Anda di halaman 1dari 12

Limfogranuloma

Venereum
DEFINISI

 Limfogranuloma Venereum adalah suatu


penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.

Penyakit ini terutama ditemukan di daerah


tropis dan subtropis.
 PENYEBAB
Bakteri Chlamydia trachomatis, yang merupakan bakteri
yang hanya tumbuh di dalam sel.
Chlamydia trachomatis penyebab limfogranuloma
venereum berbeda dengan Chlamydia trachomatis
lainnya yang menyebabkan uretritis dan servisitis.
GEJALA
Gejala mula timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih
setelah terinfeksi.
Pada penis atau vagina muncul lepuhan kecil berisi
cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah
menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik
sehingga seringkali tidak diperhatikan oleh penderitanya.
 Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar
getah bening pada salah satu atau kedua
selangkangan.
Kulit diatasnya tampak merah dan teraba
hangat, dan jika tidak diobati akan terbentuk
lubang (sinus) di kulit yang terletak diatas
kelenjar getah bening tersebut.
Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan
kemerahan, lalu akan membaik; tetapi biasanya
meninggalkan jaringan parut atau kambuh
kembali.
Gejala lainnya adalah demam, tidak enak
badan, sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan
berkurang, muntah, sakit punggung dan infeksi
rektum yang menyebabkan keluarnya nanah
bercampur darah.
 Akibat penyakit yang berulang dan
berlangsung lama, maka pembuluh getah
bening bisa mengalami penyumbatan,
sehingga terjadi pembengkakan jaringan.
Infeksi rektum bisa menyebabkan
pembentukan jaringan parut yang
selanjutnya mengakibatkan penyempitan
rektum.
 DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya
yang khas.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan
darah guna menemukan adanya antibodi terhadap
bakteri penyebabnya.
PENGOBATAN
Pemberian doksisiklin, eritromisin atau tetrasiklin per-oral
(melalui mulut) selama 3 minggu akan mempercepat
penyembuhan.
Setelah pengobatan, dilakukan pemeriksaan rutin untuk
mengetahui bahwa infeksi telah sembuh.
 PENCEGAHAN
Cara yang paling baik untuk mencegah
penularan penyakit ini adalah abstinensia (tidak
melakukan hubungan seksual dengan mitra
seksual yang diketahui menderita penyakit ini).

Untuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit


ini, sebaiknya menjalani perilaku seksual yang
aman (tidak berganti-ganti pasangan seksual
atau menggunakan kondom).

Anda mungkin juga menyukai