Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama : KUSMANTO

NIM : 04953O297

Kode/ Nama Mata Kuliah : ADPU4335/ADMINISTRASI PERTANAHAN

Kode/Nama UPBJJ : 47/Pontianak.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Peralihan hak atas Tanah mencakup segala proses atau peristiwa yang mengakibatkan
perubahan klepemilikan atau penguasaan atas susatu tanah dari satu pihak ke pihak
lain, bentuk-bentuk peralihan ha katas tanah dapat berupa Jual beli, tukar menukar,
hibah,pemisahan dan pembagian harta warisan, pemisahan dan pembagian harta biasa
(bukan warisan), Penyerahan Hibah wasiat (Legaat) serta Pernyerahan sebagai modal
perusahaan.
Dasar hukum peralihan ha katas tanah dalam Undang-undang Pokok Agraria diatur
pada Pasal 20, 28, 35 dan 43. Pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa hak milik dapat
beralih dan dialihkan kepada Pihak lain. Pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa hakl guna
bangunan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Kemudian Pasal 35 ayat 3
menyatakan bahwa hakl guna bangunan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak
lain.
Terhadap hak pakai terdapat pembatasan sebagaiman diatur dalam Pasal 43 Undang-
undang Pokok Agraria sebagai berikut:
1. Sepanjang mengenai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, Hak pakai hanya
dapat dialihkan kepada Pihak laindengan Izin Pejabat yang berwenang.
2. Hak pakai atas tanah milik hanya dap[at dialihkan kepada pihak lain jika hal itu
dimungkinkan dalam perjanjian yang bersangkutan.

2. UU No. 5 Tahun 1960 tentang UU Pokok Agraria mengatur berbagai kebijakan


penggunaan tanah di Indonesia. Beberapa poin utama termasuk penguasaan,
pemanfaatan, dan pengawasan tanah oleh negara untuk kepentingan umum. UU
tersebut juga mengatur hak-hak masyarakat atas tanah, seperti hak milik, hak guna
usaha, dan hak pakai. Prinsip utamanya adalah untuk mewujudkan keadilan agraria
dan pemerataan penguasaan tanah guna mendukung pembangunan nasional.
Dasar Hukum Pengaturan Penggunaan atas tanah terdapat dalam UU No. 5 Tahun
1960 Tentang Undang-Undang Pokok Agraria yakni dalam Pasal 2, 13, 14 dan 15.
Dalam upaya untuk mewujudkan misi penggunaan tanah sebagaimana terkandung
dalam UUPA, Pemerintah kemudian mengeluarkan berbagai peraturan yang
merupakan Oprasionalisasi dari ketentuan-keten tuan yang telah ada dalam UUPA.
Peraturan yang berkaitan secara langsung diantaranya sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 20078 tentang Penataan Ruang
2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004Penatagunaan Tanah
Kebijakan penatagunaan tanah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2004 pada porinsipnya dapat dilaksanakan pada tanah perorangan, tanah
Negara ataupun tanah ulayat. Prioritas penatagunaan tanah yang diatur dalam
Peraturan tersebut ditujukan pada penggunaan dan pemanfaatan tanah khususnya pada
kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Kebijakan penggunaan tanah juga didasari oleh rencana tata ruang wilayah yang telah
ditetapkan artinya baik penggunaan maupun pemanfaatan harus mengacu pada
rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa penatagunaan tanah memiliki keterkaitan secara langsung dengan rencana tata
ruang wilayah menurut keputusan menteri dalam negeri nomor 72 tahun 81 tugas dan
fungsi tata guna tanah dilaksanakan oleh direktorat jenderal tata guna tanah
sebagaimana pelaksanaan sebagai tugas pokok dektorat jenderal agraria di bidang tata
guna tanah berdasarkan kebijakan teknis yang telah ditetapkan oleh direktorat jenderal
agraria pasal 853 Kepmendagri nomor 72 tahun 1981.

3. Menurut Drs. H.A.G.Sunendar sistem informasi pertanahan (SIP) adalah suatu sistem
pengadaan dan pelayanan secara sistematis tentang data yang berkaitan dengan tanah
dari suatu wilayah sebagai basis dari kegiatan-kegiatan hukum administrasi ekonomi,
perencanaan dan pengelolaan pembangunan yang dilaksanakan oleh BPN sesuai
dengan Keppres nomor 26 tahun 1988 berdasarkan Keppres tersebut BPN bertugas
membantu presiden dalam pengelolaan dan pengembangan administrasi pertanahan
baik berdasarkan UUPA maupun peraturan perundang-undangan lainnya yang
meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan, kepemilikan tanah, pengurusan hak
atas tanah pengukuran pendaftaran tanah dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah
pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh presiden.

Sumber Referensi:
 BMP ADPU4335 Administrasi Pertanahan, Modul 07, 08 dan 09

Anda mungkin juga menyukai