KEBIJAKAN PEMERINTAH
“Keberadaan Hukum Adat Dalam Sistem Hukum Indonesia”
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS)
Mata Kuliah Hukum Adat
Disusun Oleh:
Miftahul Arifin (217420100005)
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................
.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hukum Adat, jika kita mendengar kata itu yang terlintas di fikiran kita mungkin
adalah suatu Corak kedaerahan yang begitu kental didalamnya. Karena sifatnya yang
tidak tertulis, majemuk antara lingkungan masyarakat satu dengan lainnya, maka sangat
perlu dikaji perkembangannya. Pemahaman ini akan diketahui apakah hukum adat
masih hidup , apakah sudah berubah, dan ke arah mana perubahan itu.
1
Di era Modern ini terkadang kita lupa akan latar belakang lahirnya hukum yang
kita kenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara asia-asia
lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli bangsa
Indonesia. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh
dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena
peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu dikenal pula masyarakat hukum
adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga
bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar
keturunan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana keberadaan hukum adat dalam sistem hukum indonesia?
2. Mengapa keberadaan hukum adat harus diperjelas?
C. TUJUAN
1. Agar kami mengetahui dan memahami keberadaan hukum adat dalam sistem
hukum di indonesia sehingga kami dapat melestarikan hukum adat di Indonesia
ini pada era Modern.
2. Agar kami dapat menjaga keberadaan hukum adat yang memang sudah menjadi
ciri khas dari bangsa Indonesia ini.
1
Keebet von Benda-Beckmann: Pluraisme Hukum, Sebuah Sketsa Genealogis dan Perdebatan Teoritis, dalam:
Pluralisme Hukum, Sebuah Pendekatan Interdisipliner, Ford Fondation, Huma, Jakarta, 2006 hal 21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hukum adat adalah hukum kebiasaan yang artinya aturan dibuat dari tingkah
laku masyarakat yang tumbuh dan berkembang sehingga menjadi sebuah hukum
yang ditaati secara tidak tertulis. Hukum adat diakui oleh negara sebagai hukum
yang sah. Setelah Indonesia merdeka, dibuatlah beberapa aturan yang dimuat dalam
UUD 1945, salah satunya mengenai hukum adat. Seperti salah satu dasar hukum
berikut ini, yaitu pasal 18B ayat 2 UUD Tahun 1945: “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang”
Pesona keindahan alam di Pulau Bali memang sudah tidak perlu diragukan lagi.
Sepanjang pulau kita dapat menikmati keindahan alam yang terbentang, mulai dari
gunung, pantai bahkan danau. Namun, ada hal unik yang membuat Bali menjadi lebih
istimewa, yaitu pelestarian budaya yang sangat terasa pada sendi kehidupan
masyarakatnya. Berkunjung ke Bali terasa lebih spesial jika kita berhasil mendapatkan
momen seru dengan menyaksikan upacara adat di Bali. Umumnya upacara adat tersebut
dapat disaksikan oleh wisatawan untuk sekedar menyaksikan atau
mendokumentasikannya.
Berikut antara lain tujuh upacara adat di Pulau Bali yang memiliki keunikan tersendiri:
1. Upacara Ngaben
Upacara ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah di Bali yang dipercaya
oleh masyarakat Hindu Bali sebagai ritual untuk menyempurnakan jenazah kembali ke
Sang Pencipta. Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu: Ngaben sawa Wedana,
Ngaben Asti Wedana, dan Swasta. Upacara Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah
jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung. Sementara itu,
Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih dahulu. Terakhir,
upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di luar daerah atau yang
jasadnya tidak ditemukan.
2
https://umsu.ac.id/apa-itu-hukum-adat/
Mengingat banyaknya biaya yang akan dikeluarkan untuk upacara Ngaben,
maka tidak semua penduduk Bali bisa melaksanakan upacara ini untuk keluarga yang
meninggal dunia. Namun, pemerintah baik desa adat maupun Pemerintah Provinsi
mengadakan upacara ngaben massal yang diperuntukkan bagi keluarga yang kurang
mampu agar jasad para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan sesuai dengan
ajaran agama Hindu. Jadi, Upacara Ngaben memang tidak akan selalu dilaksanakan dan
tidak dapat diprediksi.
2. Upacara Melasti
Upacara Melasti merupakan upacara pensucian baik untuk diri serta benda
sakral milik Pura. Dalam kepercayaan agama Hindu sumber air seperti danau, laut
maupun mata air merupakan sumber kehidupan atau tirta amerta. Dalam acara ini,
masyarakat berbondong-bondong menuju laut atau sumber air dengan berpakaian putih
serta membawa perlengkapan persembahyangan dan biasanya mengusung pratima,
benda atau patung yang disakralkan untuk dibersihkan secara sekala dan niskala.
Tujuan dari upacara ini adalah meningkatkan bhakti pada para Dewa dan
manifestasi Tuhan serta meningkatkan kesadaran umat Hindu agar mengembalikan
kelestarian lingkungan. Jika ingin menyaksikan upacara adat ini, datanglah 3 atau 4 hari
sebelum perayaan Nyepi dilaksanakan dan menginap di hotel-hotel yang berdekatan
dengan kuil Hindu yang cukup besar seperti di Kuta atau Uluwatu.
5. Upacara Mepandes
Dikenal juga dengan nama Metatah atau Mesuguh, upacara adat Mepandes
dilakukan ketika seorang anak mulai memasuki masa remaja. Dalam Upacara
Mepandes ini, 6 buah gigi taring bagian atas anak-anak yang beranjak dewasa akan
dikikis. Upacara pemotongan gigi ini digelar dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu
buruk seperti keserakahan, kecemburuan, marah, dan sebagainya.
6. Upacara Ngerupuk
Upacara Ngerupuk dilakukan tepat sehari sebelum hari Nyepi tiba dan
masyarakat wajib melakukan persembahan kepada Bhuta Kala, dengan tujuan mengusir
Bhuta Kala agar tidak menggangu kehidupan manusia saat sedang melakukan brata
penyepian. Ritual dimulai dengan mengobori rumah, menyemburi rumah serta
pekarangan dengan mesiu, dan memukul benda hingga menimbulkan suara gaduh.
Setelah ritual adat di Bali ini selesai, biasanya akan ada pawai ogoh-ogoh yang diarak
bersama obor mengelilingi kawasan tinggal warga.
3
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-balinusra/baca-artikel/13697/Tujuh-Upacara-Adat-di-Pulau-Bali.html
BAB III
PEMBAHASAN
4
https://law.unja.ac.id/keberadaan-hukum-adat-dalam-sistem-hukum-indonesia/
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejak awal manusia diciptakan telah dikarunia akal, pikiran dan prilaku yang
ketiga, hal ini mendorong timbulnya “kebiasaan pribadi”, dan apabila kebiasaan ini
ditiru oleh orang lain, maka ia akan menjadi kebiasaan orang itu dan seterusnya sampai
kebiaasaan itu menjadi adat, jadi adat adalah kebiasaan masyarakat yang harus
dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Adat sering dipandang sebagai
sebuah tradisi sehingga terkesan sangat lokal, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan
ajaran agama dan lain-lainnya. Hal ini dapat dimaklumi karena “adat” adalah suatu
aturan tanpa adanya sanksi riil (hukuman) di masyarakat kecuali menyangkut soal dosa
adat yang erat berkaitan dengan soal-soal pantangan untuk dilakukan (tabu dan kualat).
Terlebih lagi muncul istilah-istilah adat budaya, adat istiadat, dll.
Hukum Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai
budaya, norma, hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi
suatu sistem dan memiliki sanksi riil yang sangat kuat, yang sebagian besar tidak
tertulis, tetapi senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat, karena mempunyai sanksi
atau akibat tertentu.
B. SARAN
Saya berharap kepada semua mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Hukum
bahwa kita harus melihat Hukum Adat sebagai latar belakang Historis dari kelahiran
Hukum itu sendiri dari aspek psikologis, Hukum adat tidak bisa dihilangkan dan
dipisahkan dengan hukum yang ada sekarang ini. Maka dari itu kita selaku mahasiswa
fakultas hukum setidaknya harus bisa melestarikan dan menjaga kemurnian dari hukum
adat itu sendiri, sehingga.
DAFTAR PUSTAKA