Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH


TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KOTA
SURABAYA

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Dr. Dra. Sri Trisnaningsih, M.Si. CFrA

DISUSUN OLEH :

Nama : Bening Novita Ayuningrum


NPM : 21013010167
Kelas :C
No Urut Absensi : 16
BAB I

PENDAHULUA

A. LATAR BELAKANG

Pajak merupakan penerimaan pendapatan terbesar yang diterima oleh


pemerintah. Pajak selalu menjadi fenomena yang berkembang di masyarakat. Sebab
pemerintahan menggunakan pajak sebagai sumber penerimaan untuk mewujudkan
kemandirian bangsa dan negara. Melalui pajak inilah pemerintah dapat menyelesaikan
berbagai masalah perekonomian, membangun infrastruktur serta fasilitas umum. Yang
tentunya hal itu akan dinikmati oleh warga negara Indonesia itu sendiri.

Kepatuhan pajak (tax compliance) merupakan suatu Tindakan dimana Wajib


Pajak (WP) memiliki kesadaran penuh dan secara sukarela melakukan kewajiban
pajaknya dan memperoleh hak atas kewajiban pajaknya. Kewajiban perpajakan
tersebut meliputi beberapa hal sebagai berikut : melakukan pembayaran dan pelaporan
atas perpajakan masa dan tahunan dari pihak yang bersangkutan. Kepatuhan pajak
merupakan hal yang penting sebab pajak memiliki peran yang cukup signifikan dalam
pencapaian kesejahteraan hidup masyarakat di sebuah negara. Terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak seperti tingkat pemahaman
akuntansi perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.

Kebijakan pemerintah pada hakikatnya merupakan kebijakan yang ditujukan


untuk publik dalam pengertian yang seluas-luasnya (negara, masyarakat dalam
berbagai status serta untuk kepentingan umum), baik itu dilakukan secara langsung
maupun tidak secara langsung yang tercermin pada berbagai dimensi kehidupan
publik. Istilah kebijakan merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris”Policy”yang
dibedakan dari kata kebijaksanaan (Wisdom) maupun kebajikan (virtues).

Menurut Irfan Islamy (1999), kebijaksanaan berasal dari kata”Wisdom”


adalah tindakan yang memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih jauh dan
mendalam. Sementara kebijakan adalah tindakan mencakup aturan-aturan yang
terdapat didalam suatu kebijaksanaan. M.Solly Lubis (2007) mengatakan Wisdom
dalam arti kebijaksanaan atau kearifan adalah pemikiran/pertimbangan yang
mendalam untuk menjadi dasar (landasan) bagi perumusan kebijakan.Kebijakan
(policy) adalah seperangkat keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku politik dalam
rangka memilih tujuan dan cara untuk pencapaian tujuan. Keban (2008), melihat
kebijaksanaan sebagai suatu keputusan yang memperbolehkan sesuatu yang
sebenarnya dilarang atau sebaliknya, berdasarkan alasanalasan tertentu, seperti
pertimbangan kemanusiaan, keadaan gawat, dsb. Sedangkan kebijakan menunjukan
adanya serangkaian alternatif yang dipilih berdasarkan prinsip prinsip tertentu.

Rasio kepatuhan pajak di Indonesia pada tahun 2023 relatif masih lebih rendah
dari target yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebesar 16,1
juta SPT atau sekitar 83%. Hingga akhir Juli 2023 diketahui bahwa realisasi
Penerimaan Pajak dan Kepabeanan dan Cukai tersebut masing-masing telah mencapai
64,56 persen dan 49,40 persen terhadap Target, yang dipengaruhi oleh faktor kinerja
pemulihan ekonomi, moderasi harga komoditas, dan dampak dari implementasi
kebijakan perpajakan. Secara nominal, Penerimaan Pajak utamanya berasal dari
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) non-Migas Rp636,56 triliun dan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN/PPnBM) Rp
417,64 triliun. Kontribusi kedua komponen Penerimaan Pajak tersebut terhadap total
Penerimaan Pajak masing-masing sebesar 57,39 persen dan 37,66 persen. Lebih
detailnya, penerimaan PPh non-Migas masih ditopang oleh tiga terbesar komponen
penerimaan PPh non-Migas yang bersumber dari PPh Pasal 25/29 Badan, PPh Pasal
21, dan PPh Final, dimana kontribusi ketiganya mencapai 75,16 persen dari total
penerimaan PPh non-Migas.

Di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur, total


Penyampaian SPT Tahunan terhitung mulai 30 Maret sampai dengan 10 April 2023,
sebanyak 265.283 Wajib Pajak atau 77,44 persen dari target. Dengan rincian Wajib
Pajak Badan sebanyak 11.181, Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan sebanyak
196.201 dan Wajib Pajak Orang Pribadi non Karyawan, sebanyak 57.901. Angka
pelaporan SPT tahun ini, sedikit mengalami peningkatan, sekalipun kenaikan baru
terjadi sebesar 1,01 persen.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melakukan penelitian terkait


pengaruh pemahaman akuntansi perpajakan dan kebijakan pemerintah terhadap
kepatuhan wajib pajak di Kota Surabaya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah kebijakan akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap kepatuhan wajib


pajak ?
2. Apakah kendala yang harus diatasi dalam kebijakan pemerintah yang dapat
berakibat pada kepatuhan para wajib pajak ?
3. Apa saja kebijakan akuntansi yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi masalah
kepatuhan wajib pajak ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan akuntansi pemerintah terhadap kepatuhan


wajib pajak.
2. Untuk mengetahui kendala yang harus diatasi dalam kebijakan pemerintah yang dapat
berakibat pada kepatuhan para wajib pajak.
3. Untuk mengetahui apa saja kebijakan akuntansi pemerintah yang berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah :


1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca serta
memberikan manfaat bagi peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

2. Manfaat Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang
sejenis maupun untuk pengembangan penelitian yang lebih lanjut

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa aspek
berikut :

a. Bagi Instansi

Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan


terkait evaluasi atas faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak serta dapat
menjadi bahan untuk memperbaiki regulasi atau kebijakan terkait perpajakan.
b. Bagi Masyarakat

Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan wawasan dan meningkatkan


kesadaran akan kepatuhan wajib pajak.
BAB II

KAJIAN

PUSTAKA

A. KERANGKA TEORI

Perpajakan

Akuntansi perpajakan merupakan cabang akuntansi yang berkaitan dengan pengelolaan


dan pelaporan aspek perpajakan dalam kegiatan bisnis suatu entitas. Tujuan akuntansi
perpajakan adalah untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan perpajakan
yang berlaku dan mengelola kewajiban perpajakan dengan efektif. Akuntansi perpajakan
diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pajak Penghasilan

Merupakan salah satu jenis pajak yang paling umum dalam akuntansi perpajakan.
Pajak penghasilan dikenakan pada pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan.
Dalam akuntansi perpajakan, perusahaan harus menghitung, melaporkan, dan
membayar pajak penghasilan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Akuntansi perpajakan yang kedua adalah PPN. PPN adalah pajak yang
dikenakan pada penjualan barang dan jasa. Dalam akuntansi perpajakan, perusahaan
harus mengumpulkan PPN dari pelanggan, melaporkan PPN yang terkumpul, dan
membayarkan nya kepada otoritas perpajakan.

3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Akuntansi perpajakan yang ketiga adalah PBB. PBB adalah pajak yang dikenakan
atas kepemilikan properti atau tanah. Dalam akuntansi perpajakan, perusahaan harus
menghitung, melaporkan, dan membayar PBB sesuai dengan ketentuan perpajakan
yang berlaku.

4. Pajak Karyawan

Akuntansi perpajakan yang keempat adalah pajak karyawan. Merupakan pajak yang
dikenakan pada pendapatan karyawan yang diterima dari perusahaan. Dalam
akuntansi perpajakan, perusahaan harus menghitung dan mengurangkan pajak
karyawan dari gaji dan tunjangan yang diberikan kepada karyawan, serta melaporkan
dan membayarkan nya kepada otoritas perpajakan.

5. Pajak Dividen

Akuntansi perpajakan yang kelima adalah pajak dividen. Pajak dividen dikenakan
pada pembagian dividen kepada pemegang saham. Dalam akuntansi perpajakan,
perusahaan harus menghitung dan melaporkan pajak dividen yang terutang atas
pembagian dividen kepada pemegang saham.

6. Pajak Lainnya

Akuntansi perpajakan yang terakhir adalah pajak lainnya. Ada juga jenis pajak
lainnya yang dapat dikenakan tergantung pada sektor atau jenis kegiatan bisnis.
Contohnya termasuk pajak impor, pajak tambahan khusus, pajak hotel dan restoran,
dan lain sebagainya.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi -


konvensi, aturan-aturan, dan praktik - praktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah
sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah untuk
memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan.
Dalam dunia perpajakan, akuntansi sebenarnya bukan istilah yang resmi. Istilah yang lebih
tepat sebenarnya adalah pembukuan atau pencatatan. Tetapi karena sistem pajak yang
ditetapkan pemerintah saat ini, sebuah lembaga atau badan usaha diharuskan untuk menerapkan
sistem akuntansi.Pada dasarnya, baik akuntansi biasa maupun perpajakan memiliki cara kerja
yang serupa. Bedanya, jika akuntansi biasa menghasilkan laporan keuangan, akuntansi
perpajakan menghasilkan laporan pajak.
Secara teknis, selain berfungsi untuk mengetahui besaran pajak yang harus dibayar wajib
pajak, cabang akuntansi ini juga memiliki fungsi lain yang tidak kalah penting seperti di bawah
ini:
 Sebagai dokumentasi perpajakan tahunan yang bisa dipakai untuk perbandingan dan
mengetahui riwayat keuangan perusahaan.
 Sebagai laporan keuangan resmi yang bisa kita paparkan saat ingin mendapatkan
investor atau kegiatan publikasi lainnya.
 Sebagai bahan analisis untuk mengetahui besar pajak yang harus dibayar perusahaan
atau lembaga keuangan di masa yang akan datang.
 Sebagai strategi menganalisa pajak dan perencanaannya di masa yang akan datang.
Mengingat pentingnya fungsi-fungsi tersebut, maka setiap pengolahan data dan pencatatan
keuangan harus dilakukan secara detail dan rinci agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
kenyataan dan dapat dipertanggung jawabkan.

Kebijakan Pemerintah Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sebagai upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam meningkatkan kepatuhan


Wajib Pajak dan meningkatkan penerimaan pajak daerah di Kota Surabaya,Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jatim I Kementerian Keuangan bersinergi dengan
Pemerintah Kota Surabaya. Sinergi tersebut dilakukan dengan menyampaikan Nota
Kesepakatan yang berisikan tukar menukar informasi untuk penggalian potensi pajak pusat
dan pajak daerah, edukasi dan pendampingan penilaian serta bimbingan kepada Bendahara
Pemerintah Kota Surabaya terkait tata cara pemungutan, pembayaran dan pelaporan pajak.

Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya juga bekerja sama dengan pihak
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan melakukan sosialisasi pemberantasan korupsi
dalam pengelolaan pajak daerah. Karena korupsi juga merupakan salah satu kendala dalam
meningkatkan kepatuhan para wajib pajak. Dengan adanya masalah korupsi ini menyebabkan
rendahnya kepercayaan para Wajib Pajak sehingga menyebabkan kepatuhan Wajib Pajak
menurun pula.

Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator pendaftaran
diri, pelaporan dan isian SPT Masa dan Tahunan, penghitungan jumlah pajak yang harus
dibayar, ketepatan waktu dalam menyetor pajak, ketepatan waktu dalam melaporkan pajak,
serta pembayaran tunggakan pajak.

B. PENELITIAN TERDAHULU

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan apakah kebijakan
akuntansi pemerintah mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan oleh
Salman Latief, Junaidin Zakaria dan Mapparenta (2020) menunjukkan bahwa kebijakan
pemerintah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
menyelesaikan kewajiban perpajakannya. Kepercayaan wajib pajak terhadap sistim
pemerintahan memperoleh nilai tanggapan yang Baik. Hal ini berarti bahwa wajib pajak
memiliki kepercayaan terhadap upaya pemerintah dalam mengatasi berbagai permasalahan
ekonomi politik dalam negeri, melalaui berbagai paket kebijakan, meskipun kebijakan
pemerintah ini masih terdapat persepsi wajib pajak yang skeptis dengan langkah pemerintah.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sigit Susilo Broto (2018) bahwa pemerintah
dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak Indonesia. Pemerintah perlu meningkatkan
akuntabilitas dalam membelanjakan penerimaan pajak guna mendorong kepatuhan wajib
pajak. Peningkatan
akuntabilitas harus ditunjukkan dengan kualitas pelaksanaan APBN yang menunjukkan
keberpihakan pemerintah terhadap peningkatan pembangunan dan kualitas hidup masyarakat.
Sedangkan peningkatan kualitas layanan DJP kepada wajib pajak dan penunjuk bahwa DJP
mampu mengungkap kecurangan oleh wajib pajak hasrus diupayakan maksimal oleh DJP
guna mendorong kepatuhan wajib pajak sehingga dapat mendorong peningkatan penerimaan
pajak.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Sugi Astana dan Ni Ketut Lely Aryani
Merkusiwati (2017) menunjukkan bahwa struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi
informasi serta komunikasi, manajemen sumber daya manusia, dan pelaksanaan good
governance dalam sistem administrasi perpajakan modern dan kesadaran Wajib Pajak
berpengaruh positif pada kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

C. KERANGKA PENELITIAN
D. HIPOTESIS

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan sementara atas masalah atau pertanyaan penelitian
yang memerlukan pengujian secara empiris. Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori-teori
yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai
berikut :

a. Ha :

Kebijakan akuntansi pemerintah mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak

b. Ho

Tingkat pemahaman akuntansi perpajakan dan kebijakan pemerintah


tidak mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif,yang mana menggunakan metode


analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teori dan data-data yang berkaitan dengan
penelitian ini. Analisis deskriptif adalah teknik analisis data statistik yang digunakan dengan
mendeskripsikan, menyederhanakan serta menyajikan data sampel ke dalam bentuk yang
lebih mudah dipahami. Cara kerja analisis deskriptif yaitu menggambarkan distribusi data
yang meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Distribusi frekuensi yaitu menyusun data mentah berdasarkan kategori-kategori


tertentu agar lebih mudah dipahami.
2. Pengukuran variabilitas untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan data dalam suatu
data.
3. Pengukuran tendensi pusat untuk menentukan dimana letak paling besar dalam
distribusi data.

Dalam penelitian ini difokuskan pada penjelasan korelasi antara kebijakan


akuntansi pemerintah Surabaya yang merupakan variabel bebas dengan kepatuhan wajib
pajak yang ada di Surabaya yang merupakan variabel terikat dalam penelitian ini.

B. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

- Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan penjabaran dari variabel-variabel penelitian,


dimensi, dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Penelitian ini
memiliki variabel independent dan variabel dependen. Menentukan variabel secara
operasional menjadi hal yang sangat penting dalam penelitian karena bertujuan untuk
memberikan kredibilitas pada metodologi dan untuk memastikan reproduktifitas hasil studi.

Di dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel dimana terdapat Pemahaman


Akuntansi Pajak dan kebijakan pemerintah Surabaya yang merupakan variabel independen
(X) dan Kepatuhan Pajak para Wajib Pajak yang merupakan variabel dependen (Y) dalam
penelitian ini.

- Pengukuran Variabel

Pada umumnya variabel merupakan lawan dari konstanta yang mana


merupakan simbol suatu kuantitas atau sebuah faktor yang yang tidak dapat ditentukan atau
tidak tetap. Dengan kata lain variabel merupakan suatu kuantitas atau faktor yang dapat
berubah-ubah.
Variabel sendiri juga bisa diartikan sebagai besaran yang bisa mengubah
hasil dari suatu penelitian. Variabel sangat membantu dalam menganalisis masalah. Variabel
sendiri juga bisa diartikan sebagai besaran yang bisa mengubah hasil dari suatu penelitian.
Variabel sangat membantu dalam menganalisis masalah. Oleh karena itu variabel menjadi
tumpuan penting khususnya di dalam penelitian objektif (ilmiah).

A. Variabel Independen

Variabel ini dapat mengubah pengaruh yang diukur oleh peneliti dalam
mencari tahu hal yang sedang diamati. Variabel independen sendiri merupakan bentuk
variabel yang mampu memberikan pengaruh perubahan terhadap perubahan dependen. Bisa
dikatakan bahwa variabel independen merupakan penyebab dari perubahan pada variabel
dependen. Apabila variabel independen diubah, maka variabel dependen juga ikut diubah.
Untuk menentukan hubungan antara hal yang diamati, peneliti mengukur, memanipulasi, dan
memilih variabel independen.

B. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan objek dalam sebuah penelitian yang akan


berubah apabila dalam variabel independen berubah. Pasalnya variabel ini bergantung pada
variabel independen, sehingga variabel dependen tidak akan hadir apabila tidak ada variabel
independen. Selain itu variabel dependen juga disebut sebagai output dari variabel atau kata
lainnya yaitu konsekuensial. Konsekuensial adalah pengaruh yang hadir akibat adanya
variabel bebas. Maka dari itu variabel dependen disebut sebagai variabel yang pasti
dipengaruhi oleh variabel independen. Fungsi dari adanya variabel dependen ini adalah agar
dapat mengetahui pengaruh variabel independen dari sebuah pengamatan dan pengukuran.

C. TEKNIK PENENTUAN

SAMPEL

Populasi

Populasi atau universe merupakan suatui subjek pada wilayah serta waktu
tertentu yang akan diamati. Populasi dalam ini adalah jumlah Wajib Pajak yang ada di
Surabaya yaitu sebanyak 251.960 telah melaporkan SPT-nya atau 73,15 persen dari target
penyampaian SPT Tahunan sebesar 344.449.

Sampel

Sampel merupakan sebagian daripada populasi dalam sebuah penelitian.


Adapun ide dasar dari pengambilan sampel adalah bahwa dengan menyeleksi bagian dari
elelmen-elemen populasi, kesimpulan tentang keseluruhan populasi diharapkan dapat
diperoleh. Keunggulan ekonomis pengambilan sampel adalah biayanya lebih murah dan
memberikan pernilaian yang lebih cepat. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
probability sampling melalui pendekatan simple random sampling. Simple random sampling
adalah suatu teknik pengambilan sampel secara acak, dimana setiap anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini mempermudah peneliti
dalam memperoleh data yang akurat dan valid. Sehingga teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :

i. Libary Research, yaitu dengab mencari referensi, landasan teori, baik


dalam buku, jurnal, maupun internet yang sesuai dengan panelitian
tersebut
ii. Metode observasi. Dimana metode observasi adalah teknik
pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung terhadap objek
penelitian untuk mengetahui gambaran yang nyata mengenai data yang
didapat dalam wawancara

E. TEKNIK ANALISIS DATA DAN UJI HIPOTESIS

- Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linear berganda. Dimana Regresi linear berganda merupakan model regresi yang melibatkan
lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk
mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2018).

- Teknik Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian ini dipernilaian dengan menggunakan regresi linear berganda.


Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu
variable bebas atau predictor.

Anda mungkin juga menyukai