Anda di halaman 1dari 20

HUKUM AGRARIA

TATA
RUANG &
TATA GUNA
TANAH
Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK 4

FARISUL ISLAM MUBARAK PRADINA AISYAH MUKHTAR AHMADA SIRAJA


210201110032 210201110041 210201110049

SHINTA IZZATUN NASHIKHA YUNIA FATIMAH WIGATIQIFTIRATUL AZIZAH


210201110061 210201110156 210201110157
PENGERTIAN TATA GUNA
DAN TATA RUANG

TATA GUNA TATA RUANG


Tata Guna Tanah adalah rangkaian kegiatan Tata ruang merupakan bagian dari hukum agrarian
untuk mengatur peruntukan, penggunaan, dan yang mengatur tentang perencanaan dan
persediaan tanah secara berencana dan teratur pengelolaan ruang secara terpadu, terutama dalam
sehingga diperoleh manfaat yang lestari, optimal, konteks pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
seimbang dan serasi untuk sebesarbesarnya
kemakmuran rakyat dan negara

AGRARIA | KELOMPOK 4
TUJUAN TATA GUNA
TANAH
Tujuan penataan gunaan tanah ditetapkan dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2004, yaitu :
a. Mengatur penguasaan, penggunaan, dan pemanfataan tanah bagi berbagai
kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
b. Mewujudkan penguasaan, penggunaan, dan pemanfataan tanah agar sesuai dengan
arahan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
c. Mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan
tanah
d. Menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan, dan memanfaatkan
tanah bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan.
TUJUAN PENATAAN RUANG
PADA PASAL 3 UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN
RUANG MENGATUR MENGENAI TUJUAN DARI DIADAKANNYA PENATAAN RUANG
“Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional dengan :
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.”

AGRARIA | KELOMPOK 4
ASAS-ASAS PENATAAN RUANG
Dalam pasal 2 UU No 24 tahun 1992 bahwa penataan
ruang berdasarkan :
a. Pemanfaatan ruang untuk seluruh kepentingan
secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi,
selaras, seimbang dan berkelanjutan.
b. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan
hukum.
ASAS-ASAS
PENATAGUNAAN TANAH

LOSS

LESTARI OPTIMAL SERASI & SEIMBANG


RUANG LINGKUP PENATAAN RUANG
Ruang lingkup hukum penataan ruang sebagaimana disampaikan van
Dariel dan van Vliet. Definisi hukum penataan ruang yang mereka
sampaikan menggambarkan bahwa ruang lingkup pembahasannya
menyangkut perumahan, lalulintas darat, lalulintas air, lalulintas udara,
pertahanan, rekreasi, perlindungan alam, pertanian, dan industri, dalam
artian bahwa ke semuanya termuat dalam suatu perencanaan
penataan secara terkoordinasi, serasi, seimbang, antara ruang dengan
masyarakat, ditujukan untuk kepentingan masyarakat
KLASIFIKASI PENATAAN RUANG
Penataan ruang berdasarkan sistem (sistem wilayah dan sistem internal perkotaan)

Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan (kawasan lindung dan kawasan
budidaya)
Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif (Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota)
Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan (Perkotaan dan Pedesaan)

Penataan ruang berdasarkan strategis kawasan (Perkotaan dan Pedesaan)

Penataan ruang berdasarkan strategis kawasan


sudut kepentingan pertahanan dan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
keamanan, teknologi tinggi, serta
pertumbuhan ekonomi, fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
sosial & budaya
RUANG LINGKUP PENATAGUNAAN TANAH
1) Perencanaan tata guna tanah, meliputi penyiapan dan pelaksanaan:
Perangkat teknis penatagunaan tanah berupa data tata guna tanah
Rencana penyelenggaraan penatagunaan tanah
2) Pengaturan pemanfaatan tanah dengan mengembangkan pola pengelolaan
tata guna tanah berupa:
Penyediaan tanah untuk pembangunan
Konsolidasi tanah
Pemberian pertimbangan aspek tata guna tanah dalam proses pemberian hak
atas tanah dan perpanjangan, peralihan, pelepasan serta penegasan hak atas
tanah
Perolehan tanah berdasarkan perencanaan
Pengaturan pemanfaatan tanah dikembangkan menjadi Perangkat insentif
dan perangkat disinsentif. Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan
pengendalian pemafaatan tanah melalui : Pemberian perizinan, Penggunaan
tanah, dan Pengendalian harga tanah.
RUANG LINGKUP PENATAGUNAAN TANAH
3) Klasifikasi Penatagunaan Tanah
Tanah perkampungan Perkebunan
Tanah industri Padang
Tanah pertambangan Hutan
Tanah persawahan Perairan darat
Pertanian tanah kering semusim Tanah tandus
Tanah kebun campuran Penggunaan lain-lain
Penggunaan tanah perkotaan antara lain:
Tanah perumahan Tanah tidak ada bangunan
Tanah perusahaan Taman
Tanah industri/pergudangan Perairan
Tanah jasa Jalan
Penatagunaan Tanah Sebagai Subsistem
Penataan Ruang
Tanah merupakan subsistem dari ruang, maka dari itu penatagunaan tanah
dilaksanakan dalam rangka pemanfaatan ruang, substansi pengaturan-
pengaturannya mengacu kepada aspek-aspek tujuan penataan ruang seperti
ditegaskan dalam Pasal 3 Undang Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang
Penatagunaan tanah sebagai subsistem penata ruang dapat dilihat dari
pengertian tanah yang terkandung dalam :
Pasal 4 ayat (2) UUPA
Pasal 33 ayat (1) UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 33 ayat (2) UU Penataan Ruang
Pasal 15 UU 26/2007
Penatagunaan tanah sebagai sub sistem dari penataan ruang dimaksudkan
sebagai upaya yang berupa konsolidasi pemanfaatan tanah melalui peraturan
kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah untuk kepentingan
masyarakat secara adil, berasaskan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil
guna, serasi, selaras, seimbang, berkelanjutan, keterbukaan, persamaan dan
keadilan serta perlindungan hukum
Pasal 2 Ayat (2) UUPA memberi wewenang kepada Negara
untuk:
Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air
dan ruang angkasa;
Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan antara
orang atau badan hukum dengan bumi, air dan ruang
angkasa;
Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan antara
orang atau badan hukum dengan perbuatan-perbuatan
hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Penatagunaan Ruang di Indonesia
Konsep penataan ruangan di Indonesia terdiri dari 3 (tiga) poses, Yaitu:
a) Proses perencanaan tata ruang wilayah, yang menghasilkan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
b) Proses pemanfaatan ruang, yang merupakan wujud oprasionalisasi
rencana tata ruang atau pelaksanaan pembangunan itu sendiri
c) Proses pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas
mekanisme perijinan dan penertiban terhadap pelaksanaan
pembangunan agar tetap sesuai dengan RTRW dan tujuan penataan
ruang wilayahnya.

Penataan ruang telah ditetapkan melalui UU No 24/1992 yang kemudian


diikuti dengan penetapan berbagai Peraturan Pemerintah (PP) untuk
operasioalisasinya. Berdasarkan UU No 24/1992 khususnya pada Pasal
3 mengenai tujuan dari penataan ruang.
Penatagunaan Ruang di Indonesia
Adapun sasaran penataan ruang adalah:
Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur dan sejahtera.
Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan
buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia.
Mewujudkan keseimbangan kepentingan antara kesejahterraan dan
keamanan.
Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan
secara berdayaguna, berhasilguna dan tepatguna untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia.
Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Sesuai dengan UU 24/1992 tentang penataan tanah, sistem perencanaan tata


ruang wilayah diselenggarakan secara berhirarkis menurut weenag
administrative yaitu dalam bentuk RTRW Nasional, RTRW Propinsi dan RTRW
Kabupaten/Kota serta rencana-rencana yang sifatnya lebih rinci.
Penatagunaan Ruang di Indonesia
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1960 terdapat dua pasal penataan ruang ataupun
penatagunaan tanah yaitu padal 13 dan pasal 14.

Pasal 13:
Ayat (1): Pemerintah berusaha agar supaya usaha-usaha dalam lapangan agrarian
diatur sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat
sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) serta menjamin bagi setiap
warganegara Indonesia derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia, baik
bagi diri sendiri maupun keluarganya.
Ayat (2): Pemerintah mencegah adanya usaha-usaha dalam lapangan agraria dari
organisasiorganisasi dan perseorangan yang bersifat monopoli swasta
Ayat (3): Usaha-usaha pemerintah dalam lapangan agraria yang bersifat monopoli
hanya dapat diselenggarakan dengan undang-undang.
Ayat (4): Pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian dan jaminan social
termasuk bidang perburuhan, dalam usaha-usaha dilapangan agraria
Penatagunaan Ruang di Indonesia
Pasal 14:

Ayat (1): Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ayat (2) dan (3), Pasal (2)
serta pasal 10 ayat (1) dan ayat (2). Pemerintah dalam rangka sosialisme Indonesia,
membuat suatu rencana umum mengenai persediaan, peruntukan dan penggunaan
bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya:
a. Untuk keperluan Negara;
b. Untuk keperluan peribadatan dan keperluan-keperluan suci lainnya, seswuai dengan
dasar Ke-Tuhanan Yang Maha Esa;
c. Untuk keperluan pusat-pusat kehidupan masyarakat;
d. Untuk keperluan memperkembangkan produksi pertanian, peternakan dan perikanan
serta sejalan dengan itu;
e. Untuk keperluan memperkembangkan industri, transmigrasi dan pertambangan.
Penatagunaan Ruang di Indonesia
Pasal 14:

Ayat (2): Berdasarkan rencana umum tersebut pada ayat (1) pasal ini dan mengingat
peraturanperaturan yang bersangkutan, Pemerintah Daerah mengatur persediaan,
peruntukan dan penggunaan bumi, air serta ruang angkasa untuk daerahnya, sesuai
dengan keadaan daerah masing-masing.
Ayat (3): Peraturan Pemerintah Daerah yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini berlaku
setelah mendapat pengesahan, mengenai Daerah Tingkat I dari Presiden, Daerah
Tingkat II dari Gubernur/ Kepala Daerah yang bersangkutan dan Daerah Tingkat III dari
Bupati/ Walikota/ Kepala Daerah yang bersangkutan.

Dari ketiga model penatagunaan tanah tersebut, berdasarkan ketentuan Pasal 13 dan 14
Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 yang dipakai Indonesia adalah model
penatagunaan campuran ketiganya, yaitu campuran Model Tertutup (zoning), Model
Terbuka dan Model penggunaan yang mengabdi pada pembangunan.
Penatagunaan Tanah di Indonesia

Pemerintah membuat rencana umum tentang persediaan, peruntukan dan


penggunaan tanah ditingkat nasional, atas dasar rencana umum tersebut
pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten membuat
rencana umum masing-masing daerah yang bersangkutan, yang meliputi
tiga hal:
Rencana persediaan tanah
Rencana peruntukan tanah
Rencana penggunaan tanah
ANY
QUESTION?
JANGAN SALING MENYUSAHKAN
SESAMA MUSLIM

Anda mungkin juga menyukai