NIP : 19970222 201801 1 001 Angkatan :V Jabatan : Calon Petugas Ukur Unit Kerja : Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hilir
1.PENGETAHUAN TENTANG PERATURAN DAN PERUNDANGAN
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria
Hukum agraria, UUPA ditetapkan pada tanggal 24 September 1960 oleh
Presiden Republik Indonesia Soekarno dan diundangkan dalam Lembaran Negara RI no.104 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA. Dalam hukum agraria UUPA dimuat tujuan, konsepsi, asas-asas, lembaga-lembaga hukum dan garis-garis besar ketentuan pokok Hukum Agraria Nasional. Tujuan UUPA adalah akan mewujudkan apa yang digariskan dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, bahwa bumi,air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya, yang penguasaannya ditugaskan kepada negara Republik Indonesia, harus dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam Penjelasan Umumnya, dinyatakan dengan jelas bahwa tujuan diberlakukannya UUPA sebagai hukum agraria adalah: 1. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional yang akan merupakan alat untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi negara dan rakyat tani, dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur;
2. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan
dalam hukum agraria; 3. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum agraria mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.
Salah satu konsep penting juga didalam Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA) adalah Hak Menguasai Negara dan fungsi sosial hak atas tanah. Bahwa selain mengkonsep perintah Pasal 33 ayat 3 UUD 45, Undang- Undang Pokok Agraria (UUPA) sebagai hukum agraria mengeksplorasi fungsi sosial yang secara umum dirumuskan sebagai berikut : 1. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa;
2. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-
orang dengan bumi, air dan ruang angkasa;
3. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-
orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa. Peraturan tentang Pendaftaran Hak Tanah (PP No. 24 Tahun 1997)
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus, berke-sinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengo-lahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuansatuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidangbidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
Pendaftaran tanah dibagi menjadi 2 yaitu Pendaftaran tanah pertama kali
(Sporadik dan Pendaftaran Tanah Sistematik) dan pemeliharaan pendaftaran tanah (pemecahan, pemisahan, penggabungan). Sebagai Calon Petugas Ukur kita harus mampu memahami alur pendaftaran tanah pertama kali dan pemeliharaan tanah ( pasal 12 PP No.24 tahun 1997). Alur pendaftaran tanah pertama kali a. pengumpulan dan pengolahan data fisik; b. pembuktian hak dan pembukuannya; c. penerbitan sertipikat; d. penyajian data fisik dan data yuridis; e. penyimpanan daftar umum dan dokumen Kegiatan pemelihaan data pendaftaran tanah - pendaftaran peralihan dan pembebanan hak; - pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lain-nya