Anda di halaman 1dari 26

IFRS 3

BUSINESS COMBINATION
(KOMBINASI BISNIS)

Seminar Akuntansi Keuangan

Oleh:
Adenita Immawaty
NIM 191170081

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
BEKASI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan dari IFRS 3 adalah untuk meningkatkan relevansi, keandalan, dan
informasi yang dapat dibandingkan bahwa suatu entitas pelapor menyediakan
laporan keuangannya mengenai kombinasi bisnisnya serta dampaknya.
IFRS 3 meletakkan prinsip-prinsip dan ketentuan untuk bagaimana pembeli:
1. Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya tentang pembelian aset
yang diidentifikasi, liabilitas yang ditanggungkan dan kepentingan non-
pengendali dalam pihak yang menjual.
2. Mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
atau suatu keuntungan dari kekuatan pembelian.
3. Menentukan informasi apa yang harus diungkapkan guna menjadikan
pengguna dapat mengevaluasi laporan keuangan tentang sifat dan dampak
keuangan daripada kombinasi bisnis.
IFRS 3 (2008) berusaha untuk meningkatkan relevansi, keandalan, dan
komparabilitas informasi yang diberikan mengenai kombinasi bisnis dan
dampaknya. IFRS 3 ini menetapkan prinsip-prinsip tentang pengakuan dan
pengukuran aset dan kewajiban yang diperoleh, penentuan Goodwill dan
pengungkapan yang diperlukan. Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis
adalah meningkatkan profitabilitas dan efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis
dilakukan untuk:
1. Penghematan Biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya adalah
biaya gaji berbagai manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut
sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan biaya penelitian dan
pengembangan.
2. Mengurangi Risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan
juga pasarnya, akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan
mengembangkan dan memasarkan produk baru.
3. Mengurangi Penundaan Beroperasinya Perusahaan
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan
sudah memenuhi berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat
dibandingkan dengan mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan
baru.
4. Menghindari Pengambilalihan oleh Perusahaan Lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain
adalah dengan melakukan kombinasi bisnis.
5. Memperoleh Aset Tidak Berwujud
Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk
memperoleh aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang
diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan, database pelanggan dan lain-
lain.
6. Alasan-Alasan Lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil
mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup


IFRS 3 ini diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi
definisi kombinasi bisnis. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk:
1. Pembentukan ventura bersama.
2. Akuisisi aset atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis. Dalam
hal ini, pihak pengakuisisi mengidentifikasi dan mengakui setiap aset
teridentifikasi yang diperoleh (termasuk aset yang memenuhi definisi dari,
dan kriteria pengakuan untuk, aset tidak berwujud). Biaya perolehan dari
kelompok aset tersebut dialokasikan kepada masing-masing aset
teridentifikasi dan liabilitas berdasarkan nilai wajar relatifnya pada tanggal
pembelian. Transaksi atau peristiwa tersebut tidak menimbulkan goodwill.
3. Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali.
4. Akuisisi oleh entitas investasi dari entitas anak yang harus diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi.
Dalam ruang lingkup disebutkan bahwa tidak diterapkan untuk akuisisi aset
atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis. Di sini menggunakan
istilah “akuisisi aset”, di mana dalam hal ini pihak yang diakuisisi tidak
memenuhi definisi suatu bisnis, maka akuisisi tersebut merupakan transaksi
akuisisi aset atau kelompok aset.
Bentuk-bentuk dari kombinasi bisnis atau penggabungan usaha adalah
sebagai berikut.
1) Akuisisi
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu
entitas usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi
miliknya.
2) Merger
IFRS 3 menyatakan bahwa merger merupakan suatu proses penggabungan
usaha dengan jalan mengambil alih satu atau lebih perusahaan yang lain.
Setelah terjadi pengambilalihan, maka perusahaan yang diambil alih
dibubarkan atau dilikuidasi, sehingga eksistensinya sebagai badan hukum
lenyap, dengan demikian kegiatan usahanya dilanjutkan oleh perusahaan yang
mengambil alih.
3) Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil
alih aset-aset dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan
akhirnya entitas yang terpisah tersebut dibubarkan.

2.2 Mengidentifikasi Suatu Kebijakan Bisnis


Entitas harus menentukan apakah suatu transaksi atau peristiwa lain adalah
ombinasi bisnis dengan menerapkan definisi dalam IFRS ini, yang mensyaratkan
bahwa aset yang diperoleh dan kewajiban yang diasumsikan merupakan bisnis.
Jika aset yang diperoleh bukan bisnis, pelaporan entitas harus memperhitungkan
transaksi atau peristiwa lain sebagai akuisisi aset.
Suatu pihak yang membeli dapat memperoleh kendali ata suatu pihak yang
menjual dalam berbagai cara. Berikut adalah cara-cara suatu pihak yang membeli
dapat memperoleh kendali atas suatu pihak yang menjual:
 Dengan mentransfer kas, setara kas, atau aset lainnya
 Dengan timbulnya liabilitas
 Dengan menerbitkan kepentingan ekuitas
 Dengan menyediakan lebih dari satu jenis imbalan
 Tanpa melakukan transfer imbalan (contoh: melalui kontrak sendiri)

Kombinasi bisnis dapat distrukturkan dalam beberapa cara yang berbeda,


yang mana meliputi:
 Satu atau lebih yang menjadi entitas anak dari suatu pihak yang membeli.
 Aset bersih dari satu atau lebih bisnis secara legal bergabung menjadi pihak
yang membeli.
 Suatu kombinasi bisnis entitas yang mentransfer aset bersihnya kepada
kombinasi bisnis entitas lain.
 Pemilik dari kombinasi bisnis entitas yang mentransfer kepentingan
ekuitasnya kepada kombinasi bisnis entitas lain.
 Transaksi yang roll-up di mana semua kombinasi bisnis entitas mentransfer
aset bersihnya.
 Pemilik dari entitas yang mentransfer kepentingan ekuitasnya kepada entitas
yang baru dibentuk.
 Sekelompok pemilik lama dari satu dari entitas-entitas yang menggabungkan
diri memperoleh kendali dari kombinasi bisnis.

Metode Akuisisi
Akuntansi untuk kombinasi bisnis didasarkan pada metode akuisisi. Metode
ini merupakan pengembangan dari metode pembelian. Perubahan terminologi
yang muncul adalah bahwa kombinasi bisnis bisa saja terjadi walaupun tidak
terjadi pembelian.
Penerapan akuntansi akuisisi memerlukan
 Pengidentifikasian pihak pembeli;
 Penetuan tanggal akuisisi;
 Pengakuan dan pengukuran aset, yang dapat diidentifikasi, yang dibeli dan
liabilitas yang ditanggungkan dan suatu kepentingan non-pengendali di dalam
pihak pembeli; dan
 Pengakuan dan pengukuran goodwill, termasuk keuntungan dari tawar
menawar pembelian.

a. Mengidentifikasi pihak pembeli


Pihak pembeli adalah ekuitas yang memperoleh kendali atas bisnis dari
pihak penjual. Kendali harus diuji dengan menerapkan IAS 27 mengenai
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
Kendali adalah daya untuk mengelola aktifitas keuangan dan operasional
dengan demikian memperoleh manfaat dari aktifitas tersebut.
Karakteristik berikut menandakan kendali yang signifikan:
 Memiliki lebih dari setengah daripada kemampuan pemberian hak
suara secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak.
 Kemampuan atas lebih daripada setengah hak suara menurut suatu
perjanjian dengan investor lainnya.
 Kemampuan untuk mengelola kebijakan keuangan dan operasi dari
entitas menurut suat statuta atau suatu perjanjian.
 Kemampuan untuk menunjuk atau memindahkan mayoritas dari
anggota dewan, atau badan pengelola dari entitas.
 Kemampuan untuk memberikan hak suara yang mayoritas di dalam
suatu rapat dewan atau badan pengelola dari entitas.
Sambil mengevaluasi kendali, keberadaan hak suara potensia yang
muncul dari saham waran, opsi beli saham, hutang atau saham preferen
yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa atau instrumen sejenis
lainnya, harus dipertimbangkan. Apabila tidak memungkinkan untuk
mengidentifikasi pihak pembeli dengan menerapkan prinsip kendali
sebagaimana yang dinyatakan di dalam IAS 27, selanjutnya kriteria
berikut diterapkan.
 Mengidentifikasi entitas yang melakukan transfer kas di dalam suatu
akuisisi yang ditransfer dengan kas.
 Mengidentifikasi entitas mana yang telah menerbitkan ekuitas di
dalam suatu akuisisi berdasarkan ekuitas.
 Mengidentifikasi pihak pembeli adalah entitas yang menggabungkan
diri, maka tentukan kelompok mana dari pemilik menerima atau
menahan porsi terbesar daripada hak suara.
 Bilamana tidak ada kelompok pemegang saham yang mempunyai
hak suara mayoritas, maka tentukanlah kelompok mana yang
memiliki hak suara terbesar.
 Apabila pihak pembeli adalah entitas yang meggabungkan diri, maka
tentukan kelompok mana yang memiliki kemampuan untuk memilih
atau memindahkan anggota dewan direktur yang mayoritas.
 Apabila pihak pembeli adalah entitas yang menggabungkan diri,
maka nilailah kelompok mana yang mendominasi manajemen senior
dari kombinasi bisnis entitas. Pihak pembeli biasanya adalah entitas
yang menggabungkan diri yang memiliki hak yang relatif lebih
besar, atau kombinasi bisnis entitas yang telah memulai kombinasi.

b. Tanggal akusisi
Adalah tanggal dimana pihak pembeli secara efektif memperoleh kendali
dari pihak yang menjual. Tanggal tersebut menunjukkan menurut tanggal
di mana:
 Pihak pembeli melakukan transfer jumlah dari akusisi.
 Pihak pembeli melakukan akusisi terhadap aset dan menanggung
liabilitas dari pihak yang menjual.
 Transaksi kombinasi bisnis tutup.
 Suatu perjanjian yang memberikan pihak pembeli kendali sebelum,
atau sesudah tanggal penutupan transaksi.
Pada IFRS 3 mewajibkan penggunaan metode akuntansi akuisisi. Dalam
metode akuntansi ini, pihak pembeli mengakui dan mengukur atas dasar
tanggal akusisi:
 Semua aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung atas dasar
nilai wajar
 Goodwill yang mendasari kelebihan dari:
1) Jumlah yang ditransfer oleh pihak pembeli dan kepentingan
non-pengendali
2) Nilai wajar dari aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung.
 Keuntungan atas suatu tawar menawar pembelian.
c. Mengakui Aset dan Liabilitas
Pengakuan aset dan liabilitas di dalam suatu transaksi kombinasi bisnis
adalah sebagai berikut:
 Mengidentifikasi aset dan liabilitas di dalam kerangka untuk
Penyajian Laporan Keuangan dan memeriksa liabilitas yang tidak
muncul dari kombinasi bisnis.
 Mengakui aset yang tidak diakui oleh pihak penjual, karena
merupakan aset yang tidak berwujud secara internal.
Pihak pembeli tidak mengakui beberapa aset dan liabilitas. Misalnya, pos
berikut yang bukan merupakan liabilitas pada tanggal akusisi adalah:
1) Barang yang diestimasi terjadi untuk meninggalkan suatu aktifitas,
akan tetapi bukan terdiri dari suatu liabilitas; atau
2) Biaya yang terjadi untuk melakukan terminasi atau melakukan
relokasi karyawan dari pihak penjual

d. Aset tidak Berwujud


Pihak penjual tidak mengakui aset tidak berwujud yang dihasilkan secara
internal seperti merk dagang. Daftar pelanggan dan paten, bilamana
pihak penjual membebankan biaya yang terjadi atas pengembangan aset
ini. Pihak pembeli, atas suatu kombinasi bisnis, dapat mengakui aset
tersebut.
IFRS 3 mengharuskan bahwa aset tidak berwujud harus dipisahkan dari
goodwill karena akuisisi. Aset tidak berwujud dipisahkan dari goodwill
atas dasar kriteria yang dapat dipisahkan dan kriteria legal dan
kontraktual. Aset tidak berwujud dapat diterapkan apakah aset tersebut
dapat dipisahkan dari bisnis.

e. Liabilitas Kontinjensi
Suatu liabilitas kontijensi didefinisikan di dalam IAS 37 mengenai
Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi sebagai berikut:
 Suatu liabilitas yang mungkin timbul dari peristiwa masa lalu dan
yang memiliki keberadaan hanya akan dikonfirmasi dengan kejadian
atau bukan kejadian dari satu atau lebih peristiwa masa depan yang
belum pasti yang tidak keseluruhannya berada di dalam kendali
entitas; atau
 Suatu liabilitas sekarang yang timbul dari peristiwa masa lalu akan
tetapi tidak diakui karena:
1) Tidak memungkinkan bahwa suatu arus kas keluar dari sumber
daya yang meningkatkan manfaat ekonomis akan diperoleh
untuk menyelesaikan liabilitas atau
2) Jumlah liabilitas yang tidak dapat diukur dengan keandalan yang
mencukupi. Di dalam konteks dari suatu kombinasi bisnis, pihak
pembeli diharuskan untuk mengakui suatu liabilitas kontinjensi
yang ditanggungkan di dalam suatu kombinasi bisnis per tanggal
akuisisi apabila suatu liabilitas sekarang timbul dari peristiwa
masa lalu dan nilai wajarnya dapat diukur secara andal.
Menurut IAS 37, suatu liabitas sekarang tidak dapat diakui sebagai suatu
liabilitas oleh karena suatu arus kas keluar dari sumber daya ekonomis
tidak memungkinkan, atau jumlah liabilitas tidak dapat diukur secara
andal. Suatu liabilitas kontinjensi diakui di dalam suatu kombinasi bisnis
diukur setelah pengakuan awal pada tingkatan yang lebih tinggi dari:
 Jumlah yang diakui sesuai dengan IAS 37; dan
 Jumlah yang pada awalnya diakui dikurang dengan amortisasi
kumulatif yang diakui sesuai dengan IAS 18 mengenai Pendapatan.
Prinsip yang diikuti hingga liabilitas kontinjensi diselesaikan, dibatalkan,
atau kadaluwarsa. Dalam hal IFRS 3, liabilitas kontinjensi yang timbul
dari liabilitas yang memungkinkan tidak diakui oleh pihak pembeli.
Hanya liabilitas kontinjensi yang mewakili liabilitas sekarang yang
diakui.

f. Pajak Penghasilan
Pihak pembeli harus mengukur suatu aset pajak yang ditangguhkan atau
liabilitas yang didasarkan kepada aset yang diakuisisi dan liabilitas yang
ditanggung pada tanggal akusisi, dengan menerapkan IAS 12. Pihak
pembeli harus mengakui suatu aset atau liabilitas pajak yang
ditangguhkan

g. Imbalan Kerja
Pihak pembeli juga harus mengukur imbalan kerja dari bisnis yang
diakuisisi pada tanggal akusisi, sesuai dengan IAS 19 mengenai Imbalan
Kerja.

h. Aset Indentifikasi
Aset adalah jumlah piutang dari pihak penjual atau pihak ketiga lainnya
untuk suatu liabilitas tertentu bahwa pihak penjual adalah, atau dapat
dikenakan pada. Misalnya, pihak penjual dapat menjamin bahwa jumlah
yang tidak dapat ditagih tidak akan melebihi 10%.
Apabila pihak pembeli mengakui liabilitas pihak penjual, maka
selanjutnya harus juga mengakui aset indemnifikasi. Ukuran aset
indemnifikasi adalah setara dengan nilai yang mendasari liabilitas kecuali
aset diturunkan nilainya karena dana tidak dapat ditagih.

i. Sewa Guna Operasi (Pihak Penyewa)


Pihak pembeli mengevaluasi ketentuan dan kondisi dari sewa guna
operasi, di mana pihak penjual adalah pihak penyewa. Pada tanggal
akuisisi, apabila ketentuan adalah menguntungkan sebagaimana
dibandingkan dengan syarat pasar, maka pihak pembeli mengakui suatu
aset tidak berwujud. Selain daripada itu, pihak pembeli mengakui suatu
liabilitas, asalkan peserta pasar berkeinginan untuk membayar suatu
harga untuk ini.
IFRS 3 menjelaskan bahwa pengakuan suatu aset tidak berwujud yang
timbul dari ketentuan pasar yang menguntungkan yang harus dibuktikan
dengan kriteria legal-kontraktual selain dari yang dapat dipisahkan.
Apabila pihak penjual adalah pihak penyewa, maka ketentuan sewa yang
menguntungkan atau merugikan biasanya akan dapat diambil dalam
penilaian wajar dari aset yang mendasari.

j. Hak yang dibeli kembali


Di dalam proses suatu kombinasi bisnis, pihak pembeli dapat membeli
kembali hak yang dihibahkan lebih dini kepada pihak penjual, seperti hak
franchise, hak paten atau lisensi, merek dagang dan lain-lain. Pihak
pembeli harus dapat memisahkan aset tidak berwujud yang dapat
dipisahkan dari goodwill. Hak tersebut diakui dan diamortisasi selama
sisa jangka waktu kontraktual dari hak tersebut.

k. Penghargaan berbasis Saham


Apabila, di dalam suatu kombinasi bisnis, pihak penjual mempunyai
penghargaan berbasis saham di mana pihak pembeli harus mengganti
dengan penghargaan berbasis saham miliknya, maka penghargaan yang
baru harus diukur dengan menerapkan IFRS 2.

l. Aset yang dikuasai untuk dijual


Kadang-kadang pihak pembeli boleh mengambil alih aset tidak lancar
yang dikuasai untuk dijual menurut suatu kombinasi bisnis. Aset tidak
lancar yang dikuasai untuk dijual dinilai dengan menerapkan IFRS 5.

m. Klasifikasi Aset dan Liabilitas


Setelah diidentifikasi aset yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung,
maka aset dan liabilitas diklasifikasi, agar berikutnya dapat menerapkan
IFRS. Misalnya, pihak pembeli harus mengklasifikasikan aset keuangan
sebagai:
a) Nilai wajar melalui ekuitas
b) Tersedia untuk dijual
c) Dikuasai hingga jatuh tempo yang tergantung kepada maksud dan
tujuan manajemen
Contoh lainnya meliputi:
a) Derivatif sebagai instrumen lindung nilai, menurut IAS 39
b) Apakah suatu derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utama
Tidak perlu melakukan klasifikasi:
a) Kontrak sewa guna sebagai sewa guna operasi atau sewa guna
pembiayaan
b) Kontrak asuransi menurut IFRS 4 per tanggal akuisisi
c) Prinsip Pengukuran
Langkah berikutnya adalah untuk menerapkan prinsip pengukuran nilai
wajar untuk mengidentifikasi aset dan liabilitas.
 Tidak ada pemisahan cadangan penilaian yang diizinkan bagi arus kas
yang tidak pasti. Sambil mengukur nilai wajar aset/liabilitas, elemen
yang tidak pasti dari arus kas harus disesuaikan untuk ruang lingkup
penilaian. Entitas tidak harus mengakui suatu cadangan penilaian yang
terpisah.
 Penilaian aset menurut suatu sewa guna operasi di mana pihak penjual
adalah pihak yang menyewakan. Aset dinilai setelah
memperhitungkan jangka waktu sewa dan nilai pasar terkait. Oleh
karena itu, tidak ada aset tidak berwujud yang terpisah yang diakui
atas dasar jangka sewa yang menguntungkan sebagaimana
dibandingkan dengan kondisi pasar.
 Penilaian aset yang diakuisisi bahwa pihak pembeli tidak berharap
untuk menggunakan cara-cara yang tradisional bahwa peserta pasar
lainnya biasanya akan menggunakan aset tersebut. Aset tersebut harus
dinilai atas dasar nilai wajar sesuai dengan penggunaannya oleh
peserta pasar lainnya.

Penilaian Goodwill
Goodwill didefinisikan sebagai satu aset yang mewakili manfaat ekonomi masa
datang yang timbul karena pembelian aset lain di dalam suatu kombinasi bisnis
yang tidak secara individu diidentifikasi dan diakui secara terpisah. IFRS 3
mengharuskan pihak pembeli untuk mengakui goodwill pada tanggal akuisisi,
diukur sebagai selisih antara (1) dan (2):
1) Keseluruhan dari:
a. Nilai wajar tanggal akuisisi dari jumlah yang ditransfer;
b. Jumlah dari setiap kepentingan non-pengendali di dalam entitas yang
diakuisisi; dan
c. Di dalam suatu kombinasi bisnis yang tercapai dalam tahapannya, nilai
wajar tanggal akuisisi dari penyertaan ekuitas yang dikuasai pihak
pembeli sebelumnya di dalam entitas yang diakuisisi.
2) Jumlah tanggal akuisisi neto dari aset yang dapat diidentifikasi yang
diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung, keduanya diukur sesuai IFRS 3.

2.3 Pertimbangan Nilai Wajar


Untuk perhitungan Goodwill karena akuisisi, pihak pembeli harus mengukur
nilai wajar dari aset yang ditransfer atau ekuitas yang diterbitkan; dan nilai wajar
dari liabilitas yang terjadi mengarah ke mantan pemilik dari pihak penjual.
Apabila aset yang ditransfer sebagai imbalan yang memiliki suatu nilai
wajar yang berbeda dari nilai buku, maka pihak pembeli harus mengukur ulang
nilai wajar aset semacam itu dan mengakui keuntungan atau kerugian di dalam
laporan laba atau rugi.

Goodwill Penuh dan Goodwill Sebagian


Goodwill penuh berarti bahwa goodwill diakui di dalam suatu kombinasi
bisnis untuk kepentingan non-pengendali dan juga untuk kepentingan pengendali
di dalam suatu entitas anak. Suatu goodwill sebagian pihak pembeli dapat diakui
kepentingan non-pengendali di dalam entitas anak atas dasar nilai wajar atau
pihak pembeli dapat mengakui kepentingan non-pengendali di dalam aset neto
tidak termasuk goodwill. Mengakui goodwill penuh akan meningkatkan aset neto
yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan.

Akuntansi untuk Beban atas Kombinasi Bisnis


Beban pada suatu kombinasi bisnis termasuk hal-hal berikut:
 Imbalan penemu
 Imbalan bagi penasehat, legal, akuntansi, penilai dan jasa profesional lainnya
atau jasa konsultasi lainnya
 Beban administrasi umum termasuk beban pemeliharaan suatu departemen
pembelian internal
 Biaya pendaftaran dan penerbitan surat hutang dan surat berharga ekuitas.
Beban ini dicatat di dalam periode dimana terjadinya dan jasa yang diterima.
Biaya perolehan tersebut tidak dapat lagi dimasukkan sebagai bagian dari biaya
perolehan atas kombinasi bisnis. Menurut IFRS 3 sebelumnya, biaya perolehan
tersebut dapat dimasukkan sebagai bagian dari penggabungan badan usaha. Biaya
untuk menerbitkan hutang atau surat berharga ekuitas harus diakui sesuai dengan
IAS 32 dan IAS 39.

Tawar Menawar Pembelian


Tawar menawar pembelian menciptakan suatu keuntungan atas akuisisi.
Apabila nilai wajar dari jumlah yang ditransfer lebih rendah daripada nilai wajar
aset bersih yang diakuisisi dan kepentingan non-pengendali, selanjutnya
keuntungan ini diakui di dalam laba dan rugi pihak pembeli. Sebelum mengakui
keuntungan ini, pihak pembeli harus mengkaji:
 Apakah semua aset yang dibeli dan liabilitas yang ditanggung diakui;
 Apakah kepentingan non-pengendali dicatat dengan tepat;
 Apakah penyertaan yang dikuasai sebelumnya termasuk dengan
pertimbangan (dalam hal akuisisi tahap per tahap); dan
 Apakah jumlah yang ditransfer diukur dengan tepat.

2.4 Periode Pengukuran


Ketentuan periode pengukuran pada kombinasi bisnis adalah sebagai
berikut:
 Jika proses kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan,
maka pihak pengakuisisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang
proses akuntansinya belum selesai.
 Pihak pengakuisisi menyesuaikan secara retrospektif jumlah sementara yang
diakui pada tanggal akuisisi untuk mencerminkan informasi baru yang
diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akusisi dan
berdampak pada pengukuran yang diakui.
 Pihak pengakuisisi mengakui aset atau liabilitas tambahan jika informasi baru
diperoleh mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi.
 Periode pengukuran berakhir segera setelah pihak pengakuisisi menerima
informasi yang dicari tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal
akuisisi atau mempelajari bahwa informasi lebih tidak dapat diperoleh.
 Periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi.

2.5 Pengungkapan
Pengakuisisi diperlukan untuk mengungkapkan informasi yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi baik selama periode pelaporan saat
atau setelah akhir periode tetapi sebelum laporan keuangan untuk diterbitkan. Di
antara pengungkapan diperlukan untuk memenuhi tujuan tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
 Nama dan deskripsi yang diakuisisi,
 Tanggal akuisisi,
 Persentase kepemilikan saham voting diperoleh, alasan utama untuk
kombinasi bisnis dan deskripsi tentang bagaimana pengakuisisi memperoleh
kendali yang diakuisisi,
 Deskripsi faktor yang membentuk goodwill diakui,
 Deskripsi kualitatif faktor yang membentuk goodwill diakui, seperti sinergi
yang diharapkan dari operasi menggabungkan,
 Aset tidak berwujud yang tidak memenuhi syarat untuk diakui secara
terpisah, nilai wajar akuisisi-tanggal pertimbangan jumlah yang ditransfer dan
nilai wajar akuisisi-tanggal masing-masing kelas utama pertimbangan,
 Rincian pengaturan pertimbangan kontinjensi dan aset ganti rugi,
 Rincian piutang diperoleh, jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi untuk
setiap kelas utama aktiva dan kewajiban yang diperoleh diasumsikan,
 Rincian dari kewajiban kontinjensi diakui, Jumlah total goodwill yang
diharapkan akan dikurangkan untuk tujuan pajak,
 Rincian tentang transaksi yang diakui secara terpisah dari akuisisi aset dan
asumsi kewajiban dalam kombinasi bisnis,
 Informasi tentang pembelian murah,
 Informasi tentang pengukuran kepentingan non-pengendali,
 Rincian tentang kombinasi bisnis dicapai secara bertahap,
 Informasi tentang pendapatan yang diakuisisi dan laba atau rugi,
 Informasi tentang kombinasi bisnis yang tanggal akuisisi adalah setelah akhir
periode pelaporan tapi sebelum laporan keuangan untuk diterbitkan
Pengakuisisi diperlukan untuk mengungkapkan informasi yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi dampak
keuangan dari penyesuaian diakui pada periode pelaporan saat ini yang
berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode atau periode
pelaporan sebelumnya. Di antara pengungkapan diperlukan untuk memenuhi
tujuan tersebut di atas adalah sebagai berikut: Rincian ketika akuntansi awal untuk
kombinasi bisnis belum lengkap untuk aset tertentu, kewajiban, kepentingan
nonpengendali atau item dari pertimbangan (dan jumlah yang diakui dalam
laporan keuangan untuk kombinasi bisnis sehingga telah ditentukan hanya
sementara), tindak lanjut informasi pertimbangan kontingen, tindak lanjut
informasi tentang kewajiban kontinjensi diakui dalam kombinasi bisnis,
rekonsiliasi nilai tercatat goodwill pada awal dan akhir periode pelaporan, dengan
berbagai rincian ditampilkan secara terpisah, jumlah dan penjelasan dari setiap
keuntungan atau kerugian diakui pada periode pelaporan.

Transisi
Aset dan kewajiban yang timbul dari kombinasi bisnis yang akuisisi tanggal
didahului penerapan IFRS ini tidak akan disesuaikan pada aplikasi IFRS ini. Jika
perjanjian penggabungan usaha menyediakan untuk penyesuaian biaya kombiasi
bergantung pada kejadian masa depan, perusahaan pengakuisisi harus mencakup
jumlah yang penyesuaian biaya kombinasi pada tanggal akuisisi jika penyesuaian
tersebut kemungkinan dapat diukur secara andal.
Sebuah perjanjian penggabungan usaha memungkinkan untuk penyesuaian
biaya kombinasi yang tergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan.
Penyesuaian mungkin, misalnya, menjadi bergantung pada tingkat tertentu laba
dipertahankan atau dicapai di masa mendatang, atau pada harga pasar dari
instrument yang diterbitkan dipertahankan. Hal ini biasanya mungkin untuk
memperkirakan jumlah setiap penyesuaian tersebut pada saat awalnya akuntansi
untuk kombinasi tanpa merusak keandalan informasi, meskipun beberapa
ketidakpastian ada. Jika peristiwa masa depan tidak terjadi atau estimasi perlu
direvisi, biaya kombinasi bisnis harus disesuaikan.
Namun, ketika perjanjian penggabungan usaha menyediakan untuk
penyesuian tersebut, penyesuaian yang tidak termasuk dalam biaya kombinasi
pada saat awalnya akuntansi untuk kombinasi jika itu baik tidak mungkin atau
tidak dapat diukur dengan andal. Jika penyesuaian yang kemudian menjadi
mungkin dan dapat diukur secara andal, pertimbangan tambahan harus
diperlakukan sebagai penyesuaian biaya kombinasi.
Dalam beberapa keadaan, perusahaan pengakuisisi mungkin diperlukan
untuk melakukan pembayaran berikutnya ke penjual sebagai kompensasi atas
pengurangan nilai aset yang diserahkan, instrument ekuitas yang diterbitkan atau
kewajiban yang terjadi atau diasumsikan oleh perusahaan pengakuisisi dalam
pertukaran untuk kontrol dari pihak yang diakuisisi. Hal ini terjadi, misalnya,
ketika perusahaan pengakuisisi menjamin harga pasar instrument ekuitas atau
utang yang diterbitkan sebagai bagian dari biaya bisnis kombinasi dan diperlukan
untuk mengeluarkan tambahan saham atau utang instrument untuk
mengembalikan yang biaya awalnya ditentukan. Dalam kasus tersebut, ada
kenaikan biaya kombinasi bisnis yang diakui. Dalam kasus instrument ekuitas,
nlai wajar dari pembayaran tambahan diimbangi oleh penurunan yang sama dalam
nilai dikaitkan dengan instrumen yang awalnya diterbitkan. Dalam hal instrument
hutang, pembayaran tambahan dianggap sebaai pengurangan premium atau
peningkatan diskon pada masalah awal.
Entitas, seperti entitas bersama, yang belum diterapkan IFRS 3 dan
memiliki satu atau lebih kombinasi bisnis yang dicatat dengan menggunakan
metode pembelian.

Contoh ilustrasi Kombinasi Bisnis


Contoh soal 1
PT. Bangun Jaya membeli 80% saham kepemilikan PT. Kembar Jaya pada 2
Januari 2011, 8000 lembar dengan harga 10/lembar, nilai nominal saham 5/lembar
Nilai total aset bersih PT. Kembar Jaya pada tanggal akuisisi sebesar Rp 80.000.
Berdasarkan informasi apraisal, nilai aset PT. Kembar Jaya dalam rangka akuisisi
dinilai kembali dengan kenaikan sebesar Rp 10.000. Dalam rangka akuisisi
tersebut dikeluarkan biaya konsultan, akuntan sebesar Rp 4.000. Biaya registrasi
akuisi saham sebesar Rp 2.000.
Jurnal akuisisi PT. Kembar Jaya:
Dr. Investasi dari PT. Kembar Jaya Rp 80.000
Dr. Biaya akuisisi Rp 4.000
Cr. Modal saham Rp 40.000
Cr. Tambahan modal saham Rp 40.000
Cr. Kas Rp 4.000
Dr. Tambahan modal saham Rp 2.000
Cr. Kas Rp 2.000

Nilai investasi Rp 80.000;


Nilai buku Rp 80.000; nilai wajar = Rp 90.000.
Jumlah yang dibeli 80% = Rp 64.000 dan nilai wajar Rp 72.000.
Goodwill parent = Rp 8.000
Goodwill total = Rp 10.000

Contoh Soal 2
PT Ananda, misalkan harga wajar kepentingan nonpengendali merujuk pada harga
wajar ekuitas yang diakusisi PT Amanda, sehingga total harga wajar adalah Rp
7.000.000.000 yang mencerminkan 80% harga ekuitas yang diakusisi (Rp
5.600.000.000), dan 20% harga wajar berkepentingan nonpengendali (Rp
1.400.000.000), jadi perhitungan goodwill adalah:
Harga akuisisi 100% hak suara Rp 7.000.000.000
Total nilai wajar Rp 6.800.000.000 –
Total goodwill Rp 200.000.000
Goodwill pihak pengakuisisi 80% Rp 160.000.000 –
Goodwill kepentingan nonpengendali Rp 40.000.000
Misalkan harga wajar kepentingan nonpengendali dihitung Rp1.360.000.000,
sehingga goodwill dihitung sebagai berikut:
Harga ekuitas yang diakuisisi Rp 5.600.000.000
Harga wajar kepentingan nonpengendali Rp 1.360.000.000
Total harga wajar Rp 6.960.000.000
Total nilai wajar entitas yang diakuisisi (Rp 6.800.000.000) –
Goodwill Rp 160.000.000
Goodwill pihak pengakuisisi (Rp 5,6 M – Rp 5,44 M) Rp 160.000.000 –
Goodwill nonpengendali Rp 0

Dalam khasus semacam itu, seluruh goodwill yang terdapat dalam akuisisi adalah
milik pengakuisisi kerena harga akuisisi kepentingan nonpengendali sebesar Rp
1.360.000.000 sama dengan nilai wajar kekayaan yang diakuisisi yakni 20% x Rp
6.800.000.000 = Rp 1.360.000.000. Sementar itu, harga akuisisi induk sebesar Rp
5.600.000.000 lebih tinggi Rp 160.000.000 dari nilai wajar yang dimiliki, yakni
Rp 5.440.000.000 (80% X Rp 6.800.000.000).

 Diskon Pembelian
Misalkan, dalam kasus kombinasi bisnis PT Amanda dengan PT Ananda,
harga akuisisi, adalah Rp 5.420.000.000 dan harga wajar kepentingan
nonpengendali berdasarkan penilaian appraisal company adalah Rp1,36
miliar, sehingga diskon pembelian adalah:
Harga ekuitas yang diakuisisi Rp 5.420.000.000
Harga wajar kepentingan nonpengendali Rp 1.360.000.000 –
Total harga wajar Rp 6.780.000.000
Total nilai wajar entitas yang diakuisisi (Rp 6.800.000.000) –
Keuntungan diskon Rp 20.000.000

Diskon pembelian pada dasarnya merupakan kemampuan negosisasi atau


timbul dari kombinasi bisnis yang terpaksa (misalnya, harus dilakukan karena
aturan pemerintah). Kondisi ini membuat bargaining power pihak
pengakuisisi lebih tinggi sehingga kentungan bagi pihak pengakisisi saja. PT
Intiseka akan mencatat akuisisi tersebut dalam laporan konsilidasi sebagai
berikut:
Jurnal:
Dr. Aset yang dapat diidentifikasi
yang diperoleh Rp 9.450.000.000
Cr. Kas Rp 5.420.000.000
Cr. Liabilitas yang diaambil-alih Rp 2.650.000.000
Cr. Keuntungan dari pembelian
dengan diskon Rp 20.000.000
Cr. Ekuitas kepentingan nonpengenndali Rp 1.360.000.000
Lampiran Laporan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai