Anda di halaman 1dari 12

PENATAGUNAAN TANAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Agraria. Dosen Pengampu:

Dedi Prasetyo Utomo, S.Pd. M.H.

Disusun oleh :

Ahmad Dea Fahad ( 126102211006 )

Arti Wahyu Ningrum ( 126102211021 )

Filisa Anhar Aurura Andini ( 126102211039 )

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGGUNG
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karuniaNya
sehingga makalah tentang “Penatagunaan Tanah” sebagai salah satu tugas mata kuliah Hukum
Perjanjian dapat terselesaikan dengan baik. Sehubungan dengan selesainya makalah ini maka
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
2. Bapak Dr. H. Nur Efendi, M.Ag. selaku Dekan FASIH UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
3. Bapak Dr. Ahmad Mushonnif, M.H.I. selaku Ketua Jurusan Syariah UIN Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung
4. Ibu Dr. Rohmawati, MA selaku Koordinator Program Studi Hukum Keluarga Islam
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
5. Bapak Dedi Prasetyo Utomo, S.Pd. M.H. selaku Dosen mata kuliah Hukum Agraria.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikan-Nya penyusunan makalah ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT dan tercatat sebagai
amal shalih. Akhirnya, makalah ini penyusun suguhkan kepada segenap pembaca, dengan
harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan. Semoga makalah ini
bermanfaatdan mendapat ridha Allah SWT. Aamiin.

Tulungaguang, 28 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
A. Pengertian Penatagunaan Tanah ....................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Penatagunaan Tanah ............................................................... 4
C. Prinsip dan Dasar Penatagunaan Tanah ............................................................ 5
D. Asas Penatagunaan Tanah................................................................................. 6
E. Tujuan Penatagunaan Tanah ............................................................................. 6

BAB III............................................................................................................................... 8
PENUTUPAN .................................................................................................................... 8
Kesimpulan ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penatagunaan tanah merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang
telah ditetapkan. Bagi Kabupaten/Kota yang belum menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah,
penatagunaan tanah merujuk pada rencana tata ruang lain yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan untuk daerah bersangkutan. Penataan ruang merupakan kebijaksanaan
pemanfaatan ruang yang diatur dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 1992, Pasal 1 ayat (3)
menentukan bahwa penataan ruang adalah proses yang meliputi tiga kegiatan utama yaitu
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, ketiga kegiatan
tersebut saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri, merupakan kegiatan yang saling berkaitan
yang secara keseluruhan harus saling memberikan penguatan.
Didalam Undang Undang Nomor 24 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) menentukan bahwa ruang
adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara, sebagai satu kesatuan
wilayah tempat manusia dan makluk hidup lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan kehidupannya, prinsip penataan ruang adalah bagi semua kepentingan,
secara terpadu, efektif, efisien, selaras, seimbang, berkelanjutan danketerbukaan; sedangkan salah
satu tujuannya adalah terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang bagi kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
Tata ruang berdasarkan Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 24 Tahun 1992 adalah wujud struktural
dan pola pemanfaatan ruang baik direncanakan maupun tidak, tata berarti mengatur dengan
mengandung pengertian serasi dan sederhana sehingga mudah dimengerti dan dipahami serta
dilaksanakan, wujud struktural adalah unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan
sosial dan lingkungan buatan yang secara hierarkis dan struktural berhubungan satu dengan
lainnya, membentuk tata ruang, seperti: pusat pemerintahan, pusat pelayanan, pusat lingkungan,
prasarana jalan, ketinggian bangunan, jarak atara bangunan dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penatagunaan tanah
2. Apa saja ruang lingkup penatagunaan tanah
3. Bagaimana prinsip dan dasar penatagunaan tanah
4. Apa saja asas penatagunaan tanah
5. Apa saja tujuan penatagunaan tanah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penggunaan tanah
2. Untuk mengetahui ruang lingkup penatagunaan tanah

1
3. Untuk mengetahui prinsip dan dasar penatagunaan tanah
4. Untuk mengetahui asas penatagunaan tanah
5. Untuk mengetahui tujuan penatagunaan tanah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penatagunaan Tanah

Tataguna tanah adalah kata-kata yang pertama kali dirumuskan pada seminar land use pada
Tahun 1967 yang mencangkup pengertian persediaan, peruntukan, penggunaan tanah,
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 14 dan Pasal 15 Undang- Undang Pokok Agraria dalam
rancangan tata guna tanah penatagunaan tanah diartikan sebuah rangkaian kegiatan penataan,
penggunaan, dan peruntukkan tanah secara terencana dalam rangka pembangunan nasional,
terlepas dari berbagai pengertian tersebut menurut Boedi Harsono yang dimaksud dengan
penatagunaan tanah ialah serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
tata guna tanah.1
Pengertian Penatagunaan tanah menurut Direktorat Tata Guna Tanah Publikasi Nomor 333/
1984, adalah usaha untuk menata pembangunan baik yang diprakarsai oleh pemerintah maupun
yang tumbuh dari prakarsa dan swasembada masyarakat sesuai dengan daftar skala prioritas,
sehingga di satu pihak dapat tercapai tertib penggunaan tanah sedangkan dipihak lain tetap
dihormatinya peraturan per undang- undangan yang berlaku.2
Penatagunaan tanah merupakan upaya manusia memanfaatkan lingkungan alamnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam kehidupan dan keberhasilannya. Penggunaan
tanah umunya digunakan untuk memacu pemanfaatan tanah masa kini. Oleh sebab itu penggunaan
tanah dapat diartikan sebagai bentuk wujud dari kegiatan pemanfaatan suatu bidang tanah pada
suatu waktu oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
R. Soeprapto menyatakan bahwa tata guna tanah adalah rangkaian kegiatan penataan
peruntukkan, penggunaan, dan persediaan tanah secara berencana dan teratur, sehingga diperoleh
manfaat yang lestari, optimal, seimbang, dan serasi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sejalan dengan R. Soeprapto, Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa tata guna tanah adalah
rangkaian kegiatan penataan, penyediaan, peruntukkan, dan penggunaan tanah secara berencana
dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional. 3

1
Totok Dwinur Haryanto, Model Penatagunaan Tanah Di Indonesia Berdasarkan Undang- Undang Nomor 5 Tahun
1960, Jurnal Wacana Hukum, Vol. 3, No. 2, hal. 47.
2
Ibid., hal. 48.
3
Santoso Urip, Hukum Agraria Kajian Komprehensif, (Jakarta : Prenamedia Group, 2015), hal. 246.

3
B. Ruang Lingkup Penatagunaan Tanah
Ruang lingkup penata gunaan tanah meliputi penyelenggaraan perencanaan tata guna tanah,
pengaturan pemanfaatan tanah dan mengendalikan pemanfaatan tanah seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Ritohardoyo menyebutkan bahwa di dalam tata guna tanah dapat
dimaknai sebagai suatu pengarahan penggunaan tanah dengan kebijakan dan program tata
keruangan, untuk memperoleh manfaat total sebaik-baiknya secara berkelanjutan, dari daya
dukung setiap bagian tanah yang tersedia. Aspek- aspek yang mendorong pentingnya pengaturan
terhadap penggunaan tanah menurut Ritohardoyo yaitu :
1. Kenyataan yang menunjukkan bahwa wilayah nasional Indonesia merupakan wilayah yang
luas dan memiliki wilayah yang terpencar-pencar dengan penduduk yang tersebar di berbagai
pulau.
2. Ketersediaan sumber daya yang sangat beranekaragam ditambah dengan keadaan geografi
yang sangat kompleks.
3. Strategis serta sasaran pembangunan yang dilaksanakan membutuhkan tanah sehingga
sangat perlu dilakukan pengelolaan tanah dengan seimbang dan berkelanjutan.
4. Keadaan lahan kritis akibat adanya degradasi tanah yang telah dialami di beberapa daerah
yang luas.

Dalam rangka perencanaan tata ruang diselenggarakan perencanaan penggunaan tanah,


meliputi penyiapan dan pelaksanaan :
a) Perangkat teknis penggunaan tanah berupa dua tata guna tanah meliputi penggunaan tanah,
kemampuan tanah, penguasaan dan pemilikan tanah serta data penunjang lainnya, baik fisik
maupun sosial ekonomi.
b) Rencana penyelenggaraan penggunaan tanah berupa program pengaturan peruntukkan,
penggunaan dan persediaan tanah berbagai kebutuhan pembangunan.

Dalam rangka pemanfaatan ruang dilangsungkan pengaturan pemanfaatan tanah dengan


mengembangkan Pola pengelolaan Tataguna Tanah berupa :
a) Penyediaan tanah pembangunan.
b) Konsolidasi tanah.
c) Pemberian pertimbangan aspek tata guna tanah dalam proses pemberian hak atas tanah dan
perpanjangan, peralihan, pelepasan, serta penegasan hak atas tanah.

4
d) Perolehan tanah berdasarkan perencanaan.

Dalam rangka pemanfaatan tanah dikembangkan :


a) Pemberian perizinan.
b) Pemanfaatan penggunaan tanah baik meliputi sebagai ataupun seluruh wilayah maupun
terhadap bidang-bidang tanah yang dikuasai dan atau dimiliki oleh setiap orang atau Badan Hukum
dalam rangka pengawasan dan penertiban pemanfaatan tanah.
c) Pengendalian harga tanah melalui upaya-upaya menyempurnakan pengelolaan
administrasi pertahanan dalam rangka menunjang perpajakan dibidang pertanahan dan pengadaan
Lembaga Bank Tanah.

C. Prinsip dan Dasar Penatagunaan Tanah


Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa penatagunaan tanah mempunyai tiga prinsip,
yakni :
1) Prinsip penggunaan aneka (principle multiple use)
Prinsip ini menghendaki supaya penatagunaan tanah harus dapat memenuhi beberapa kepentingan
sekaligus pada satu kesatuan tanah tertentu. Prinsip ini mempunyai peran penting untuk mengatasi
keterbatasan areal, terutama di wilayah yang jumlah penduduknya sangat padat.
2) Prinsip penggunaan maksimum (principle of maximum production)
Prinsip ini dimaksudkan supaya penggunaan suatu bidang tanah diarahkan untuk memperoleh hasil
fisik yang setinggi-tingginya untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang mendesak. Hasil fisik yang
dimaksud ialah sesuatu yang dihasilkan dari tanah, misalnya padi atau bahan pangan lainnya.
3) Prinsip penggunaan optimum (principle of optimum use)
Prinsip ini dimaksudkan supaya penggunaan suatu bidang tanah memberikan keuntungan
ekonomis yang sebesar-besarnya kepada orang yang menggunakan /mengusahakan tanpa merusak
sumber daya alam itu sendiri.4

4
Urip, Hukum Agraria ....., hal. 247.

5
D. Asas Penatagunaan Tanah
Asas penatagunaan tanah ditetapkan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
2004, yaitu :
a. Asas keterpaduan, maksudnya adalah penatagunaan tanah dilakukan untuk mengharmoniskan
penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.
b. Asas berdaya guna dan berhasil guna, maksudnya adalah penatagunaan tanah harus dapat
mewujudkan peningkatan nilai tanah yang sesuai dengan fungsi ruang.
c. Asas serasi, selaras, dan seimbang, maksudnya adalah penatagunaan tanah menjamin
terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hak dan kewajiban masing-masing
pemegang hak atas tanah atau kuasanya, sehingga meminimalkan benturan kepentingan antar
penggunaan dan pemanfaatan tanah. 5
d. Asas berkelanjutan, maksudnya adalah penatagunaan tanah menjamin kelestarian fungsi tanah
demi memerhatikan kepentingan antargenerasi.
e. Asas keterbukaan, maksudnya adalah penatagunaan tanah dapat diketahui oleh seluruh lapisan
masyarakat.
f. Asas persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum, maksudnya adalah dalam penyelenggaraan
penatagunaan tanah tidak dapat mengakibatkan diskiriminasi antar pemilik tanah, sehingga ada
perlindungan huukum dalam menggunakan dan memanfaatkan tanah.6

E. Tujuan Penatagunaan Tanah


Tujuan penatagunaan tanah ditetapkan dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
2004, yaitu :
a. Mengatur penguasaan, penggunaan, dan pemanfataan tanah bagi berbagai kebutuhan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Mewujudkan penguasaan, penggunaan, dan pemanfataan tanah agar sesuai dengan arahan
fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;
c. Mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah;
d. Menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan, dan memanfaatkan tanah bagi

5
Santoso Urip, Hukum Agraria Kajian Komprehensif, Penerbit Prenamedia Group, Jakarta, 2015. Hlm. 263
6
Ibid, hlm. 264

6
masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah yang telah ditetapkan.7

7
Ibid

7
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Penatagunaan tanah merupakan upaya manusia memanfaatkan lingkungan alamnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam kehidupan dan keberhasilannya.
Penggunaan tanah umunya digunakan untuk memacu pemanfaatan tanah masa kini. Oleh
sebab itu penggunaan tanah dapat diartikan sebagai bentuk wujud dari kegiatan
pemanfaatan suatu bidang tanah pada suatu waktu oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Ruang lingkup penata gunaan tanah meliputi penyelenggaraan
perencanaan tata guna tanah, pengaturan pemanfaatan tanah dan mengendalikan
pemanfaatan tanah seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peran dan tugas dari penatagunaan tanah yaitu membuat rencana umum tentang
persediaan, peruntukan dan penggunaan tanah yang saling terkoordinasi dan terpadu
dengan sumber daya manusia dan sumber daya buatan dalam pola pembangunan yang
berkelanjutan dengan mengembangkan tata ruang dalam satu kesatuan tata lingkungan
yang dinamis serta tetap memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai
dengan pembangunan berwawasan lingkungan, yang berlandaskan Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasionalsehingga membuka acces reform seluas-luasnya kepada
masyarakat demi mewujudkan sebesar-besar kesejahteraan rakyat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Totok Dwinur. 2018. “Model Penatagunaan Tanah Di Indonesia Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960”. Jurnal Wacana Hukum, Vol. 3, No. 2, hal. 47. (Online),
diakses 29 Mei 2023.
Urip, Santoso. 2015. Hukum Agraria Kajian Komprehensif. Jakarta : Prenamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai