Oleh :
NIM. 40220006
NIM : 40220006
Kediri, ………………………
Mengetahui
…………………………………... …………………………………...
PNEUMONIA
A. Definisi
pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) Deegan batuk dan
disertai sesak nafas disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan
aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.
Nurarif & Kusuma, (2016)
Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi
dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat
yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013).
B. Etiologi
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis beragam, tergantung pada organisme penebab dan penyakit pasien
Brunner & Suddarth (2013).
1. Menggigil mendadak dan dengan cepat berlanjut menjadi demam (38,5 o C - 40,5 C).
2. Nyeri dada pleuritik yang semakin berat ketika bernapas dan batuk.
3. Pasien yang sakit parah mengalami takipnea berat (25 sampai 45 kali pernapasan/menit)
4. Nadi cepat dan memantul, dapat meningkat 10 kali/menit per satu derajat peningkatan
6. Tanda lain : infeksi saluran napas atas, sakit kepala, demam derajat rendah, nyeri
pleuritik, myalgia, ruam faringitis, setelah beberapa hari, sputum mucoid atau
mukopurulen dikeluarkan.
7. Pneumonia berat : pipi memerah, bibi dan bantalan kuku menunjukkan sianosis sentral.
8. Sputum purulent, bewarna seperti katar, bercampur darah, kental, atau hijau, bergantung
9. Nafsu makan buruk, dan pasien mengalami diaphoresis dan mudah lelah.
10. Tanda dan gejala pneumonia dapat juga bergantung pada kondisi utama pasien (misal,
G. Penatalaksanaan
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identiatas klien : Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitasnya, yang
meliputi : Nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, tanggal
pengkajian, keluhan utama ; keluhan dimulai dengan infeksi saluran pernafasan,
kemidian mendadak panas tinggi disertai batuk yang hebat, nyeri dada dan nafas
sesak.
b. Riwayat kesehatan sekarang : pada klien pneumoniayang sering dijumpai pada waktu
anamnese ada klien mengeluh mendadak panas tinggi (380C - 410C) Disertai
menggigil, kadangkadang muntah, nyeri pleura dan batuk pernafasan
terganggu(takipnea), batuk yang kering akan menghasilkan sputum seperti karat dan
purulen
c. Riwayat penyakit dahulu : Pneumonia sering diikuti oleh suatu infeksi saluran
pernafasan atas, pada penyakitPPOM, tuberkulosis, DM, Pasca influenza dapat
mendasari timbulnya pneumonia, Riwayat penyakit keluarhga : Adakah anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien atau asma bronkiale,
tuberkulosis, DM, atau penyakit ISPA lainnya.
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Klien tampak lemah, Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada
klien dengan pneumonia biasanya didapatkan peningkatan suhu tubuh lebih dari 400C,
frekuensi napas meningkat dari frekuensi normal, denyut nadi biasanya seirama dengan
peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, dan apabila tidak melibatkan infeksi
sistem yang berpengaruh pada hemodinamika kardiovaskuler tekanan darahbiasanya
tidak ada masalah.
a. B1 (Breathing)
Pemeriksaan fisik pada klien dengan pneumonia merupakan pemeriksaan fokus,
berurutan pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1) Inspeksi : Bentuk dada dan gerakan pernapasan, Gerakan pernapasan simetris. Pada
klien dengan pneumonia sering ditemukan peningkatan frekuensi napas cepat dan
dangkal, serta adanya retraksi sternum dan intercostal space (ICS). Napas cuping
hidung pada sesak berat dialami terutama oleh anak-anak. Batuk dan sputum. Saat
dilakukan pengkajian batuk pada klien dengan pneumonia, biasanya didapatkan
batuk produktif disertai dengan adanya peningkatan produksi sekret dan sekresi
sputum yang purulen.
2) Palpasi : Gerakan dinding thorak anterior/ ekskrusi pernapasan. Pada palpasi klien
dengan pneumonia, gerakan dada saat bernapas biasanya normal dan seimbang
antara bagian kanan dan kiri. Getaran suara (frimitus vocal). Taktil frimitus pada
klien dengan pneumonia biasanya normal.
3) Perkusi : Klien dengan pneumonia tanpa disertai komplikasi, biasanya didapatkan
bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. Bunyi redup perkusi pada klien
dengan pneumonia didapatkan apabila bronkopneumonia menjadi suatu sarang
(kunfluens).
4) Auskultasi : Pada klien dengan pneumonia, didapatkan bunyi napas melemah dan
bunyi napas tambahan ronkhi basah pada sisi yang sakit. Penting bagi perawat
pemeriksa untuk mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah mana didapatkan
adanya ronkhi.
b. B2 (Blood)
Pada klien dengan pneumonia pengkajian yang didapat meliputi
1) Inspeksi : Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umun.
2) Palpasi : Denyut nadi perifer melemah.
3) Perkusi : Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
4) Auskultasi : Tekanan darah biasanya normal, bunyi jantung tambahan biasanya
tidak didapatkan.
c. B3 (Brain)
Klien dengan pneumonia yang berat sering terjadi penurunan kesadaran, didapatkan
sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pada pengkajian objektif,
wajah klien tampak meringis. Menangis, merintih, merengang, dan mengeliat.
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan. Oleh karena itu,
perawat perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal
dari syok.
e. B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan napsu makan, dan penurunan
berat badan.
f. B6 (Bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik secara umum sering menyebabkan ketergantungan
klien terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan dibuktikan
dengan sputum berlebih
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta EGC
Ngastiyah. 2015. Perawatan Anak Sakit ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Nugroho T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam cetakan
1. Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika
Nurarif & Kusuma, 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Daignosa Medis
&.Nanda Nic-Noc. Yogyakatra : MediAction Patricia, A. dkk. 2010. Fundamental
Keperawatan Edisi
Nurarif A.H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc ed 1. Jogjakarta : Penerbit Mediaction
Shaleh, A. 2013. Jadi Dokter Untuk Anak Sendiri. Yogyakarta: Katahati
Teery & Sharon. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik ed 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
KASUS
Tn. X usia 60 tahun, diagnosa medis Pneumonia dan sedang dirawat di ruang paru. Keluhan
saat ini batuk disertai sesak napas dan setiap makan hanya habis ¼ porsi. Riwayat penyakit
saat ini : batuk disertai sesak dengan panas naik turun sejak 1 minggu sebelum MRS sehingga
oleh keluarga dibawa ke RS. Pemeriksaan fisik didapatkan: keadaan umum cukup dengan
kesadaran compos mentis, GCS: 456, suhu tubuh 38,7°C, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 70x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. TB: 165 cm. BB: 45 kg. Pasien tampak
pucat, kulit teraba panas, terpasang infus RL 20 tpm. Pada auskultasi dada terdengar suara
wheezing dan ada ronchi, cuping hidung tidaka da, retraksi dada tidak ada. Pasien makan 3x/hari
dan setiap makan hanya habis ¼ porsi dan tampak tidak ada nafsu makan. Pemeriksaan penunjang : Hb 10gr/dl,
leukosit 15.900mm/jam.(normal 5000-10.000 mm/jam), hasil foto thorax tampak infiltrat pada paru kiri. Pasien
mendapat terapi : Kalnex 3x250 mg/iv, pamol 3x1 gr/iv/hr, nebul Combivent 2x2,5 mg.
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
IDENTITAS
1. Keluhan Utama :
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Batuk dan sesak nafas
b. Saat Pengkajian
Batuk disertai sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 22 oktober pasien masuk RS diantar oleh istri dengan keluhan
batuk disertai sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu, pasien mengatakan suhu
tubuhnya naik turun, pasien mengatakan batuk grok grok dan ada suara mengi
saat bernafas, nafsu makan pasien juga turun, ketika makan hanya habis ¼ porsi
disetai mual, ketika pengkajian di dapat bahwa pasien nampak pucat dan lemas.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ND : 70x/m
SH : 38,7°c
RR : 24 x/m
BB : 45 kg
TB : 165 cm
Kesadaran :
Darah
Secret : ada Konsistensi : kental
Cheyne Stokes
Bentuk dada Simetris Asimetris
Bentuk thorax Pigeon chest Normal chest
Lpm :
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vokal fremitus : Getaran antara kanan dan kiri teraba (sama / tidak
sama), lebih bergetar pada sisi -
Perkusi
Auskultasi
Suara nafas :
Inspeksi
Palpasi
Pulsasi pada dinding thorax teraba ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
Perkusi
Auskultasi
Ya Tidak
b. Irama jantung
Reguler Ireguler
S1/S2 tunggal
Ya Tidak
c. CRT : < 2 detik
d. Akral
Ya Tidak
5. Sistem Persyarafan
a. GCS
Eye (Buka mata) : 4
Verbal : 5
Motorik : 6
b. Refleks fisiologis Patella Triceps Biceps
c. Refleks patologis babinsky budzinsky kering
d. Keluhan pusing Ya Tidak
e. Pupil isokor anisokor
Diameter : -
f. Sclera/Konjunctiva anemis ikterus
g. Gangguan pandangan ya tidak
Jelaskan……..
h. Gangguan pendengaran ya tidak
Jelaskan……..
i. Gangguan penciuman ya tidak
Jelaskan……..
j. Kaku kuduk ya tidak
k. Kejang ya tidak
l. mual Ya Tidak
m. muntah Ya Tidak
n. nyeri kepala Ya Tidak
Masalah Keperawatan :
6. Sistem perkemihan
a. kebersihan
bersih kotor
b. keluhan kencing
nokturi inkotinensia gross hematuri
poliuria disuria oligouria
retensi histensi anuria
Fraktur Ya Tidak
Oedem Ya Tidak
Hiperpigmentasi Ya Tidak
9. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjat tyroid Ya Tidak
Pembesaran Kelenjar getah
Ya tidak
bening
Hipoglikemia ya tidak
Hiperglikemia ya tidak
Luka gangren ya tidak
Lain-lain:
Masalah Keperawatan : tidak muncul masalah keperawatan
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan tuhan Hukuman Lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam Gelisah Tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi
Kooperatif tidak kooperatif curiga
d. Gangguan konsep diri
Ya Tidak
Lain- lain:
Masalah Keperawatan : tidak muncul masalah keperawatan
Pemenuhan
No makan dan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Minum
Siang : 1x Siang : 1x
Malam : 1x Malam : 1x
b. Pola Eliminasi
Pemenuhan
No Eliminasi Sebelum Sakit Setelah Sakit
BAB / BAK
Siang : 1x Siang :-
Pemenuhan
No Sebelum Sakit Setelah Sakit
Istirahat Tidur
Pemenuhan
No Personal Sebelum Sakit Setelah Sakit
Hygiene
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah
Sebelum sakit Sering kadang kadang tidak pernh
Sesudah sakit sering kadang kadang tidak pernah
Masalah Keperawatan : .............................................................................................
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM :
A. Darah Lengkap
Leukosit : 15.900 ( N : 3.500 - 10.000 L )
Eritrosit :..........................( N : 1,2 juta - 1,5 juta )
Trombosit : ................... ( N : 150.000 – 350.000 / L )
Hemoglobin : 10..................... ( N : 11,0 – 16,3 gr / dl )
Hematrokit :..........................( N : 35,0 – 50 gr / dl )
B. Kimia Darah
Ureum :..........................( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin :..........................( N : 07 – 1,5 mg / dl )
SGOT :..........................( N : 2 – 17 )
SGPT :..........................( N : 3 – 19 )
BUN :..........................( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin :..........................( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein :..........................( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )
GD Puasa :..........................( N : 100 mg / dl )
GD 2 JPP :..........................( N : 140 – 180 mg / dl )
C. Analisa elektrolit
Natrium :..........................( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium :..........................( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida :..........................( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium :..........................( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor :..........................( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )
........................................................................................................................................
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh di atas
nilai normal
ANALISA DATA
ANALISA DATA
DO :
• Pasien nampak masukke paru menuju
lemas alveolus
• Batuk tidak efektif
• Terdapat suara
ronchi dan whezing
• Tidak ada cuoing
hidung terjadi peradangan
• Tidak ada retraksi
dada
• RR : 24x/m
peningkatan produksi
sputum
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan di tandai dengan adanya sputum berlebih
Waktu
NO
Hari/ jam Implementasi paraf Evaluasi
DX
Tanggal
P:
Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,4,5
1 jumat Manajemen jalan nafas S:
• Pasien mengatakan masih batuk sesak nafas
30 oktober 07.00 1. Memonitor bunyi napas ᵹ
2020 tambahan O:
Whezing dan ronchi • Pasien nampak lemas
07.00 2. Memonitor sputum ᵹ • Pasien sudah bisa batuk efektif
Warna kuning kehijauan • Terdapat suara ronchi dan whezing
12.00 3. Mengatur posisi semi fowler ᵹ • RR : 24x/m
12.00 4. Mengajarkan teknik batuk £ A:
efektif Masalah teratasi sebagian
20.00 5. Memberikan terapi nebulizer £
Combivent 2x2,5mg P:
Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,5
1 Sabtu Manajemen jalan nafas S:
• Pasien mengatakan masih batuk sesak nafas
31 oktober 07.00 1. Memonitor bunyi napas ᵹ
2020 tambahan O:
Whezing • Pasien sudah bisa batuk efektif
17.00 2. Memonitor sputum ᵹ • Masih terdapat suara whezing
Warna kuning kehijauan • RR : 22x/m
12.00 3. Mengatur posisi semi fowler ᵹ
21.00 4. Memberikan terapi nebulizer £ A:
5. Combivent 2x2,5mg Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,5
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh di atas nilai normal
2 Kamis Manajemen hipertemia DS :
29 07.00 1. Memonitor suhu tubuh ᵹ • Pasien mengatakan panas naik turun sejak 1
oktober 38,7°c minggu
2020
12.00 2. Melonggarkan pakaian pasien ᵹ DO :
• ND : 70x/m
• SH : 38,7°c
• RR : 24 x/m
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan semua interveni
2 jumat Manajemen hipertemia DS :
30 07.00 1. Memonitor suhu tubuh ᵹ • Pasien mengatakan badannya sudah tidak
oktober 37,5°c demam
2020
12.00 2. Melonggarkan pakaian pasien ᵹ DO :
• SH : 37,5°c
• RR : 24 x/m
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan interveni