Anda di halaman 1dari 17

INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN

NAMA KELOMPOK :
DIAH FARADINA (2018401005)
FIQI PUTRI LESTARI (2018401010)
NURUL ARIFA (2018401019)
RU’YATUL HILALI (2018401022)
UMMI WARDATUSSOLIHA (2018401031)
Definisi ISPA

ISPA adalah penyakit yang disebabkan oleh berbagai


macam mikrorganisme dan dapat menyebabkan Infeksi.

ISPA pada umumnya bersifat ringan dan biasanya


disebabkan oleh virus, dan bakteri bakteri.

Kematian yang disebabkan oleh infeksi terjadi 2-6 kali lebih


tinggi di negara berkembang.
Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus
dan riketsia (Depkes RI, 2005).
Bakteri penyebab ISPA seperti : Diplococcus pneu-
monia, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus,
Streptococcus aureus, Hemophilus influenza, Bacillus
Friedlander.
Virus seperti : Respiratory syncytial virus, virus in-
fluenza, adenovirus, cytomegalovirus.
Jamur seperti : Mycoplasma pneumoces dermati-
tides, Coccidioides immitis, Aspergillus, Candida albi-
cans (Kurniawan dan Israr, 2009)
ISPA

Agen penyakit Akhirnya terjadi Infeksi dapat menjalar


bakteri dan virus di ke paru dan
peradangan yang menyebabkan sesak
udara bebas akan disertai demam, atau pernafasan
masuk dan pembengkakan terhambat, oksigen
menempel pada pada jaringan yang dihirup berkurang,
saluran pernafasan tertentu sehingga anak menjadi kejang
bagian atas bahkan bila tidak
berwarna segera ditolong dapat
(tenggorokan dan kemerahan. menyebabkan kematian.
hidung)
Klasifikasi berdasarkan umur

Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit


Di atas 5 th : yaitu :
Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya • Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan
tarikan dinding
Simple dada kedalam
PowerPoint (chest indrawing)..
Presentation dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas
• Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis
pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada atau meronta).
kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis • Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4
tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
Klasifikasi ISPA berdasarkan anatomi

Infeksi Saluran Infeksi saluran


Nafas bawah nafas atas

pneumonia Non-pneumonia
• Virus • Rhinitis
• bakteri • Laringitis
• faringitis
Jenis jenis ISPA

Otitis media sinusitis faringitis bronchitis pneumonia

Otitis media merupakan Sinusitis merupakan


Faringitis adalah Bronkhitis adalah Pneumonia merupakan
inflamasi pada telinga peradangan pada
peradangan pada kondisi peradangan infeksi di ujung bronkhiol
bagian tengah dan mukosa sinus paranasal.
mukosa faring dan pada daerah dan alveoli yang dapat
terbagi menjadi Otitis Peradangan ini banyak
sering meluas ke trakheobronkhial. disebabkan oleh berbagai
Media Akut, Otitis Media dijumpai pada anak dan
jaringan sekitarnya Peradangan tidak patogen seperti bakteri,
Efusi, dan Otitis Media dewasa yang biasanya
meluas sampai alveoli. jamur, virus dan parasit.
Kronik didahului oleh infeksi
saluran napas atas
ISPA ringan
Batuk
Pilek dengan atau tanpa demam
ISPA sedang
Batuk, Pilek dengan atau tanpa dengan demam,
Pernafasan cepat, Mengi, Keluar cairan dari telinga
nd To Back Campak.

ISPA berat
Batuk, Pilek dengan atau tanpa dengan demam, Pernafasan cepat,
Mengi, Keluar cairan dari telinga, Campak, Penarikan dinding dada,
Kesadaran menurun, Bibir atau kulit pucat kebiruan,Suara nafas
seperti mengorok

Tingkat keparahan
Tanda dan gejala

Tanda dan gejala penyakit infeksi


saluran pernapasan dapat
berupa: batuk, kesukaran
bernapas, sakit tenggorok, pilek,
sakit telinga dan demam
PENULARAN
ISPA

•ISPA termasuk golongan Air Borne Disease yang penularan


penyakitnya terjadi melalui udara yang telah tercemar.
•Penularan melalui udara terjadi melalui droplet tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi.
•kontak langsung.
Pencegahan ISPA

PRIMER TERSIER
Mejaga kebersihan Peningkatan kegiatan
perorangan dan lingkungan secara bertahap sesuai
Imunisasi tingkat kesembuhan
Meningkatkan daya tahan
tubuh

SEKUNDER
Pemberian obat – obatan
Istirahat
Faktor factor yang
mempengaruhi
penyebaran ISPA Content Content Content Content

faktor lingkungan,
terpenuhinya sanitasi dasar seperti air bersih, jamban,
pengelolaan sampah, limbah, pemukiman sehat hingga
pencemaran air dan udara.

Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat

Perilaku masyarakat yang kurang baik tercermin dari


belum terbiasanya cuci tangan, membuang sampah dan
meludah di sembarang tempat. Kesadaran untuk
mengisolasi diri dengan cara menutup mulut dan hidung
pada saat bersin ataupun menggunakan masker pada
saat mengalami flu supaya tidak menulari orang lain
masih rendah.
DIAGNOSIS ISPA

biakan spesimen fungsi atau aspirasi paru


serta pemeriksaan spesimen darah yang
dapat diandalkan untuk membantu
menegakkan diagnosis etiologi pnemonia.
Pemeriksaan cara ini sangat efektif
untuk mendapatkan dan menentukan jenis
bakteri penyebab pnemonia pada balita,
namun di sisi lain dianggap prosedur yang
berbahaya dan bertentangan dengan
etika (terutama jika semata untuk tujuan
penelitian).
TERAPI
PENYAKIT
ISPA • Analgesik antipiretik
• Antihistamin
• Kortikosteroid
• Dekongestan
01 ANTIBIOTIKA • Bronkhodilator
• Mukolitik

TERAPI
• Penicillin SUPORTIF 02
• Cefalosporin
• Makrolida
• Tetrasiklin
• Quinolon
• sulfonamida
GOLONGAN MEKANISME KERJA NAMA OBAT INDIKASI

PENICILLIN Menghambat sintesis dinding sel Penicillin G Infeksi tenggorokan, otitis media,
bakteri Penicillin V endokarbitis, pnemonia, selulitis,
antraks, proviiaksis amputasi pada
lengan atau kaki, infeksi pada
mulut, tonsilitis, erisitelas, demam
rematik

CEFALOSPORIN Berikatan dengan penicillin protein Cefaleksin,Cefradin,Cefadroksi Infeksi nosokomial yang melibatkan
binding (PBP) yang terletak didalam Cefaklor, Cecepfrozil, Cefuroksim pseudomonas
maupun permukaan membran sel Cefiksim, Cefpodoksim
sehingga dinding sel bakteri tidak Cepditoren cefepime, Cefpirome
terbentuk yang berdampak pada Cefclidin.
kematian sel.

MAKROLIDA Menghambat sintesis protein Spiramiysin, midekamisisn, rokritromisin, Ingeksi rongga mulut, dan saluran
azitromisin, klaritromisisn. nafas, infeksi saluran nafas atas,
infeksi saluran nafas bawah

TETRASIKLIN Blokade terikatnya asam amino ke Tetrasiklin, Oksitetrasiklin, Klortetrasiklin,Doksisiklin,Minosiklin Infeksi bronkitis kronis infeksi
ribosom bakteri (sub unit 30S) saluran nafas, atas dan bawah

QUINOLON Menghambat DNA gyrase asam pipermidat, asam oksolinat, Iinfeksi saluran nafas, bronkitis
cinoksacin, norfolaksacin. Pefloksasin, kronis
enoksasin, cifroloksasin, sparloksasin,
lomefloksasin, fleroksasin

SULFONAMIDA Menghambat sintesis asam folat Sulfometoksazol, kotrimoksazol


• antihistamin digunakan dalam terapi rhinitis
alergi.
•Kortikosteroid digunakan untuk mengurangi
oedema subglotis dengan cara menekan
proses inflamasi lokal.
•Dekongestan nasal digunakan sebagai terapi
simtomatik pada beberapa kasus infeksi
saluran nafas karena efeknya terhadap nasal
yang meradang, sinus serta mukosa tuba
eustachius.
•Penggunaan klinik bronkhodilator pada infeksi
Terapi suportif
pernapasan bawah adalah pada kasus
bronkhitis kronik yang disertai obstruksi
pernapasan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai