Anda di halaman 1dari 11

lnfaDRTln

PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI


&
............

'
TfflS
Situasi dan Analisis

4-12 September - Pekan Peduli Hepatitis B


I.PENDAHULUAN

Penya kit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari
Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis Adan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secarafecal oral
dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik.
Sedangkan Hepatitis B, C dan D (jarang) ditularkan secara parenteral, dapat menjadi kronis dan menimbulkan
cirrhosisdan lalu kanker hati. Virus Hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta
orang di antaranya menjadi pengidap Hepatitis B kronik, sedangkan untuk penderita Hepatitis C di dunia
diperkirakan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya karena
Hepatitis.

Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B, terbesar kedua di negara South East Asian
Region (SEAR) setelah Myanmar. Berdasarkan hasil Rise\ Kesehatan Dasar (Riskesdas), studi dan uji saring darah
donor PMI maka diperkirakan di antara 100 orang Indonesia, 10 di antaranya telah terinfeksi Hepatitis B atau C.
Sehingga saat ini diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi Hepatitis B dan C, 14 juta di
antaranya berpotensi untuk menjadi kronis, dan dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk
menderita kanker hati. Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah
kesehatan masyarakat, produktifitas, umur hara pan hidup, dan dampak sosial ekonomi lainnya.

Melihat kenyataan bahwa Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius baik di tingkat
nasional maupun global, maka pada tahun 2010 pada sidang WHA (World Health Assembly) ke 63 di Geneva
tanggal 20 Mei 2010, Indonesia bersama Brazil dan Colombia menjadi sponsor utama untuk keluarnya resolusi
tentang Hepatitis virus, sebagai Global Public Health Concern. Usu Ian ini diterima dan keluarlah resolusi tentang
Hepatitis nomor 63.18 yang menyatakan bahwa:
Hepatitis virus merupakan salah satu agenda prioritas dunia
Tanggal 28Juli ditetapkan sebagai Hari HepatitisSedunia.

Sejak keluarnya resolusi tersebut, setiap 2 tahun sekali dilakukan evaluasi tingkat global tentang respon
pengendalian Hepatitis bagi negara - negara anggota WHO. Untuk akselerasi program pengendalian Hepatitis
tingkat global, berdasarkan evaluasi respon sejak keluarnya resolusi 63.18, maka Indonesia bersama 14 negara
lain, pada sidang WHA bu Ian Mei 2014, mengusulkan resolusi untuk pengendalian Hepatitis virus, yaitu keluarlah
resolusi 67. 7 tentangaksi konkrit dalam pengendalian Hepatitis.

11.PENGERTIAN

lstilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi
(virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan
penyakit autoimmune. Ada 5 jenis Hepatitis Virus yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E. Antara Hepatitis yang satu
dengan yang lain tidaksaling berhubungan.

Hepatitis A
Penyebabnya adalah virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang.
Selain itu merupakan Hepatitis yang ringan, bersifat akut, sembuh spontan/sempurna tanpa gejala sisa dan
tidak menyebabkan infeksi kronik.
Penularannya melalui fecal oral. Sumber penularan umumnya terjadi karena pencemaran air minum,
makanan yangtidak dimasak, makanan yangtercemar, sanitasi yang buruk, danpersonal hygiene rendah.
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya lgM antibodi dalam serum penderita.
Gejalanya bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah sampai ikterus, bahkan
dapat menyebabkan pembengkakan hati.
Tidak ada pengobatan khusus hanya pengobatan pendukung dan menjaga keseimbangan nutrisi.
Pencegahannya melalui kebersihan lingkungan, terutama terhadap makanan dan minuman dan melakukan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

HepatitisB
Hepatitis B akut
Etiologinya virus Hepatitis B dari golongan virus DNA.
Masa inkubasi 60-90 hari.
Penularannya vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan 5 % intra uterina. Penularan horisontal
melalui transfusi darah,jarum suntiktercemar, pisau cukur, tatto, transplantasi organ.
Gejala tidak khas seperti rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah kanan,
dapattimbul ikterus, air kencingwarna teh.
Diagnosis ditegakkan dengan test fungsi hati serum transaminase (ALT meningkat), serologi HBsAg dan lgM
anti HBCdalam serum.
Pengobatan tidak diperlukan antiviral, pengobatan umumnya bersifat simtomatis.
Pencegahannya:
Telah dilakukan penapisan darah sejak tahun 1992 terhadap Bank Darah melalui PMI.
lmunisasi yang sudah masuk dalam program Nasional: HBO (<12 jam), DPT/HBl (2 bulan), DPT/HB2 (3
bu Ian), DPT/HB 3 (4 bulan).
Menghindari faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penularan.

Hepatitis B kronik
Hepatitis B kronik berkembangdari Hepatitis B akut.
Usia saatterjadinya infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila penularan terjadi saat bayi maka 95% akan
menjadi Hepatitis B kronik. Sedangkan bila penularan terjadi pada usia balita, maka 20 - 30% menjadi
penderita Hepatitis B kronik dan bila penularan saat dewasa maka hanya 5 %yang menjadi penderita Hepatitis
B kronik.
Hepatitis B kronik ditandai dengan HBsAg (Hepatitis B surface Antigen) positif (>6 bin). Sela in HBsAg, perlu
diperiksa HbeAg (Hepatitis B E-Antigen, anti-HBe dalam serum, kadar ALT (Alanin Amina Transferase), HBV-
DNA (Hepatitis B Virus-Deoxyribunukleic Acid) serta biopsi hati.
Biasanya tan pa gejala.
Sedangkan untuk pengobatannya saat ini telah tersedia 7 macam obat untuk Hepatitis B (Interferon alfa- 2a,
Peginterferon alfa-2a, Lamivudin, Adefovir, Entecavir, Telbivudin dan Tenofovir).
Prinsip pengobatan tidak perlu terburu-buru tetapi jangan terlambat.
Adapun tujuan pengobatan memperpanjang harapan hidup, menurunkan kemungkinan terjadinya sirosis
hepatis atau hepatoma.

Hepatitis(
Penyebab utamanya adalah sirosis dan kanker hati.
Etiologi virus Hepatitis( termasukgolongan virus RNA (Ribo Nucleic Acid).
Masa inkubasi 2-24minggu.
Penularan Hepatitis C melalui darah dan cairan tubuh, penularan masa perinatal sangat kecil, melalui jarum
suntik (IDUs, tatto) transplantasi organ, kecelakaan kerja (petugas kesehatan), hubungan seks dapat
menularkan tetapi sangat kecil.
Kronisitasnya 80% penderita akan menjadi kronik.
Pengobatan Hepatitis C: Kombinasi pegylated interferon dan ribavirin.
Pencegahan Hepatitis C dengan menghindari faktor risiko karena sampai saat ini belum tersedianya vaksin
untuk Hepatitis C.

HepatitisD
Virus Hepatitis D palingjarang ditemukan tapi paling berbahaya.
Hepatitis D, juga disebut virus delta, virus ini memerlukan virus Hepatitis B untuk berkembang biak sehingga
hanya ditemukan pada orang yang telah terinfeksi virus Hepatitis B.
Tidak ada vaksin tetapi otomatis orang akan terlindungijika telah diberikan imunisasi Hepatitis B.

HepatitisE
Dahulu dikenal sebagai Hepatitis Non A-Non B
Etiologi virus Hepatitis E termasuk virus RNA.
Masa inkubasi 2-9 minggu.
Penularan melaluifeca/ora/seperti Hepatitis A.
Diagnosis dengan didapatkannya lgM dan lgG antiHEV pada penderita yangterinfeksi.
Gejalanya ringan menyerupai gejala flu, sampai ikterus.
Pengobatannya belum ada pengobatan antivirus.
Pencegahannya dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan makanan dan minuman.
Vaksinasi Hepatitis E belum tersedia.
111.EPIDEMIOLOGI

Hepatitis virus merupakan sebuah fenomena gunung es, dimana penderita yang tercatat atau yang datang ke
layanan kesehatan lebih sedikit dari jumlah penderita sesungguhnya. Mengingat penyakit ini adalah penyakit
kronis yang menahun, dimana pada saat orang tersebut telah terinfeksi, kondisi masih sehat dan be1um
menunjukkan gejala dan tanda yang khas, tetapi penularan terus berjalan.

Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 bahwa jumlah orang yang didiagnosis Hepatitis di fasilitas pelayanan
kesehatan berdasarkan gejala-gejala yang ada, menunjukan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dari
data tahun 2007 dan 2013, hal ini dapat memberikan petunjuk awal kepada kita tentang upaya pengendalian di
masa lalu, peningkatan akses, potensial masalah di masa yang akan datang apabila tidak segera dilakukan
upaya-upaya yang serius.

Gambar 1. Prevalensi Hepatitis Menu rut Provinsi Tahun 2007 dan 2013

4,3 2007
2013

Sumber: Riskesdas Tahun 2007 dan Riskesdas Tahun 2013, Balitbangkes, Kemenkes

Dari grafik di atas dapat dilihat pada tahun 2007, lima provinsi dengan prevalensi Hepatitis tertingggi adalah Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Gorontalo dan Papua Barat sedangkan pada tahun 2013 lima provinsi
dengan prevalensi tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku
Utara. Pada tahun 2013 ada 13 provinsi yang memiliki angka prevalensi di atas rata-rata nasional yaitu Nusa
Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Aceh,
Nusa Tenggara Ba rat, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan.

Tabel 1. Prevalensi Hepatitis Menu rut Karakteristik di Indonesia Tahun 2013


Karakteristik Prevalensi Hepatitis (%)
Kelompok umur (tahun)
<I 0,5
I 4
+ ---- o.s
...
5 - 14 1,0
15 - 24
25 - 34
--=r ,.,
1,3
35 -44 1,3
45 - 54 1.4
55 - 64
6a - 74
r
-+-
1,3
1.4

>7':, I,]
Jenis Kelamin
Laki-laki 13
Pcrempuan
... ,.,
Pekeriaan
Tidak Bekeria I.I

0 0
i--
Peaawai
Wiraswasta
Peta n i/Ne lavan/Bu ru h
-=I 1,0
1,2
1,6
1.4
Sumber: Riskesdas Tahun 2013, Balitbangkes, Kemenkes

0 0
Dari label di atas terlihat karakteristik prevalensi Hepatitis tertinggi terdapat pada kelompok umur45-54 dan 65-
74 (1,4%). Penderita Hepatitis baik pada laki-laki maupun perempuan, proporsinya tidak berbeda secara
bermakna. Jenis pekerjaan juga mempengaruhi prevalensi Hepatitis, penderita Hepatitis banyak ditemukan pada
petani/nelayan/buruh dibandingkan jenis pekerjaan yang lain.

Gambar 2. Prevalensi HBsAg dan HCV Darah Donor di UTD PMI 5eluruh Indonesia Tahun 2008 - 2013

2.5 ---
13

', 1,64
LS

1
---HBsAg

0,5

0
2008 2009 2010 2011 20U 2013

Sumber:UTDPPMI
Keterangan:
HBsAg: Hepatitis BsurfaceAntigen (suatu protein permukaanvirus hepatitis B, merupakan parameter
untuk mengetahui atau sebagai penanda awat apakah seseorang terinfeksi Hepatitis B)
HCV : Hepatitis C Virus (pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya virus HepatitisCyaitu anti
HVC)

Gambar di atas menunjukan prevalensi tertinggi darah donor yang terdeteksi positif Hepatitis C terjadi
pada tahun 2009 dan 2010 (0,59%), sedangkan pada tahun 2012 merupakan prevalensi terendah
(0,39%). Dan prevalensi tertinggi darah donor yang terdeteksi HBsAg positif pada tahun 2008 (2,13%)
dan prevalensi terendah darah donor yangterdeteksi HBsAg yaitu pada tahun 2013 (1,64%).
Tabel 2. KLB Hepatitis A pada Tahun 2013
No Provinsi Kabupaten/l(ota lumlah Kasus
Kabupaten Bintan (Kee.
Kepulauan Riau 87
Bintan Timur) Kabupaten
Lampung Timur (Kee. Bumi
2 Lampung II
A2un2)
Kata Padang (Kee. Kuranji) 15
3 Sumatera Barat
Kabupaten Oarmasraya (Kee. Kato Baru) 43
4 Jam bi Kota Iambi 26
Kabupaten Sukoharjo
5 Jawa Tengah
(Kee. Kartosuro)

Kabupaten Pasuruan 110


Kabupaten Ponorogo 25
6 Jawa Tirnur Kabupaten Lamongan 72
Kabupaten Jombang 14
Ka bu paten Paeitan (Kee. Ngadirojo) 66
26
Total KLB

495

Sumber: Subdit Dia re, Hepatitis & lSP

Berdasarkan tabel di alas terlihat bahwa total KLB Hepatitis A pada tahun 2013 di 6 provinsi dan 11
kabupaten/kota sejumlah 495 kasus, kematian dan CFR 0.

0 0
No Provinsi label 3. KLB Hepatitis Kabupaten/Kota
A Tahun 2014 di 3 Provinsi Jumlah kasus
Bengkulu Kota Bengkulu (Kee. Teluk Sagara) 19
-
Kabupaten Sijunjung (Kee. Kamang)
2 Sumatera Baral Kabupaten Pesisir Selatan (Kee. Balai Selasa)
159
I

3 Kalimantan Timur Kabupaten Paser (Kee. Batu) 282

Sumber: Subdit Dia re, Hepatitis & ISP

label di atas menunjukkan bahwa total KLB Hepatitis A di 3 provinsi dan di 4 kabupaten/kota pada tahun 2013
sejumlah 282 kasus, kematian dan CFR 0.

Gamba, 3. Cakupan lmunisasi HBO di Indonesia Tahun 2000 - 2013


,oo
85.6 86.8

........_
eo.s

80

,o
eo.a
.... ,-

m 54,2

42.8

- Ii 11
-T set

0
-
''
2000
a

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: Data Subdit imunisasi

Gambar di atas menunjukan tren cakupan imunisasi HBO di Indonesia dari tahun 2000 - 2013 yang meningkat.
Pada tahun 2003 terjadi peningkatan cakupan imunisasi HBO hampir tiga kali dibanding tahun 2002, sedangkan
mulai tahun 2011, 2012 dan 2013 cakupan imunisasi HBO melampauitargetyangditentukan yaitu 80%.

Gambar 4. Cakupan lmunisasi DPT3/HB3 di Indonesia Tahun 2000-2013

---- ... .......- ---

Sumber: Data Subdit lmunisasi

Berdasarkan grafik di atas terlihat rata-rata cakupan imunisasi DPT3/HB3 di Indonesia Tahun 2000 - 2013 sebesar
92,3 %. Cakupan imunisasi DPT3/HB3 paling tinggi pada tahun 2012 yaitu 100,9% yang sudah melebihi target yang
ditentukan yaitu sebesar 90%. Cakupan imunisasi DPT3/HB3 paling rendah pada tahun 2005 yaitu sebesar 83,l %.
lmunisasi Hepatitis Bini diberikan bersamaan dengan imunisasi DPT pada saat bayi berusia 2, 3 dan 4 bulan.

IV. UPAVA VANG TELAH DILAKUKAN

0 0
1997 : lmunisasi Hepatis B pada bayi secara nasional.
2010 : 1. lnisiator resolusi WHA 63.18.
2. Melakukan Peringatan Hari HepatitisSedunia 1.

0 0
2011 : 1. Terbentuk Komite Ahli (Komli) Dia re, ISP (lnfeksi Saluran Pencernaan) dan Hepatitis.
2. Program Hepatitis berada pada Subdit Diare, Dit P2ML, Ditjen PP dan PL.
2012 : 1. Tersusunnya buku Pedoman Pengendalian Hepatitis.
2. Pembuatan media KIE (leaflet, posterdan buku saku).
3. Seminar di beberapa kota untuk masyarakat dan petugas kesehatan. dalam rangka hari Hepatitis
sedunia ke-3.
2013 : 1. Pengembangan pedoman tatalaksana Hepatitis 8.
2. Deteksi dini Hepatitis B, HIV dan Syphilis pada ibu ha mil dan Hepatitis B pada petugas kesehatan di
DKI Jakarta.

Gambar 5. Distribusi lbu Hamil dan Tenaga Kesehatan dengan HBsAg (+)
di Wilayah DKI Jakarta Tahun
6
5,33

s
3.9
4
lbu Hamil dengan H8sAg (+)
3
Tenaga Kesehatan dengan
2 HBsAe, (+)

0
J;1kclrta Jak.lrta Jakarta Jakarta Jakarta DKI
Sela tan Utara nmur Pusat Ba rat Jakarta

Sumber: Subdit Dia re, Hepatitis & ISP

Grafik di atas menunjukkan ada tiga wilayah yang mempunyai prevalensi ibu hamil dengan HBsAg (+) yang
lebih besar dari rata-rata DKI Jakarta yaitu Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Bara! sedangkan prevalensi
petugas kesehatan dengan HBsAg (+) yang cukuptinggi adalahJakarta Pusat dan Jakarta Ba rat.

Deteksi dini pada ibu hamil bertujuan untuk memutus rantai penularan secara vertikal yang merupakan
penyebab transmisi terbesar pada negara dengan endemisitas tinggi sedangkan deteksi dini pada petugas
untuk mencegah transmisi secara horizontal dan mengetahui penderita yang tidak bergejala sehingga bisa
menurunkan angka komplikasi yang dapat timbul karena Hepatitis 8 kronik.

2014 : 1. Co-5ponsorterbitnya resolusi 67.6.


2. Penyusunan rencana aksi kegiatan (RAK)/Roamap.
3. Peningkatan kapasitas pengelola program tingkat provinsi.
4. Pengembangan pedoman dan modul Hepatitis 8 dan C.
5. TOT(Training of Trainer) dan pelatihan petugas RS.
6. Penyusunan buku manajeman program.
7. Pelaksanaan surveilans HIV-Hepatitis pada masyarakat berisiko.
8 Deteksi dini Hepatitis 8, tes HIV dan Syphilis pada ibu hamil dan Hepatitis 8 pada petugas
kesehatan di 13 provinsi, 20 kabupaten/kota di Indonesia.
9. Evaluasi terhadap reagen rapid Hepatitis 8 dan Cyang beredar.
10. Advokasi pengendalian penyakit Hepatitis di 12 provisi.
11. Pengembangan media KIE.
12. Peringatan hari HepatitisSedunia.

V. LANGKAH SELANJUTNYA

Review kebijakan, strategi, indikator, target, dan capaian termasuk identifikasi faktor pendukung, dan
penghambat.
Advokasi dan sosialisasi kepada pemegang kebijakan tingkat pusat, provinsi, mitra potensial, masyarakat dan
LSM.
Mobilisasi sumberdana dan sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

0 0
Melakukan upaya peningkatan keterjangkauan akses layanan yang berkualitas.

0 0

Anda mungkin juga menyukai