinya adalah hukum yang keras dapat melukai, kecuali keadilan yang dapat
hukum satu-satunya akan tetapi tujuan hukum yang substantive adalah keadilan. 11
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa keamanan
hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan
yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan
10
Asikin zainal, 2012, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, h. 55
11
Dosminikus Rato, 2010, Filasafat Hukum Mencari dan Memahami Hukum, PT Presindo,
Yogyakarta, h. 59
14
kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan. Ketiga unsur tersebut harus ada
kepastian hukum orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dan akhirnya timbul
keresahan. Akan tetapi terlalu menitik beratkan pada kepastian hukum, terlalu ketat
menaati peraturan hukum akibatnya kaku dan akan menimbulkan rasa tidak adil.
“Legal certainly has several functions: it helps in ensuring peace and order
in a society and contributes to legal efficiency by allowing individuals to
have sufficient knowledge of the law so as to be able to comply with it. It
also provides the individual with a means whereby he or she can measure
whether there has been arbitrariness in the exercise of state power” 12
Adanya kepastian hukum merupakan harapan bagi pencari keadilan terhadap
adanya kepastian hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan kewajiban
menurut hukum. Tanpa ada kepastian hukum maka orang akan tidak tahu apa yang
harus diperbuat, tidak mengetahui perbuatanya benar atau salah, dilarang atau tidak
dilarang oleh hukum. Kepastian hukum ini dapat diwujudkan melalui penormaan
yang memiliki asas keserasian dalam suatu undang-undang dan akan jelas pula
penerapanya.
pada aliran pemikiran Positivisme di dunia hukum yang cenderung melihat hukum
sebagai sesuatu yang otonom yang mandiri, karena bagi penganut aliran ini, tujuan
12
Veronika Bilkova, 2012, On Legal Certainty and The Independence of The Judiciary,
Venice Commission, Strasbourg, h. 6
15
hukum tidak lain sekedar menjamin terwujudnya oleh hukum yang bersifat umum.
Sifat umum dari aturan-aturan hukum membuktikan bahwa hukum tidak bertujuan
kepastian.13
dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan
kewajiban menurut hukum. Tanpa ada kepastian hukum maka orang akan tidak tahu
apa yang harus diperbuat, tidak mengetahui perbuatanya benar atau salah, dilarang
Kepastian hukum itu berarti tepat hukumnya, subjeknya dan objeknya serta
dianggap sebagai elemen yang mutlak ada setiap saat, tapi sarana yang digunakan
sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan asas manfaat dan
efisiensi.
diperkenalkan oleh Hans Kelsen yang menyatakan bahwa sistem hukum merupakan
13
Riduan Syahrani, 2000, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Citra Aditya, Bandung, h. 23.
16
sistem anak tangga dengan kaidah berjenjang. Hubungan antara norma yang
mengatur perbuatan norma lain dan norma lain tersebut dapat disebut sebagai
hubungan super dan sub-ordinasi dalam konteks spasial. 14 Norma yang menentukan
pembuatan norma lain adalah superior, sedangkan norma yang dibuat inferior.
Pembuatan yang ditentukan oleh norma yang lebih tinggi menjadi alasan validitas
keseluruhan tata hukum yang membentuk kesatuan, Seperti yang diungkapkan oleh
Kelsen:
“The unity of these norms is constituted by the fact that the creation of the
norm–the lower one-is determined by another-the higher-the creation of
which of determined by a still higher norm, and that this regressus is
terminated by a highest, the basic norm which, being the supreme reason of
validity of the whole legal order, constitutes its unity”.15
Maka norma hukum yang paling rendah harus berpegangan pada norma hukum
yang lebih tinggi, dan kaidah hukum yang tertinggi (seperti konstitusi) harus
Kelsen norma hukum yang paling dasar (grundnorm) bentuknya tidak kongkrit
(abstrak), Contoh norma hukum paling dasar abstrak adalah Pancasila. Teori Hans
Kelsen mengenai hierarki norma hukum ini diilhami oleh Adolf Merkl dengan
menggunakan teori das doppelte rech stanilitz, yaitu norma hukum memiliki dua
wajah, yang dengan pengertiannya: Norma hukum itu keatas ia bersumber dan
berdasar pada norma yang ada diatasnya; dan Norma hukum ke bawah, ia juga
menjadi dasar dan menjadi sumber bagi norma yang dibawahnya. Sehingga norma
14
Asshiddiqie,Jimly, dan Safa‟at, M. Ali, 2006, Theory Hans Kelsen Tentang Hukum, Cet
I, Sekretariat Jendreral & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, h.110
15
Kelsen, Hans,2009, General Theory of Law and State, Translated by Anders Wedberg,
Harvard University Printing Office Cambridge, Massachusetts, USA, h.124
17
berlakunya suatu norma itu tergantung pada norma hukum yang diatasnya,
sehungga apabila norma hukum yang berada diatasnya dicabut atau dihapus, maka
Teori Hans Kelsen yang mendapat banyak perhatian adalah hierarki norma
hukum dan rantai validitas yang membentuk piramida hukum (stufentheorie). Salah
seorang tokoh yang mengembangkan teori tersebut adalah murid Hans Kelsen,
yaitu Hans Nawiasky. Teori Nawiaky disebut dengan theorie von stufenufbau der
norma dasar (basic norm) dalam suatu negara sebaiknya tidak disebut sebagai
berubah misalnya dengan cara kudeta atau revolusi. Berdasarkan teori Nawiaky
16
Farida, Maria, 1998, Ilmu Perundang-Undangan, Kanisius, Yogyakarta. h. 25.
17
Ibid.
18
Ketatanegaraan.
perundang undangan dengan penulisan tesis ini maka dapat disimpulkan bahwa
undangan yang lebih tinggi menjadi sumber atau dasar berlakunya peraturan
18
Ibid.
19
rendah tidak boleh bertentangan isinya dengan peraturan yang lebih tinggi. Apabila
ditemukan isi atau materi muatan peraturan yang lebih rendah bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi, maka yang berlaku adalah isi atau materi muatan
Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum. Tujuan hukum memang tidak
hanya keadilan, tetapi juga mengenai kepastian hukum dan kemanfaatannya. Pakar
teori keadilan yaitu Aristoteles menyatakan bahwa kata adil mengandung lebih dari
satu arti. “Adil dapat berarti menuntut hukum, dan apa yang sebanding yaitu yang
semestinya.”19
Seseorang dikatakan berlaku tidak adil apabila mengambil bagian lebih dari
bagian yang semestinya. “Orang yang tidak menghiraukan hukum juga tidak adil,
karena semua hal yang didasarkan kepada hukum dapat dianggap sebagai adil.” 20
keadilan umum (Justitia Generalis) dan keadilan khusus. Keadilan umum adalah
seperti Jeremy Bentham, J.S. Mill dan Hume. Rawls berpendapat perlu adanya
19
Darji Darmadiharjo dan Shidarta, 2005, Pokok-pokok Filsafat Hukum (apa dan
bagaimana filsafat hukum Indonesia), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h.156.
20
Ibid.
21
Ibid.
20
menurut Rawls persepsikan sebagai wasit yang memihak dan tidak bersimpati
dengan orang lain melainkan hukum justru harus menjadi penuntut agar orang dapat
Negara minimal (minimal state) dan hanya Negara minimal adalah satu-satunya
seperti dibayangkan Rawls sering dianggap sebagai rasionalisasi bagi Negara yang
lebih dari minimal, dalam upayanya menunjukkan bahwa keadilan distributif tidak
menyediakan rasionalisasi yang kuat bagi Negara yang lebih dari minimal.
Hak akan melahirkan suatu kewajiban, jadi hak dan kewajiban dapat terjadi
bila diperlukan suatu peristiwa yang oleh hukum dihubungkan sebagai suatu akibat.
Demikian pula pendapat dari Soedjono Dirdjosisworo bahwa “hak dan kewajiban
timbul bila adanya suatu peristiwa hukum”. Peristiwa hukum adalah “semua
peristiwa atau kejadian yang dapat menimbulkan akibat hukum, antara pihak-pihak
mencirikan hukum, suatu hukum yang tidak adil bukan sekedar hukum yang
pembuatan surat keterangan waris yang dibedakan karena dibagi menjadi 3 (tiga)
22
Soedjono Dirdjosisworo, 2000, Penghantar Ilmu Hukum, PT. Raja Grafindo Persada,
cetakan keenam, Jakarta, h. 130.
23
Cst Kancil et. Al, 2009, Kamus Istilah Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, h. 385.
21
adalah apa yang disebut sebagai kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari
dari kewenangan.
bevoegdheid dipergunakan baik dalam lapangan hukum publik, oleh karena itu
wewenang selalu dimaknai sebagai konsep hukum publik, sebab wewenang selalu
24
Prajudi Admosudirjo, 1998, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, cet.9. Jakarta,
h.76
22
komponen dasar hukum dimaksudkan, bahwa wewenang itu harus didasarkan pada
wewenang harus memiliki standart yang jelas (untuk wewenang umum), dan
hukum, penggunaan Kewenangan tersebut dibatasi atau selalu tunduk pada hukum
yang tertulis maupun tidak tertulis, yang selanjutnya untuk hukum tidak tertulis di
pemerintahan yang baik” hal ini sesuai dengan penjelasan Pasal 4 huruf a Undang-
25
Indroharto,2002, Usaha Memahami Peradilan Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, h.68
23
wewenang karena kekuasaan yang dimiliki oleh eksekutif, legislatif dan yudisial
adalah kekuasaan formal. Kekuasaan merupakan unsur esensial dari suatu negara
kata lain wewenang yang melekat pada suatu jabatan. Dalam tinjauan
26
Philipus M. Hadjon, 2002, Tentang Wewenang, Makalah, Universitas Airlangga,
Surabaya, h.01
27
Peter Mahmud Marzuki, 2014, Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi, Kencana
Pranadamedia Groub, Jakarta, cet-ke 6, h.73
28
Ridwan HR, 2010, Hukum Administrasi Negara, Edisi Revisi, Rajawali Prees, Jakarta, h.
102
24
Dalam politik hukum, pelimpahan wewenang dibedakan menjadi dua macam yaitu
mandat dan delegasi. Dalam pelimpahan wewenang secara mandat terjadi ketika
uitoefenen door een ander), mandat yang beralih hanya sebagian wewenang,
“sementara pada mandat, penerima mandat, mandataris bertindak untuk dan atas
nama pemberi mandat (mandans) tanggung jawab akhir Keputusan yang diambil
29
Ibid., h. 105-106
25
pemerintah dari satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan yang lain
(delegatie : overdrach van een bevoegheid van het ene bestuurorgaan aan een
ander) yang beralih adalah seluruh wewenang dari delegans, maka yang
Hadjon adalah :
akan membantu penulis untuk mengkaji dan menganalisis tentang “Kekuasaan dari
30
F.A.M Stroink dalam Abdul Rasyid Thalib, 2006, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan
Aplikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung h.209
26
Surat Keterangan Waris merupakan salah satu surat tanda bukti sebagai ahli
waris yang dapat dipakai sebagai dasar hak bagi para ahli waris untuk melakukan
perbuatan hukum atas harta peninggalan pewaris, selain surat tanda bukti sebagai
ahli waris lainnya yaitu: Wasiat dari Pewaris, Putusan Pengadilan dan Penetapan
tersebut harus dilakukan secara bersama dengan para ahli waris lainnya, perbuatan
hukum yang dimaksud dapat berupa pendaftaran peralihan hak karena pewarisan
dan tindakan peralihan hal atas tanah pemilikan bersama kepada sesama pemilik
atau kepada pihak ketiga. Peralihan hak atas tanah warisan berarti salah satu ahli
waris hanya dapat mengalihkan besar bagian haknya atas warisan tersebut, kepada
yang merupakan ahli waris yang sah atas harta peninggalan yang telah terbuka
menurut hukum dan berapa porsi atau bagian masing-masing ahli waris terhadap
harta peninggalan yang telah telah terbuka tersebut. Keterangan hak waris disebut
juga dengan surat keterangan hak waris (SKHW), surat keterangan ahli waris (Surat
Keterangan Ahli Waris) merupakan surat bukti waris yaitu surat yang membuktikan
bahwa yang disebutkan di dalam surat keterangan waris tersebut adalah ahli waris
dari pewaris tertentu. Keterangan hak waris untuk melakukan balik nama atas
barang harta peninggalkan yang diterima dan atas nama pewaris menjadi atas nama
terdaftar seperti misalnya tanah girik, tanah bekas hak barat, tanah
negara.
peninggalkan tersebut kepada pihak lain atau kreditur, apabila ahli waris
Notaris. 31
Di dalam Surat Keterangan Waris memuat tentang nama-nama dan para ahli
waris dan nama pewaris (almarhum), bagi golongan bumi putra para ahli waris itu
sendiri disaksikan oleh kepala desa Lurah dan dikuatkan oleh Camat. Penentuan
porsi dari masing-masing ahli waris tergantung pada hukum mana yang berlaku
31
Edy Kartasaputra, 2012, Prosedur dan Tata Cara Pengurusan Surat Keterangan Hak Waris
bagi Golongan Penduduk Bumi Putra di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, h. 106
28
bagi para ahli waris. Artinya adalah apabila ahli waris golongan Bumi Putra
membagi warisannya dengan hukum Faraidh maka akan dibagi sesuai dengan porsi
masing-masing, sedangkan untuk golongan yang tunduk pada hukum adat maka
Bagi golongan yang tunduk pada hukum yang bersifat matrinial maka porsi
anak perempuan akan lebih banyak atau lebih diutamakan sedangkan untuk
golongan yang tunduk pada hukum yang bersifat Patritineal maka porsi anak laki-
perundang undangan yang lain untuk hal yang sama. Ada kalanya pula perbedaan
undangan yang demikian itu adalah dengan meneliti berbagai asas hukum yang
penyelesaian berkaitan dengan asas preferensi hukum yang meliputi asas lex
superior, asas lex spesialis, dan asas posterior. 32 Penjelasan mengenai asas
32
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, 2005, Argumentasi Hukum, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, h. 31
29
undang. 33
tidak sama, yaitu yang satu merupakan pengaturan secara khusus dari
yang lain. 35
terkait peralihan hak atas tanah waris. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan
menggunakan Asas lex superior derogate lex inferior, asas ini bermakna bahwa
33
Abdul Rachmad Budiono, 2005, Pengantar Ilmu Hukum, Bayu Media, Malang, h. 52
34
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, h. 101
35
Ibid., h. 99.
30
LATAR BELAKANG
kewenangan Notaris dalam pembuatan surat keterangan waris dalam bentuk akta otentik
merupakan kewenangan atribusi yang merupakan pemberian wewenang yang baru kepada
suatu jabatan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan atau aturan hukum.
RUMUSAN MASALAH 1
RUMUSAN MASALAH 2
1. Bagaimana pengaturan dalam
pembuatan Surat Keterangan 2. kewenangan Notaris terkait
Waris terkait pembagian pembuatan surat Keterangan Waris
golongan penduduk di dalam peralihan hak atas tanah waris
Indonesia?
LANDASAN TEORITIS
METODE PENELITIAN
Menggunakan penelitian hukum normatif, dengan pendekatan
Perundang-Undangan dan Pendekatan Konsep Hukum
31
hukum tentu saja ada caranya, yaitu melalui metode ilmiah. 36 Metode ilmiah
kata lain ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Ideal
sebagai:
hanya dilakukan dengan melakukan studi mengenai sistem norma saja. Hukum
yang pada kenyataannya dibuat dan ditetapkan oleh manusia yang hidup dalam
masyarakat, Artinya, keberadaan hukum tidak bisa dilepaskan dari keadaan sosial
masyarakat serta perilaku manusia yang terkait dengan lembaga hukum tersebut.
36
M. Syamsudin, 2007, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h.21
37
Bambang Sunggono, 2007, Metodelogi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo, Jakarta,
h.44
38
Bambang Sunggono, 2009, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h. 44.
39
Shanti Bhushan Mishra, 2011, Handbook of Research Methodology A Compendium for
Scholars & Researchers, Educreation Publishing, New Delhi, h. 1.
32
hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud
tersebut dapat memenuhi syarat dari suatu karya ilmiah. Metode penelitian yang
hukum normatif, penelitian hukum normatif juga disebut penelitian hukum doktrin,
juga disebut sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen. Disebut dengan
penelitian hukum doktrin, karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada
yakni:
40
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h.34
41
Sugiyono, 2009, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
R&D”, Bandung: Alberta, hal.6
33
Approach)
1945 serta peraturan yang terkait dengan masalah yang diteliti. Analisa Konsep
dengan berpijak pada pola pikir dari konsep-konsep hukum formal yang umum
digunakan baik di Indonesia maupun di luar negeri yang berasal dari ahli – ahli
hukum.
dipergunakan terdiri dari sumber bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
42
ibid.
34
dengan permasalahan.43
penyusunan tesis ini dilakukan dengan studi dokumen atau telaah bahan pustaka
yang akan dikaji. Tujuan dan kegunaan studi dokumen dan kepustakaan pada
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengolahan dan analisis bahan
Hukum yakni:
1. Teknik deskripsi adalah teknik dasar analisis yang tidak dapat dihindari
43
Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,
Mandar Maju, Bandung, h. 65
44
Ronny Hanitjo Soemitro, 1994, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, cet- ke 5,
Ghalia Indonesia, Jakarta, h 12
35
2. Teknik evaluasi adalah penilaian berupa tepat atau tidak tepat, setuju
atau tidak setuju, benar atau salah, sah atau tidak sah oleh peneliti
keputusan, baik yang tertera dalam bahan primer maupun dalam bahan
hukum sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
36
Abdul Aziz Hakim, 2011, Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta
Abdul Rachmad Budiono, 2005, Pengantar Ilmu Hukum, Bayu Media, Malang
Asikin zainal, 2012, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press, Jakarta
Cst Kancil et. Al, 2009, Kamus Istilah Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Darji Darmadiharjo dan Shidarta, 2005, Pokok-pokok Filsafat Hukum (apa dan
bagaimana filsafat hukum Indonesia), Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu
Hukum, Mandar Maju, Bandung
Ian Mcleod, 2012, Legal Theory, Palgrave Macmillan Law Masters, Stirling Law
School University of Stirling
Moh. Mahfud M.D, 1993, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, UII
Press, Yogyakarta
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, 2005, Argumentasi Hukum, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta
37
Riduan Syahrani, 2000, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Citra Aditya, Bandung
Ronny Hanitjo Soemitro, 1994, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, cet-
ke 5, Ghalia Indonesia, Jakarta
Surjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta
Jurnal Ilmiah
Ardika, I. N. (2016). Pemberian Hak Waris bagi Anak Perempuan di Bali dalam
Perspektif Keadilan. Jurnal Magister Hukum Udayana, 5(4), 639-649.
Dewi, N. P. Y. K., & Purwanti, N. P. (2014). Tata Cara Penuntutan Hak Waris oleh
Ahli Waris y ang Sebelumnya Dinyatakan Hilang Berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Kertha Semaya:
Journal Ilmu Hukum, 4(2), 1-5.
Kusuma, A. N. B. I., Indrawati, A. S., & Sukihana, I. A. Kajian Yuridis Jual Beli
Hak Waris Atas Warisan Yang Belum Terbagi Menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata. Kertha Semaya: Journal Ilmu Hukum, 6(3), 1-
5
Peraturan Perundang-undangan
Indonesia
Peraturan Menteri Agraria Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah