Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

ADMINISTRASI PERTANAHAN

NAMA : NUR FITRIA IDIN


NIM: 048590236
SOAL:

1. Jelaskan ruang lingkup dan dasar hukum peralihan hak atas tanah!
2. Jelaskan kebijakan-kebijakan penggunaan tanah!
3. Jelaskan Sistem informasi pertanahan!

JAWABAN:
1. Peralihan adalah perbuatan hukum yang sengaja dilakukan dengan tujuan agar
hak atas tanah beralih dari yang mengalihkan kepada yang menerima
pengalihan.
Bentuk-bentuk peralihan ha katas tanah dapat berupa:
a. Jual beli
b. Tukar menukar
c. Hibah
d. Pemisahan dan pembagian harta warisan
e. Pemisahan dan pembagian harta biasa (bukan warisan)
f. Penyerahan/hibah wasiat (legaat)
g. Penyerahan tanah sebagai modal perusahaan

Dasar hukum peralihan hak atas tanah dalam UUPA diatur pada Pasal 20. 28,
35, dan 43. Pasal 20 Ayat 2 menyatakan bahwa hak milik dapat beralih dan
dialihkan kepada pihak lain. Pasal 28 Ayat 3 menyatakan bahwa hak guna
bangunan dapat bearlih dan dialihkan kepada pihak lain.
Terhadap hak pakai, terdapat pembatasan sebagaimana diatur dalam pasal 43
UUPA sebagai berikut:
1. Sepanjang mengenai tanah yang dikuasai langsung oleh negara, hak pakai
hanya dapat dialihkan kepada pihak lain dengan izin pejabat yang
berwenang;
2. Hak pakai atas tanah milik hanya dapat dialihkan kepada pihak lain jika
hal itu dimungkinkan dalam perjanjian yang bersangkutan.
2. Kebijakan penggunaan tanah yang diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1960
secara garis besar merupakan kekuasaan dari negara untuk mengatur dan
menyelenggarakan penggunaan dan pemeliharaan bumi, air, termasuk ruang
angkasa sebagai upaya untuk meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat
serta menjamin setiap warga negara Indonesia dalam hal derajat hidup yang
sesuai dengan martabat manusia, bagi diri sendiri, ataupun keluarganya.
Penggunaan tanah menurut UUPA diprioritaskan untuk keperluan negara
peribadatan, keperluan sosial, kebudayaan, memperkembangkan produksi
pertanian, peternakan, perikanan, memperkembangkan industri, transmigrasi,
dan pertambangan.
Tata guna tanah adalah rangkaian kegiatan-kegiatan penataan, peruntukan,
penggunaan, dan persediaan tanah secara berencana dan teratur sehingga
diperoleh manfaat yang lestari, optimal, seimbang, dan serasi untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam upaya mewujudkan misi pengguanaan tanah sebagaimana terkandung
dalam UUPA, pemerintah kemudian mengeluarkan berbagai peraturan yang
merupakan operasionalisasi dari ketentuan-ketentuan yang telah ada dalam
UUPA. Peraturan yang berkaitan secara langsung diantaranya:
a. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah.
3. Sistem informasi merupakan gabungan dari tata cara, fasilitas, dan kegiatan.
Tata cara adalah prosedur, instruksi dalam pengumpulan, pemrosesan, dan
pendistribusian data. Fasilitas adalah orang/ personel (SDM), material yang
dipakai, dan uang/biaya. Kegiatan adalah pekerjaan untuk memproses data
menjadi informasi. Sistem informasi menurut Erid Squere adalah instrumen
dari suatu organisasi untuk memberikan informasi kepada pembuat keputusan
pada semua tingkatan tentang variabel yang mewakili dan mempengaruhi
organisasi tersebut.
Menurut Drs. H.A.G. Sunendar, sistem informasi pertanahan (SIP) adalah
suatu sistem pengadaan dan pelayanan secara sistematis tentang daa yang
berkaitan dengan tanah dari suatu wilayah sebagai basis dari kegiatan-kegiatan
hukum, administrasi, ekonomi, perencanaan dan pengelolaan pembangunan
yang dilaksanakan BPN sesuai dengan Keppres Nomor 26 Tahun 1988.
Berdasarkan kepres tersebut, BPN bertugas membantu presiden dalam
mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan
UUPA maupun peraturan perundang-undangan lain, yang meliputi pengaturan,
penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, pengurusan hak atas tanah,
pengukuran, pendaftaran tanah, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah
pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh presiden.
Sebagaimana sistem informasi geografis (SIG), sistem informasi pertanahan
(SIP) mempersoalkan hal berikut:
1. Data spesial memiliki acuan lokasi (sistem informasi tertentu) dan
disimpan dalam basis data. Basis data tersebut dilengkapi dengan prosedur
dan teknik yang digunakan untuk penglolaan data. Pengelolaan data yang
dimaksud adalah pengadaan secara sistematis, memperbarui (up-dating),
memproses, serta mendistribusikannya.
2. Basis data yang dapat dihubungkan dengan data pertanahan terkait lainnya
(misalnya data topografi, data pertanian, dan sebagainya).

Tujuan sistem informasi pertanahan (SIP) adalah meningkatkan efisiensi


penggunaan data yang sudah dikumpulkan dan mengurangi duplikasi data.
Pengoperasian sistem informasi pertanahan (SIP) tergantung dari struktur
organisasi/instansi yang berurusan dengan persoalan tanah (nasional, provinsi,
dan lokal), tetapi yang jelas adalah pelaksanaannya harus selalu bertahap.
Terdapat tiga macam data yang dipergunakan dalam informasi pertanahan,
yaitu (a) data alfa numeris, (b) data grafik, dan (c) data numeris spesial. Data
spasial yang digunakan untuk sistem informasi pertanahan adalah model data
vektor dan raster. Beberapa gebrakan yang dilakukan oleh BPN dalam
meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, seperti SMS informasi
pertanahan, layanan jemput bola LARASITA, informasi berkas online,
monitoring beban kerja secara online, monitoring capaian kinerja secara
online, serta berbagai informasi lainnya.
Sumber referensi:
Modul ADPU4335 Administrasi Pertanahan, Penerbit Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai