Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 8 No.

1 (Ferbuari 2023)
ISSN 2541‑0644 (print), ISSN 2599‑3275 (online)
DOI https://doi.org/10.22146/jkesvo.69159

Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja dengan Gerakan


Menekan dan Berulang

Carpal Tunnel Syndrome among Workers with Pressing and Repetitive Movements

Ulfa Nurullita1 , Rizky Wahyudi2, Wulandari Meikawati3

1,2,3Universitas Muhammadiyah Semarang


ABSTRAK

Latar Belakang: Carpal Tunnel Syndrome (CTS) terjadi karena gerakan berulang yang menekan saraf
median terowongan karpal, dengan gejala berupa nyeri yang berlanjut menjadi mati rasa. Pekerjaan
membuka buah kapuk membutuhkan gerakan menekan dan berulang. Terdapat keluhan nyeri dan
kesemutan pada sebagian pekerja dan sebagian lain mengeluhkan tremor pada tangannya. Keluhan
ini sangat dirasakan saat malam hari.
Tujuan: Menganalisis faktor risiko kejadian CTS pada pekerja pembuka buah kapuk.
Metode: Penelitian cross‑sectional ini melibatkan 34 pekerja pembuka buah kapuk. Variabel usia, jenis
kelamin, masa kerja, dan riwayat arthritis reumathoid dikumpulkan melalui wawancara, status gizi
dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan, frekuensi gerakan berulang diobservasi.
Kejadian CTS diidentifikasi melalui tes Phalen.
Hasil: Umur pekerja berkisar 35‒80 tahun, mayoritas perempuan (88,2%), masa kerja 1‒8 tahun,
23,5% pekerja terdapat riwayat arthritis reumathoid, status gizi tidak normal 64,7%, 61,8% melakukan
gerakan berulang, dan kejadian CTS sebesar 32,3%. Kejadian CTS berhubungan dengan masa kerja
(p= 0,000), riwayat arthritis reumathoid (p=0,000), dan frekuensi gerakan berulang (p=0,001).
Kesimpulan: Kejadian CTS yang cukup tinggi perlu ditindaklanjuti dengan pengendalian faktor
masa kerja, riwayat arthritis reumathoid, dan frekuensi gerakan berulang.

Kata Kunci: CTS; masa kerja; riwayat arthritis reumathoid; status gizi; frekuensi gerakan berulang

ABSTRACT

Background: Carpal Tunnel Syndrome (CTS) occurs due to recurrent pain that compresses the median nerve of
the carpal tunnel, with symptom in the form of pain that continues to become numb. The work of opening the
dried fruit of the kapok treeperforms pressing and repetitive movements. This causes pain and tingling in some
workers in addition to tremors in their hands. This complaint frequently happens at night.
Objective: To analyze the risk factors for the incidence of CTS in the kapok workers.
Methods: This cross‑sectional study involved 34 workers. The variables were age, gender, length of work, and
history of rheumatoid arthritis collected through interviews. Nutritional status was calculated based on body
weight and height, frequency of repetitive movements was observed, and CTS events were identified through the
Phalen’s test.
Results: Workersʹ age ranged from 35‒80 years, the majority was women (88.2%), range of working periods
was 1‒8 years, 23.5% of workers had a history of rheumatoid arthritis, abnormal nutrition was 64.7%, 61.8%
performed repetitive movements, and the incidence of CTS was 32.3%. The incidence of CTS was associated
with the length of work(p = 0.000), history of rheumatoid arthritis (p = 0.000), and frequency of repetitive
movements (p = 0.001).
Conclusion: A high incidence of CTS needs to be followed up by controlling the factors of length of work,
history of rheumatoid arthritis, and frequency of repetitive movements.

Keywords: CTS; length of work; history of rheumatoid arthritis; nutritional status; frequency of repetitive
movements

Corresponding author: ulfa@unimus.ac.id


Diajukan 16 September 2021 Diperbaiki 14 Desember 2022 Diterima 20 Februari 2023
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023 1
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

PENDAHULUAN populasi umum dengan prevalensi 9,2%


Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah pada perempuan dan 6% pada laki‑
salah satu gangguan saraf anggota tubuh laki. Usia 40‒60 tahun paling rentan
bagian atas yang paling umum dialami mengalami CTS walaupun hal ini dapat
pekerja akibat penekanan di tangan terjadi pada semua usia. Prevalensi CTS di
(Padua et al., 2016; Sevy, 2022; Matthew Inggris sekitar 7‒16% lebih tinggi
Varacallo., 2022). Keadaan ini terutama dibandingkan Amerika Serikat, yaitu 5%.
terjadi pada saraf median (Susanto and CTS juga dilaporkan menjadi penyebab
Endarti, 2018). Risiko CTS banyak dialami dari 60% gangguan muskuloskeletal
terutama pada perempuan paruh baya ekstremitas di Eropa pada tahun 1998
(Kozak et al., 2015). (Kamilah, et al., 2018).
Patofisiologi CTS melibatkan Prevalensi CTS di Jakarta pada
kombinasi dari trauma mekanis, pekerja garmen mencapai 20,3%. Pada
peningkatan tekanan, dan kerusakan studi di Karanganyar, Jawa Tengah,
iskemik pada saraf median di dalam sebanyak 62% penderita CTS di pabrik
terowongan karpal (Aboonq, 2015; saus dan kecap adalah perempuan, tetapi
Werthel et al., 2014). Saraf akan data nasional tidak ditemukan (Setyawan,
mengalami penekanan saat bergerak 2017).
melalui pergelangan tangan, yang terjadi Penyebab pasti dan patogenesis CTS
saat orang bekerja. (Leung, 2014; belum jelas, tetapi faktor pekerjaan telah
Wipperman and Goerl, 2016; Ellis et al., dikaitkan dengan insidensi dan
2017; Arab et al., 2018). prevalensinya, di samping faktor individu
Gejala CTS yang muncul adalah nyeri, (Selviyati et al., 2016). Faktor individu
mati rasa, dan kesemutan pada tangan dapat dipengaruhi oleh usia, masa kerja,
dan lengan. CTS merupakan sindrom lama kerja, status gizi, penyakit penyerta,
yang paling banyak terjadi akibat sedangkan faktor pekerjaan dapat
berlebihnya beban dan gerakan pada dipengaruhi oleh sikap kerja, postur
tangan. Sindrom ini mengakibatkan janggal pada tangan, gerakan repetitif
penurunan mobilitas dan kemandirian pergelangan tangan, beban kerja, dan
dalam kehidupan sehari‑hari. Bagi kebiasaan peregangan (Sekarsari et al.,
pekerja, sindrom ini akan meningkatkan 2017; Guan et al., 2018; Wardana et al.,
risiko absensi dan kebutuhan perawatan 2018).
kesehatan sehingga mempengaruhi Salah satu jenis pekerjaan yang
produktivitas (Genova et al., 2020). mempunyai potensi terkena CTS adalah
Meskipun beberapa pekerjaan telah pembuka buah kapuk. Pekerja
dikaitkan dengan insidensi dan prevalensi menggunakan pisau untuk membuka
CTS, buktinya belum jelas. CTS akibat kulit buah kapuk dan memisahkan isi
pekerjaan perlu dianalisis dengan kapuk dari dalam kulitnya. Hal ini
mengaitkannya dengan faktor risiko pada dilakukan dengan mengandalkan tekanan
pekerjaan. Gerakan berulang yang pada tangan yang terus berulang.
mengerahkan tenaga dalam waktu lama, Gerakan berulang yang kontinu akan
pekerjaan yang melibatkan getaran, posisi menyebabkan suplai oksigen ke otot
pergelangan tangan yang ekstrem, atau menurun sehingga proses metabolisme
kombinasi ketiga penyebab ini adalah terhambat. Gerakan berulang/repetitive
penyebab paling umum (Jaffar et al., 2011; movement akan menekan saraf median
Indonesia, 2019). pada terowongan karpal.
CTS pada populasi umum Studi pendahuluan menunjukkan
diperkirakan mencapai 3,8%. Insidensi bahwa sebanyak 8 pekerja mengeluhkan
sebesar 276/100.000 ditemukan pada rasa nyeri dan kesemutan pada
2 https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

pergelangan tangan dan 3 pekerja arthritis reumathoid.


mengeluhkan gerakan yang sulit Masa kerja merupakan lamanya
dikendalikan (tremor), khususnya setelah pekerja bekerja sebagai pembuka buah
bekerja. Keluhan ini sering dirasakan kapuk, baik di tempat penelitian maupun
pada malam hari. Pada pengolompokan di tempat kerja sebelumnya. Riwayat
usia dan masa kerja, para pekerja arthritis reumathoid adalah ada tidaknya
termasuk kategori berisiko yang gangguan arthritis reumathoid yang
menimbulkan CTS dengan rentang usia 35‒ dialami pekerja sampai saat penelitian
60 tahun dan masa kerja sebagian besar dilakukan dan diidentifikasi melalui
lebih dari 5 tahun. wawancara (beberapa keluhan yang
Rata‑rata, para pekerja bekerja selama dirasakan berupa rasa kaku, bengkak,
8 jam/hari. Sebagian pekerja mempunyai kemerahan, rasa hangat, dan nyeri pada
kebiasaan meregangkan tubuh dan tangan sendi‑sendi baik di bagian tangan
saat bekerja, tetapi sebagian lain tidak. maupun kaki).
Secara visual sebagian pekerja termasuk Status gizi diidentifikasi dengan
gemuk, yang berpotensi meningkatkan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT)
risiko CTS. dengan rumus berat badan dibagi kuadrat
Keluhan tersebut berpotensi menjadi tinggi badan. Berat badan diukur dengan
semakin berat sehingga dapat mengancam timbangan badan digital, tinggi badan
kesehatan dan produktivitas pekerja. Jenis diukur dengan microtoise. Frekuensi
faktor risiko dan besar risiko CTS pada gerakan berulang dihitung dengan
pekerja sektor informal pembuka buah mengobservasi jumlah gerakan dan
kapuk pada masyarakat pedesaan belum penekanan pada pergelangan tangan
diketahui sehingga menarik untuk dalam 1 menit dengan alat stopwatch,
dianalisis. Tujuan penelitian ini sedangkan kejadian CTS diidentifikasi
menganalisis faktor risiko (usia, jenis melalui tes Palen oleh fisioterapis.
kelamin, masa kerja, riwayat arthritis Kategorisasi variabel didasarkan pada
rheumatoid, status gizi, dan jumlah ambang risiko untuk mengalami CTS.
gerakan berulang), dan besar risiko CTS Usia dikategorikan menjadi dua kategori
pada pekerja pembuka buah kapuk. (≤30 tahun dan >30 tahun), masa kerja
menjadi 2 kategori (≤4 tahun dan >4
METODE tahun), status gizi dikategorikan normal
Desain penelitian ini adalah cross‑ (IMT 18,5‒25 kg/m2) dan tidak normal
sectional. Subjek penelitian adalah pekerja (<18,5 kg/m2 dan >25 kg/m2), serta
di sentra industri pembuka buah kapuk di frekuensi gerakan berulang menjadi 2
Desa Sugihrejo, Kabupaten Pati, Jawa kategori (≤30 gerakan/menit dan >30
Tengah. Pengambilan data dilakukan gerakan/menit).
pada bulan September 2020. Jumlah Pengelompokan usia berada pada
populasi adalah 34 orang dan seluruhnya batas 30 tahun. Hal ini disebabkan
digunakan sebagai sampel. terjadinya degenerasi tulang terjadi mulai
Variabel penelitian adalah usia, jenis usia 30 tahun yang akan berpengaruh
kelamin, masa kerja, riwayat arthritis terhadap degenerasi jaringan, stabilitas
reumathoid, status gizi, frekuensi gerakan tulang dan otot berkurang sehingga dapat
berulang, dan kejadian CTS. Instrumen terjadi kerusakan jaringan, pengurangan
penelitian berupa kuesioner, microtoise, jaringan dan pergantian jaringan menjadi
timbangan badan digital, lembar jaringan parut yang dapat menimbulkan
observasi, stopwatch, dan kamera. terjadinya risiko kejadian CTS (Lazuardi,
Kuesioner digunakan untuk mengambil 2016; Wulandari et al.,2016).
data nama, usia, masa kerja, dan riwayat Adapun pengelompokan masa kerja
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023 3
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

dengan batas 4 tahun. Hal ini berdasarkan Tabel 1. Distribusi Numerik Variabel
penelitian pada pekerja pemecah batu Rata‑ Standar
No. Variabel Min Maks
yang menyatakan pekerja yang rata Deviasi
mempunyai masa kerja ≥4 tahun berisiko 1. Usia (tahun) 35 80 52,15 12,79
2. Masa kerja 1 8 4,67 2,11
18 kali lebih besar terkena CTS daripada (tahun)
pekerja dengan masa kerja <4 tahun 3. IMT 16,65 31,63 24,15 3,56
4. Jumlah gerakan 25 42 33,26 5,41
(Lazuardi, 2016). berulang (kali/
Analisis hubungan menggunakan uji menit)
Chi‑Square dengan signifikansi 5%. Untuk Selanjutnya, dilakukan
mengidentifikasi besarnya risiko, pengelompokan variabel penelitian di
dianalisis nilai Odds Ratio. Semua uji mana semua subjek termasuk dalam
statistik dilakukan dengan menggunakan kategori usia berisiko CTS yaitu lebih dari
SPSS 20.0 for Windows. 30 tahun. Jenis kelamin didominasi oleh
perempuan (79%). Masa kerja berimbang
HASIL DAN PEMBAHASAN antara yang kurang dari 4 tahun dan lebih
Industri pembuka buah kapuk yang dari 4 tahun. Delapan pekerja (23,5%)
berlokasi di Desa Sugihrejo adalah memiliki riwayat arthritis rheumatoid, 35%
industri informal yang bergerak di bidang pekerja memiliki status gizi normal.
jasa. Industri ini hanya memiliki satu Pada frekuensi gerakan berulang
bagian pekerjaan yaitu bagian pembuka antara 25‒42 gerakan per menit, jika
buah yang menghasilkan bahan baku dikategorikan terdapat 62% subjek
kapuk. Jumlah pekerja industri pembuka memiliki gerakan berisiko. Berdasarkan
buah kapuk adalah 34 pekerja. Pekerjaan uji Palen, kejadian CTS sebesar 32,3%.
dilakukan secara manual pada tempat Hasil selengkapnya terdapat pada Tabel 2.
terbuka, dengan posisi duduk pada kursi
pendek. Buah kapuk dibuka secara Tabel 2: Katagori Variabel Penelitian (N=34)
manual menggunakan pisau, kemudian No. Variabel Frekuensi %
1. Usia
dikeluarkan isinya dengan cara a. ≤30 tahun 0 0
mengungkit bagian isi buah dengan ujung b. >30 tahun 34 100
2. Jenis kelamin
pisau. a. Laki‑laki 4 11,8
Hasil observasi pendahuluan b. Perempuan 30 88,2
3. Masa kerja
menunjukkan gerakan berulang
a. ≤4 tahun 17 50
mengungkit isi buah kapuk dilakukan b. >4 tahun 17 50
lebih dari 30 kali/menit. Lama kerja sehari 4. Riwayat arthritis
rheumatoid
adalah 8 jam. Buah kapuk yang sudah a. Positif 8 23,5
dikeluarkan isinya, selanjutnya diangkut b. Negatif 26 76,5
5. Status gizi
oleh pengepul untuk digunakan sebagai a. Normal 12 35
bahan pembuatan bantal, guling, dan b. Tidak normal 22 65
6. Gerakan berulang
kasur. a. Berisiko 21 62
Karakteristik populasi penelitian b. Tidak berisiko 13 38
7. Kejadian CTS
dijelaskan pada Tabel 1. Usia rata‑rata a. Positif 11 32,3
masih dalam batas produktif menurut b. Negatif 23 67,7
batasan WHO, rata‑rata masa kerja 4.67
tahun, rata‑rata IMT masih dalam batas Analisis selanjutnya menggunakan
status gizi normal, dan gerakan berulang Chi‑Square untuk mengetahui hubungan
rata‑rata sudah melebihi batas aman. antar variabel dan besar risiko kejadian
CTS. Seluruh pekerja termasuk dalam
katagori usia berisiko sehingga dalam
penelitian ini usia tidak dapat dianalisis
4 https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

secara statistik. Dari 17 orang yang yang berhubungan dengan pekerjaan


memiliki masa kerja >4 tahun, 64,7% maupun yang tidak berhubungan dengan
memiliki CTS, sedangkan yang lain tidak pekerjaan.
ada CTS pada pekerja yang memiliki masa Salah satu faktor yang tidak
kerja yang sama atau di bawah 4 tahun. berhubungan dengan pekerjaan adalah
Temuan menarik adalah pekerja yang usia. Pada penelitian ini kategori usia
mempunyai riwayat arthritis rheumatoid seluruh pekerja di atas 30 tahun, yang
semua mengalami CTS, dan seluruh artinya semua termasuk dalam kelompok
pekerja yang mempunyai gerakan berisiko kejadian CTS. Walaupun faktor
berulang ≤30 kali/menit tidak mengalami usia tidak dapat dianalisis dalam
CTS. Berdasarkan uji hubungan, ada 3 penelitian ini, tetapi secara umum, subjek
variabel yang berhubungan dengan yang mengalami CTS pada penelitian ini
kejadian CTS yaitu masa kerja, riwayat berusia lebih dari 40 tahun.
arthritis rheumatoid, dan jumlah gerakan Degenerasi tulang dimulai pada usia
berulang. Analisis lengkap Chi‑Square 30 tahun. Kondisi ini akan menyebabkan
disajikan pada Tabel 3. penurunan stabilitas jaringan, tulang, dan
otot yang diikuti dengan kerusakan
Tabel 3. Hasil uji chi square untuk hubungan jaringan, pengurangan jaringan dan
antar variable (α= 5%)
pergantian jaringan menjadi jaringan
Kejadian CTS p OR
No. Variabel parut yang dapat meningkatkan risiko
Positif Negatif value (95%)
1. Jenis kelamin 1,570 CTS (Basuki et al., 2015; Wardana et al.,
a. Laki‑laki 0% 100% 0,191 (CI: 2018).
b. Perempuan 36,7% 63,3% 1,203‒
2,073) Bertambahnya usia juga mendorong
2. Masa kerja hilangnya massa otot, terutama di
64,7% 35,3% 0,000 0,353
a. >4 tahun 0% 100% (CI: pergelangan tangan (Bahrudin et al., 2016).
b. ≤4 tahun 0,185‒
3. 0,672) Menyusutnya massa otot akan
Riwayat Arthritis
Reumatoid 8,67
menurunkan kekuatan otot sehingga lebih
a. Ya 100% 0% 0,000 (CI: mudah mengalami gangguan, apalagi jika
b. Tidak 11,5% 88,5% 2,99‒
25,12) terjadi tekanan pada bagian tersebut dan
4. Status Gizi hal ini terjadi berulang‑ulang.
a. Normal 27,3% 72,7% 0,315 1,905
b. Tidak Normal 41,7% 58,3% (CI: CTS meningkat pada usia di atas 55
0,433‒
8,387) tahun (Haghighat et al., 2012). Pada pasien
5. Gerakan berulang di atas 65 tahun dengan CTS sedang dan
>30/ menit 52,4% 47,6% 0,001 0,476
≤30/ menit 0% 100% (CI: berat, peningkatan penyakit berkorelasi
0,304‒
0,746) negatif dengan peningkatan usia
(Moschovos et al., 2019). Studi lain
Dari Tabel 3, terlihat 3 variabel yang
menemukan bahwa usia yang makin tua
berhubungan dengan kejadian CTS.
memiliki kemungkinan terkena gejala CTS
Berdasarkan nilai CI, semuanya
yang makin tinggi. Untuk semua derajat
merupakan faktor risiko.
CTS, lebih sering terjadi pada kelompok
usia lanjut usia (75‒90 tahun) (Liong et al.,
PEMBAHASAN
2020).
Salah satu aspek penting yang perlu
Pada penelitian ini, OR untuk jenis
diperhatikan bagi pekerja adalah kondisi
kelamin 1,570 sehingga disimpulkan
kesehatannya. Kesehatan menjadi
bahwa risiko CTS untuk perempuan
perhatian penting karena akan
adalah 1,57 kali dibandingkan pria, tetapi
mempengaruhi produktivitas kerja.
tidak signifikan secara statistik. CTS
Gangguan yang terjadi pada pekerja dapat
berisiko lebih besar pada perempuan
disebabkan oleh berbagai faktor, baik
daripada pria karena ukuran terowongan
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023 5
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

karpal pada perempuan lebih kecil pergelangan tangan dan saraf median
daripada pria, menciptakan ruang yang pada terowongan karpal. Hal tersebut
lebih sempit dan lebih penuh di mana mendorong terjadinya CTS.
saraf dan tendon harus lurus sehingga Pada penelitian ini disimpulkan
tekanan pada saraf median akan semakin bahwa ada hubungan yang signifikan
besar pada perempuan (Selviyati et al., antara masa kerja dengan kejadian CTS.
2016; Wardana, 2018). Masa kerja kurang dari empat tahun
Selain itu, terdapat determinan lain dapat mencegah CTS sebesar 64,7%. Hasil
yang membedakan antara laki‑laki dan ini sejalan dengan penelitian pada pekerja
perempuan, yaitu faktor hormonal, pemetik teh (Bahrudin et al., 2016), pekerja
karakteristik antropometrik, dan faktor perempuan yang menggunakan komputer
biomekanik di luar pekerjaan seperti dan pembatik (Agustin, 2012; Juniari and
beban pekerjaan rumah tangga (Farioli et Triwahyudi, 2015).
al., 2018). Seorang perempuan hamil dan Riwayat arthritis rheumatoid memiliki
menopause memiliki perbedaan peran dalam kejadian CTS. Orang dengan
hormonal. riwayat arthritis rheumatoid memiliki risiko
Saat hamil, retensi cairan peningkatan CTS 8,67 kali dibandingkan
menyebabkan tekanan tambahan pada dengan orang yang tidak memiliki riwayat
carpal tunnel sehingga menimbulkan arthritis rheumatoid, yang signifikan secara
keluhan CTS. Perubahan hormonal saat statistik.
menopause menyebabkan struktur Arthritis rheumatoid dapat
pergelangan tangan membesar dan dapat menyebabkan CTS jika terjadi
memberikan tekanan pada saraf di pembengkakan sendi pada jari atau
pergelangan tangan. pergelangan tangan. Penebalan tersebut
Tidak ada hubungan yang signifikan adalah penebalan tenosynovium yang
antara jenis kelamin dan CTS karena mempersempit ruang di carpal tunnel,.
proporsi pekerja laki‑laki terlalu kecil Namun, di sisi lain, gejala CTS tidak
dibandingkan dengan perempuan dalam muncul jika terjadi pembengkakan dan
penelitian ini. Namun, dilihat dari data, penebalan tenosynovium yang tidak
terdapat kecenderungan perempuan lebih menekan saraf median (Juniari &
banyak terkena CTS, didukung dengan Triwahyudi, 2015).
tidak adanya kejadian CTS pada semua Pekerja pada penelitian ini mungkin
pekerja laki‑laki. Hasil ini berbeda dengan mengalami pembengkakan pada jari atau
penelitian pada petani penyadap karet di pergelangan tangan dan ada penebalan
Sumatera, yang menyatakan bahwa ada tenosynovium, tetapi tidak ada
hubungan jenis kelamin dengan kejadian pemeriksaan yang dilakukan. Kecepatan
CTS (Selviyati et al., 2016). konduksi motorik saraf median pada
Masa kerja merupakan lamanya orang dengan CTS di lengan bawah
waktu pekerja tersebut berada dalam sedikit melambat.
pekerjaannya. Masa kerja merupakan Perlambatan konduksi ini dihasilkan
faktor risiko yang mempengaruhi dari lesi proksimal ke saraf perifer.
peningkatan risiko CTS terutama pada Ketegangan pada fleksor pergelangan
pekerjaan yang menggunakan kekuatan tangan merupakan salah satu penyebab
tangan yang besar. Makin lama masa kerja lesi nervus medianus pada arthritis
membuat makin besar risiko/paparan rheumatoid. Peningkatan angiogenesis dan
bahaya di tempat kerja. inflamasi sinovial pada orang dengan
Pada pekerja pembuka buah kapuk, riwayat arthritis akan meningkatkan
makin lama masa kerja menunjukkan edema dan tekanan pada saraf median
makin besar tekanan yang diterima pada sehingga meningkatkan kejadian CTS
6 https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

(Winata et al., 2018). dengan usaha keras, berulang, dan tanpa


Temuan lain adalah bahwa status gizi ada kesempatan relaksasi. Pengulangan
tidak berhubungan dengan kejadian CTS gerakan yang diterima mendorong
pada pekerja pembuka buah kapuk. Hal terjadinya tendinitis. Kerusakan ini
ini dimungkinkan dalam analisis ini menyebabkan kompresi saraf dan
karena status gizi dibedakan menjadi menyebabkan CTS (Setyowati et al., 2015).
normal dan tidak normal. Status gizi tidak Gerakan yang berulang akan
normal terdiri dari kurus, kelebihan berat menyebabkan peradangan atau sinovial
badan, dan obesitas. Untuk itu, pada tendon dan saraf median di
diperlukan analisis yang berbeda dengan terowongan karpal. Kondisi ini menekan
mengategorikan subjek penelitian menjadi saraf median dan menyebabkan
kelompok obesitas dan tidak obesitas. kerusakan sementara atau permanen.
Status gizi normal memiliki risiko Risiko meningkat ketika tekanan
CTS yang lebih kecil dibandingkan meningkat dengan waktu yang cepat dan
dengan orang dengan obesitas. Pada kurangnya waktu untuk pulih. Kerusakan
penelitian ini, status gizi normal sebesar ini dapat menjadi penyebab kompresi
32,4%. Peningkatan status gizi pada saraf dan penyebab CTS. Penelitian
meningkatkan risiko CTS karena retensi ini sejalan dengan penelitian pada pekerja
cairan di carpal tunnel (Nadhifah et al., pemecah batu, dan pengupas bawang
2019). (Kumalasari dan Dwiyanti, 2022;
Terdapat hubungan antara obesitas Setyowati et al., 2015).
dengan CTS akibat perlambatan konduksi
nervus medianus di pergelangan tangan. KESIMPULAN
Hal ini berhubungan dengan peningkatan Penelitian ini menunjukkan masa
jaringan lemak di kanalis karpal dan kerja lebih dari 4 tahun. Riwayat arthritis
peningkatan tekanan hidrostatik di rheumatoid merupakan faktor pendorong
seluruh kanalis karpal pada individu terjadinya CTS, sedangkan pengurangan
obesitas dibandingkan individu dengan jumlah gerakan berulang dapat mencegah
berat badan normal atau kurang (Nageeb CTS pada pekerja pembuka buah kapuk.
et al., 2018; Winata et al., 2018). Berdasarkan kesimpulan ini,
Jika dilihat dari aspek pekerjaan pada diharapkan pekerja dapat mengurangi
pekerja pembuka buah kapuk, aktivitas tekanan pada saraf median. Beberapa
yang dapat mendorong kejadian CTS caranya, yaitu melakukan istirahat sejenak
adalah gerakan yang menekan, berulang, di antara aktivitas kerja dan melakukan
dan cepat atau salah posisi yang terjadi peregangan pada pergelangan tangan
dalam jangka waktu yang lama. Penelitian untuk membantu sirkulasi oksigen
ini menunjukkan frekuensi gerakan menjadi lebih baik.
berulang yang dilakukan antara 25–42 Gerakan sederhana dapat dilakukan
gerakan/menit. Sebanyak 62% subjek seperti meluruskan kedua lengan tepat di
melakukan gerakan berulang dalam depan tubuh, menekuk pergelangan dan
kategori berisiko. Ada hubungan antara telapak tangan ke arah atas dan bawah,
frekuensi gerakan berulang dengan jari‑jari mencengkeram, dan
kejadian CTS. menggenggam, membuka jari‑jari tangan
Pada nilai OR disimpulkan bahwa selebar‑lebarnya hingga menimbulkan
tidak melakukan gerakan berulang >30 tekanan pada jari‑jari tangan. Para pekerja
kali/menit dapat mencegah CTS sebesar perlu memosisikan duduk yang baik, agar
53%. Nyeri otot terjadi karena adanya otot leher dan bahu tidak tegang sehingga
tekanan dari beban kerja yang diterima. mengurangi tekanan pada pergelangan
Risiko ini lebih besar jika kerja dilakukan tangan.
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023 7
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

Bagi pemilik usaha ini, diharapkan Bonfiglioli, R. et al. (2007) ‘Relationship


menyediakan sarung tangan untuk between repetitive work and the
mengurangi tekanan alat secara langsung prevalence of carpal tunnel syndrome
pada tangan pekerja. Di samping itu, in part‑time and full‑time female
sarung tangan juga dapat membantu supermarket cashiers: A quasi‑
menghangatkan tangan. Kondisi tangan experimental study’, International
yang hangat dapat mengurangi rasa sakit Archives of Occupational and
dan kaku pada otot. Untuk penelitian Environmental Health, 80(3), pp. 248–
selanjutnya, perlu dilakukan analisis 253. Available at: https://doi.org/
durasi dan metode latihan peregangan 10.1007/s00420‑006‑0129‑0
selama bekerja untuk mengurangi gejala Ellis, R. et al. (2017) ‘Is there a relationship
CTS. between impaired median nerve
excursion and carpal tunnel
DAFTAR PUSTAKA syndrome? A systematic review’,
Abbas Haghighat, Saeid Khosrawi, Journal of Hand Therapy, 30(1), pp. 3–
Abdolmajid Kelishadi, Sepideh 12. Available at: https://doi.org/
Sajadieh, and H.B. (2012) ‘Prevalence 10.1016/j.jht.2016.09.002
of clinical findings of carpal tunnel Farioli, A. et al. (2018) ‘Observed
syndrome in Isfahanian dentists’, differences between males and
Advanced Biomedical Research, 1(13). females in surgically treated carpal
Available at: https://dx.doi.org/ tunnel syndrome among non‑manual
10.4103%2F2277‑9175.96069 workers: A sensitivity analysis of
Aboonq, M.S. (no date) ‘NeuroSciences’, findings from a large population
20(1), pp. 4–9. study’, Annals of Work Exposures and
Ahmad Iqbal Lazuardi (2016) Determinan Health, 62(4), pp. 505–515. Available
Gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS) at: https://doi.org/10.1093/annweh/
Pada Pekerja Pemecah Batu (Studi Pada wxy015
Pekerja Pemecah Batu di Kecamatan Fung, B.K. et al. (2007) ‘Study of wrist
Sumbersari Dan Sukowono Kabupaten posture, loading and repetitive
Jember), Repository Universitas Jember. motion as risk factors for developing
Arab, A.A., Elmaghrabi, M.M. and carpal tunnel syndrome.’, Hand
Eltantawy, M.H. (2018) ‘Carpal tunnel surgery: an international journal devoted
syndrome: evaluation of its to hand and upper limb surgery and
provocative clinical tests’, Egyptian related research: journal of the Asia‑
Journal of Neurosurgery, 33(1), pp. 7– Pacific Federation of Societies for Surgery
10. Available at: https://doi.org/ of the Hand, 12(1), pp. 13–18. Available
10.1186/s41984‑018‑0014‑7 at: https://doi.org/10.1142/
Bahrudin, M., Putra, R.L. and Alief, H.F. S0218810407003341
(2016) ‘Hubungan Masa Kerja Dengan Genova, A. et al. (2020) ‘Carpal Tunnel
Kejadian Cts Pada Pekerja Pemetik Syndrome: A Review of Literature’,
Daun Teh’, Saintika Medika, 12(1), p. Cureus, 12(3), pp. 1–8. Available at:
24. Available at: https://doi.org/ https://doi.org/10.7759/cureus.7333
10.22219/sm.v12i1.5256 Guan, W. et al. (2018) ‘Case‑control study
Basuki, R., Jenie, N. and Fikri, Z. (2015) on individual risk factors of carpal
‘Faktor Prediktor Carpal Tunnel tunnel syndrome’, Experimental and
Syndrome (CTS) pada Pengerajin Alat Therapeutic Medicine, pp. 2761–2766.
Tenun Bukan Mesin (ATBM)’, Jurnal Available at: https://doi.org/10.3892/
Kedokteran Muhammadiyah, 4(1), pp. 1– etm.2018.5817
7. Indonesia, R. (2019) Peraturan Presiden No
8 https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Neurological Sciences, 77(November


Kerja. 2007), pp. 602–605. Available at:
Info, A. (2022) ‘March, 14’, 6(1), pp. 21–26. https://doi.org/10.1016/B978‑0‑12‑
Jaffar, N. et al. (2011) ‘A literature review 385157‑4.00652‑7
of ergonomics risk factors in Liong, A., Dian, T.A. and Djuari, L. (2020)
construction industry’, Procedia ‘Age Group With Severity Scales And
Engineering, 20, pp. 89–97. Available Functional Status Carpal Tunnel
at: https://doi.org/10.1016/ Syndrome On Elderly At Nursing
j.proeng.2011.11.142 Home Santo Yosef Surabaya’, Journal
Juniari, G.A.R. and Triwahyudi, A. (2015) Widya Medika Junior, 2(1), pp. 11–22.
‘Hubungan antara Masa Kerja Available at: https://doi.org/10.33508/
terhadap Keluhan Carpal Tunnel jwmj.v2i1.2332
Syndrome (CTS) pada Pegawai Moschovos, C. et al. (2019) ‘The diagnostic
Perempuan di Kampus Universitas accuracy of high‑resolution
Dhyana Pura yang Bekerja ultrasound in screening for carpal
Menggunakan Komputer’, VIRGIN: tunnel syndrome and grading its
Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Sains, 1(2), severity is moderated by age’, Clinical
pp. 162–168. Neurophysiology, 130(3), pp. 321–330.
Justin O. Sevy; Matthew Varacallo. (2022) Available at: https://doi.org/10.1016/
Carpal Tunnel Syndrome. National j.clinph.2018.12.005
Libraby of Medicine. Nadhifah, J., Hartanti, R.I. and Indrayani,
Kamilah, R.H., Fatimah, N. and R. (2019) ‘Keluhan Carpal Tunnel
Zulissetiana, E.F. (2018) ‘Korelasi Syndrome pada Pekerja Sortasi Daun
kecepatan hantaran saraf tepi nervus Tembakau (Studi di Gudang Restu I
medianus dengan derajat keparahan Koperasi Agrobisnis Tarutama
carpal tunnel syndrome (cts) Nusantara Jember)’, Jurnal Kesehatan,
menggunakan global symptom score 6(1), pp. 18–26. Available at: https://
(gss)’, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: doi.org/10.25047/j‑kes.v6i1.14
Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Nageeb, R.S. et al. (2018) ‘Body mass index
Universitas Sriwijaya, 5(2), pp. 72–77. and vitamin D level in carpal tunnel
Available at: https://doi.org/10.32539/ syndrome patients’, Egyptian Journal
jkk.v5i2.6128 of Neurology, Psychiatry and
Kerja, M. et al. (2012) ‘Masa Kerja, Sikap Neurosurgery, 54(1), pp. 0–6. Available
Kerja Dan Kejadian Sindrom Karpal at: https://doi.org/10.1186/s41983‑018‑
Pada Pembatik’, Jurnal Kesehatan 0009‑z
Masyarakat, 7(2), pp. 170–176. Padua, L. et al. (2016) ‘Carpal tunnel
Available at: https://doi.org/10.15294/ syndrome: clinical features, diagnosis,
kemas.v7i2.2814 and management’, The Lancet
Kozak, A. et al. (2015) ‘Association Neurology, 15(12), pp. 1273–1284.
between work‑related biomechanical Available at: https://doi.org/10.1016/
risk factors and the occurrence of S1474‑4422(16)30231‑9
carpal tunnel syndrome: An overview Sekarsari, D., pratiwi, A. and Farzan, A.
of systematic reviews and a meta‑ (2017) ‘Hubungan Lama Kerja,
analysis of current research’, BMC Gerakan Repetitif Dan Postur Janggal
Musculoskeletal Disorders, 16(1). Pada Tangan Dengan Keluhan Carpal
Available at: https://doi.org/10.1186/ Tunnel Syndrome (Cts) Pada Pekerja
s12891‑015‑0685‑0 Pemecah Batu Di Kecamatan Moramo
Leung, D. (2014) ‘Carpal Tunnel Utara Kabupaten Konawe Selatan
Syndrome’, Encyclopedia of the Tahun 2016’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 28, 2023 9
Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja...

Kesehatan Masyarakat Unsyiah, 2(6), p. 10(September), pp. 220–227.


186728. Available at: https://doi.org/ Wardana, E.R., Jayanti, S. and Ekawati, E.
10.37887/jimkesmas.v2i6.12245 (2018) ‘Faktor‑Faktor Yang
Selviyati, V., Camelia, A. and Sunarsih, E. Berhubungan Dengan Kejadian
(2016) ‘Determinant Analysis of Carpal Tunnel Syndrome (Cts) Pada
Carpal Tunnel Syndrome (Cts) in the Pekerja Unit Assembling Pt X Kota
Farmers Tapper Rubber Trees At Semarang Tahun 2018’, Jurnal
Karang Manik Village South Kesehatan Masyarakat (e‑Journal), 6(5),
Sumatera’, Jurnal Ilmu Kesehatan pp. 502–509.
Masyarakat, 7(3), pp. 198–208. Werthel, J.‑D. et al. (2014) ‘Carpal Tunnel
Available at: https://doi.org/10.26553/ Syndrome Pathophysiology: Role of
jikm.2016.7.3.198‑208 Subsynovial Connective Tissue’,
Setyawan, H. (2017) ‘Risk factors of carpal Journal of Wrist Surgery, 03(04), pp.
tunnel syndrome among food‑ 220–226. Available at: https://doi.org/
packing workers in Karanganyar’, 10.1055/s‑0034‑1394133
Kesmas, 11(3), pp. 123–126. Available Winata, H. et al. (2018) ‘Gambaran Faktor‑
at: https://doi.org/10.21109/ Faktor yang Terkait dengan Kejadian
kesmas.v11i3.1185 CTS pada Ibu Rumah Tangga di Desa
Setyowati, D.L., Dwijayanti, D. and Gaji Baru’, 24(67), pp. 26–31.
Sultan, M. (2015) ‘Related Factors of Wipperman, J. and Goerl, K. (2016)
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ‘Diagnosis and management of carpal
among Onion Skin Peeler Worker at tunnel syndrome’, Journal of
Segiri Samarinda, East Kalimantan’, Musculoskeletal Medicine, 94, pp. 47–
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Journal of 60.
Public Health), 9(2), pp. 125–132. Wulandari, N.N., Mifbakhuddin and
Available at: https://doi.org/10.12928/ Meikawati, W. (2016) Hubungan
kesmas.v9i2.2405 Umur, Masa Kerja, IMT dan Frekuensi
Susanto, H. and Endarti, A.T. (2018) Gerakan Repetitif dengan Kejadian
‘Faktor – Faktor Yang Berhubungan Carpal Tunnel Syndrome ( Studi Pada
Dengan Keluhan Low’, Jurnal Ilmiah Pekerja Pemetik Tangkai Cabai ).
Kesehatan Vol 10 (2); September 2018,

10 Ulfa Nurullita, dkk

Anda mungkin juga menyukai