Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Hukum Bisnis

Sistem hukum di Indonesia

Dosen pengampu : Dr. Hasyim,S.Ag., SE., MM

Disusun oleh:

Kelompok 1

Muhammad Aqsa Sitompul (7221144006)

Christian Robert Naibaho (7223344017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha esa , yang atas rahmatnya dan
karunianya kami dapat menyelesaikkan tugas makalah ini tepat waktunnya, Adapun tema dari
mata kuliah ini Hukum Bisnis.

Pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada dosen mata kuliah
Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas terhadap kami.Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari [ Bapak Dr. Hasyim,S.Ag., SE., MM] yaitu dosen
Hukum Bisnis

Kami jauh dari sempurna , dan ini merupakan langkah yang sulit yang sesungguhnya . oleh
karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan kami. Maka krirtik dn saran yang membangun
senatiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umunya.

Medan, 29 Febuari 2024

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................4
A. Latar belakang.............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................................5
A. Dampak perbedaan antara hukum adat, hukum agama ,dan hukum positif terhadap sistem
hukum Indonesia..............................................................................................................................5
B. Mengatasi kesenjangan antara norma hukum dan realitas sosial di masyarakat...........................6
C. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan kepercayaan terhadap penegakan hukum.......8
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hukum di Indonesia pada dasarnya diciptakan untuk mengatur dan mengarahkan
perilaku manusia atau masyarakat kearah yang baik, hal ini ditangkan dalam undang
undang baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Hukum tersebut memiliki konsekuensi
hukuman yang harus diterima bagi pelanggar undang undang itu sendiri, dari sanksi
sosial, sanksi denda bahkan sanksi pidana yang dapat dipenjaranya pelanggar peraturan
tersebut. Hukum yang berlaku di Indonesia memiliki beberapa sumber yang sebelum
merdeka sudah berlaku, antara lain hukum yang bersumber dari agama, hukum yang
bersumber dari adat atau kebiasaan dan hukum yang bersumber dari negara lain yang
menjajah Indonesia. Ketiga sumber hukum tersebut sangat erat kaitannya dan tidk dapat
dipisahkan satu dengan lain, karena apabila hukum negara ditegakkan di wilayah yang
sangat menjunjung tinggi hukum adat maka keberadaan hukum itu sendiri akan
berbenturan dengan masyarakat. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan tujuan hukum
itu sendiri yaitu menciptakan mengatur dan mengarahkan manusia untuk lebih baik.
Di dalam Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Bab 1
Pasal 1 ayat (3) dijelaskan bahwa “ Negara Indonesia adalah Negara Hukum “, hal ini
menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di Indonesia baik yang berhubungan
dengan negara ataupun masyarakatnya diatur sesuai peraturan hukum yang berlaku. Hal
ini dirumuskan untuk membatasi hak dan kewajiban masyarakat terhadap masyarakat dan
masyarakat terhadap negara agar terjaminnya rasa keadilan bagi masyarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Dampak perbedaan antara hukum adat, hukum agama ,dan hukum positif terhadap
system hukum Indonesia.
2. Bagaimana mengatasi kesenjangan antara norma hukum dan realitas sosial di
masyarakat?
3. Bagaimana meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan kepercayaan
terhadap penegakan hukum?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dampak perbedaan antara hukum adat, hukum agama ,dan hukum positif terhadap
sistem hukum Indonesia
Sistem hukum Indonesia adalah hasil dari perpaduan dan interaksi antara hukum adat, hukum
agama, dan hukum positif. Ketiga sistem hukum ini memiliki akar, prinsip, dan aplikasi yang
berbeda, yang pada gilirannya memberikan dampak yang beragam terhadap sistem hukum
Indonesia secara keseluruhan.

1. Hukum Adat
Definisi dan Karakteristik:
 Hukum adat adalah sistem hukum yang berkembang secara turun-temurun di
masyarakat Indonesia.

 Karakteristiknya mencakup norma-norma yang diwariskan dari generasi ke


generasi, berakar pada tradisi dan budaya lokal.

 Dampak Terhadap Sistem Hukum Indonesia:


 Melestarikan dan memperkaya keberagaman budaya Indonesia.

 Memainkan peran penting dalam menyelesaikan konflik di tingkat lokal.

 Mempertahankan identitas dan kearifan lokal dalam sistem hukum nasional.

2. Hukum Agama
 Definisi dan Karakteristik:
 Hukum agama adalah seperangkat aturan yang berasal dari ajaran dan prinsip
agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia, seperti Islam, Kristen, Hindu,
qBuddha, dan Konghucu.

 Dalam konteks Indonesia, hukum agama sering kali merujuk pada hukum Islam
(syariah).

 Dampak Terhadap Sistem Hukum Indonesia:


 Memberikan panduan moral dan etika kepada masyarakat.

 Memengaruhi pembentukan beberapa undang-undang, terutama dalam hal


pernikahan, perceraian, dan warisan.

 Memunculkan tantangan terkait harmonisasi dengan hukum positif yang berlaku


secara umum.
3. Hukum Positif

 Definisi dan Karakteristik:


 Hukum positif (atau hukum tertulis) adalah sistem hukum yang berdasarkan pada
undang-undang, peraturan perundang-undangan, dan keputusan pengadilan.

 Menjadi landasan utama dalam administrasi keadilan dan pemerintahan di


Indonesia.

 Dampak Terhadap Sistem Hukum Indonesia:


 Menyediakan kerangka kerja yang jelas dan terorganisir untuk penegakan hukum.

 Membawa prinsip-prinsip hukum modern yang lebih universal dan objektif.

 Kadang-kadang menghadapi resistensi dari hukum adat dan hukum agama dalam
implementasinya.

Perbedaan antara hukum adat, hukum agama, dan hukum positif memainkan peran
penting dalam pembentukan dan perkembangan sistem hukum Indonesia. Meskipun kadang-
kadang ada konflik dan ketegangan antara ketiganya, integrasi yang bijaksana dan harmonisasi
antara ketiga jenis hukum ini penting untuk memastikan keadilan, keberlanjutan, dan stabilitas
dalam sistem hukum Indonesia yang beragam. Dengan memahami dan menghargai perbedaan
ini, Indonesia dapat terus memperkuat fondasi hukumnya dan melangkah maju sebagai negara
hukum yang adil dan inklusif.

B. Mengatasi kesenjangan antara norma hukum dan realitas sosial di masyarakat


Hukum merupakan pilar fundamental dalam membangun tatanan masyarakat yang tertib
dan adil. Norma hukum diciptakan untuk mengatur perilaku manusia dan mengarahkan
masyarakat menuju tatanan yang ideal. Namun, dalam realitasnya, seringkali terdapat
kesenjangan antara norma hukum dan realitas sosial di masyarakat. Kesenjangan ini dapat
memicu berbagai permasalahan, seperti pelanggaran hukum, ketidakadilan, dan krisis
kepercayaan terhadap institusi hukum.

Kesenjangan antara norma hukum dan realitas sosial di masyarakat memiliki berbagai
akar permasalahan, antara lain:

 Kurangnya kesadaran hukum masyarakat: Masih banyak masyarakat yang tidak


memahami hukum dan hak-hak mereka.
 Kesenjangan ekonomi dan sosial: Kesenjangan ini dapat memicu terjadinya
pelanggaran hukum.
 Lemahnya penegakan hukum: Korupsi dan suap masih menjadi hambatan dalam
penegakan hukum yang adil dan konsisten.
 Dinamika sosial yang berkembang pesat: Norma hukum terkadang tidak dapat
mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
 Ketidaksesuaian norma hukum dengan nilai-nilai budaya: Norma hukum yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya masyarakat dapat memicu resistensi dan
ketidakpatuhan.

Upaya Mengatasi Kesenjangan

Mengatasi kesenjangan antara norma hukum dan realitas sosial di masyarakat


membutuhkan upaya komprehensif dan berkelanjutan dari berbagai pihak, antara lain:

1. Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat: Edukasi dan penyuluhan hukum yaitu


memberikan informasi dan pemahaman tentang hukum kepada masyarakat melalui berbagai
media dan platform, seperti seminar, workshop, dan program edukasi di sekolah. Pemanfaatan
teknologi, yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarkan
informasi tentang hukum dan meningkatkan akses terhadap layanan hukum. Melibatkan tokoh
masyarakat, yaitu dengan melibatkan tokoh agama, adat, dan masyarakat dalam menyebarkan
informasi dan edukasi hukum.

2. Memperkuat Penegakan Hukum: Memperkuat integritas dan profesionalisme aparat


penegak hukum, yaitu meningkatkan gaji dan tunjangan aparat penegak hukum, memberikan
pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan, serta membangun budaya anti-korupsi.
Memperkuat sistem peradilan, yaitu dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sistem
peradilan, serta mempercepat proses penyelesaian perkara. Mendorong partisipasi masyarakat,
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat dalam proses pembuatan dan
penegakan hukum.

3. Mempersempit Kesenjangan Ekonomi dan Sosial: Pemerataan pembangunan,


melaksanakan program pembangunan yang merata dan berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia.
Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan,dengan emberikan kesempatan
yang sama kepada semua orang untuk mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan yang
berkualitas. Memberantas kemiskinan,melaksanakan program-program pengentasan kemiskinan
dan pemberdayaan masyarakat.

4. Melakukan Revisi dan Adaptasi Norma Hukum: Melakukan kajian dan penelitian,
melakukan kajian dan penelitian secara berkala untuk mengkaji kesesuaian norma hukum dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Melakukan revisi dan adaptasi norma hukum,
memperbarui norma hukum yang sudah tidak relevan dengan realitas sosial dan kebutuhan
masyarakat. Melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan hukum, Memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk memberikan masukan dan saran dalam proses pembuatan hukum.
5. Mendorong Partisipasi Masyarakat: Membangun budaya hukum, menumbuhkan
budaya taat hukum dan penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia. Memberikan akses
terhadap layanan hukum, memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang membutuhkan.
Mendorong peran serta masyarakat sipil: Memberikan kesempatan kepada organisasi masyarakat
sipil untuk terlibat dalam proses pembuatan dan penegakan hukum.

Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan mengatasi kesenjangan antara norma
hukum dan realitas sosial di masyarakat merupakan tugas bersama. Diperlukan upaya
komprehensif dan berkelanjutan dari berbagai pihak untuk membangun tatanan masyarakat yang
tertib, adil, dan sejahtera.

C. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan kepercayaan terhadap penegakan


hukum
Kesadaran hukum adalah pemahaman dan kesadaran yang dimiliki oleh individu atau
masyarakat tentang hukum dan peranannya dalam kehidupan sosial. Ini melibatkan pemahaman
tentang aturan hukum, nilai-nilai yang mendasarinya, dan konsistensi yang diharapkan antara
aturan hukum dan rasa aman yang diinginkan atau diharapkan dalam masyarakat. Kesadaran
hukum melibatkan pengakuan bahwa hukum adalah kerangka kerja yang mengatur perilaku
individu dan interaksi sosial. Ini mencakup pemahaman bahwa hukum adalah sarana untuk
mencapai keadilan, memelihara ketertiban, melindungi hak asasi manusia, dan mempromosikan
kesejahteraan sosial. Kesadaran hukum juga mencakup pemahaman tentang konsekuensi dari
melanggar hukum, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

Kesadaran hukum dan kepercayaan terhadap penegakan hukum merupakan dua pilar
penting dalam membangun tatanan masyarakat yang tertib dan adil. Masyarakat yang sadar
hukum akan lebih patuh terhadap aturan dan lebih percaya kepada penegak hukum. Sebaliknya,
penegakan hukum yang adil dan konsisten akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
hukum.

Beberapa fokus pembahasan yang mengemuka dalam diskusi mengenai bagaimana


membangun kepercayaan masyarakat terhadap penegak hukum, bagaimana lembaga penegakan
hukum menghindari intervensi pihak luar, serta strategi membangun kesadaran hukum
masyarakat di antaranya adalah:

1) Perlu meningkatkan kapasitas, kompetensi serta integritas penegak hukum. Karenanya,


penegak hukum harus mengikuti perkembangan hukum (nasional maupun internasional);
mengikuti pendidikan dan pelatihan secara lebih teratur, terstruktur, terukur
berkesinambungan; membuka jejaring sumber-sumber keilmuan; perlu adanya
keteladana Kepemimpinan; perlu penegakan hukuman dan penegakan etika yang adil;
peningkatan kesejahtaraan yang proporsional.
2) Lembaga penegakan hukum perlu direformasi birokrasi dari berbagai aspeknya; dibangun
sistem pengawasan internal yang lebih efektif; perlu menejemen pneyelesaian perkara
yang jelas, pasti dan transparan; perlu restrukturisasi lembaga penegak hokum; seperti
MA, dengan menjadikannya lembaga judex juris, tidak lagi sebagai judex factie, agar
dapat mengurangi penumpukan perkara di MA, karena akan lebih banyak perkara yang
hanya sampai di Pengadilan Tinggi saja.
3) Kesadaran hukum masyarakat pada hakekatnya merupakan produk budaya masyarakat,
karenanya strategi meningkatkan kesadaran hukum dalam penegakan hukum adalah
sebuah strategi kebudayaan. Strategi ini harus dapat meningkatkan pemahaman hukum,
pengetahuan hukum, sikap hukum, ketaatan dan toleransi dalam masyarakat.

Saat ini, masih terdapat permasalahan terkait kesadaran hukum masyarakat dan kepercayaan
terhadap penegakan hukum di Indonesia. Beberapa indikatornya adalah:

 Tingginya tingkat pelanggaran hukum


Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak memahami atau
tidak peduli terhadap hukum.
 Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penegak hukum
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti korupsi, suap, dan lambatnya
proses penyelesaian perkara.

Upaya Meningkatkan Kesadaran Hukum dan Kepercayaan

Meningkatkan kesadaran hukum dan kepercayaan terhadap penegakan hukum membutuhkan


upaya komprehensif dan berkelanjutan dari berbagai pihak, antara lain:

1. Meningkatkan Edukasi dan Penyuluhan Hukum: Memberikan informasi dan pemahaman


tentang hukum kepada masyarakat melalui berbagai media dan platform, seperti seminar,
workshop, dan program edukasi di sekolah. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk menyebarkan informasi tentang hukum dan meningkatkan akses terhadap layanan hukum.
Melibatkan tokoh masyarakat, seperti tokoh agama, adat, dan masyarakat dalam menyebarkan
informasi dan edukasi hukum.

2. Memperkuat Penegakan Hukum: Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparat penegak


hukum, seperti meningkatkan gaji dan tunjangan, memberikan pelatihan dan pendidikan yang
berkelanjutan, serta membangun budaya anti-korupsi. Memperkuat sistem peradilan, seperti
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas sistem peradilan, serta mempercepat proses
penyelesaian perkara. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses penegakan hukum, seperti
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat dalam proses pembuatan dan
penegakan hukum.

3. Membangun Budaya Hukum: Menumbuhkan budaya taat hukum dan penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan dan
penegakan hukum. Memberikan akses terhadap layanan hukum, seperti bantuan hukum bagi
masyarakat yang membutuhkan.

4. Mendorong Peran Serta Masyarakat Sipil: Memberikan kesempatan kepada organisasi


masyarakat sipil untuk terlibat dalam proses pembuatan dan penegakan hukum. Memberikan
edukasi dan pelatihan kepada organisasi masyarakat sipil tentang hukum dan hak-hak asasi
manusia. Mendukung organisasi masyarakat sipil dalam melakukan advokasi dan pemantauan
penegakan hukum.

Pentingnya Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat

Kesadaran hukum memainkan peran penting dalam menjaga ketertiban, keadilan, dan stabilitas
dalam suatu masyarakat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kesadaran hukum sangat
diperlukan oleh masyarakat:

1. Mengatur perilaku Hukum memberikan kerangka kerja yang jelas tentang apa yang dianggap
benar dan salah dalam masyarakat. Dengan adanya kesadaran hukum, masyarakat akan lebih
cenderung untuk mengikuti aturan dan menghindari perilaku yang melanggar hukum. Ini
membantu mencegah terjadinya tindakan kriminal dan kekacauan sosial.

2. Perlindungan hak dan kebebasan Hukum melindungi hak asasi individu dan memberikan
kebebasan yang layak kepada setiap warga negara. Kesadaran hukum memastikan bahwa
masyarakat memahami hak-hak mereka dan menghargai hak-hak orang lain. Ini membantu
menjaga keseimbangan antara kebebasan individu dan kepentingan umum.

3. Menyelesaikan konflik: Hukum menyediakan mekanisme penyelesaian sengketa yang adil dan
objektif. Dengan kesadaran hukum, masyarakat akan lebih mungkin untuk mencari penyelesaian
melalui proses hukum daripada menggunakan kekerasan atau tindakan sepihak. Ini membantu
mencegah terjadinya pembalasan sendiri dan konflik yang lebih besar.

4. Membangun kepercayaan dan stabilitas Kesadaran hukum menciptakan kepercayaan dalam


masyarakat. Ketika masyarakat merasa bahwa hukum ditegakkan secara adil dan konsisten,
mereka lebih mungkin untuk mengandalkan sistem hukum dan menghindari perilaku yang
melanggar hukum. Ini menciptakan stabilitas sosial dan memperkuat ikatan sosial antarindividu
dan kelompok.

5. Menghormati otoritas dan pemerintah Kesadaran hukum membantu membangun


penghormatan terhadap otoritas dan pemerintah. Ketika masyarakat memahami pentingnya
hukum dan menghormati institusi hukum, mereka lebih cenderung untuk bekerja sama dengan
otoritas, mematuhi peraturan, dan mendukung proses demokrasi. Ini memperkuat pemerintahan
yang baik dan stabilitas politik. Kesadaran hukum merupakan pondasi yang kuat bagi suatu
masyarakat yang berfungsi dengan baik. Dengan memahami dan menghargai hukum, masyarakat
dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, adil, dan harmonis
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem hukum di Indonesia merupakan sistem yang kompleks dan dinamis, dengan berbagai
sumber hukum dan aktor yang terlibat. Sistem ini telah berkembang pesat sejak kemerdekaan,
dan terus menghadapi berbagai tantangan dan peluang. Sistem hukum di Indonesia didasarkan
pada Pancasila dan UUD 1945, dan terdiri dari berbagai sumber hukum, termasuk undang-
undang, peraturan pemerintah, yurisprudensi, dan hukum adat. Sistem hukum di Indonesia
memiliki beberapa kelemahan, seperti kurangnya kepastian hukum, korupsi, dan inkonsistensi
dalam penegakan hukum. Meskipun demikian, sistem hukum di Indonesia telah menunjukkan
kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan reformasi di bidang peradilan
dan penegakan hukum.

B. Saran
Untuk meningkatkan sistem hukum di Indonesia yaitu meningkatkan kepastian hukum, hal ini
dapat dilakukan dengan melakukan kodifikasi hukum yang komprehensif, menyederhanakan
peraturan perundang-undangan, dan meningkatkan akses terhadap informasi hukum dan
meningkatkan kualitas dan profesionalisme penegak hukum, hal ini dapat dilakukan dengan
membangun budaya integritas dan profesionalisme.

DAFTAR PUSTAKA
Soerjono Soekanto. (2011). Pengantar ilmu hukum: Sebuah pendekatan sosiologis. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Satjipto Rahardjo. (2003). Hukum dan pembangunan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maria SW Sumardjono. (2019). "Penegakan Hukum di Indonesia: Antara Cita-cita dan Realitas."
Jurnal Ilmiah Hukum 42(1), 1-18.

Anda mungkin juga menyukai