Anda di halaman 1dari 31

Tatalaksana Pneumonia berbasis MTBS

di Puskesmas

LPPM Undip – IDAI Cabang Jateng


Pendahuluan
• ISPA/Pneumonia  penyakit saluran pernapasan yang sering dijumpai
pada anak, menempati urutan pertama kunjungan di Fasilitas
Kesehatan hampir disemua tingkatan
• Penyebab utama  virus dan bakteri
• Setiap 30 menit ada 1 anak yang meninggal karena Pneumonia
• Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi pada Balita
Definisi
• ISPA –- Infeksi saluran
pernapasan akut
• Pneumonia –- Infeksi saluran
pernapasan bawah (parenkim
paru) yang disebabkan oleh
infeksi baik virus maupun
bakteri
Saluran Gejala kurang dari 7
hari

Pernapasan
Common cold
Rhinosinusitis
Infeksi Saluran
Pernapasan Akut
Rhinitis
Tonsiltis
ISPA atas
Virus, Faringitis
bakteri
Laringitis Croup
Epiglotitis syndrome
Gejala dan Tanda Trakeitis
Bronkhitis ISPA bawah
 Umum: demam,pusing
anoreksia, malaise, badan Bronkhiolitis
nggak enak
 Lokal: batuk, pilek,
hidung mampet, sesak
napas, hilang bau-rasa,
nyeri tenggorokan, nyeri
telan, napas cepat, Pada Balita dapat disertai tanda bahaya umum: tidak Pneumonia
retraksi, ronki, mengi, mau/bisa makan dan minum, kejang, penurunan kesadaran,
nyeri dada muntah terus menerus, kebiruan, kaki tangan dingin
Beberapa definisi/klasifikasi kasus infeksi saluran pernapasan

Pneumoni
ISPA Influenza Covid-19
a

Batuk bukan
Ringan Influenza like Illness (ILI) Asimptomatis
pneumonia

Etiologi
Pneumonia SARI ILI – ISPA bawah Mild Etiologi
belum
sudah
jelas
Pneumonia
jelas
Pneumonia ILI – SARI Moderate
berat

Pneumonia
ILI – related death Severe
sangat berat

Critical
Tatalaksana

LINDUNGI CEGAH OBATI

ASI eksklusif Imunisasi lengkap Akses pengobatan


Campak, PCV, Nutrisi adekuat
Makanan HiB, Pertusis, Antibiotika
Influenza Oksigen
tambahan Cuci tangan (jika perlu)
adekuat Kurangi polusi

Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif Testing, Tracing,


Treatment
MTB
S
Usia 2-59
Usia < 2 bulan
bulan

Penilaian, Klasifikasi, dan Tindakan/pengobatan

Pengobatan

Konseling bagi ibu

Pemberian pelayanan tindak lanjut


Manajemen klinis berbasis masalah atau gejala
Usia 0-2 bulan Usia 2-59 bulan
Memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat Batuk dan/atau sukar bernapas
atau PJB atau Gangguan Napas Bayi Baru Lahir
Diare
Memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat Demam
sumbatan saluran cerna
Masalah telinga
Memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat
atau infeksi berat Memantau status gizi
Memantau status gizi
Memeriksa ikterus
Anemia

Diare Status HIV


Status imunisasi
HIV pada bayi muda

BB rendah menurut umur dan masalah pemberian ASI


TANDA BAHAYA UMUM
 
Anak tidak mau makan dan minum
Muntah terus menerus
Letargis atau penurunan kesadaran
Kejang
Terdengar stridor
Kebiruan di ekstremitas
Kaki tangan dingin
 
Tatalaksana Pneumonia berbasis MTBS

Pintu masuk diagnosis –


Gejala

Batuk/sukar Napas cepat Retraksi Saturasi <92%


bernapas
Deteksi dini kegawatan

Langkah
Menanyakan gejala batuk/sukar bernapas
tatalaksana

Melakukan pemeriksaan frekuensi napas

Melakukan pemeriksaan ada tidaknya retraksi/tarikan


dinding dada bagian bawah kedalam

Menentuka klasifikasi pasien


Alur deteksi dini
Pneumonia berbasis
MTBS
Tatalaksana
Tatalaksana kombinasi Pneumonia &
Diare
Pneumonia Diare

Pneumonia berat Diare akut dehidrasi berat

Pneumonia Diare akut dehidrasi tidak berat

Batuk bukan pneumonia Diare akut tanpa tanda dehidrasi


Pneumonia berat dengan Diare akut dehidrasi berat
Penyakit sangat berat
 Rujuk Segera
 Stabilisasi di Puskesmas
 Oksigen 2 liter/menit
 Pasang jalur intra vena, jika tidak dapat dilakukan pasang
pipa nasogastrik berikan cairan rehidrasi sesuai dengan Pneumonia berat dengan Diare akut tanpa tanda
rencana terapi C dehidrasi
 Penatalaksanaan awal kegawatan tidak menghalangi pasien Penyakit berat
untuk dirujuk  Rujuk
 Rujukan dengan pendamping  Stabilisasi di Puskesmas
   Oksigen 2 liter/menit
Pneumonia berat dengan Diare akut dehidrasi tidak berat  Pasang jalur intra vena, dosis maintenans
Penyakit berat  Rehidrasi secara oral sesuai rencana terapi A
 Rujuk  Pemberian dosis awal antibiotika, jika dapat minum
 Stabilisasi di Puskesmas diberikan secara oral, jika tidak dapat minum berikan
 Oksigen 2 liter/menit secara injeksi
 Pasang jalur intra vena, jika tidak dapat dilakukan pasang  Rujukan dengan pendamping
pipa nasogastrik berikan cairan rehidrasi sesuai dengan
rencana terapi B
 Pemberian dosis awal antibiotika, jika dapat minum
diberikan secara oral, jika tidak dapat minum berikan secara
injeksi
 Rujukan dengan pendamping
Pneumonia dengan Diare akut dehidrasi tidak berat
Penyakit potensi berat
 Stabilisasi di Puskesmas
 Berikan oksigen jika saturasi kurang dari 92%
 Pasang jalur intra vena, jika tidak dapat dilakukan pasang
Pneumonia dengan Diare akut dehidrasi berat pipa nasogastrik berikan cairan rehidrasi sesuai dengan
Penyakit berat rencana terapi B
 Rujuk  Evaluasi jika anak dapat makan minum, dan stabil dapat
 Stabilisasi di Puskesmas dilakukan tatalaksana di Puskesmas
 Berikan oksigen jika saturasi kurang dari 92%  Jika tidak membaik dalam 2 hari, rujuk
 Pasang jalur intra vena, jika tidak dapat dilakukan pasang  
pipa nasogastrik berikan cairan rehidrasi sesuai dengan Pneumonia dengan Diare akut tanpa tanda dehidrasi
rencana terapi C Penyakit potensi berat
 Rujukan dengan pendamping  Stabilisasi di Puskesmas
 Berikan oksigen jika saturasi kurang dari 92%
 Rehidrasi peroral
 Evaluasi jika anak dapat makan minum, dan stabil dapat
dilakukan tatalaksana di Puskesmas
 Jika tidak membaik dalam 2 hari, rujuk
Batuk bukan Pneumonia dengan Diare akut dehidrasi berat
Penyakit berat
 
Stabilisasi di Puskesmas
Pasang jalur intra vena, jika tidak dapat dilakukan pasang pipa
nasogastrik berikan cairan rehidrasi sesuai dengan rencana Batuk bukan Pneumonia dengan Diare akut dehidrasi
terapi C berat
Berikan pelega tenggorokan yang aman jika diperlukan Penyakit ringan
Rujukan jika tidak membaik dalam dua hari  
   Rehidrasi dengan rencana terapi A
Batuk bukan Pneumonia dengan Diare akut dehidrasi berat  Berikan pelega tenggorokan yang aman jika
Penyakit potensi berat diperlukan
   Evaluasi gejala selama 2 hari, rujukan hanya
Stabilisasi di Puskesmas dilakukan jika tidak membaik
Rehidrasi dengan rencana terapi B
Berikan pelega tenggorokan yang aman jika diperlukan
Rujukan dilakukan jika tidak membaik dalam dua hari
 
Skenario Kasus & Latihan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai