Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO

Kasus-3:
Topik: Sindrom Gawat Napas pada Neonatus ec Susp. Penyakit Membran Hyalin
Tanggal (Kasus) : 12 Mei 2017 Presenter : dr. M. Saleh Afif
Tanggal Presentasi : Agustus 2017 Pendamping : dr. Heriyanto, SpPD
Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Bayi baru lahir 6 jam, kurang bulan, BBLR, merintih dan tampak lemah
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan
Sindrom Gawat Napas pada neonatus
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Os : Nama : By. Ny. Reni Widiastuti Usia : 0 hari Pekerjaan : - No. Reg :
Alamat : DS Lingga Sari Agama : Islam 245434
Bangsa : Indonesia
Nama RS: RSUD Sekayu Telp : Terdaftar sejak : 12 Mei 2017
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis: NKB-BMK dengan Sindrom Gawat Napas pada Neonatus ec Susp.
Penyakit Membran Hyalin + BBLR
2. Riwayat Pengobatan :
Os dirujuk dari RSUD Sungai Lilin setelah dilakukan resusitasi oleh bidan desa, dipasang
Oksigen dan infus serta injeksi Aminofilin.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : -

4. Riwayat Keluarga :
Riwayat prematuritas dalam keluarga (+)
Riwayat ibu ketuban pecah sebelum waktunya (-), ibu demam sebelum melahirkan (-)
5. Riwayat Pekerjaan : -
Daftar Pustaka:
1. Heman Bermawi. Sindroma Gawat Napas pada Neonatus dalam: Standar Penatalaksanaan Ilmu
Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSMH: 2003; Palembang, hal 254-256
2. Venita & Rosalina Devi. Gangguan Napas pada Bayi Baru Lahir dalam: Kapita Selekta
Kedokteran edisi IV. Media Aesculapius; Jakarta, hal 154-158
Hasil Pembelajaran
1. Mengetahui Gambaran Klinis Sindrom Gawat Napas
2. Mengetahui Diagnosis Banding etiologi Sindrom Gawat Napas

1. Subjektif :
Keluhan Utama : Tampak lemah dan merintih
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kisaran 5 jam SMRS os lahir spontan dalam keadaan kurang bulan (8 bulan) di bidan.
Ketuban ibu jernih, tidak berbau. Saat lahir os langsung menangis dan tampak aktif, namun 3
menit kemudian os tampak lemah dan kesulitan bernapas. Dilakukan tindakan penyelamatan
termasuk penyedotan cairan melalui lubang hidung dan mulut os oleh bidan, keluarga os lupa
warna cairan yang keluar melalui pipa tersebut. Kondisi os masih belum membaik. Os
kemudian dirujuk ke RSUD Sungai Lilin oleh bidan.
Kisaran 1,5 jam SMRS os sampai ke RSUD Sungai Lilin. Os masih tampak lemah dan tidak
kuat menangis. Dilakukan pemasangan O 2 1-2 liter/menit, selang infus D5% 4 tetes permenit
mikro, dan disuntikan Aminofilin 3 mg intravena (tertulis dalam lembar rujukan). Petugas
Sungai lilin menyarankan os dirujuk ke RSUD Sekayu untuk perawatan lebih lanjut dalam
inkubator.

Riwayat Penyakit Dahulu


-

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat prematuritas dalam keluarga (+)
Riwayat ibu ketuban pecah sebelum waktunya (-), ibu demam sebelum melahirkan (-)

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


GPAL : P2A0L2
Kehamilan : Preterm
Partus : Spontan
Penolong : Bidan
Berat badan : 1900 gram
Keadaan lahir : Langsung menangis
Penyakit penyerta saat hamil : -

Riwayat Makanan
Belum mendapat asupan apapun sejak lahir

Riwayat Perkembangan
-

Riwayat Sosial Ekonomi dan Kebiasaan


Os anak kedua, kakak os juga terlahir prematur saat ini berusia 4 tahun
Status ekonomi menengah kebawah

2. Objektif :

Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum
Keadaan umum tampak sakit sedang; Gizi cukup
Kesadaran : compos mentis
Dehidrasi : (+)
Tekanan darah : tidak dilakukan
Heart Rate : 144x/menit
Pernafasan : 64 x/menit, retraksi subcosta (+), pernapasan abdominotorakal, grunting (+)
Suhu axila : 36,8 C
Berat badan : 1900 gram

Pucat : (-) Sianosis : (-) Tonus : normal


Ikterus : (-) Turgor : Kurang Edema : (-)
Refleks : Refleks hisap (-)

Keadaan Spesifik
Kepala : mikrocephali, Ubun-ubun besar menonjol (-)
Muka : simetris kanan = kiri
Rambut : hitam, lurus, sulit dicabut
Telinga : otorea (-)
Mata : Cekung (-), kering (-), pupil isokor d 2 mm, RC +/+
Hidung : Rhinorea (-/-), Napas cuping hidung (-)
Bibir : kering (-), stomatitis (-)
Leher : dbn
Dada : simetris kiri = kanan satis dan dinamis; Retraksi subcostal (+)
Jantung : dalam batas normal, BJ I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: Brokovesikular, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Perut : cembung, ikut gerak napas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) Normal
Kel. limfe: tidak ada pembesaran
Alat Kelamin: tidak ada kelainan
Anggota gerak: tidak ada kelainan

Pemeriksaan Spesifik
Downe Skor : 5 (Gawat Napas)
Ballard Skor : 30-32 minggu
Lubchencho graph: Besar Masa Kehamilan

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan Hematologi
Hb : 13,3 g/dl
Ht : 42 %
Leukosit : 7200 / mm3
Trombosit : 222.000 / mm3
Hitung Jenis : 0/6/0/0/57/37
Golongan Darah
Gol. Darah : A
Gol. Rhesus : Positif
Pemeriksaan Hematologi Dasar
LED : 8 (nilai normal 0-10 / mm/jam)
CRP : (-)
Kimia Klinik
BSS : 198 mg/dl

Pemeriksaan Radiologi Rontgen Thorax AP


3. Assessment :

Seorang bayi, usia 51/2 jam, lahir spontan kurang bulan di bidan dibawa ke RSUD Sekayu
karena
tampak melemah dan merintih. Telah dilakukan resusitasi oleh bidan, namun keadaan bayi tidak
membaik, sehingga kemudian dirujuk ke RSUD Sungai Lilin, yang kemudian dirujuk kembali ke
RSUD Sekayu. Pada pasien ditemukan tanda-tanda gawat napas, antara lain Napas cepat (RR
64x/menit), retraksi subkostal, penurunan udara masuk, terdengar merintih tanpa melalui stetoskop.
Pasien didiagnosis menderita sindrom gawat napas pada neonatus dan selanjutnya dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab sindom gawat napas tersebut. Berdasarkan hasil
pemeriksaan radiologi dan darah diduga pasien menderita Penyakit Membran Hyalin.
Sindrom Gawat Napas pada Neonatus didefinisikan sebagai Kumpulan dari 2 atau lebih gejala:
gangguan ventilasi paru yang menetap setelah 4 jam pertama sesudah lahir, ditandai dengan frekuensi
napas >60 kali/menit; merintih waktu ekspirasi, retraksi otot-otot bantu pernapasan pada waktu
insiprasi/retraksi interkostal, subkostal, supra-sternal, epigastrium; pernapasan cuping hidung dan
sianosis. Etiologi gangguan ini dapat dibedakan menjadi dua; gangguan traktus respratorius dan
gangguan luar traktus respiratorius.
Gangguan traktus respiratorius: Hyaline Membrane Disease, Transient Tachypnea of
Newborn, Infeksi (pnemonia), sindrom aspirasi, hipoplasia paru, hipertensi pulmonal,
kelainan kongenital (koanal atresia, hernia diafragmatika, Pierre-Robin Syndrom),
Pleural Effusion, Kelumpuhan saraf phrenikus, dan lain-lain
Gangguan luar traktus respiratorius: Kelainan jantung kongenital, kelainan metabolik dan
Sistem Saraf Pusat
Patogenesis kelainan ini dapat timbul akibat hipoksia dan hiperkarbida yang menyebabkan
asidosis respiratorik, berujung pada asidosis metabolik dan gangguan fungsi organ dengan segala
akibatnya. Penyakit Membran Hyalin merupakan penyebab tersering Sindrom Gawat Napas terutama
yang terjadi pada anak yang terlahir prematur. Diagnosis banding lainnya yang paling memungkinkan
adalah Transient Tachypneu of Newborn, Pnemonia dan Sepsis yag telah disingkirkan melalui
pemeriksaan fisik (Suhu normal) dan pemeriksaan laboratorium (Leukosit normal dan tanda-tanda
infeksi tidak ada).
Penyakit Membran Hyalin adalah suatu penyakit yang menyebabkan kegagalan pernapasan pada
bayi prematur dapat disebabkan karena kekuangan surfaktan. Kekurangan surfaktan ini menyebabkan
kegagalan pengembangan kapasitas residu fungsional dan kecenderungan paru mengalami atelektasis,
ketidaksesuaian antara ventilasi dan perfusi, hipoksemia, hiperkarbida yang menyebabkan asidosis
respiratorik. Asidosis ini menyebabkan vasokonstriksi yang merusak integritas endotel dan epitel
paru, menghasilkan kebocoran eksudat yang kemudian membentuk suatu membran hyalin. Surfaktan
sendiri merupakan kompleks lipoprotein yang terdiri dari fosfolipid yang disintesis oleh sel epitelial
alveolar tipe II dan sel Clara yang semakin banyak jumlahnya seiring dengan umur kehamilan yang
betambah. Komponen tersebut selanjutnya disimpan dalam sel alveolar tipe II yang akan dilepaskan
ke dalam alveoli untuk mengurangi tegangan permukaan dan mencegah kolaps paru sehingga
membantu mempertahankan stabilitas alveolar.
Kadar surfaktan matur muncul sesudah umur kehamilan 35 minggu. Namun juka bayi terlahir
dalam keadaan prematur, maka fungsi ini tidak dapat berjalan dengan baik. Gambaran radiologi paru
pada bayi baru lahir dengan penyakit membran hyalin adalah gambaran serbuk kaca (ground glass)
atau retikulogranuler yang difus dan halus, volume paru kecil, serta bronkogram udara (air
bronchogram) yang sering lebih jelas pada lobus bagian bawah. Bayi baru lahir yang mempunyai
stadium lebih berat, mungkin tidak mampu mengembangkan parunya yang terlihat lebih opak. Ukuran
jantung pada umumnya normal, tetapi bisa tampak membesar karena berkurangnya volume paru dan
bayangan timus yang masih besar.

4. Plan :

Diagnosis :
Neonatus Kurang Bulan (NKB) Besar Masa Kehamilan (BMK) dengan Sindrom Gawat Napas ec
Penyakit Membran Hyalin + Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
NKB-KMK dengan Sindrom Gawat Napas ec Penyakit Membran Hyalin + BBLR
Kode ICD X : P.22.0

Penatalaksanaan :
Perawatan dalam inkubator suhu 33oC
O2 sungkup 5 liter/menit
IVFD D10% gtt VIII/menit mikro
Inj. Ampicillin 2x100 mg IV
Inj. Ceftazidim 2x90 mg IV
Inj. Dexamethason 3x1/4 amp IV
Inj. Vitamin K amp IM
Stop oral sampai Frek Napas <60x/menit
MRS NICU
Alih Rawat SpA

Saran : Pemeriksaan analisa gas darah, urin, dan elektrolit

Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad malam
Quo ad sanam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai