Anda di halaman 1dari 12

BAB 7

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI (1)

7.1 Investasi Antar Perusahaan

Investasi antar perusahaan (intercorporate investments) merupakan investasi oleh satu


perusahaan dalam sekuritas atau surat berharga ekuitas perusahaan lainnya. Induk perusahaan (parent)
merupakan pihak yang mengendalikan, umumnya melalui kepemilikan efek ekuitas. Aktivitas entitas
legal terpisah lainnya disebut anak perusahaan (subsidiary). Hubungan induk perusahaan-anak
perusahaan (parent-subsidiary) terjadi saat satu perusahaan memiliki seluruh atau sebagian besar efek
ekuitas dengan hak suara perusahaan lain. Induk perusahaan juga seringkali berinvestasi dalam
perusahaan afiliasi (affiliates). Induk perusahaan memiliki pengaruh atas aktivitas perusahaan afiliasi,
namun tidak mengendalikannya.
Terdapat beragam alasan mengapa suatu perusahaan melakukan investasi antarperusahaan atau
membeli pengendalian atas perusahaan lain. Alasan ini meliputi keunggulan atas sumber bahan baku,
pertumbuhan pangsa pasar, masuk dalam bisnis baru, keuntungan pajak, mengurangi tekanan risiko,
dukungan pemerintah, serta keunggulan teknologi dan strategi.
Metode bagi induk perusahaan untuk mencatat kepemilikannya dalam anak perusahaan terbagi
menjadi dua metode yaitu laporan keuangan konsolidasi dan metode akuntansi ekuitas. Dari sudut
pandang analis, kedua metode tersebut berbeda jauh dalam hal jumlah informasi yang disajikan
tentang kondisi keuangan dan hasil operasi gabungan antara induk dan anak perusahaan.

7.2 Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements) melaporkan hasil operasi


dan kondisi keuangan induk perusahaan berikut anak perusahaannya dalam satu set laporan keuangan.
Akun investasi dalam laporan keuangan induk perusahaan merupakan bukti kepemilikan saham dalam
anak perusahaan. Dari sudut pandang legal, induk perusahaan memiliki saham anak perusahaannya.
Induk perusahaan tidak memiliki aset anak perusahaan dan biasanya tidak bertanggung jawab atas
kewajiban anak perusahaan, meskipun seringkali menjamin kewajiban tersebut. Atas dasar substansi
ekonomi, laporan keuangan konsolidasi tidak memperhatikan identitas legal yang terpisah antara induk
dan anak perusahaan. Hal ini berarti, laporan keuangan konsolidasi mencerminkan entitas bisnis yang
dikendalikan oleh perusahaan tunggal yaitu induk perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam praktik
yaitu laporan keuangan konsolidasi lebih bermakna dari laporan keuangan terpisah untuk melaporkan
hubungan induk perusahaan-anak perusahaan.
Konsolidasi terdiri atas dua langkah yaitu agregasi dan eliminasi. Laporan keuangan
konsolidasi menambahkan aset, kewajiban, pendapatan, dan beban anak perusahaan ke akun terkait
dalam laporan keuangan induk perusahaan. Dalam hal induk perusahaan tidak memiliki 100 % saham
anak perusahaan, hak minoritas (minority interest) pihak lain diakui. Hak minoritas mencerminkan
porsi anak perusahaan yang dimiliki oleh pihak selain induk perusahaan. Jika induk perusahaan
memiliki seluruh saham anak perusahaan, anak perusahaan disebut anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya (wholly owned subsidiary).
Langkah kedua adalah mengeliminasi transaksi antarperusahaan (intercompany transactions
atau reciprocal accounts) untuk menghindari pencatatan ganda atau pengakuan laba terlalu cepat.
Sebagai contoh, utang induk perusahaan pada anak perusahaannya dan piutang anak perusahaan
terhadap induk perusahaannya dieliminasi saat neraca konsolidasi disiapkan. Demikian pula dengan
penjualan dan beban pokok penjualan dieliminasi untuk penjualan sediaan antarperusahaan.
Hasil akhir konsolidasi neraca adalah pelaporan anak perusahaan yang diperoleh pada nilai
pasar wajar pada tanggal akuisisi. Ini berarti seluruh aset tetap anak perusahaan dan aset tak berwujud
yang dapat diidentifikasi secara terpisah disajikan pada nilai pasar. Selisih antara harga beli dengan
nilai pasar wajar aset yang dapat diidentifikasi ini dicatat sebagai goodwill. Konsolidasi laporan laba
rugi dimulai dengan menjumlahkan seluruh laporan laba rugi induk perusahaan dan anak perusahaan
setelah eliminasi transaksi antarperusahaan. Selanjutnya, beban penyusutan/amortisasi tambahan
dicatat oleh induk perusahaan untuk mengalokasikan selisih antara harga beli dan nilai buku bersih
aset.yang diperoleh. Menurut aturan GAAP yang baru, goodwill tidak lagi diamortisasi melainkan diuji
setiap tahur. untuk penurunan nilai sekarang.

7.3 Prinsip Konsolidasi

Praktik akuntansi mengasumsikan laporan keuangan konsolidasi lebih bermakna daripada


laporan induk perusahaan dan anak perusahaan yang terpisah. Konsolidasi dianggap sebagai metode
pelaporan yang disukai. Akuntansi mensyaratkan konsolidasi anak perusahaan yang dimiliki secara
mayoritas dimana induk perusahaan memiliki lebih dari 50 % saham anak perusahaan walaupun anak
perusahaan tidak memiliki operasional yang sama dengan induknya, hak minoritas yang besar, atau
lokasi asing.
Terdapat dua kondisi dimana anak perusahaan seharusnya tidak dikonsolidasikan untuk
keperluan pelaporan :
1. Pengendalian tidak lengkap atau sementara. Konsolidasi tidak tepat jika pengendalian bersifat
sementara, pengendalian tidak berada di tangan pemilik mayoritas, atau jika anak perusahaan
akan dihapuskan.
2. Laba tidak pasti. Jika terdapat ketidakpastian yang tinggi tentang peningkatan ekuitas anak
perusahaan telah dicatat sebagai akrual pada induk perusahaan, konsolidasi bukanlah hal yang
tepaL Contoh ketidakpastian yang tinggi adalah ketika terdapat batasan-batasan konversi atas
mata uang asing atau atas penerimaan laba luar negeri.

Pengendalian atas perusahaan lain dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan
dan mengatur kebijakan yang menjadi pedoman aktivitas sehari-hari untuk meningkatkan manfaat dan
membatasi kerugian dari aktivitas bersangkutan. Sebagai konsekuensi kriteria pengendalian tersebut,
perusahaan dengan kepemilikan kurang dari 50 % akan dikonsolidasikan. Saat ini, banyak perusahaan
yang seharusnya dikonsolidasi jika mencermati arti pengendalian tersebut.

7.4 Metode Akuntansi Ekuitas

Metode akuntansi ekuitas (equity accounting method) melaporkan investasi induk perusahaan
dalam anak perusahaan dan bagtan induk perusahaan atas laba anak perusahaan sebagai akun dalam
laporan keuangan induk perusahaan. Metode ini disebut juga on-line consolidation.
Metode akuntansi ekuitas umumnya digunakan untuk investasi saham dengan suara (voting
stock) sebesar 20 % sampai 50 % dari efek ekuitas perusahaan. Dalam beberapa kasus, metode ini
tepat untuk investasi kurang dari 20 % jika induk perusahaan memiliki pengendalian efektif.
Perbedaan utama antara konsolidasi dan metode akuntansi ekuitas terletak pada tingkat kerincian yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Metode akuntansi ekuitas banyak digunakan untuk investasi
dalam anak perusahaan, joint ventures dan investasi kurang dari mayoritas.

7.5 Implikasi Analisis Atas Investasi Antar Perusahaan

Pertimbangan implikasi yang penting atas investasi antarperusahaan yaitu :


1. Pengakuan laba perusahaan investasi. Metode konsolidasi dan metode akuntansi ekuitas keduanya
mengasumsikan bahwa setiap dollar atau mata uang lainnya yang dihasilkan oleh anak perusahaan
setara dengan setiap dollar atau mata uang lainnya yang dihasilkan oleh induk perusahaan
meskipun tidak diterima tunai. Walaupun kewajiban pajak induk perusahaan atas pengiriman laba
oleh anak perusahaan diabaikan, asumsi setara mata uang atas laba tidak dapat diterima karena
otoritas regulasi dapat mencampuri kebijakan dividen anak perusahaan, anak perusahaan dapat
beroperasi di negara yang membatasi pengiriman laba atau di negara yang mengalami penurunan
bilai mata uang secara cepat (risiko politik), pembatasan dividen dalam perjanjian pinjaman dapat
membatasi akses laba, dan kehadiran hak minoritas yang kuat dan stabil dapat mengurangi pilihan
induk perusahaan dalam penentuan dividen atau kebijakan lainnya.

2. Investasi modal yang tidak diakui. Di balik saldo investasi dalam on-line consolidation terdapat
aset dan kewajiban perusahaan investasi yang tidak tercatat dalam jumlah besar dapat tidak
tercatat dalam neraca investor. Sebagai contoh, Coca-Cola memiliki sekitar 38 % Coca-Cola
Enterprises (CCE), salah satu perusahaan pembotolannya. Coca-Cola mencatat investasi ini
dengan metode ekuitas dan melaporkan saldo investasi per 31 Desember 2001 sebesar $ 788 juta,
mendekati proporsi kepemilikannya atas $ 2,8 miliar ekuitas pemegang saham CCE. Neraca CCE
melaporkan total aset sebesar $ 23,7 miliar dan total kewajiban sebesar $ 20,9 miliar. Saldo
investasi dalam neraca Coca-Cola mencerminkan 3,5 % atas total aset yg dilaporkan, telah
mengaburkan investasi dan financial leverage yg lebih besar. Masalah yang dihadapi anal is
adalah bagaimana memperlakukan investasi di luar neraca (off-balance sheet) dalam jumlah besar
ini. Apakah analisis rasio keuangan harus diterapkan hanya pada laporan keuangan Coca-Cola ?
Apakah analisis harus mengkonsolidasikan CCE dengan Coca-Cola dan rasio keuangan dihitung
dari laporan keuangan konsolidasi? Apakah proporsi kepemilikan Coca-Cola dalam aset dan
kewajiban CCE harus dimasukkan dalam akun investasi ?

3. Cadangan pajak atas laba anak perusahaan yang tidak dibagikan. Jika laba anak perusahaan yang
tidak dibagikan termasuk dalam laba akuntansi sebelum pajak induk perusahaan (melalui
konsolidasi atau metode akuntansi ekuitas), maka diperlukan cadangan pajak (tax provision).
Cadangan ini tergantung pada tindakan dan tujuan induk perusahaan. Praktik saat ini
mengasumsikan seluruh laba yang tidak dibagikan ditransfer ke induk perusahaan sehingga
cadangan pajak dibuat oleh induk perusahaan di tahun berjalan. Asumsi ini tidak berlaku jika
terdapat bukti kuat bahwa anak perusahaan telah atau akan menginvestasikan laba yang tidak
dibagikan secara permanen atau mengirimkan laba melalui likuidasi yang bebas biaya. Analis
harus waspada bahwa keputusan perlu tidaknya cadangan pajak atas laba yang tidak dibagikan
berada di tangan manajemen.
7.6 Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha (business combination) mengacu pada merger, akuisisi, reorganisasi,


atau restrukturisasi atas dua atau lebih perusahaan untuk membentuk sebuah perusahaan lainnya.
Penggabungan usaha mengubah kepemilikan dan pengendalian atas perusahaan yang diakuisisi atau
didivestasi. Hal ini terjadi bila suatu perusahaan mengakuisisi atau mendivestasi dirinya sendiri atas
sebagaian besar efek ekuitas perusahaan lain.
Akuntansi penggabungan usaha memerlukan keputusan tentang bagaimana menilai aset dan
kewajiban entitas yang baru. Keputusan ini meliputi revaluasi seluruh aset dan kewajiban yang
diakuisisi menjadi nilai pasar, dengan dampak besar terhadap laporan keuangan saat ini dan laporan
keuangan di masa yang akan datang. Analisis penggabungan usaha harus mempertimbangkan insentif
manajemen, implikasi akuntansi, serta kebutuhan untuk mengevaluasi dan menginterpretasikan laporan
keuangan entitas yang baru.
Beberapa alasan ekonomis penggabungan usaha yaitu:
1. Untuk memperoleh sumber bahan baku, fasilitas produksi, teknologi, jaringan pemasaran, atau
pangsa pasar yang tidak ternilai.
2. Untuk menjamin sumber keuangan atau akses terhadap sumber keuangan
3. Memperkuat manajemen
4. Meningkatkan efisiensi operasi
5. Mendorong diversifikasi
6. Mempercepat masuk ke pasar
7. Mencapai skala ekonomi
8. Memperoleh manfaat pajak

Harus diakui beberapa alasan tidak nyata untuk penggabungan usaha. Dalam beberapa kasus,
ketidaknyataan ini merupakan penjelasan terbaik atas biaya tinggi yang terjadi. Alasan ini meliputi :
gengsi manajemen, kompensasi, dan hak istimewa. Pilihan akuntansi oleh manajemen dalam
pencatatan penggabungan usaha dapat dipahami dengan mempertimbangkan motivasi-motivasi
tersebut. Penggabungan usaha juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan citra perusahaan,
anggapan potensi pertumbuhan atau kesejahteraannya serta dapat digunakan untuk meningkatkan laba.
7.7 Akuntansi Penggabungan Usaha

FASB baru-baru ini mengeluarkan dua standar penting (SFAS 141 "Business Combination"
dan SFAS 142 "Goodwill and Other Intangible Assets") yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan
penggabungan usaha dan berlaku efektif untuk periode fiskal yang dimulai tanggal 15 Desember 2001
dan sesudahnya. Standar ini memuat beberapa perubahan besar dalam pelaporan keuangan:
1. Akuntansi dengan purchase method diharuskan untuk semua penggabungan usaha sehingga
pooling accounting dilarang untuk digunakan di masa depan. Namun demikian, penggabungan
usaha terdahulu yang memenuhi perlakuan pooling terus dicatat sebagai pooling dalam laporan
keuangan konsolidasi.
2. Perusahaan harus mencatat nilai pasar wajar aset tak berwujud yang dibeli, yang sebelumnya
tidak diakui, sebelum mencatat goodwill.
3. Goodwill tidak lagi diamortisasi, melainkan diuji setiap tahun untuk penurunan nilai (impairment)
4. Standar mengharuskan pengungkapan alasan utama penggabungan usaha dan memperluas
informasi alokasi harga beli.

7.8 Mekanisme Konsolidasi


Pada tanggal 31 Desember 2006, Synergy Corporation membeli 100 % saham Micron
Company dengan menukarkan 10.000 lembar saham biasanya (nilai nominal $ 5, harga pasar $ 77)
dengan semua saham Micron.Micron selanjutnya tetap berdiri sebagai anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki oleh Synergy. Pada tanggal akuisisi, nilai buku Micron adalah $ 620,000. Synergy
bersedia membayar pada harga pasar sebesar $ 770,000 karena Synergy merasa bahwa aset tetap
Micron disajikan lebih rendah dari seharusnya (undervalued) sebesar $ 20,000. Micron memiliki merk
dagang yang tidak tercatat senilai $ 30,000, dan manfaat tak berwujud dari penggabungan usaha
(sinergi, posisi pasar dan sejenisnya) senilai $ 100,000. Haiga beli tersebut dialokasikan sebagai
berikut:

Biaya akuisisi $ 770,000


Nilai buku Micron $ 620.000
Selisih $ 150,000

Selisih dialokasikan ke : Masa manfaat Depre. / Amortisasi Tahunan


Aset tetap yg undervalued 20,000 10 2,000
Merk dagang 30,000 5 6,000
Goodwill 100,000 Tidak terbatas 0
150,000

Goodwill hanya bisa dicatat bila nilai pasar wajar seluruh aset berwujud dan aset tak berwujud yang
teridentifikasi (merk dagang) yang diakuisisi diakui. Synergy akan mencatat akuisisi sbb :
D Investasi pada Micron 770,000
K Saham biasa 50,000
K Additional Paid in capital 720,000

Selama tahun 2007, Micron menghasilkan laba $ 150,000. Nilai investasi pada buku Sinergy per 31
Desember 2007 bersaldo :
Saldo awal (31 Desember 2006) $ 770,000
Laba investasi 150,000
Dividen 0
Amortisasi selisih ( 8.000 )
Saldo akhir (31 Desember 2007) $ 912,000

Laba investasi bersih yang diakui oleh Synergy sebesar $ 142,000. Neraca saldo Synergy dan Micron
per 31 Desember 2007 berikut kertas kerja konsolidasi.

SYNERGY CORP DAN ANAK PFRUSAHAAN


NERACA SALDO DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk tahun berakhir 31 Desember 2007
(Disajikan dengan Purchase Method)
Synergy Micron Debit Credit Konsolidasi
Pendapatan $ 610,000 $ 370,000 $ 980,000
Beban operasi ( 270,000) ( 140,000) (410,000)
Penyusutan (115,000) ( 80,000) 2,000 ( 197,000 )
Amortisasi 0 0 6,000 ( 6,000)
Laba investasi 142,000 0 142,000 0
Laba bersih 367,000 150,000 367,000
So laba I/1/ 2006 680,000 490,000 490,000 680,000
Laba bersih 367,000 150,000 367,000
Dividen dibayar ( 90,000) 0 ( 90,000)
So laba 31 /12/2007 957,000 640,000 957,000

Synergy Micron Debit Credit Konsolidasi


Kas 165,000 20,000 125,000
Piutang 380,000 220,000 600,000
Sediaan 560,000 280,000 840,000
Investasi pada Micron 912,000 0 620,000 0
150,000
142,000
Aset tetap netto 1,880,000 720,000 20,000 2,000 2,618,000
Merk dagang 0 0 30,000 6,000 24,000
Goodwill 0 0 100,000 100,000
Total asset 3,837,000 1,240,000 4,307,000

Kewajiban 780,000 470,000 1,250,000


Saham biasa 800,000 100,000 100,000 800,000
Paid in Capital 1,300,000 30,000 30,000 1,300,000
Saldo laba 957,000 640,000 957,000
Total kwjbn & ekuitas 3,837,000 1,240,000 920,000 920,000 4,307,000

Saldo awal akun investasi pada tanggal akuisisi ($ 770,000) mencerminkan nilai pasar Micron. Saldo
ini meliputi nilai pasar aset bersih Micron ditambah nilai pasar wajar merk dagang yang sebelumnya
tidak diakui dan goodwill yang diperoleh dari akuisisi. Empat jurnal konsolidasi sbb :
1. Mengganti akun investasi sebesar $ 620,000 dengan nilai buku aset yang diperoleh. Jika
kepemilikan atas anak perusahaan kurang dari 100 %, kredit pada akun investasi sama dengan
persentase kepemilikan dan selisih kredit dibukukan ke akun kewajiban, hak minoritas.
2. Mengganti akun investasi sebesar $ 150,000 dengan penyesuaian nilai wajar untuk mencatat aset
Micron pada nilai pasar wajar.
3. Mengeliminasi laba investasi yang dicatat oleh Synergy dan menggantinya dengan laporan laba
rugi Micron. Jika kepemilikan atas anak perusahaan kurang dari 100 %, laba investasi yang
dilaporkan Micron sama dengan proporsi kepemilikan dan beban tambahan dilaporkan sebagai
kepemilikan minoritas dalam laba Micron.
4. Mencatat penyusutan atas penyesuaian nilai wajar untuk aset tetap Micron dan amortisasi merk
dagang. Perlu dicatat bahwa tidak ada amortisasi goodwill.

Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasi memiliki umur yang tak terbatas dan
karenanya tidak diamortisasi. Goodwill ditelaah setiap tahun untuk Penurunan Nilai (Impairment).
Penelaahan ini merupakan proses yang terdiri dari dua langkah. Langkah pertama, nilai pasar wajar
Micron dibandingkan dengan nilainya dalam akun investasi di buku Synergy ($ 912,000 per 31
Desember 2007). Nitai pasar wajar Micron dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode
alternatif, seperti harga pasar perusahaan yang sebanding, atau model penilaian arus kas bebas
yang didiskontokan. Jika nilai pasar kurang dari saldo investasi, goodwill dianggap turun nilainya
dan rugi penurunan harus dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa nilai pasar wajar Micron diperkirakan sebesar $ 700,000 per
31 Desember 2007 dan nilai pasar wajar aset berwujud dan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi
sebesar $ 660,000. Data ini menghasilkan penurunan nilai sebesar $ 60,000 dengan perhitungan
sebagai berikut:
nilai pasar wajar micron 700,000
aset lancar 520,000
aset tetap 570,000
merk dagang 20,000
kewajiban 450,000
aset bersih 660,000
goodwill 40,000
100,00
saldo goodwill 31/12/2007
0
rugi penurunan nilai (impairement loss) (60,000)

Ayat jurnal dalam buku Synergy atas penurunan nilai goodwill yaitu :
D Rugi penurunan nilai goodwill 60,000
K Investasi pada Micron 60,000

Kerugian karena penurunan nilai goodwill akan dilaporkan sebagai akun terpisah di bagian operasional
dari laporan keuangan konsolidasi Synergy. Selain itu, sebagian nilai goodwill yang terdapat dalam
akun investasi Synergy dihapuskan, dan saldo goodwill pada neraca konsolidasi juga diturunkan. Fakta
dan keadaan yang menyebabkan penurunan nilai juga harus diungkapkan beserta metode yang
digunakan oleh Synergy untuk menentukan nilai pasar wajar Micron.

7.9 Masalah Penggabungan Usaha


Masalah penggabungan usaha yaitu :
1. Menilai pertukaran. Masalah utama dalam purchase method adalah penentuan total harga
perolehan entitas yang diakuisisi. Penentuan harga perolehan aset yang diperoleh secara individu,
dalam kelompok, atau dalam penggabungan usaha, menggunakan prinsip yang sama. Umumnya
tidak terdapat masalah dalam penentuan total harga perolehan aset yang diperoleh dengan uang
tunai karena jumlah kas yang dibayarkan merupakan harga perolehan aset yang diakuisisi. Namun
alokasi harga perolehan ini pada masing-masing aset yang diakuisisi lebih sulit jika perusahaan
mengakuisisi aset dengan menimbulkan kewajiban, total harga perolehan aset yang diakuisisi
adalah nilai sekarang dari jumlah pembayaran di masa depan. Jika efek utang diterbitkan pada
tingkat bunga yang jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari tingkat bunga efektif untuk efek
sejenis, premium dan diskon harus dicatat. Jika perusahaan mengakuisisi aset melalui pertukaran
saham, total harga perolehan aset yang diakuisisi merupakan nilai wajar saham yang diserahkan
atau nilai wajar aset bersih yang diterima, mana yang lebih nyata buktinya.

2. Nilai pertukaran kontinjen. Perusahaan biasanya mencatat nilai pertukaran kontinjen sesuai
dengan perjanjian pembelian saat kontijensi terselesaikan dan nilai pertukaran diserahkan atau
akan diserahkan. Dua jenis kontijensi didasarkan pada laba atau harga efek.

3. Alokasi total harga perolehan. Setelah total harga perolehan aset yang diakuisisi dapat
ditentukan, harga perolehan tersebut harus dialokasikan. Seluruh aset yang dapat diidentifikasi
yang diakuisisi dan kewajiban yang ditanggung dalam penggabungan usaha menerima aiokasi
harga perolehan, yang umumnya sama dengan nilai wajar masing-masing pada tanggal akuisisi.
Terdapat kemungkinan bahwa nilai pasar aset yang dapat diidentifikasi dikurangi dengan nilai
pasar kewajiban menghasilkan angka yang lebih besar dari harga perolehan yang diakuisisi
(goodwill negatif). Dalam kasus yang jarang ini, nilai yang dialokasikan pada aset tak lahcar
(kecuali investasi efek jangka panjang), dikurangi dengan dengan kelebihan ini extraordinary
gain - net of tax.

4. Penelitian dan pengembangan dalam proses (In process R&D). Bebarapa perusahaan
menghapuskan sebagian biaya akuisisi sebagai penelitian dan pengembangan khususnya dalam
industri berteknologi tinggi. Praktik ini memungkinkan perusahaan pengakuisisi untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan aiokasi harga perolehan pada goodwill. Penghapusan ini
menimbulkan masalah quality of earnings (QOE) karena aset understated dan pengembalian
ekuitas (dan aset) overstated.

5. Utang dalam laporan keuangan konsolidasi. Neraca konsolidasi tidak membantu kita untuk
menilai margin of safety yang dinikmati oleh kreditur. Untuk menilai keamanan kewajiban, analis
harus mempelajari laporan keuangan masing-masing anak perusahaan. Analis juga harus ingat
bahwa batasan hukum tidak selalu menjadi ukuran kewajiban yang efektif.

6. Laba dari penawaran perdana anak perusahaan. IPO oleh anak perusahaan menjadi makin
uraum dilakukan karena perusahaan berusaha mendapatkan keuntungan yang tidak diakui
(unrecognized gain) dalam nilai saham anak perusahaannya dan pada saat yang sama
mempertahankan pengendalian atas anak perusahaan. Sebagai contoh, Synergy memiliki 100 %
saham Micron dengan nilai buku ekuitas pemegang saham sebesar $ 1,000.000 dan mencatat
investasi pada Micron sebesar $ 1,000,000. Micron menjual saham sebesar $ 500,000 dan
karenanya mengurangi kepemilikan Synergy menjadi 80 %. Synergy kini memiliki 80 % anak
perusahaan dengan nilai buku $ 1,500,000 untuk investasi yang setara dengan $ 1,200,000
sehingga nilai investasi meningkat sebesar $ 200,000.
7. Penjualan dan laba sebelum akuisisi. Saat akuisisi anak perusahaan dilakukan di pertengahan
tahun, perusahaan hanya melaporkan ekuitas mereka dalam laba perusahaan dari tanggal akuisisi
ke depan. Metode untuk mencapainya yaitu:
a. Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasi dengan penjualan, beban, dan laba
anak perusahaan dari tanggal akuisisi ke depan.
a. Perusahaan dapat melaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasinya penjualan dan beban
anak perusahaan seluruh tahun dan menarik laba sebelum akuisisi sehingga hanya laba setelah
akuisisi yang dimasukkan dalam laba bersih konsolidasi.
Dampak kedua metode terhadap laba bersih konsolidasi adalah sama yaitu hanya laba bersih
setelah akuisisi yang dimasukkan dalam laba konsolidasi.

8. Push-Down Accounting. Purchase method mensyaratkan aset dan kewajiban perusahaan yang
diakuisisi dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan pengakuisisi pada nilai
pasarnya. Terdapat masalah kontroversial tentang bagaimana perusahaan yang diakuisisi
melaporkan aset dan kewajiban tersebut dalam laporan keuangan yang terpisah. Sebagai contoh,
jika perusahaan A mengakuisisi seluruh saham perusahaan B, laporan keuangan perusahaan B
harus mencerminkan dasar akuntansi baru yang timbul dari transaksi akuisisi oleh perusahaan A.
Saat kepemilikan berada dalam pengendalian induk perusahaan, dasar akuntansi untuk aset dan
kewajiban yang dibeli haruslah sama, terlepas dari apakah perusahaan terus ada atau terlebur
dalam operasi induk perusahaan. Dasar akuntansi baru tersebut adalah harga perolehan
perusahaan A untuk mengakuisisi perusahaan B harus didorong/turun (push-down) dan digunakan
untuk membentuk basis akuntansi yang baru dalam laporan keuangan perusahaan B yang terpisah.

9. Keterbatasan tambahan laporan keuangan konsolidasi. Keterbatasan tambahan laporan


keuangan konsolidasi yaitu:
a. Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang membentuk entitas yang lebih besar
tidak sekaku dibuat berdasarkan basis yang dapat diperbandingkan.
b. Tidak mengungkapkan pengungkapan pembatasan penggunaan kas di masing-masing
perusahaan.
c. Kondisi keuangan perusahaan yang buruk digabungkan dengan kondisi keuangan perusahaan
yang baik sehingga mengaburkan analisis.
d. Tingkat transaksi antarperusahaan tidak dapat diketahui, kecuali prosedur yang mendasari
proses konsolidasi dilaporkan.
e. Akuntansi untuk konsolidasi perusahaan dengan jenis usaha berbeda menimbulkan masalah
khusus.

10.Konsekuensi akuntansi goodwill. Selisih lebih antara harga beli dan nilai pasar aset bersih
perusahaan yang diakuisisi yang dapat diidentifikasi mencerminkan pembayaran untuk laba
abnormal. Laba abnormal merupakan hasil merk dagang atau hal lain yang menawarkan posisi
persaingan superior.

Daftar Bacaan :
Buku Ajar Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan, Usman Sastradipraja., Prodi
Akuntansi, FE Utama.

Anda mungkin juga menyukai