• Pengendalian epidemi sifilis mother-to-child transmission (MTCT) di Brasil masih menjadi tantangan
• Walaupun sudah terdapat pedoman pengujian dan pengobatan, nyatanya masih terjadi peningkatan
• Beberapa daerah memiliki kasus yang melampau tingkat nasional, tertinggi di Posto Alegre
• Kondisi ini mengancam pengendalian penyebaran infeksi HIV yang sudah mapan di Brazil
• Panduan penanganan sifilis terkini dari Kementerian kesehatan yaitu pemeriksaan rutin pada
• Terapi penisilin > 30 hari sebelum persalinan menjadi pengobatan utama untuk mengurangi MTCT.
• Tetapi, masih belum jelas mengapa epidemi sifilis ibu dan kongenital masih terus berlanjut walaupun
• Peneliti berhipotesis, bahwa pengobatan tidak efektif karena kurangnya pengobatan pada pasangan,
penundaan datang ke fasilitas kesehatan, dan penularan ulang pada ibu yang sebelumnya telah diobati
REFERENSI
10. Protocolo clínico e Diretrizes Terape^uticas para prevenc ̧ a~o da transmiss~ao vertical de HIV, sífilis e hepatites virais 2019. 2021. Available at: http://www.aids.gov.br/pt-br/pub/2015/proto- colo-clinico-e-diretrizes-terapeuticas-para-pre- vencao-da-transmissao-vertical-de-hiv. Accessed March 18, 2021.
11. Tsai S, Sun MY, Kuller JA, Rhee EHJ, Dot- ters-Katz S. Syphilis in pregnancy. Obstet Gynecol Surv 2019;74:557–64.
12. Korenromp EL, Rowley J, Alonso M, et al. Correction: global burden of maternal and con- genital syphilis and associated adverse birth outcomes-estimates for 2016 and progress since 2012. PLoS One 2019;14:e0219613..
Metode
Desain
Retrospective cohort study
Penelitian
Waktu dan
the Conceicao Hospital in Porto Alegre, Brazil,; 1 Januari 2008 – 31 Desember 2018 (11 tahun)
Tempat
Sampel
Semua pasien sifilis maternal yang diikuti hingga akhir kehamilan (persalinan atau keguguran) di RS di atas
Penelitian
• Subjek adalah pasien ibu hamil dengan hasil tes positif tes VDRL atau tes konfirmasi treponemal jika titer >1:4
• Pasien dibagi menjadi dua kelompok: ibu hamil dengan sifilis yang diobati secara efektif dan ibu hamil yang diobati
Prosedur secara tidak efektif
• Paparan dan hasil yang diamati infeksi sifilis kongenital, temuan klinis yang konsisten dengan sifilis kongenital pada bayi
yang terpapar, dan hasil buruk pada janin dan bayi
Persetujuan
Telah mendapatkan persetujuan dari the institutional board review (IRB) protocol 14.124
Etik
• Data diperoleh dari database pelaporan SINAN di Grupo Hospitalar Conceicao yang besumber dari rekam medis
Analisis • Analisis statistik melibatkan pembandingan karakteristik dasar dan perhitungan risiko relatif.
Statistik • Regresi Poisson digunakan untuk menganalisis hubungan antara efektivitas pengobatan dan hasil yang diamati.
• Penelitian menggunakan perangkat lunak statistik Stata, Signifikansi statistik dianggap jika nilai p <0,05.
Hasil
• Dari total 55.990 Wanita hamil di RS Conceicao, 1.927 partisipan dengan hasil VDRL positif
• Populasi yang memenuhi kriteria eklusi dan inklusi yaitu 1.541 sampel
• Sampel memiliki kehamilan dengan hasil VDRL positif dan hasil tes antibodi treponemal positif, serta
kehamilan dengan titer VDRL positif >1:4 tanpa hasil tes treponemal konfirmasi.
Hasil
• Usia median populasi penelitian adalah 24 (IQR, 20-29), dan tidak ditemukan
pada wanita yang menerima pengobatan sifilis yang efektif (97,2% vs 69,1%, P<0,01).
efektif; angka ini signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan 17,1% pasangan yang
(P<0,01).
• Pengobatan sifilis yang tidak efektif, tidak adanya perawatan prenatal, diagnosis
sifilis saat persalinan, dan titer VDRL ≥1:64 merupakan prediktor keguguran
• Wanita dengan pengobatan sifilis yang tidak efektif dan titer sifilis ≥1:64 memiliki
risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, bayi premature,
• Wanita dengan pasangan yang diobati memiliki risiko lebih rendah untuk
dari 1.541 wanita hamil yang didiagnosis dengan sifilis antara 2008 dan 2018 dalam analisis kami
• Bahkan lebih mengkhawatirkan, 51% wanita dalam kelompok pengobatan yang tidak efektif sama
sekali tidak menerima pengobatan. Kurangnya pengobatan pada populasi ini memiliki penyebab
yang kompleks.
• Ketidakhadiran perawatan prenatal dan kurangnya kunjungan tindak lanjut meningkatkan risiko bagi
pasien untuk terlewatkan diagnosis sifilis atau penghilangan infeksi sebelumnya yang tidak
memadai.
• Pada wanita yang mengalami keguguran, diagnosis sifilis umumnya dibuat bersamaan dengan
Hasil
• Kunjungan perawatan prenatal yang berulang penting dalam pengujian ulang infeksi selama kehamilan.
• Beberapa hambatan dalam perawatan prenatal adalah status sosial ekonomi rendah, jarak perjalanan
yang lebih jauh, pendidikan ibu yang rendah, dan sikap negatif terhadap kehamilan.
• Hampir setengah pasien dengan pengobatan yang tidak efektif didiagnosis pada saat persalinan,
menunjukkan bahwa alasan utama mengapa pasien mendapatkan pengobatan yang tidak efektif
REFERENSI
19. Bernardes AC, da Silva RA, Coimbra LC, et al. Inadequate prenatal care utilization and associatedfactorsinSa~oLuís,Brazil.BMC Pregnancy Childbirth 2014;14:266.
20. Wehby GL, Murray JC, Castilla EE, Lopez- Camelo JS, Ohsfeldt RL. Prenatal care effec- tiveness and utilization in Brazil. Health Policy Plan 2009;24:175–88.
21. Bassani DG, Surkan PJ, Olinto MT. Inade- quate use of prenatal services among Brazilian women: the role of maternal characteristics. Int Perspect Sex Reprod Health 2009;35:15–20. 22. Institute of Medicine Brown SS. (US) com- mittee to study outreach
for prenatal care. Pre- natal care: reaching mothers, reaching infants ed. Washington, DC: National Academies Press; 1988.
Keterbatasan
• Penelitian dilakukan di satu rumah sakit sehingga generalisasi hasilnya terbatas pada populasi
tersebut.
• Data berasal dari rekaman medis dan mungkin terdapat kesalahan pengumpulan / pelaporan data.
• Beberapa variabel penting yang dapat mempengaruhi hasil buruk, seperti tingkat kepatuhan pasien
terhadap pengobatan atau faktor sosial ekonomi, mungkin tidak sepenuhnya terdokumentasi dalam
• Penelitian ini bersifat retrospektif, sehingga tidak memungkinkan untuk mengendalikan variabel yang
Kesimpulan
Meskipun upaya untuk mengendalikan epidemi sifilis, tingkat penularan sifilis dari ibu ke anak dan
hasil buruk terkait mengalami peningkatan di Brasil. Sebagian besar ibu hamil dengan sifilis tidak
menerima pengobatan yang efektif, meningkatkan risiko penularan sifilis dari ibu ke anak dan
serokonversi HIV pada ibu di masa depan. Inisiatif baru yang menekankan pengobatan sifilis yang
efektif pada ibu hamil dan pasangannya dapat menjadi kunci dalam mengurangi sifilis kongenital dan
Emma J. Swayze, MS; Mary Catherine Cambou, MD; Marineide Melo, MD; Eddy R. Segura,
Penulis PhD; Julia Raney, MD; Breno Riegel Santos, MD; Rita Lira, MD; Raquel Borges Pinto, MD; Ivana
Rosangela dos Santos Varella, MD; Karin Nielsen-Saines, MD, MPH
Comparison/ • Perbandingan dalam penelitian ini adalah antara pengobatan sifilis yang
efektif dan pengobatan sifilis yang tidak efektif, serta antara pasangan
Control yang diobati dan pasangan yang tidak diobati.
• Hasil yang diamati dalam penelitian ini meliputi penularan sifilis dari ibu ke
Outcome anak (MTCT), serokonversi HIV pada ibu, keguguran janin, berat lahir rendah,
persalinan prematur, sifilis kongenital, dan bayi dengan gejala sifilis.
Validity
Apakah awal penelitian didefinisikan dengan jelas?
• Ya, tujuan penelitian ini mengevaluasi epidemi sifilis ibu dan kongenital yang
masih berlanjut meskipun pedoman pengujian sudah ada dan pengobatan mudah
diakses
• Ya, sangat penting dan relevan bagi pasien karena melibatkan dampak
kesehatan pada ibu hamil dan bayi yang terinfeksi sifilis
Applicability
Apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan?