Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

SISTEM PERNAFASAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA (ISPA)

Dosen Pembimbing :
Ns. Febi Ratnasari.,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

NOVITA ROSDIANA

NIM : 20317104

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI

TANGERANG TAHUN 2021


LAPORAN PENDAHULUAN
SISTEM PERNAPASAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

A. DEFINISI
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14
hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2015).
ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut mengandung dua unsur, yaitu
infeksi dan saluran pernafasan. Pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
gejala penyakit (Gunawan, 2010).

B. ETIOLOGI
ISPA disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian saluran pernapasan. ISPA dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara:
- Pada umumnya ISPA disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang dapat
menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumonia, Mycoplasma
pneumonia, Staphylococcus aureus, dan bekteri yang paling sering
menyebabkan ISPA adalah Streptococcus pneumonia.
- ISPA yang disebabkan oleh virus dapat disebabkan oleh virus sinsisial
pernapasan, hantavirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus,
rhinovirus, virus herpes simpleks, sitomegalovirus, rubeola, varisella.
- ISPA yang disebabkan oleh jamur dapat disebabkan oleh candidiasis,
histoplasmosis, aspergifosis, Coccidioido mycosis, Cryptococosis,
Pneumocytis carinii.
- ISPA yang disebabkan oleh polusi, antara lain disebabkan oleh asap rokok,
asap pembakaran di rumah tangga, asap kendaraan bermotor dan buangan
industri serta kebakaran hutan dan lain-lain (WHO, 2007)

C. KLASIFIKASI
a. Secara Anatomis
Secara anatomis ISPA dapat dibagi dalam dua bagian yaitu (Hastuti, 2010) :
1. ISPA Atas (Acute Upper Respiratory Infections) ISPA atas yang perlu
diwaspadai adalah radang saluran tenggorokan atau pharingitis dan radang
telinga tengah atau otitis. Pharingitis yang disebabkan kuman tertentu
(streptococcus hemolyticus) dapat berkomplikasi dengan penyakit
jantung(endokarditis). Sedangkan radang telinga tengah yang tidak diobati
dapat berakibat terjadinya ketulian.
2. ISPA Bawah (Acute Lower Respiratory Infections) Salah satu ISPA Bawah
yang berbahaya adalah pneumonia.
b. Hidayat, N (2009) mengklasifikasikan penyakit ISPA terdiri dari:
1. Bukan Pneumonia.
Mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak menunjukkan
gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikn
dinding dada bagian bawah ke rah dalam. Contohnya ada common cold,
faringitis, tonsillitis dan otitis.
2. Pneumonia.
Didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas, diagnosis gejala
ini berdasarkan usia. Batas frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan
sampai <1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 smpai <5
tahun adalah 40 kali per menit.
3. Pneumonia Berat.
Didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas disertai sesak
napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam (chest indrawing)
pada anak berusia dua bulan sampai <5 tahun. Untuk anak usia <2 bulan,
diagnosis pneumonia berat ditandai dengan adanya napas cepat yaitu frekuensi
pernapasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya tarikan yang
kuat pada dinding dada bagian bawah ke arah dalam (severe chest indrawing).
c. Berdasarkan kelompok umur program pemberantasan ISPA (P2 ISPA)
mengklasifikasikan ISPA sebagai berikut:
1. Kelompok umur kurang dari 2 bulan, diklasifikasikan atas :
a. Pneumonia berat: apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya
penarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam dan
adanya nafas cepat, frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih.
b. Bukan pneumonia (batuk pilek biasa): bila tidak ditemukan tanda tarikan
yang kuat dinding dada bagian bawah ke dalam dan tidak ada nafas cepat,
frekuensi kurang dari 60 menit.
2 Kelompok umur 2 bulan sampai <5 tahun diklasifikasikan atas:
Pneumonia berat: apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya tarikan
dinding dada dan bagian bawah ke dalam.
a. Pneumonia: tidak ada tarikan dada bagian bawah ke dalam, adanya
nafas cepat, frekuensi nafas 50 kali atau lebih pada umur 2 - <12 bulan
dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan-bulan - <5 tahun.
b. Bukan pneumonia: tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam, tidak ada nafas cepat, frekuensi kurang dari 50 kali per menit
pada anak umur 2- <12 bulan dan kurang dari 40 permenit 12 bulan -
<5 bulan.

d. Berdasarkan derajat keparahan


WHO telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut derajat
keparahannya. Pembagian ini dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis yang
timbul. Adapun pembagiannya sebagai berikut:
1. ISPA ringan: ditandai secara klinis oleh batuk, pilek, bisa disertai
demam, sakit kepala, sakit tenggorokan dan mungkin kesulitan nafas.
2. ISPA sedang: ditandai secara klinis oleh batuk, adanya nafas cepat,
dahak kental dan tenggorokan berwarna merah.
3. ISPA berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke
dalam, demam tinggi, cuping hidung bergerak jika bernafas dan muka
kebiruan.

D. PENCEGAHAN
Menurut Hastuti, D (2013) pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan:
1. Menyediakan makanan bergizi sesuai preferensi anak dan kemampuan untuk
mengkonsumsi makanan untuk mendukung kekebalan tubuh alami.
2. Pemberian imunisasi lengkap kepada anak.
3. Keadaan fisik rumah yang baik, seperti: ventilasi rumah dan kelembaban yang
memenuhi syarat.
4. Menjaga kebersihan rumah, tubuh, makanan dan
lingkungan agar bebas kuman penyakit.
5. Menghindari pajanan asap rokok, asap dapur.
6. Mencegah kontak dengan penderita ISPA dan isolasi
penderita ISPA untuk mencegah penyebaran penyakit.

E. PATHWAY

Kekebalan tubuh lemah, lingkungan lembab, tertular

Virus Bakteri Jamur

Interaksi bibit penyakit

Masuknya virus sebagai antigen ISPA Demam Hipertermi

Radang saluran nafas sistem imun menurun Silia bergerak ke atas

Nyeri Resiko
Ganggua
Akut infeksi virus masuk ke faring

terjadinya inflamasi pada lapisan


epitel dan lapisan mukosa
gangguan menelan
Suplai O² Penumpukan sekresi mukus pada jalan nafas
Anoreksia
Penurunan metabolisme sel Obstruksi jalan nafas

Keterbatasan aktivitas
Defisit nutrisi
bersihan jalan nafas
tidak efektif
Intoleransi
aktivitas
pola nafas tidak
efektif Batuk

Ansietas
Gangguan pola
tidur
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan darah di laboratorium.
- Pengambilan sampel dahak untuk diperiksa di laboratorium.
- Pencitraan dengan x-ray atau CT scan untuk menilai kondisi paru-paru.

G. KOMPLIKASI
Jika infeksi terjadi di paru-paru dan tidak ditangani dengan baik,
dapat terjadi komplikasi yang serius dan dapat berakibat fatal.
Komplikasi yang sering terjadi akibat ISPA adalah gagal napas
akibat paru-paru berhenti berfungsi, peningkatan kadar karbon
dioksida dalam darah, serta gagal jantung.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan
antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya.
2. Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral.
Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau
ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan
penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik
pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin
prokain.
3. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik.
Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat
digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain
yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam
diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada
pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah
(eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening
dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh
kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
(penisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau
anak dengan tanda bahaya harus diberikan perawatan
khusus untuk pemeriksaan selanjutnya.
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK

I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. T
2. Tempat tgl lahir/usia : Tangerang, 09 Jnuari 2013
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan : SD
6. Alamat : Kp. Bayur Bambu RT010/RW005 Kec. Sepatan
Timur
7. Tgl masuk :-
8. Tgl pengkajian : Senin, 08-Maret-2021
9. Diagnosa medik : Ispa
10. Rencana terapi :-

B. Identitas Orang tua


1. Ayah
a. N a m a : Tn. E
b. U s i a : 33 Tahun
c. Pendidikan : MTS
d.Pekerjaan/sumberpenghasilan: : Buruh
e. A g a m a : Islam
f. Alamat : Kp. Bayur Bambu RT010/RW005 Kec. Sepatan
Timur
2. Ibu
a. N a m a : Ny. R
b. U s i a : 31 Tahun
c. Pendidikan : SMP
d.Pekerjaan/Sumberpenghasilan : Ibu Rumah Tangga
e. Agama : Islam
f. Alamat : Kp. Bayur Bambu RT010/RW005 Kec. Sepatan
C. Identitas Saudara Kandung

No USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN


NAMA
1 An. I 21 Bulan Adik Tidak ada masalah dalam
kesehatan.

II. Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan anaknya Batuk berdahak, pilek, demam, nafsu makan menurun dan anaknya sering

merinti kesakitan karena kondidinya yang tidak nyaman sering batuk-batuk berdahak. Ibu kliien bilang

anaknya sudah dikasih obat batuk tetepi masih belum ada perubahan hingga sekarang dan batuk masih

berdahak ibu klien mengatakan anakanya setiap malam susah tidur dan sering menringis semnajak

batukdan demam yang diderta oleh anaknya .

III. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Ibu klien mengatakan anaknya batuk-batuk sudah 3 hari disertai dengan demam dan ibu klien
mengatakan anaknya sering merigis kesakitan dan tidak nyaman dengan kondisinya yang yang
dialami oleh anknya . ibu koien mengatakan anakanya demam pola tidur anaknya tidak teratur
yaitu 4-6 jam/hari, tidur tidak nyenyak sehingga sering terbangun karena sering batuk-batuk di
malam hari.
Cepat
B. Riwayat Kesehatan Keluarga
¤ Penyakit anggota keluarga : alergi , asma
_- _-, TBC _-
hipertensi _- , penyakit jantung _- , stroke _-
anemia _- , hemofilia _- , artritis , migrain
_- _-
DM , kanker _- , jiwa _-
_-

KESIMPULAN : Anggota keluarga tidak memiliki riwayat penyakit apapun.


¤ Genogram

Ny.R Ny.
Tn. E Tn. M R

Tn. E Tn. E Tn.E


Tn.E Ny.R

An. An. L
T 1,5 Th

Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal : Klien

: Perempuan ----------- : Tinggal Serumah ===== : Menikah

KESIMPULAN :
Tn. E adalah anak ketiga (terakhir) dari 3 bersaudara, kemudian Ny.R anak pertama dari 2 bersaudara,
setelah menikah Tn. S dan Ny.D tinggal 1 rumah bersama 2 anaknya, An.T (klien) dan An.L.

IV. Riwayat Immunisasi


NO Jenis immunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1. BCG 1 kali (usia 2 bulan) Panas
2. DPT (I,II,III) 3 kali (usia 2,3,4 bulan) Panas
Polio (I,II,III,IV) 4 kali (bayi baru lahir, -
3. kemudian dilanjutkan pada
bulan ke 2,3dan 4)
4. Campak 1 kali (usia 9 bulan) Demam
5. Hepatitis 1 kali (12 jam setelah lahir) -

KESIMPULAN : An. T sudah mendapatkan imunisasi lengkap.

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 34 Kg
2. Tinggi badan ; 133 cm
3. Waktu tumbuh gigi (-), Tanggal gigi (-) tahun (-)

KESIMPULAN : Pertumbuhan fisik An. S saat ini Bb : 34 Kg, Tb : 133 Cm

B. Perkembangan Tiap tahap


Usia anak saat
1. Berguling : 4 bulan
2. Duduk : 6 bulan
3. Merangkak : 8 bulan
4. Berdiri : 11 bulan
5. berjalan : 14 bulan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 6-8 minggu
7. bicara pertama kali : 12 bulan
8. Berpakaian tanpa bantuan: 4 tahun

KESIMPULAN : An. T perkembangan nya lebih cepat dibandingkan dengan saudaranya.

VI. Riwayat Nutrisi


A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : Sekitar 3 jam setelah melahirkan
2. Cara pemberian : Setiap kali menangis √, terjadwal _-
3. Lama pemberian 24 bulan
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : Tidak ada
2. Jumlah pemberian : Tidak ada
3. Cara pemberian : dengan dot - , sendok -
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0 – 4 Bulan ASI 24 bulan
2. 4 – 12 Bulan ASI + cereal 6-24 bulan

3. Saat ini Nasi + Buah + Sayur + Lauk -

KESIMPULAN :
Pola perubahan nutrisi An. T yaitu pada usia 0-24 bulan diberikan ASI, 6-24 bulan diberikan ASI + cereal
dan saat ini jenis nutrisi diberikan nasi, buah-buahan, sayur dan lauk.

VII. Riwayat Psikososial


¤ Apakah anak tinggal di : apartemen - , rumah sendiri , kontrak
√ -
¤ Lingkungan berada di : kota -, setengah kota ,-desa √
¤ Apakah rumah dekat : sekolah ,-ada tempat bermain , punya
- kamar tidur sendiri √
¤ Apakah ada tangga yang bisa berbahaya ,Apakah anak punya ruang bermain
¤ Hubungan antar anggota keluarga ; harmonis - √ , berjauhan - -
¤ Pengasuh anak : Orang tua √ , Baby sister -, pembantu , nenek/kakek
- -

KESIMPULAN :
An. T tinggal dirumah bersama dengan orang tuanya, lingkungan rumahnya berada di desa, An.T
memiliki kamar tidubarengan dengan adiknya hubungan antar keluarganya harmonis dan An.T dari bayi
sampai sekarang diasuh oleh orang tuanya.
VIII. Riwayat Spiritual
¤ Support sistem dalam keluarga : saling mengingatkan satu sama lain
¤ Kegiatan keagamaan : shalat dan mengaji

KESIMPULAN :
Dalam support keluarga yaitu saling mengingatkan satu sama lain dan dalam kegiatan keagamaan nya itu
shalat dan ngaji.

IX. Reaksi Hospitalisasi


A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : .............................................................
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya , tidak
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Cemas Takut Khawatir
- Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya , kadang-kadang , tidak
- Siapa yang akan tinggal dengan anak : Ayah , Ibu , Kakak , Lain-lain

KESIMPULAN: belum ada riwayat keluarga yang dibawa kerumah skit rawat inap

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap


- Mengapa keluarga/orang tua membawa kamu ke RS ? ...........................................
- Menurutmu apa penyebab kamu sakit ? ................................................................
- Apakah dokter menceritakan keadaanmu ? ............................................................
- Bagaimana rasanya dirawat di RS : bosan. , Takut , Senang ,
Lain-lain

KESIMPULAN : Ibu klien mengatakan anaknya belum dibawa kerumah sakit . masih perawatan mandiri
dirumah

X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan Baik Berkurang
2. Menu makan Buah, Sayur, Nasi dan Lauk Nasi, Sayur

3. Frekuensi makan 3 kali sehari 3 kali sehari tetapi tidak habis


Goreng-gorengan
Tidak ada Makanan pedas dan berminyak
4. Makanan pantangan
Tidak ada banyak
5. Pembatasan pola makan
6. Cara makan
Makan sendiri Makan sendiri
7. Ritual saat makan
Membaca doa Membaca doa

KESIMPULAN :
An. T sebelum sakit selera makannya baik,dengan sajian makanan buah, sayur, nasi dan lauk, makan 3
kali sehari, tidak ada pantangan makanan, dan tidak ada pembatas makan, An.T makan sendiri dan ritual
saat makan yaitu membaca doa, Pada saat An. T sakit selera makannya menjadi berkurang, sajian
makanan nya hanya nasi dan sayur, maka 3 kali sehari tetapi tidak habis, saat sakit sekarang An.T
terdapat pantangan makanan seperti goreng-gorengandan makanan pedas karena sebelum sakit An.T
sring jajan dan makan makanan yang mengaadung minyak berlebih seperti makanan naget, sosis goreng
dan baso gprek beli dipinggirannya jalan dan tidak ada pembatas makan, An.T makan sendiri dan ritual
saat makan yaitu membaca doa.

B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman air putih air putih
2. Frekuensi minum 8 gelas 7 gelas

3. Kebutuhan cairan 2000 ml 1,750 ml


Minum menggunakan gelas Minum menggunakan gelas
4. Cara pemenuhan

KESIMPULAN :
Jenis minum An. T sebelum sakit dan saat sakit yaitu air putih dengan frekuensi minum sebelum sakit
8 gelas (2000 ml) pada saat sakit 7 gelas (1,750 ml).

C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB (Buang Air Besar ) :
1. Tempat pembuangan Toilet Toilet
2. Frekuensi (waktu) 1 kali sehari 1 kali sehari
3. Konsistensi lembek lembek

4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada


Tidak ada Tidak ada
5. Obat pencahar
BAK (Buang Air Kecil) :
Toilet Toilet
1. Tempat pembuangan
3-4 kali sehari 2-3 kali sehari
2. Frekwensi
Jernih, khas bau Jernih, khas bau
3. Warna dan Bau
Tidak ada Tidak ada
4. Volume Tidak ada Tidak ada
5. Kesulitan
KESIMPULAN : tidak ada masalah terkait dengan BAB dan BAK.

D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur Normal 9-12 jam Tidak teratur
- Siang Jam 12:00 Tidak tidur siang

- Malam Jam 20:00 Jam 19.00 (sering terbangun


karna batuk-batuk)
2 kali (baik tidak ada gangguan 1 kali (pola tidur terganggu)
2. Pola tidur
pola tidur)
Menonton Tv Menonton Tv
3. Kebiasaan sebelum tidur
4. Kesulitan tidur
Tidak ada Terganggu, karena An.T
sering batuk-batuk dimalam
hari.
KESIMPULAN : terdapat masalah terhadap gangguan pola tidur An. T.

E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga Lari pagi disetiap hari minggu Tidak berolahraga
Lari pagi, 1 minggu 1 kali
2. Jenis dan frekuensi Badan terasa segar Tidak ada

3. Kondisi setelah olah raga Tidak ada

KESIMPULAN :
An. T melakukan kegiatan olahraga (lari pagi) disetiap hari minggu, dengan frekuensi 1 minggu 1
kali, dan kondisi setelah olah raga An.T badan terasa segar. Namun pada saat sakit An.T tidak
melakukan kegiatan olahraga apapun.
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Mandi sendiri Mandi sendiri
- Frekuensi 2 Kali (Pagi dan sore) 1 Kali (Pagi)
- Alat mandi Sabun, Sikat gigi + odol, Sabun, Sikat gigi + Odol
Shampo
2. Cuci rambut
- Frekuensi 1 minggu 2 kali Selama sakit pasien blm

- Cara Keramas sendiri keramas

3. Gunting kuku
- Frekuensi 1 minggu 1 kali Tidak

- Cara Menggunting kuku sendiri Tidak

4. Gosok gigi
2 kali (Pagi dan sore) 2 kali (Pagi dan sore)
- Frekuensi
Menggosok gigi sendiri Menggosok gigi sendiri
- Cara

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan personal hygiene An.T, ibu klien mengatakan An. T anak yang rajin
dan sering membatu ibunya menyapu dan mengepel rumah sehari-hari . An. T termasuk anak yang
bersih dan rapih terhadap lingkungan disekitar .

G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain Tiduran
2. Pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada
3. Penggunaan alat Bantu aktifitas Tidak ada
Tidak ada
4. Kesulitan pergerakan tubuh
Tidak ada Tidak ada

KESIMPULAN :
Tidak ada keluhan terkait mobilitas fisik An.T.Ibu klien mengatakan An.T jika pulang main baru
capek dengan kondisinya yang sering main bersepeda dan main lari-ain an dengan temannya dan
An.T sehabis pulang main sering merasakan sakit kaki

H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat sekolah Senang (walaupun belajar Lemas, Belajar dirumah
dirumah secara online) (Online)
2. Waktu luang Bermain Tiduran

3. Perasaan setelah rekreasi Bahagia Tidak rekreasi

4. Waktu senggang klg


- -
5. Kegiatan hari libur
Bermain Tiduran

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan rekreasi An. T karena saat sakit An. T tetap mengikuti pembelajaran
dirumah secara daring walaupun dalam kondisi lemas.
XI. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum klien
Baik - , Lemah √ , Sakit berat -

B. Tanda-tanda vital
=Suhu : 38,9°C
=Nadi : 98 x/menit
= Respirasi : 18 x/menit
= Tekanan darah : 95/60 mmHg

KESIMPULAN :
Pemeriksaan fisik keadaan umum An. T lemah, Suhu terdapat 38,9 °C (Demam), Nadi 98 x/menit, Rr
18 x/menit, dan Td 95/60 mmHg. Terdapat masalah pada suhu tubuh An.T.

C. Antropometri
= Tinggi Badan : 133 Cm
= Berat Badan : 34 Kg
= Lingkar lengan atas : Tidak diukur/ dikaji
= Lingkar kepala : Tidak diukur/ dikaji
= Lingkar dada : Tidak diukur/ dikaji
= Lingkar perut : Tidak diukur/ dikaji
= Skin fold : Tidak diukur/ dikaji

KESIMPULAN:
Tb An. S yaitu 133 Cm dan Bb 34 Kg.

D. Sistem pernapasan
= Hidung : simetris √, pernapasan cuping hidung - secret √ , polip -
epistaksis -
= Leher : pembesaran kelenjar - , tumor -
= Dada
¤ Bentuk dada normal , barrel
√ , pigeon
- chest -
¤ Perbandingan ukuran AP dengan transversal -
¤ Gerakan dada : simetris √ , terdapat retraksi - , otot Bantu pernapasan -
¤ Suara napas : VF - , Ronchi - , Wheezing - , Stridor - , Rales -
= Apakah ada Clubbing finger -

KESIMPULAN :
Pada sistem pernafasan An. S terdapat secret. Daan A.T terlihat tidak nyaman karena hidung tersumbat

E. Sistem Cardio Vaskuler


= Conjunctiva anemia/tidak, bibir pucat/cyanosis - , arteri carotis : kuat/lemah
Tekanan vena jugularis : meninggi/tidak
= Ukuran jantung : Normal √ , membesar - , IC/apex -
= Suara jantung : S1 √ , S√
2
√ , Bising- aorta - , Murmur - , gallop -
= Capillary Refilling Time Tidak dikaji detik

KESIMPULAN :

Tidak ada masalah terkait dengan sistem cardiovaskuler An.T.


F. Sistem Pencernaan
= Sklera : Ikterus/tidak, bibir : lembab , kering , pecah-pecah , labio skizis -
√ -
= Mulut : Stomatitis , palato skizis Jml-gigi 20 , Kemampuan menelan : baik /sulit
=Gaster : kembung , nyeri ,gerakan peristaltic
= Abdomen : Hati : teraba
- -, lien- ,- ginjal , -faeces
- -
=Anus : lecet , haemoroid
- -

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan sistem pencernaan An.T.dan An.T rajin makan buah dan sayur
sehungga titidak ada masalah dalaam sistem pencernaan An.T

G. Sistem indra
1. Mata
- Kelopak mata √ , bulu mata √ , alis √
- Visus (gunakan Snellen chard)
- Lapang pandang Baik
2. Hidung
- Penciuman √ -
, perih dihidung , trauma -
, mimisan -
- Sekret yang menghalangi penciuman -
3. Telinga
- Keadaan daun telinga √ , kanal auditoris : bersih , serumen
√ -
- Fungsi pendengaran : Baik

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan sistem indra An.T.

H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
a. Status mental : Oreintasi, Baik. daya ingat Baik, perhatian & perhitungan, Baik.
Bahasa, Indonesia
b. Kesadaran : Eyes 4. , Motorik 6. , Verbal 5 , dengan GCS 15.
c. Bicara ekspresif , Baik , Resiptive Baik
2. Fungsi cranial
a. N I penciuman pasien normal (klien mampu mencium minyak kayu putih)
b. N II : Visus normal , lapang pandang tajam
c. N III, IV, VI : Gerakan bola mata normal (klien dapat menggerakan ke kanan, ke kiri, ke
atas dan ke bawah)., pupil : isoskor , anisokor
d. N V : Sensorik dapat menggerakan dahi, mata, hidung Motorik dapat menggerakan rahang
bawah, bibir bawah, mukosa pipi dan lidah
e. N VII : klien dapat mengekpresikan senyum, bersiul, mengangkat alis
f. N VIII : Pendengaran klien dapat mendengar dengan baik
g. N IX : klien dapat merasakan manis asam
h. N X : klien dapat menelan dengan baik
i. N XI : klien mampu menggerakan bahu
j. N XII : Gerakan lidah klien dapat menggerakan lidah dari sisi ke sisi
3. Fungsi motorik : Massa otot (baik), tonus otot (baik), kekuatan otot (baik)
4. Fungsi sensorik : Suhu klien dapat merasakan sensasi panas atau dingin, Nyeri klien dapat
merasakan sensasi nyeri getaran klien mampu merasakan sensasi getar posisi klien mampu
menggerakan posisi, diskriminasi klien mampu membedakan 2 rangsangan pada ujung jari
bila jarak kedua rangsangan tersebut lebih besar dari 3 mm
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi………….., keseimbangan………….
6. Refleks : Bisep (+) , trisep (+) , patella (+), Babinski (+)
7. Iritasi meningen : Kaku kuduk (-), laseque sign (-) , Brudzinki I /II (-)

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan fungsi cranial An.T.

I. Sistem Muskuloskeletal
1. Kepala : Bentuk kepala, Bulat , gerakan normal
2. Vertebrae : Scoliosis , - Lordosis , kyposis
- , gerakan
- , - ROM -,
Fungsi gerak -
3. Pelvis : Gaya jalan (-), gerakan (-), ROM (-),
Trendelberg test (-), Ortolani/Barlow (-)
4. Lutut : Bengkak (-), kaku (-) , gerakan (+), Mc Murray test (-)
Ballotement test (-)
5. Kaki : bengkak (-), gerakan (+) , kemampuan jalan (+) , tanda tarikan (-)
6. Tangan : bengkak (-) , gerakan (+), ROM (-)

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan sistem muskulo skeletal An.T.
J. Sistem Integumen
= Rambut : Warna hitam , Mudah dicabut tidak

= Kulit : Warna sawo matang, temperatur normal , kelembaban (+)


, bulu kulit (+), erupsi (-), tai lalat (-), ruam (-) , teksture halus
= Kuku : Warna merah jambu , permukaan kuku halus, mudah patah (-) ,
kebersihan (+)

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan sistem integumen An.T.

K. Sistem Endokrin
= Kelenjar thyroid : tidak ada kelenjar typoid
= Ekskresi urine berlebihan (-), poldipsi (-) , poliphagi (-)
= Suhu tubuh yang tidak seimbang (-), keringat berlebihan (-)
= Riwayat bekas air seni dikelilingi semut (-)

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan sistem endokrin An.T.
L. Sistem Perkemihan
= Oedema palpebral (-), moon face (-), oedema anasarka (-)
= Keadaan kandung kemih
= Nocturia (-), dysuria (-), kencing batu (-)

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan sistem perkemihan An.T.

M. Sistem Reproduksi
1. Wanita
- Payu dara : Putting (√) , aerola mammae (√), besar kecil
- Labia mayora & minora bersih (√), secret(-) , bau (-)
2. Laki-laki
- Keadaan glans penis : uretra , kebersihan
- Testis sudah turun
- Pertumbuhan rambut : kumis , janggut , ketiak
- Pertumbuhan jakun , perubahan suara

KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan sistem reproduksi An.T.

N. Sistem Imun
= Alergi (cuca Tidak , debu Tidak , bulu binatang Tidak , zat kimia Tidak)
= Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : flu (-), urticarial (-),lain-lain
KESIMPULAN :
Tidak ada masalah terkait dengan sistem imun An.T

XIII. Test Diagnostik


= Laboratorium
Tidak ada hasil laboratorium

= Foto Rotgen
Tidak ada hasil foto rotgen

= CT Scan
Tidak ada hasil CT Scan

= MRI, USG, EEG, ECG dll


Tidak ada hasil MRI, USG, EEG, ECG

IV. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)


Tidak ada terapi pengobatan farmakologi
ANALISA DATA
No Analisa Data Diagnosa Keperawatan
1. Ds : - Ibu klien mengatakan anaknya batuk-batuk kategori : Fisiologis
sudah 3 hari. subkategori : Respirasi
- Ibu klien mengatakan anaknya belum D. 0149 Bersihan jalan nafas tidak efektif
dibawa berobat ke Rs maupun Klinik.
- Ibu klien mengatakan anakya sudah diberi
obat batuk tetapi mash belum ada
perubuhan
Do : - Klien tampak batuk-batuk
- Saat batuk klien tampak mengeluarkan
dahak
- Klien tampak gelisah

2. Ds : - Ibu klien mengatakan anaknya demam kategori : Lingkungan


subkategori : Keamanan dan proteksi
Do : - An.T tampak meringis terhadap demam yang
dderitanya D. 0130 Hipertermia
- Klien tampak pucat
- Kesadaran Compos Mentis
- Hasil Ttv :
S u h u : 38,9°C (demam),
N a d i: 98 x/menit,
Respirasi: 18 x/menit,
Tekanan darah : 95/60 mmHg

3. Ds : - Ibu klien mengatakan pola tidur anaknya Kategori : Fisiologis


tidak teratur yaitu 5-6 jam/hari, tidur tidak Subkategori : Aktivitas/istirahat
nyenyak sering terbangun karena sering D. 0055 Gangguan pola tidur
batuk-batuk di malam hari
Do : - Wajah klien tampak layu
- Klien tampak berbicara tidak semangat

A. Prioritas Masalah
1. (D. 0001) - Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. (D.0130)- Hipertermia
3. D. 0055 Gangguan pola tidur

B. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan &
data penunjang (DO & SLKI SIKI
DS)
L 01001 Bersihan jalan nafas I.01011 Manajemen jalan nafas
Katagori : Fisiologis
- Batuk efektif 1-4 Observasi :
Subkatagori : Respirasi - Monitor sputum (jumlah, warna,
- Produksi sputum 1-4
D. 0149 Bersihan jalan aroma)
- Gelisah 1-4
nafas tidak efektif Teraupetik :
- Berikan minuman hangat
- Posisikan semi fowler atau fowler
Edukasi :
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
Permatasari, Ayu Novita, Ni
Luh Putu Eka Sudiwati, and
Wahyu Dini Metrikayanto.
"PENGARUH PEMBERIAN
NAFAS DALAM DAN
BATUK EFEKTIF
TERHADAP KEBERSIHAN
JALAN NAFAS PADA ANAK
INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS
(ISPA)." Nursing News: Jurnal
Ilmiah Keperawatan 4.1 (2019).

L 14134 Termoregulasi I.15506 Manajemen hipertermia


Katagori : Lingkungan
- Suhu Tubuh 2-4 Obervasi :
Subkategori : Keamanan dan - Tekanan darah 4-5 - Monitor suhu tubuh
proteksi - Pucat 3-4 Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yang
D. 0130 Hipertermia
dingin
- Longgarkan atau lepaskan
pakaian
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Pemberian kompres hangat dan
tepid sponge

L. 05045 Pola tidur I. 05174 Dukungan tidur


Kategori : Fisiologis
- keluhan sulit tidur 4-1 Observasi :
Subkategori : - keluhan pola tidur berubah 4- - Indentifikasi pola aktivitas dan tidur
Aktivitas/istirahat 1 - Indentifikasi faktor pengganggu
D. 0055 Gangguan pola - keluhan istirahat tidak cukup tidur (fisik dan/atau psikologis)
tidur
4-1 Teraupetik :
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis.
Pijat, pengaturan, posisi, terapi
akup serus)
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan menempati kebiasaan
waktu tidur

C. Implementasi Keperawatan
IMPLEMENTASI HARI KE-1

No. Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Dx (tgl& jam)
1. - Memonitor sputum (jumlah, S : - Ibu klien mengatakan
Senin,
warna, aroma) anaknya batuk-batuk
08 Maret
2021 - Memberikan minuman hangat sudah 3 hari.
Jam 08. 00- - Memposisikan semi fowler - Ibu klien mengatakan
08.30 WIB atau fowler anaknya belum
- Mengajarkan teknik batuk dibawa berobat ke Rs
efektif maupun Klinik.
- Mengajarkan cara batuk O : - Klien tampak batuk-
efektif terhadap kebersihan batuk
jalan nafas anak - Saat batuk klien
Permatasari, Ayu Novita, tampak mengeluarkan
Ni Luh Putu Eka Sudiwati, dahak

and Wahyu Dini - Klien tampak gelisah


A : Masalah Bersihan jalan
Metrikayanto.
nafas tidak efektif belum
"PENGARUH
teratasi
PEMBERIAN NAFAS
P : Lanjutkan intervensi
DALAM DAN BATUK
- Berikan minuman hangat
EFEKTIF TERHADAP - Posisikan semi fowler atau
KEBERSIHAN JALAN fowler
NAFAS PADA ANAK - Ajarkan teknik batuk efektif
INFEKSI SALURAN dan nafas dalam
PERNAFASAN ATAS Permatasari, Ayu Novita,
(ISPA)." Nursing News: Ni Luh Putu Eka
Jurnal Ilmiah Sudiwati, and Wahyu
Keperawatan 4.1 (2019). Dini Metrikayanto.
"PENGARUH
PEMBERIAN NAFAS
DALAM DAN BATUK
EFEKTIF TERHADAP
KEBERSIHAN JALAN
NAFAS PADA ANAK
INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS
(ISPA)." Nursing News:
Jurnal Ilmiah
Keperawatan 4.1 (2019).

2. - Memonitor suhu tubuh S: - Ibu klien mengatakan


Senin,
- Menyediakan lingkungan anaknya demam
08 Maret
2021 yang dingin O: - Klien tampak pucat
Jam 08. 30- - Melonggarkan atau - Kesadaran Compos
09.00 WIB lepaskan pakaian Mentis
- Menganjurkan tirah baring - Hasil Ttv :
S u h u : 38,9°C
(demam),
N a d i: 98 x/menit,
Respirasi: 18 x/menit,
Tekanan darah : 95/60
mmHg
A: Masalah Hipertermia
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Anjurkan tirah baring
- Pemberian kompres air
hangat dan tepid
sponge
3. - Mengindentifikasi pola S: - Ibu klien mengatakan
Senin,
aktivitas dan tidur pola tidur anakny a tidak
08 Maret
2021 - Mengindentifikasi faktor teratur yaitu 5-6 jam/hari,
Jam 09. 00- pengganggu tidur (fisik tidur tidak nyenyak
09.30 WIB dan/atau psikologis) sering terbangun karena
- Menetapkan jadwal tidur rutin sering batuk-batuk di
- Melakukan prosedur untuk malam hari
meningkatkan kenyamanan O: - Wajah klien tampak layu
(mis. Pijat, pengaturan, posisi, - Klien tampak
terapi akup serus) berbicara tidak
- Menjelaskan pentingnya tidur semangat
cukup selama sakit A: Masalah gangguan pola
- Menganjurkan menempati tidur belum teratasi
kebiasaan waktu tidur P: Lanjutkan intervensi
- Indentifikasi pola aktivitas
dan tidur
- Indentifikasi faktor
pengganggu tidur (fisik
dan/atau psikologis)
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menempati
kebiasaan waktu tidur

IMPLEMENTASI HARI KE-2

No. Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Dx (tgl& jam)
1. - Memonitor sputum (jumlah, S : - Ibu klien mengatakan
Selasa,
warna, aroma) anaknya masih batuk-
09 Maret
- Memberikan minuman hangat batuk
2021
Jam 09. 00- - Memposisikan semi fowler O : - klien masih agak sedikit
09.30 WIB atau fowler batuk-batuk
- Mengajarkan teknik batuk A : Masalah Bersihan jalan
efektif nafas tidak efektif sedkt
- Mengajarkan cara batuk teratasi
efektif terhadap kebersihan P : Lanjutkan intervensi
jalan nafas anak - Posisikan semi fowler atau
Permatasari, Ayu Novita, fowler
Ni Luh Putu Eka Sudiwati, - Ajarkan teknik batuk efektif
and Wahyu Dini Terhadap kebersihan jalan
nafas anak
Metrikayanto.
Permatasari, Ayu Novita,
"PENGARUH
Ni Luh Putu Eka
PEMBERIAN NAFAS
Sudiwati, and Wahyu
DALAM DAN BATUK
Dini Metrikayanto.
EFEKTIF TERHADAP
"PENGARUH
KEBERSIHAN JALAN
PEMBERIAN NAFAS
NAFAS PADA ANAK
DALAM DAN BATUK
INFEKSI SALURAN
EFEKTIF TERHADAP
PERNAFASAN ATAS
KEBERSIHAN JALAN
(ISPA)." Nursing News:
NAFAS PADA ANAK
Jurnal Ilmiah
INFEKSI SALURAN
Keperawatan 4.1 (2019).
PERNAFASAN ATAS
(ISPA)." Nursing News:
Jurnal Ilmiah
Keperawatan 4.1 (2019).
-
2. - Memonitor suhu tubuh S: - Ibu klien mengatakan
Selasa,
- Menyediakan lingkungan anaknya masih sedikit
09 Maret
2021 yang dingin demam
Jam 09. 30- - Melonggarkan atau O: - Klien tampak masih
10.00 WIB
lepaskan pakaian pucat
- Menganjurkan tirah baring - Kesadaran Compos
Mentis
- Hasil Ttv :
S u h u : 37,3°C
(demam),
N a d i: 95 x/menit,
Respirasi: 19 x/menit,
Tekanan darah : 95/70
mmHg
A: Masalah Hipertermia
teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh
- Anjurkan tirah baring
- Pemberian kompres
hangat dan tepid
sponge

3. - Mengindentifikasi pola S: - Ibu klien mengatakan


Selasa,
aktivitas dan tidur pola tidur anaknya masih
09 Maret
2021 - Mengindentifikasi faktor belum teratur yaitu 6-7
Jam 10. 00- pengganggu tidur (fisik jam/hari, tidur tidak
10.30 WIB dan/atau psikologis) nyenyak sering
- Menetapkan jadwal tidur rutin terbangun karena masih
- Melakukan prosedur untuk sering batuk-batuk di
meningkatkan kenyamanan malam hari
(mis. Pijat, pengaturan, posisi, O: - Wajah klien tampak layu
terapi akup serus) - Klien tampak
- Menjelaskan pentingnya tidur berbicara tidak
cukup selama sakit semangat
- Menganjurkan menempati A: Masalah gangguan pola
kebiasaan waktu tidur tidur belum teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Indentifikasi faktor
pengganggu tidur (fisik
dan/atau psikologis)
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menempati
kebiasaan waktu tidur

IMPLEMENTASI HARI KE -3
No. Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx (tgl& jam)
1. - Memonitor sputum (jumlah, S : - Ibu klien mengatakan
Rabu,11 Maret
2021 warna, aroma) keadaan anaknya
Jam 08. 00- - Memberikan minuman hangat sudah membaik dan
08.30 WIB - Memposisikan semi fowler sudah tidak sering
atau fowler batuk
- Mengajarkan teknik batuk O : - klien masih tampak
efektif sedikit batuk
- Mengajarkan cara batuk - Saat batuk klien
efektif terhadap kebersihan terdapat dahak
jalan nafas anak - Klien tampak mulai
Permatasari, Ayu Novita, segar
Ni Luh Putu Eka Sudiwati, A : Masalah Bersihan jalan
and Wahyu Dini nafas tidak efektif
teratasi sebagian
Metrikayanto.
P : Lanjutkan intervensi
"PENGARUH
- ajarkan cara batuk efektif
PEMBERIAN NAFAS
terhadap kebersihan jalan
DALAM DAN BATUK
nafas anak
EFEKTIF TERHADAP
Permatasari, Ayu Novita,
KEBERSIHAN JALAN
Ni Luh Putu Eka
NAFAS PADA ANAK
Sudiwati, and Wahyu
INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS Dini Metrikayanto.
(ISPA)." Nursing News: "PENGARUH
Jurnal Ilmiah PEMBERIAN NAFAS
Keperawatan 4.1 (2019). DALAM DAN BATUK
EFEKTIF TERHADAP
KEBERSIHAN JALAN
NAFAS PADA ANAK
INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS
(ISPA)." Nursing News:
Jurnal Ilmiah
Keperawatan 4.1 (2019).

2. - Memonitor suhu tubuh S: - Ibu klien mengatakan


Rabu,11 Maret
2021 - Menyediakan lingkungan anaknya sudah tidak
Jam 08. 30- yang dingin demam
09.00 WIB - Melonggarkan atau O: - Klien tampak mulai
lepaskan pakaian segar
- Menganjurkan tirah baring - Kesadaran Compos
Mentis
- Hasil Ttv :
S u h u : 37,5°C
(demam),
A: Masalah Hipertermia
teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh
3. - Mengindentifikasi pola S: - Ibu klien mengatakan
Rabu,11 Maret
2021 aktivitas dan tidur pola tidur anaknya sudah
Jam 09. 00- - Mengindentifikasi faktor mulai teratur yaitu 8-10
09.30 WIB pengganggu tidur (fisik jam/hari, tidur sudah
dan/atau psikologis) mulai nyenyak tetapi
- Menetapkan jadwal tidur rutin sesekali masih terbangun
- Melakukan prosedur untuk karena batuk di malam
meningkatkan kenyamanan hari
(mis. Pijat, pengaturan, posisi, O: - Wajah klien tampak
terapi akup serus) segar
- Menjelaskan pentingnya tidur - Klien tampak
cukup selama sakit semangat berbicara
- Menganjurkan menempati A: Masalah gangguan pola
kebiasaan waktu tidur teratasi
P: Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Apri Nur Ramadhani, dkk, JOM PSIK VOL. 1 NO.2 OKTOBER 2014 Efektifitas Pemberian Minum Jahe
Madu Terhadap Keparahan Batuk Pada Anak Dengan Ispa.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai