Anda di halaman 1dari 13

Hukum Adat Perekonomian

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Hukum Adat
dosen pengampu Ende Hasbi Nassarudin, S.H., M.H.

oleh:
Alpiah Mutmainah NIM 1223040009
Amylia Eka Pratiwi NIM 1223040011
Haidar Mutaqin NIM 1223040043
Alif Gratna NIM 12230400
Dede Yusuf NIM 12230400

JURUSAN PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM


FAKULTAS SYARI`AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BANDUNG
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah Swt. yang telah memberi rahmat dan
hidahyah-nya, tak lupa selawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada baginda besar kita Nabi Muhammad saw. sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Hukum Adat Perekonomian’’.
Hukum adat perekonomian membahas tentang pengelolaan ekonomi dibidang
jual beli dan lain sebagainya yang ada dan berlaku dimasyarakat. Setiap daerah di
Indonesia tentunya mempunyai peraturan yang berbeda, sebab hukum adat sifatnya
tradisional dan tidak tertulis. Terima kasih kepada Bapak Ende Hasbi Nassarudin
sebagai dosen pengampu yang telah membantu dalam peneylesaian makalah ini.
Makalah ini tentu saja banyak kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran
diperlukan untuk perbaikan selanjutnya. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat sebagai bahan pengetahuan dalam menjaga serta melestarikan hukum
adat khususnya dibidang perekonomian yang ada di Indonesia.

Bandung, September 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
ABSTARAK ........................................................................................................... 4
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
A. Latar belakang....................................................................................... 5
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Peneliatian ................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Pengertian Hukum Adat Perekonomian ................................................ 6
B. Transaksi tanah dalam Hukum Adat ..................................................... 7
C. Hubungan hukum adat perekonomian dengan hukum positif di
Indonesia ......................................................................................................... 9
KESIMUPLAN ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13
4

ABSTARAK
Hukum adat perekonomian sering kali sangat terkait dengan kebudayaan dan tradisi
lokal. Misalnya, dalam beberapa masyarakat adat, ada aturan ketat tentang
bagaimana sumber daya alam harus digunakan dan dibagi agar tetap berkelanjutan.
Selain itu, dalam konteks modern, hukum adat perekonomian juga dapat
berhubungan dengan bagaimana masyarakat tersebut berinteraksi dengan ekonomi
nasional atau global. Hukum perekonomian adat adalah aturan-aturan hukum adat
yang mengatur tentang bagaimana hubungan-hubungan hukum yang berlaku dalam
masyarakat,dalam usaha mereka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kata kunci: Hukum adat, Perekonomian
5

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya hukum adat sudah ada sejak zaman sebelum hindu, menurut
para ahli hukum adat melayu-polensia sudah ada sejak zaman itu. seiring
berjalannya waktu kultur hindu mulai masuk ke Nusantara, kemudian dilanjut
dengan kedatangan kultur islam dan kristen yang mempengaruhi kultur asli adat
istiadat yang sudah ada pada zaman pra-hindu.
Pada awal sebelum adad ke-19, hukum adat disandingkan dengan hukum
agama, yang menejahwatakan bahwa hukum adat di golongan hukum Masyarakat
merupakan receptie seluruh agama yang diaut oleh Masyarakat.
Tidak sedikit hukum posistif yang ada di Indonesia di ambil dari hukum adat
atau kebiasaan yang telah dilakukan oleh Masyarakat Indonesia sejak zaman dulu,
contohnya jual beli tanah, hal yang nyangkut perekonomian dan lain sebagainya.
Maka dalam makalah ini akan membahas tentang hukum adat perekonomian.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pengertian hukum adat perekonomian
2. Bagaiman trsnsaksi tanah dalam hukum adat perekonomian?
3. Hubungan hukum adat perekonomian dengan hukum positif di Indonesia
C. Tujuan Peneliatian
1. Untuk mengecawahtahkan pengertian hukum adat perekonomian
2. Untuk mengecawahtahkan Bagaiman trsnsaksi tanah dalam hukum adat
perekonomian
3. Untuk mengecawahtahkan Hubungan hukum adat perekonomian dengan
hukum positif di Indonesia
6

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Adat Perekonomian
Hukum perekonomian adat adalah aturan-aturan hukum adat yang mengatur
tentang bagaimana hubungan-hubungan hukum yang berlaku dalam masyarakat,
dalam usaha mereka memenuhi kebutuhan hidupnya. Tentu saja setiap daerah
hukum yang berlaku pasti berbeda, sebab hukum adat sifatnya turun temurun dari
nenek moyang, tidak bisa berubah dalam setiap waktu dan hukum adat itu tidak
tertulis (living law).
Konsep yang mengandung kegiatan perekonomian dalam hukum adat
tersebut yaitu:
1. Kerjasama tolong menolong
Sebagai Masyarakat sosial kita tidak terlepas dari manusia lainnya, apalagi di
Masyarakat pedesaan yang saling Kerjasama dan tolong menolong dengan
tetangganya. Menurut Van Dijk, Pada dasarnya gotong royong itu mengandung arti
bersama-sama menyumbangkan barang-barang atau melakukan pekerjaan untuk
kepentingan umum sebagai pekerjaan amal dengan tidak mengharapkan
memperoleh imbalan atau pembayaran dibelakang hari dan yang terang
berdasarkan suatu peraturan hukum organisasi persekutuan (Van Dijk,t et. 5:26).
1
Perbuatan tolong menolong dapat dibedakan menurut lapangan karyanya,misalnya
Sosial,budaya,pembangunan dan pertanian.
2. Usaha perorangan
Menurut Ter Haar,yang dimaksud dengan usaha perorangan merupakan perbuatan
kredit perorangan ,yakni dengan perbuatan penyerahan atau mengerjakan sesuatu
oleh orang yang satu dan orang yang lain dan berlaku timbal balik2, contohnya :
a)Pinjam pakai adalah benda.pakai memakai ini ada yang tanpa balas jasa dikenal
dengan istilah Pinjam pakai, ada yang dengan jasa dikenal dengan pinjam sewa.; b)
Pinjam meminjam terjadi apabila barang diserahkan dan harganya dibayar

1
Dr. H. Erwin Owan Hermansyah Soetoto, S.H., M.H Zulkifli Ismail, S.H., M.H. Melanie Pita
Lestari, S.S., M.H., Buku Ajar Hukum Adat (malang, Madza Media, 2021) Hlm. 129
2
Dr. H. Erwin Owan Hermansyah Soetoto, S.H., M.H Zulkifli Ismail, S.H., M.H. Melanie Pita
Lestari, S.S., M.H., Buku Ajar Hukum Adat (malang, Madza Media, 2021)
7

dinamakan jual tunai.transaksi jual beli ini dalam prakteknya terdapat beberapa
macam sesuai dengan bentuk sifatnya antara lain jual beli hutang pesan, sewa
komisi dan keliling; c) Tukar menukar .Perbuatan titip menitip umumnya terjadi di
lapangan transaksi jual beli yang objeknya adalah hasil bumi.dalam prakteknya
terdapat beberapa macam bentuk transaksi titip menitip yaitu titip jual beli tetap,
curah sewa; d) Jual beli Upah mengupah.Transaksi Upah mengupah terjadi
berdasarkan hubungan kerja untuk melakukan sesuatu ,akan tetapi ada pekerjaan
yang dilakukan dengan pembayaran upah dan yang tidak dengan upah.Suatu
pekerjaan yang dilakukan tanpa dengan pembayaran upah biasanya berlaku dalam
lingkungan keluarga.dalam konteks upah mengupah tersebut,ada yang dikenal
dengan upah harian dan upah borongan.; e) Hutang piutang .Transaksi hutang
piutang biasanya berlaku untuk pinjam meminjam uang.di beberapa daerah
mempunyai istilah yang berbeda mengenai hutang piutang tersebut. Di dalam
masyarakat Batak dikenal dengan istilah “Manganahi” yaitu hutang piutang yang
dibayar tanpa bunga,sementara hutang piutang yang dibayar dengan tambahan
bunga disebut “Marsali”,kecuali itu,dalam hukum ada dikenal juga sistem tanggung
menanggung,contohnya : seseorang ikut menanggung hutang orang lain ,baik
dengan jaminan pribadi maupun jaminan kebendaan.
B. Transaksi tanah dalam Hukum Adat
adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh sekelompok orang atau
secara individu untuk menguasai sebidang tanah yang dilakukan baik secara
sepihak maupun secara dua pihak sesuai dengan kebutuhan mereka. Macam-macam
transaksi tanah, yaitu:
1. Transaksi tanah yang bersifat perbuatan hukum sepihak, yaitu pendirian suatu desa
dan pembukaan tanah oleh seorang warga Persekutuan.
2. Transaksi-transaksi tanah yang bersifat perbuatan hukum dua pihak. Cara-cara
terjadinya transaksi tanah dapat dikelompokkan dalam 4 macam, yaitu:
a. Jual lepas Proses pemindahan hak atas tanah yang bersifat terang dan tunai, di mana
semua ikatan antara bekas pemilik dengan tanahnya menjadi lepas sama sekali.
Menurut Surat Keputusan Mahkamah Agung. tertanggal 25 September 1958, maka
keterangan jual beli saja belum mengakibatkan pemindahan atau penyerahan hak
8

milik. Jual lepas, maka calon pembeli akan memberikan suatu tanda pengikat yang
lazim disebut “panjar” atau “uang muka”, akan tetapi di dalam kenyataannya
“panjar” atau “uang muka” tersebut yang merupakan tanda jadi, tidak terlalu
mengikat walaupun ada akibatnya bagi calon pembeli yang tidak jadi melaksanakan
pembelian tanah di kemudian hari (artinya “panjar” atau “uang muka”-nya menjadi
milik calon penjual).

b. Jual Gadai
Jual gadai merupakan suatu perbuatan pemindahan hak atas tanah kepada pihak
lain (yakni pribadi kodrat) yang dilakukan secara terang dan tunai sedemikian
rupa sehingga 129 pihak yang melakukan pemindahan dan mempunyai hak untuk
menebus kembali tanah tersebut. Dengan demikian, maka pemindahan hak atas
tanah pada jual gadai bersifat sementara, walaupun kadang-kadang tidak ada
patokan tegas mengenai sifat sementara waktu tersebut. Terdapat kecenderungan
untuk membedakan antara gadai biasa dengan gadai jangka waktu, di mana yang
terakhir cenderung untuk memberikan semacam patokan pada sifat sementara dari
perpindahan hak atas tanah tersebut.
Untuk melindungi kepentingan penerima gadai, maka dia dapat melakukan paling
sedikit dua tindakan, yakni:
1. Menganak-gadaikan (onderverpanden) di mana penerima gadai menggadaikan
tanah tersebut kepada pihak ketiga.3
2. Memindah-gadaikan (doorverpanden),
yakni suatu tindakan di mana penerima gadai menggadaikan tanah kepada pihak
ketiga, dan pihak ketiga tersebut menggantikan kedudukan sebagai penerima
gadai untuk selanjutnya berhubungan langsung dengan penggadai.
Pada gadai jangka waktu, biasanya dibedakan antara gadai jangka waktu larang
tebus dengan gadai jangka waktu wajib tebus, yaitu sebagai berikut:
Pertama, Gadai jangka waktu larang tebus terjadi apabila antara penggadai dengan
penerima gadai ditentukan bahwa untuk jangka waktu tertentu penggadai dilarang

3
Dr. H. Erwin Owan Hermansyah Soetoto, S.H., M.H Zulkifli Ismail, S.H., M.H. Melanie Pita
Lestari, S.S., M.H., Buku Ajar Hukum Adat (malang, Madza Media, 2021) hlm. 129
9

untuk menebus tanahnya. Kedua Gadai jangka waktu wajib tebus, yakni gadai di
mana oleh penggadai dan penerima gadai ditentukan, setelah jangka waktu
tertentu, tanah harus ditebus oleh penggadai. Apabila tanah tersebut tidak ditebus,
hilanglah hak penggadai atas tanahnya, sehingga terjadi jual lepas.

3. Jual Tahunan
Jual tahunan merupakan suatu perilaku hukum yang berisikan penyerahan hak atas
sebidang tanah tertentu kepada subyek hukum lain, dengan menerima sejumlah
uang tertentu dengan ketentuan bahwa sesudah jangka waktu tertentu, tanah
tersebut akan kembali dengan sendirinya tanpa melalui perilaku hukum tertentu.

4. Jual Gengsur
Jual gengsur walaupun telah terjadi pemindahan hak atas tanah kepada pembeli,
akan tetapi tanah masih tetap berada di tangan penjual, artinya: bekas penjual
masih tetap mempunyai hak pakai yang bersumber pada ketentuan yang disepakati
oleh penjual dan pembeli.

C. Hubungan hukum adat perekonomian dengan hukum positif di Indonesia


Asepek ekonomi merupakan hal yang sangat menunjang majunya suatu
bangsa. Aspek ekonomi yaitu adaptasi yang mana Pembangunan ekonomi bangsa
sangat berkaitan dengan pola regulasi hukum yang benar sehingga dalam
pelaksanaannya akan tercipta Pembangunan yang ideal, sebagai mana yang tertian
dalam pasal 33 UUD 1945, bahwa: ’’ perekonomian usaha bersama kekeluargaan
produksi yang penting bagi negara…’’
Oleh sebab itu dibutuhkan pola regulasi hukum yang sinkron dan dapat
mengatur secara khusu perekonomian Indonesia sebgai wujud Pembangunan
ekonomi kerakyatan sehingga tidak tumpeng tindih kebijakan yang dilahirkan.
Hubungan antara hukum adat perekonomian dan hukum positif di Indonesia adalah
kompleks dan seringkali menjadi sumber konflik serta tantangan hukum. Ini
disebabkan oleh perbedaan mendasar dalam sumber, prinsip, dan otoritas hukum
adat dan hukum positif. Berikut adalah beberapa poin penting dalam hubungan ini:
10

1. Sumber Hukum:
a. Hukum Adat: Hukum adat perekonomian didasarkan pada tradisi, budaya,
dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat adat di berbagai
daerah di Indonesia. Ini mencakup praktik-praktik ekonomi tradisional
seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan yang diatur oleh aturan-
aturan adat.
b. Hukum Positif: Hukum positif di Indonesia didasarkan pada peraturan-
peraturan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk konstitusi,
undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan daerah.

2. Konflik Regulasi: Seringkali, hukum adat perekonomian dan hukum positif


bertentangan dalam hal regulasi ekonomi. Praktik-praktik ekonomi
tradisional masyarakat adat seringkali tidak sesuai dengan regulasi yang
ditetapkan oleh pemerintah, seperti izin usaha, pembayaran pajak, atau
regulasi lingkungan.

3. Perlindungan Hak Masyarakat Adat: Hukum positif di Indonesia telah


mengakui hak-hak masyarakat adat dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2012 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU
PWP3K) serta beberapa peraturan lainnya. Ini dimaksudkan untuk
melindungi hak-hak masyarakat adat terhadap lahan dan sumber daya alam
yang mereka gunakan dalam ekonomi tradisional mereka.

4. Konflik Properti: Salah satu masalah utama adalah konflik atas hak properti
antara hukum adat dan hukum positif. Tanah dan sumber daya alam sering
menjadi sumber konflik antara masyarakat adat dan pihak-pihak yang
berusaha mengakses atau mengelola sumber daya tersebut sesuai dengan
hukum positif.

5. Upaya Harmonisasi: Pemerintah Indonesia telah berusaha untuk


mengharmonisasikan hukum adat dan hukum positif dalam beberapa kasus,
11

seperti dalam penyusunan rencana tata ruang dan perizinan usaha. Namun,
implementasi harmonisasi ini sering kali sulit karena perbedaan pemahaman
dan prioritas.
12

KESIMUPLAN

Kesimpulannya, hukum adat perekonomian di Indonesia memainkan peran


penting dalam mengatur kehidupan ekonomi masyarakat adat, tetapi juga
menghadapi berbagai tantangan dan konflik dengan hukum positif. Tak sedikit
banyak hukum positif yang diambil dari kebiasaan Masyarakat (hukum adat) yang
sudah dilani dari zaman dulu, salah satunya dalam jual beli. Perlindungan hak
masyarakat adat dan upaya untuk mencapai keseimbangan antara hukum adat dan
hukum positif terus menjadi isu penting dalam pengembangan ekonomi dan hukum
di Indonesia.
13

DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Erwin Owan Hermansyah Soetoto, S.H., M.H Zulkifli Ismail, S.H., M.H.
Melanie Pita Lestari, S.S., M.H., 2021. Buku Ajar Hukum Adat. malang,
Madza Media.
Henri. Pengertian hukum perekonomian adat dan subjek hukum adat.
https://butew.com/2018/03/16/pengertian-hukum-perekonomian-adat-dan-
subjek-hukum-adat/ . tanggal di akses 28 september 2021.
Warjiati, sri. 2020. Ilmu hukum adat. Yogyakarta, deeppulish.
Rosdalina. 2017. Hukum adat. Yogyakarta, deeppulish.
Pratama, wirman anugrah. Pradigma Hukum Adat (Hukum dalam Preseptif
Mayarakat hukum Adat). Guepedia.
Royani, Esti. 2020. Buku Ajar Hukum Adat. Yogyakarta. Zahir Publishing

Anda mungkin juga menyukai