Anda di halaman 1dari 1

Perkembangan teknologi informasi dan infrastruktur pendukungnya menciptakan peluang

untuk dikembangkannya Sistem Informasi Pertanahan (SIP) yang lebih handal, efisien dan
tepat waktu di lingkungan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Menurut Drs. H.A.G Sunendar,
sistem informasi pertanahan adalah suatu sistem pengadaan dan pelayanan secara sistematis
tentang data yang berkaitan dengan tanah dari suatu wilayah sebagai basis dari kegiatan-kegiatan
hukum, administrasi, ekonomi, perencanaan, dan pengelolaan pembangunan yang dilaksanakan
oleh BPN sesuai dengan Keppres Nomor 26 tahun 1988. Dalam keppres tersebut BPN bertugas
membantu presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik
berdasarkan UUPA maupun peraturan perundang-undangan lain, yang meliputi pengaturan,
penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, pengurusan hak atas tanah, pengukuran, pendaftaran
tanah, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh presiden. Tujuan sistem informasi tanah adalah meningkatkan efisiensi penggunaan
data yang sudah dikumpulkan dan mengurangi duplikat data karena pada saat ini masih banyak
dalam melakukan tindakan dalam proses penyimpanan data sengketa,konflik dan perkara tanah
masih dilakukan secara manual yang menyebabkan sering mendapatkan kendala. Untuk itu menurut
saya pentingnya membangun pertumbuhan kebutuhan informasi mengenai pertanahan yang
lebih mudah diakses yang diminta oleh masyarakat (penerima kebijakan) dan pemerintah
(pembuat kebijakan) harus menyadari reformasi Agraria dengan pemberdayaan perangkat desa
supaya administrasi pertanahan dapat dilakukan secara mandiri. Dengan dukungan sistem informasi
yang kuat dan sumber daya manusia yang memadai, ketersediaan arsip dan data pertanahan yang
diperlukan oleh masyarakat dapat mengurangi potensi konflik-konflik pertanahan

Anda mungkin juga menyukai