Pengendalian atas perusahaan lain dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
dan mengatur kebijakan yang menjadi pedoman aktivitas sehari-hari untuk meningkatkan manfaat dan
membatasi kerugian dari aktivitas bersangkutan. Sebagai konsekuensi kriteria pengendalian tersebut,
perusahaan dengan kepemilikan kurang dari 50 % akan dikonsolidasikan. Saat ini, banyak perusahaan
yang seharusnya dikonsolidasi jika mencermati arti pengendalian tersebut.
Metode akuntansi ekuitas (equity accounting method) melaporkan investasi induk perusahaan
dalam anak perusahaan dan bagtan induk perusahaan atas laba anak perusahaan sebagai akun dalam
laporan keuangan induk perusahaan. Metode ini disebut juga on-line consolidation.
Metode akuntansi ekuitas umumnya digunakan untuk investasi saham dengan suara (voting
stock) sebesar 20 % sampai 50 % dari efek ekuitas perusahaan. Dalam beberapa kasus, metode ini
tepat untuk investasi kurang dari 20 % jika induk perusahaan memiliki pengendalian efektif.
Perbedaan utama antara konsolidasi dan metode akuntansi ekuitas terletak pada tingkat kerincian yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Metode akuntansi ekuitas banyak digunakan untuk investasi
dalam anak perusahaan, joint ventures dan investasi kurang dari mayoritas.
2. Investasi modal yang tidak diakui. Di balik saldo investasi dalam on-line consolidation terdapat
aset dan kewajiban perusahaan investasi yang tidak tercatat dalam jumlah besar dapat tidak
tercatat dalam neraca investor. Sebagai contoh, Coca-Cola memiliki sekitar 38 % Coca-Cola
Enterprises (CCE), salah satu perusahaan pembotolannya. Coca-Cola mencatat investasi ini
dengan metode ekuitas dan melaporkan saldo investasi per 31 Desember 2001 sebesar $ 788 juta,
mendekati proporsi kepemilikannya atas $ 2,8 miliar ekuitas pemegang saham CCE. Neraca CCE
melaporkan total aset sebesar $ 23,7 miliar dan total kewajiban sebesar $ 20,9 miliar. Saldo
investasi dalam neraca Coca-Cola mencerminkan 3,5 % atas total aset yg dilaporkan, telah
mengaburkan investasi dan financial leverage yg lebih besar. Masalah yang dihadapi anal is
adalah bagaimana memperlakukan investasi di luar neraca (off-balance sheet) dalam jumlah besar
ini. Apakah analisis rasio keuangan harus diterapkan hanya pada laporan keuangan Coca-Cola ?
Apakah analisis harus mengkonsolidasikan CCE dengan Coca-Cola dan rasio keuangan dihitung
dari laporan keuangan konsolidasi? Apakah proporsi kepemilikan Coca-Cola dalam aset dan
kewajiban CCE harus dimasukkan dalam akun investasi ?
3. Cadangan pajak atas laba anak perusahaan yang tidak dibagikan. Jika laba anak perusahaan yang
tidak dibagikan termasuk dalam laba akuntansi sebelum pajak induk perusahaan (melalui
konsolidasi atau metode akuntansi ekuitas), maka diperlukan cadangan pajak (tax provision).
Cadangan ini tergantung pada tindakan dan tujuan induk perusahaan. Praktik saat ini
mengasumsikan seluruh laba yang tidak dibagikan ditransfer ke induk perusahaan sehingga
cadangan pajak dibuat oleh induk perusahaan di tahun berjalan. Asumsi ini tidak berlaku jika
terdapat bukti kuat bahwa anak perusahaan telah atau akan menginvestasikan laba yang tidak
dibagikan secara permanen atau mengirimkan laba melalui likuidasi yang bebas biaya. Analis
harus waspada bahwa keputusan perlu tidaknya cadangan pajak atas laba yang tidak dibagikan
berada di tangan manajemen.
7.6 Penggabungan Usaha
Harus diakui beberapa alasan tidak nyata untuk penggabungan usaha. Dalam beberapa kasus,
ketidaknyataan ini merupakan penjelasan terbaik atas biaya tinggi yang terjadi. Alasan ini meliputi :
gengsi manajemen, kompensasi, dan hak istimewa. Pilihan akuntansi oleh manajemen dalam
pencatatan penggabungan usaha dapat dipahami dengan mempertimbangkan motivasi-motivasi
tersebut. Penggabungan usaha juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan citra perusahaan,
anggapan potensi pertumbuhan atau kesejahteraannya serta dapat digunakan untuk meningkatkan laba.
7.7 Akuntansi Penggabungan Usaha
FASB baru-baru ini mengeluarkan dua standar penting (SFAS 141 "Business Combination"
dan SFAS 142 "Goodwill and Other Intangible Assets") yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan
penggabungan usaha dan berlaku efektif untuk periode fiskal yang dimulai tanggal 15 Desember 2001
dan sesudahnya. Standar ini memuat beberapa perubahan besar dalam pelaporan keuangan:
1. Akuntansi dengan purchase method diharuskan untuk semua penggabungan usaha sehingga
pooling accounting dilarang untuk digunakan di masa depan. Namun demikian, penggabungan
usaha terdahulu yang memenuhi perlakuan pooling terus dicatat sebagai pooling dalam laporan
keuangan konsolidasi.
2. Perusahaan harus mencatat nilai pasar wajar aset tak berwujud yang dibeli, yang sebelumnya
tidak diakui, sebelum mencatat goodwill.
3. Goodwill tidak lagi diamortisasi, melainkan diuji setiap tahun untuk penurunan nilai (impairment)
4. Standar mengharuskan pengungkapan alasan utama penggabungan usaha dan memperluas
informasi alokasi harga beli.
Goodwill hanya bisa dicatat bila nilai pasar wajar seluruh aset berwujud dan aset tak berwujud yang
teridentifikasi (merk dagang) yang diakuisisi diakui. Synergy akan mencatat akuisisi sbb :
D Investasi pada Micron 770,000
K Saham biasa 50,000
K Additional Paid in capital 720,000
Selama tahun 2007, Micron menghasilkan laba $ 150,000. Nilai investasi pada buku Sinergy per 31
Desember 2007 bersaldo :
Saldo awal (31 Desember 2006) $ 770,000
Laba investasi 150,000
Dividen 0
Amortisasi selisih ( 8.000 )
Saldo akhir (31 Desember 2007) $ 912,000
Laba investasi bersih yang diakui oleh Synergy sebesar $ 142,000. Neraca saldo Synergy dan Micron
per 31 Desember 2007 berikut kertas kerja konsolidasi.
Saldo awal akun investasi pada tanggal akuisisi ($ 770,000) mencerminkan nilai pasar Micron. Saldo
ini meliputi nilai pasar aset bersih Micron ditambah nilai pasar wajar merk dagang yang sebelumnya
tidak diakui dan goodwill yang diperoleh dari akuisisi. Empat jurnal konsolidasi sbb :
1. Mengganti akun investasi sebesar $ 620,000 dengan nilai buku aset yang diperoleh. Jika
kepemilikan atas anak perusahaan kurang dari 100 %, kredit pada akun investasi sama dengan
persentase kepemilikan dan selisih kredit dibukukan ke akun kewajiban, hak minoritas.
2. Mengganti akun investasi sebesar $ 150,000 dengan penyesuaian nilai wajar untuk mencatat aset
Micron pada nilai pasar wajar.
3. Mengeliminasi laba investasi yang dicatat oleh Synergy dan menggantinya dengan laporan laba
rugi Micron. Jika kepemilikan atas anak perusahaan kurang dari 100 %, laba investasi yang
dilaporkan Micron sama dengan proporsi kepemilikan dan beban tambahan dilaporkan sebagai
kepemilikan minoritas dalam laba Micron.
4. Mencatat penyusutan atas penyesuaian nilai wajar untuk aset tetap Micron dan amortisasi merk
dagang. Perlu dicatat bahwa tidak ada amortisasi goodwill.
Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasi memiliki umur yang tak terbatas dan
karenanya tidak diamortisasi. Goodwill ditelaah setiap tahun untuk Penurunan Nilai (Impairment).
Penelaahan ini merupakan proses yang terdiri dari dua langkah. Langkah pertama, nilai pasar wajar
Micron dibandingkan dengan nilainya dalam akun investasi di buku Synergy ($ 912,000 per 31
Desember 2007). Nitai pasar wajar Micron dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode
alternatif, seperti harga pasar perusahaan yang sebanding, atau model penilaian arus kas bebas
yang didiskontokan. Jika nilai pasar kurang dari saldo investasi, goodwill dianggap turun nilainya
dan rugi penurunan harus dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa nilai pasar wajar Micron diperkirakan sebesar $ 700,000 per
31 Desember 2007 dan nilai pasar wajar aset berwujud dan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi
sebesar $ 660,000. Data ini menghasilkan penurunan nilai sebesar $ 60,000 dengan perhitungan
sebagai berikut:
nilai pasar wajar micron 700,000
aset lancar 520,000
aset tetap 570,000
merk dagang 20,000
kewajiban 450,000
aset bersih 660,000
goodwill 40,000
100,00
saldo goodwill 31/12/2007
0
rugi penurunan nilai (impairement loss) (60,000)
Ayat jurnal dalam buku Synergy atas penurunan nilai goodwill yaitu :
D Rugi penurunan nilai goodwill 60,000
K Investasi pada Micron 60,000
Kerugian karena penurunan nilai goodwill akan dilaporkan sebagai akun terpisah di bagian operasional
dari laporan keuangan konsolidasi Synergy. Selain itu, sebagian nilai goodwill yang terdapat dalam
akun investasi Synergy dihapuskan, dan saldo goodwill pada neraca konsolidasi juga diturunkan. Fakta
dan keadaan yang menyebabkan penurunan nilai juga harus diungkapkan beserta metode yang
digunakan oleh Synergy untuk menentukan nilai pasar wajar Micron.
2. Nilai pertukaran kontinjen. Perusahaan biasanya mencatat nilai pertukaran kontinjen sesuai
dengan perjanjian pembelian saat kontijensi terselesaikan dan nilai pertukaran diserahkan atau
akan diserahkan. Dua jenis kontijensi didasarkan pada laba atau harga efek.
3. Alokasi total harga perolehan. Setelah total harga perolehan aset yang diakuisisi dapat
ditentukan, harga perolehan tersebut harus dialokasikan. Seluruh aset yang dapat diidentifikasi
yang diakuisisi dan kewajiban yang ditanggung dalam penggabungan usaha menerima aiokasi
harga perolehan, yang umumnya sama dengan nilai wajar masing-masing pada tanggal akuisisi.
Terdapat kemungkinan bahwa nilai pasar aset yang dapat diidentifikasi dikurangi dengan nilai
pasar kewajiban menghasilkan angka yang lebih besar dari harga perolehan yang diakuisisi
(goodwill negatif). Dalam kasus yang jarang ini, nilai yang dialokasikan pada aset tak lahcar
(kecuali investasi efek jangka panjang), dikurangi dengan dengan kelebihan ini extraordinary
gain - net of tax.
4. Penelitian dan pengembangan dalam proses (In process R&D). Bebarapa perusahaan
menghapuskan sebagian biaya akuisisi sebagai penelitian dan pengembangan khususnya dalam
industri berteknologi tinggi. Praktik ini memungkinkan perusahaan pengakuisisi untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan aiokasi harga perolehan pada goodwill. Penghapusan ini
menimbulkan masalah quality of earnings (QOE) karena aset understated dan pengembalian
ekuitas (dan aset) overstated.
5. Utang dalam laporan keuangan konsolidasi. Neraca konsolidasi tidak membantu kita untuk
menilai margin of safety yang dinikmati oleh kreditur. Untuk menilai keamanan kewajiban, analis
harus mempelajari laporan keuangan masing-masing anak perusahaan. Analis juga harus ingat
bahwa batasan hukum tidak selalu menjadi ukuran kewajiban yang efektif.
6. Laba dari penawaran perdana anak perusahaan. IPO oleh anak perusahaan menjadi makin
uraum dilakukan karena perusahaan berusaha mendapatkan keuntungan yang tidak diakui
(unrecognized gain) dalam nilai saham anak perusahaannya dan pada saat yang sama
mempertahankan pengendalian atas anak perusahaan. Sebagai contoh, Synergy memiliki 100 %
saham Micron dengan nilai buku ekuitas pemegang saham sebesar $ 1,000.000 dan mencatat
investasi pada Micron sebesar $ 1,000,000. Micron menjual saham sebesar $ 500,000 dan
karenanya mengurangi kepemilikan Synergy menjadi 80 %. Synergy kini memiliki 80 % anak
perusahaan dengan nilai buku $ 1,500,000 untuk investasi yang setara dengan $ 1,200,000
sehingga nilai investasi meningkat sebesar $ 200,000.
7. Penjualan dan laba sebelum akuisisi. Saat akuisisi anak perusahaan dilakukan di pertengahan
tahun, perusahaan hanya melaporkan ekuitas mereka dalam laba perusahaan dari tanggal akuisisi
ke depan. Metode untuk mencapainya yaitu:
a. Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasi dengan penjualan, beban, dan laba
anak perusahaan dari tanggal akuisisi ke depan.
a. Perusahaan dapat melaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasinya penjualan dan beban
anak perusahaan seluruh tahun dan menarik laba sebelum akuisisi sehingga hanya laba setelah
akuisisi yang dimasukkan dalam laba bersih konsolidasi.
Dampak kedua metode terhadap laba bersih konsolidasi adalah sama yaitu hanya laba bersih
setelah akuisisi yang dimasukkan dalam laba konsolidasi.
8. Push-Down Accounting. Purchase method mensyaratkan aset dan kewajiban perusahaan yang
diakuisisi dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan pengakuisisi pada nilai
pasarnya. Terdapat masalah kontroversial tentang bagaimana perusahaan yang diakuisisi
melaporkan aset dan kewajiban tersebut dalam laporan keuangan yang terpisah. Sebagai contoh,
jika perusahaan A mengakuisisi seluruh saham perusahaan B, laporan keuangan perusahaan B
harus mencerminkan dasar akuntansi baru yang timbul dari transaksi akuisisi oleh perusahaan A.
Saat kepemilikan berada dalam pengendalian induk perusahaan, dasar akuntansi untuk aset dan
kewajiban yang dibeli haruslah sama, terlepas dari apakah perusahaan terus ada atau terlebur
dalam operasi induk perusahaan. Dasar akuntansi baru tersebut adalah harga perolehan
perusahaan A untuk mengakuisisi perusahaan B harus didorong/turun (push-down) dan digunakan
untuk membentuk basis akuntansi yang baru dalam laporan keuangan perusahaan B yang terpisah.
10.Konsekuensi akuntansi goodwill. Selisih lebih antara harga beli dan nilai pasar aset bersih
perusahaan yang diakuisisi yang dapat diidentifikasi mencerminkan pembayaran untuk laba
abnormal. Laba abnormal merupakan hasil merk dagang atau hal lain yang menawarkan posisi
persaingan superior.
Daftar Bacaan :
Buku Ajar Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan, Usman Sastradipraja., Prodi
Akuntansi, FE Utama.