T
DENGAN KASUS INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI RUANG
BONA 1 RSUD Dr.SOETOMO SURABAYA
OLEH:
NIM. 202006076
2020/2021
)
1.1 ONSEP PENYAKIT ISPA
1. DEFINISI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ
saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Inveksi ini
disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host, apabila
ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan
pada anak di bawah lima tahun karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit.
2. ETIOLOGI
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya
serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran
pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus
tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah
atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan
risiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap
kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang,
1. ISPA Non-Pneumonia
2. ISPA Pneumonia
kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinik batuk, disertai adanya
1. Pneumonia berat
1. ISPA Non-Pneumonia
2. ISPA Pneumonia
Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah rinitis, nyeri
tenggorokan, batuk dengan dahak kuning/ putih kental, nyeri retrosternal dan
konjungtivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia, nyeri
kepala, anoreksia, mual, muntah dan insomnia. Bila peningkatan suhu berlangsung
reaksi apa-apa.
Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya
rendah.
pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk
mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan
saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat
tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah
rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu
keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan
tinggi (25 % atau lebih). Makrofag banyak terdapat di alveoli dan akan dimobilisasi
ke tempat lain bila terjadi infeksi. Asap rokok dapat menurunkan kemampua
makrofag membunuh bakteri, sedangkan alkohol akan menurunkan mobilitas sel- ini
infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang rentan
(imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien keganasan yang
mendapat terapi sitostatika atau radiasi.Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui
jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan udara nafas. sel ini. Antibodi
setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A. Antibodi ini banyak ditemukan di
terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang rentan
(imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien keganasan yang
mendapat terapi sitostatika atau radiasi.Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
dapat dilakukan:
8. PENATALAKSANAAN KLINIS
meliputi:
1. Istrirahat Total
b. Medis
1. Sistomatik
2. Obat kumur
3. Antihistamin
4. Vitamin C
5. Espektoran
9. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ini yaitu asma. Komplikasi lain yang
1. Otitis media
2. Croup
3. Gagal nafas
1. DEFINISI
2. INDIKATOR PERTUMBUHAN
1. Berat badan
2. Tinggi badan
3. Lingkar kepala
4. Gigi
5. Organ penglihatan
dapat dilihat pada anak. Yaitu mulai memiliki kemampuan untuk menggoyangkan
jari-jari kaki, menggambar 2/3 bagian, memilih garis yang lebih panjang,
untuk bermain, menempatkan objek kedalam wadah, makan sendiri, minum dari
cangkir dengan bantuan, makan dengan jari tangan serta coretan diatas kertas.
Kemampuan untuk berdiri satu kaki selama 1 sampai 5 detik, melompat dengan
satu kaki, berjalan dengan tumit kejari kaki, menjelajah, dan posisi merangkak.
c. Perkembangan bahasa
mengerti beberapa kata sifat, dan jenis kata lainnya, menggunakan bunyi untuk
mengidentifikasi objek, orang dan aktifitas, memahami arti larangan serta
a. Faktor lingkungan
anak masih kecil, terlebih karena sifat anak yang memiliki rasa ingin tahu dan
antusias yang kuat terhadap segala sesuatu. Anak memiliki sikap berpetualang
atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat atau didengarnya.
sekitarnya dapat menunjang perkembangan kreativitas pada diri anak itu sendiri.
Jika kita ingin tahu apa artinya kreatif pada anak, maka kita dapat mengamati
nampaknya merupakan salah satu ciri anak usia dini, anak terbuka
sesuatu.
Untuk membantu mengembangkan kemampuan kreatif pada anak usia
Dalam menciptakan suatu karya nyata, anak tidak saja menuangkan kemampuan
dirinya baik berupa benda atau bangunan tertentu. Ketika anak menciptakan suatu
kreatifnya. Karya nyata anak dapat berupa sesuatu yang baru bagi dirinya atau
merupakan inovasi dari karya-karya yang sudah ada, dan setiap anak akan
daya imajinasinya.
Imajinasi merupakan suatu kemampuan berpikir divergen yang dimiliki anak yang
kemampuan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realitas
sesuatu. Kegiatan eksplorasi bagi anak usia dini merupakan suatu upaya belajar
memperhatikan setiap bagian dari objek tertentu serta mengenal cara hidup dan
cara kerja objek tersebut. Melalui kegiatan eksplorasi anak dapat memiliki
wawasan informasi yang lebih luas dan nyata, menumbuhkan rasa ingin tahu yang
bentuk, bau, rasa, bunyi atau ukuran. Melalui alam anak juga
ingin tahu, dan kekaguman terhadap alam, ilmu pengetahuan dan Tuhan. Melalui
eksperimen, anak belajar mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, mengapa
permasalahan yang ada dan bagaimana anak menemukan manfaat dari kegiatan
terjadi”, atau “Apa yang harus dilakukan agar hal tersebut dapat berubah”,
merupakan suatu pertanyaan yang dapat disampaikan kepada anak dalam kegiatan
eksperimen.
yang dihadapi mereka sehingga anak memiliki peluang untuk berkreasi dan
mengembangkan diri. Bentuk kegiatan proyek yang dapat dilakukan anak antara
Musik merupakan aktivitas kreatif. Seorang anak yang kreatif tampak dari rasa
ingin tahu, sikap ingin mencoba dan daya imajinasinya. Dengan bermain melalui
musik, dapat melatih kepekaan rasa dan emosi anak, melatih mental untuk
terhadap musik.
dipikirkan oleh anak dan kemampuan untuk menangkap pesan dari lawan bicara.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Identitas Pasien
Umur
menunjukkan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita
Jenis kelamin
Angka kesakitan ISPA sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun,
dimana angka kesakitan ISPA anak perempuan lebih tinggi daripada laki-
Alamat
Kepadatan hunian seperti luar ruang per orang, jumlah anggota keluarga,
adalah rendahnya kualitas udara didalam rumah ataupun diluar rumah baik
secara biologis, fisik maupun kimia. Adanya ventilasi rumah yang kurang
sempurna dan asap tungku di dalam rumah seperti yang terjadi di Negara
nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit
tenggorokan.
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti
Riwayat sosial
c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tanda vital
Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apaka ada
Wajah
penglihatan
Hidung
cairan yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam
penciuman.
Mulut
tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan
Leher
vena jugularis.
Thoraks
Inspeksi
Palpasi :
o Adanya demam
Perkusi
Auskultasi
paru.
Abdomen
Genitalia
Pada wanita lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup
Integumen
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak,
apakah ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
Ekstremitas atas
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Hipertermia
4. Ansietas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus. Kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan
dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
pemulihan kesehatan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut Wijaya & Putri (2013) evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk
menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan sesuai
dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua
telah dilaksanakan.
telah dilaksanakan.
baru, atau ada data yang kontradiksi terhadap masalah yang ada.
Amalia Nurin,dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan ISPA. Poltekes
Kemenkes Riau : DIIIKeperawatan.
Cahyaningrum, P.F. (2012). Hubungan kondisi faktor lingkungan dan angka kejadian Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta pasca erupsi
gunung Merapi tahun 2010. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Tim pokja SDKI DPP PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Jakarta
Selatan. Dewan Pengurus PPNI.
Tim pokja SDKI DPP PPNI.2016.Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Jakarta Selatan.
Dewan Pengurus PPNI.
Tim pokja SDKI DPP PPNI.2016.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Jakarta
Selatan. Dewan Pengurus PPNI.
TRIAGE KASUS
An. T usia 5 tahun di rawat di ruang Bona 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya dengan keluhan batuk
disertai sesak. Ibu klien juga mengatakan bahwa badan anaknya panas, bersin-bersin, hidung
tersumbat, ingus yang membeler , anak mudah gelisah dan , kadang sampai muntah dan nafsu
makan menurun sejak 1 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan Diagnostik didapatkan sputum
berlebih. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
GCS 4:5:6, BB sebelum sakit 26 kg, BB saat sakit : 23 Kg, TD : 90/60 mmhg, N : 96x/menit, S :
39,5OC, RR : 28x/menit.
Standar Operating Procedur (SOP)
Fisioterapi Dada
Pengertian Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang
sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat
akut maupun kronis. Fisioterapi dada merupakan tindakan yang
dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi dan
gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk
mengencerkan atau mengeluarkan sekresi. Fisioterapi
dada merupakan suatu metode tindakan keperawatan terapi untuk
membuka jalan nafas dan mengencerkan dahak dengan cara
melakukan Clapping/Perkusi, Vibrasi dan Postural drainage pada
pasien dengan gangguan sistem pernapasan.
Letak sekret berada di Minta pasien duduk dikursi, bersandar pada bantal.
bronkus apikal lobus
anterior kanan dan kiri
atas
Letak sekret berada di Minta pasien duduk dikursi, menyandar ke depan pada bantal atau
bronkus apikal lobus meja
posterior kanan dan kiri
atas
Letak sekret berada di Minta pasien untuk berbaring datar dengan bantal kecil dibawah
bronkus lobus anterior lutut.
kanan dan kiri atas
Letak sekret berada di Minta pasien berbaring miring ke kanan dan tinggikan kaki tempat
bronkus lobus lingual kiri tidur ditinggikan 30 cm (12 inci). Letakkan bantal dibelakang
atas punggung dan gulingkan pasien seperempat putaran ke atas bantal.
Letak sekret berada di Minta pasien miring ke kiri dan tinggikan kaki tempat tidur
bronkus lobus kanan ditinggikan 30 cm (12 inci). Letakkan bantal dibelakang punggung
tengah dan gulingkan pasien seperempat putaran ke atas bantal.
Letak sekret berada di Minta pasien berbaring telentang dengan posisi Trendelenburg,
bronkus lobus anterior dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm (18-20 inci).
kanan dan kiri bawah Biarkan lutut menekuk di atas bantal.
Letak sekret berada di Minta pasien miring ke kiri pada posisi Trendelenburg, dengan
bronkus lobus lateral kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm (18-20 inci).
kanan bawah
Letak sekret berada di Minta pasien miring ke kanan pada posisi Trendelenburg, dengan
bronkus lobus lateral kiri kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm (18-20 inci).
bawah
Letak sekret berada di Minta pasien berbaring tengkurap dengan bantal dibawah lambung
bronkus lobus superior
kanan dan kiri bawah
Letak sekret berada di Minta pasien berbaring tengkurap dalam posisi Trendelenburg
bronkus basalis posterior
kanan dan kiri dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45-50 cm (18-20 inci).
Tujuan dan Manfaat Menurut Potter dan Perry (2010) tujuan terapi fisioterapi dada
adalah:
1. Mengeluarkan sekret yang tertampung
2. Mempertahankan ventilasi yang adekuat dan mencegah infeksi
3. Mencegah kolaps dari paru-paru yang disebabkan oleh
tersumbatnya sekret yang keluar
4. Mengembalikan, memelihara dan memperkuat fungsi otot-otot
pernafasan
Petugas Perawat
2. Vibrasi
a. Letakkan tangan perawat mendatar menapak diatas dinding
dada pasien, dimana vibrasi diinginkan. Letakkan tangan
berisian dengan jari-jari merapat atau satu tangan diletakkan
diatas tangan yang lain.
b. Anjurkan pada pasien untuk mengambil nafas dalam,
kemudian keluarkan secara perlahan lahan melalui bibir.
c. Saat pasien ekspirasi, vibrasikan tangan dengan kontraksi
dan relaksasi lengan dan bahu selama beberapa menit,
tergantung kondisi pasien dan jumlah sekret yang
dikeluarkan.
d. Hentikan vibrasi saat pasien melakukan inhalasi.
3. Drainase Postural
a. Mintalah pasien bernafas dalam dan batuk efektif setelah 3-
4 kali vibrasi untuk mengeluarkan sekret.
Teknik batuk efektif :
Pasien dianjurkan nafas dalam (inspirasi melalui hidung,
ekspirasi melalui mulut) sebanyak 3 kali, kemudian pada
nafas ke-3 ditahan selama 10 hitungan dan dibatukkan
dengan kuat menggunakan otot abdominal sebanyak 2 kali.
b. Tampung sekresi pada wadah yang bersih.
c. Jika pasien tidak bisa batuk, lakukan pengisapan.
d. Minta pasien untuk minum air.
Ulangi perkusi, vibrasi, dan postural drainase sampai area
yang tersumbat telah terdrainase. Setiap tindakan tidak
boleh lebih dari 30-60 menit.
e. Auskultasi suara paru.
f. Jika tidak ada suara abnormal, posisikan pasien pada posisi
semula dan berikan minuman hangat pada pasien untuk
membantu mengencerkan sekret.
g. Jika masih ada suara abnormal, berikan posisi istirahat atau
pasien tidur dalam posisi postural drainase.
h. Rapikan peralatan.
i. Cuci tangan.
Evaluasi 1. Pasien bisa mengeluarkan sekret, evaluasi karakteristik sekret
yang keluar.
2. Evaluasi status pernafasan (irama pernafasan, frekuensi,
kedalaman, suara nafas tambahan, dll).
3. Pastikan tindakan pada saat penepukan tidak terdengar gema.
Jika pasien merasa tidak nyaman atau bahkan nyeri, maka
terjadi kesalahan dalam perkusi. Biasanya kesalahan terletak
pada posisi tangan yang ditelungkupkan secara kurang tepat.
Dokumentasi 1. Catat waktu saat pelaksanaan dan tindakan yang dilakukan.
2. Catat ciri-ciri sputum pasien (warna, volume, dan kekentalan).
3. Catat masalah-masalah atau keluhan akibat tindakan.
OKSIGENASI