Herdi Munte,SH.MH.Dr.(C)
Fakultas Hukum
Universitas Darma Agung
Medan, 2021
Hubungan Penatagunaan Tanah dengan
Penataan Ruang
Pasal 1 angka 1 undang-undang No. 26
Tahun 2007 menyatakan “Pemanfaatan
ruang mengacu pada fungsi ruang yang
ditetapkan dalam rencana tata ruang
dilaksanakan dengan mengembangkan
penatagunaan tanah, penatagunaan air,
penatagunaan udara, dan penatagunaan
sumber daya alam lain.” Oleh karena itu
penatagunaan tanah merupakan bagian dari
pemanfaat ruang.
Penggabungan antara Agraria dan Tata
Ruang dalam satu kementerian menyiratkan
adanya penggabungan fungsi pemerintah di
bidang agraria pertanahan yang sebelumnya
dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional
dengan fungsi pemerintah di bidang tata
ruang yang sebelumnya dilaksanakan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum.
Penggabungan kedua urusan pemerintah
tersebut dalam satu lembaga sesungguhnya
dapat sejalan dengan harapan yang tersirat
dalam konstitusi, lembaga, dan masyarakat
secara umum.
Undang-undang Dasar 1945, UUPA maupun UUPR
sudah sangat gamblang menekankan kewenangan
dalam mengatur, mengelola, dan
menyelenggarakan penggunaan dan pemanfaatan
tanah-air Indonesia untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Pemahaman tersebut
berlandaskan pada persepktif ‘ruang’ yang bukan
hanya sekedar ‘bidang’. Oleh karena itu, dengan
adanya pembentukan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/BPN membuka perubahan paradigma
dalam melihat sumberdaya agraria, sehingga
menjadi pemahaman yang lebih lengkap meliputi
kondisi, status, dan fungsi hubungan antar bidang
sebagai ruang hidup.
TUJUAN PENATAGUNAAN TANAH